cover
Contact Name
Wardha Jalil
Contact Email
infofpik@unidayan.ac.id
Phone
+6281341828500
Journal Mail Official
infofpik@unidayan.ac.id
Editorial Address
Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Baubau, Sulawesi Tenggara
Location
Kota bau bau,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Aquamarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
ISSN : 23559519     EISSN : 27753204     DOI : -
Jurnal ini sebagai media publikasi ilmiah yang memuat artikel asli, hasil-hasil penelitian para peneliti, dosen dan mahasiswa tentang Perikanan, Akuakultur, Kelautan, Akuaskap, Genetika dan Pemuliaan Ikan, Kesehatan Ikan, Iktiologi, Ekologi Perairan, Konservasi Sumber Daya Perairan dan Perundang-undangan (sehubungan dengan masalah perairan).
Articles 35 Documents
LAJU EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK LASONGKO, KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA Rusman Prasetya
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.238

Abstract

Ikan kerapu memiliki nilai ekonomi tinggi dan merupakan salah satu predator utama di ekosistem terumbu karang. Permintaan pasar terhadap ikan ini menyebabkan penurunan populasi kerapu alami. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat eksploitasi sumberdaya ikan kerapu di Teluk Lasongko. Laju eksploitasi diukur berdasarkan data panjang total ikan kerapu di Teluk Lasongko.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju eksploitasi ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis), kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu lumpur (E. coioides) dan kerapu sunu (Plectropomus leopardus), berturut-turut adalah 0,51 tahun-1; 0,53 tahun-1; 0,52 tahun-1; 0,51 tahun-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju eksploitasi semua spesies kerapu telah mencapai tingkat optimumnya, namun penurunan populasinya disebabkan oleh kerusakan habitat di lokasi penelitian. Program rehabilitasi karang harus dilakukan dalam meningkatkan tutupan terumbu karang di Teluk Lasongko.
RESPON PERTUMBUHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) MELALUI PENAMBAHAN TEPUNG CACING LAUT (Nereis,sp) SEBAGAI SUMBER PROTEIN DALAM PAKAN BUATAN Tamar Mustari
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.239

Abstract

Cacing laut (Nereis sp) memiliki potensi sebagai bahan baku pakan buatan bagi ikan budidaya seperti ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altvelis), karena mengadung protein dan asam-asam amino esensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi pakan cacing laut dalam pakan buatan, agar diperoleh pertumbuhan ikan yang optimal. Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, Sebagai perlakuan adalah penambahan tepung cacing laut dalam pakan buatan dengan dosis berbeda dimana pada perlakuan A (0% cacing laut), B ( 10% tepung cacing laut), C (20% tepung cacing laut), dan D ( 30% tepung cacing laut). Hasil penelitian memperlihatkan penambahan tepung cacing laut (30%) dalam pakan buatan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan kerapu bebek dengan perlakuan D yang tertinggi sebesar 9,218 gram, dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap, tingkat kelansungan hidup, dan konversi pakan.
RESPON PERTUMBUHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) MELALUI PEMBERIAN PAKAN BUATAN KOMBINASI TEPUNG KERANG MABE (Pteria penguin) DAN TEPUNG UDANG REBON Wardha Jalil
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.240

Abstract

Ikan kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis) adalah salah satu jenis ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek yang sangat bagus untuk dibudidayakan. Budidaya ikan kerapu tikus saat ini telah berkembang dan seperti halnya budidaya ikan secara umum, salah satu faktor penentu keberhasilannya ditentukan oleh manajemen pakan. Pada manajemen pakan, salah satu aspek yang penting adalah dosis pakan yang diberikan pada ikan budidaya. Pada penelitian ini pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pellet dengan dosis tepung kerang mabe berbeda (0%, 10%, 20% dan 30 %). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan konversi pakan. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan D (30% kerang mabe) yang menghasilkan angka pertumbuhan bobot mutlak 7.83±1.09 gram, laju pertumbuhan spesifik 3.66±0.25 % per hari dan konversi pakan 7.27±0.28.
MEDIA PENGANGKUTAN BENIH IKAN PATIN Pangasius sp SISTEM TERTUTUP KEPADATAN TINGGI YANG MENGANDUNG ZEOLIT DAN ARANG AKTIF Supasman Emu
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.242

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian garam dalam wadah yang mengandung zeolit dan arang aktif dalam proses pengangkutan ikan terhadap perubahan kualitas air media pengangkutan. Penelitian ini dilaksanakan pada skala Laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. (RAL). Ikan yang digunakan yaitu ikan patin dengan bobot rata-rata 2 g/ekor dengan kepadatan 150 ekor/L. Dosis garam, zeolit dan arang aktif yang digunakan yaitu A (20 g zeolit + 10 g karbon aktif), B (20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 2 g/L garam), C (20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 4 g/L garam), D (20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/L garam), E (20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 8 g/L garam), K ( tanpa zeolit, karbon aktif dan garam). Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemanfaatan garam kedalam media pengangkutan benih ikan patin yang mengandung zeolit dan arang aktif memberikan pengaruh nyata dalam menekan perubahan kualitas air pengangangkutan.
EVALUASI HISTOLOGI BENIH IKAN KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus AKIBAT PENGGUNAAN MINYAK SEREH DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP DENGAN KEPADATAN TINGGI Budiyanti Budiyanti
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.243

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak penggunaan minyak sereh terhadap kondisi histologi benih ikan kerapu macan dengan ukuran panjang rata-rata 7 cm dan berat rata-rata 4,02 gram yang diangkut selama 56 jam. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan di Laboratorium Lingkungan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan (K = Tanpa minyak sereh, A = Minyak sereh 10 mg/L, B = Minyak sereh 20 mg/L, C = Minyak sereh 30 mg/L) dan 2 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakukan A lebih baik dibandingkan perlakuan yang lain, baik dilihat dari kualitas air dengan nilai TAN terendah 6,459±1,290 mg/l, CO2 32,561±6,498 mg/l, maupun dari kondisi histologi berupa tingkat kerusakan insang yang paling rendah, memiliki nilai SR tertinggi 97,5% serta laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,43% bobot tubuh/hari.
PEMANFAATAN BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI SALURAN PENCERNAAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptus altivelis) SEBAGAI BIOKONTROL BAKTERI Vibrio alginolyticus WaOde Safia
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.244

Abstract

Dalam upaya memberantas penyakit mulai dipertimbangkan pembatasan penggunaan antibiotik untuk pengendalian penyakit. Hal ini disebabkan penggunaan antibiotik dapat meninggalkan residu pada tubuh ikan dan menimbulkan resistensi pada bakteri patogen jika digunakan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, alternatif lain yang perlu dilakukan untuk mengendalikan penyakit tanpa penggunaan antibiotik salah satunya adalah pemanfaatan bakteri asam laktat. Zat antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menekan pertumbuhan bakteri pathogen.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri asam laktat pada ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) sebagai hewan uji dan menganalisis pengaruh bakteri asam laktat sebagai pengendali hayati Vibrio alginolyticus. Penelitian dilakukan dalam tiga fase, yaitu fase I bakteri laktat yang diisolasi dari alat pencernaan tikus (Cromileptes altivelis), uji coba fase II bakteri in-vitro bakteri asam laktat Vibrio alginolyticus dan uji klinis fase III bakteri. patogenisitas tes pencampuran bakteri asam laktat dalam makanan.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 isolat pada ikan kerapu gastrointestinal (Cromileptes altivelis). Isolat bakteri asam laktat berdasarkan uji in vitro terdapat tiga genera yang memberikan zona penghambat terbesar yaitu Lactobacillus sp (1,49 mm), Streptococcus sp (1:29 mm) dan Lactococcus sp (1,15 mm). Uji in-vivo yang memberikan tingkat hidup tertentu Lactobacillus sp (76,66%), Lactococcus sp (63,33%), Streptococcus sp (46,66%) dan kontrol (40%). Bakteri asam laktat Lactobacillus dan Lactococcus sp dapat meningkatkan nilai dan aktivitas lisozim.
KAJIAN DISTRIBUSI DAN KONDISI KARAKTERISTIK DASAR PERAIRAN PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PULAU KALEDUPA KABUPATEN WAKATOBI Alim Setiawan
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 2 No. 1 (2014): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/aqmj.v2i1.245

Abstract

Tipe habitat terumbu karang yang cukup banyak di Pulau Kaledupa memberikan peluang yang besar bagi tumbuhnya berbagai jenis organisme sehingga tergolong biodiversitas terumbu karang yang sangat tinggi (karang dan ikan karang). Hal ini didukung oleh kondisi oseanografi yang dinamis juga dipengaruhi oleh musim. Pulau Kaledupa dikategorikan sebagai wilayah yang unik karena memiliki ketiga komponen utama wilayah pesisir yaitu mangrove, lamun dan terumbu karang. Dari ketiganya ternyata ekosistem terumbu karang yang mendapat tekanan degradasi yang sangat besar karena sering dimanfaatkan dalam aktifitas masyarakat di pulau tersebut. Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui distribusi karakteristik dasar perairan dan mempelajari perubahan daerah terumbu karang pada kedalaman sekitar 0 – 10 meter di Pulau Kaledupa melalui pengembangan algoritma yang mengkombinasikan dua kanal sinar tampak Citra Landsat TM selama kurun waktu empat tahun melalui Citra Satelit Landsat TM tahun 2005 dan 2009 serta penyebab perubahanya. 2) Menganalisis prioritas pemanfaatan yang optimal dalam pengelolaan terumbu karang di Pulau Kaledupa serta kebijakan dalam mengatasi permasalahan. 3) Menganalisis fungsi dan kewenangan dari setiap lembaga yang terkait dengan pengelolaan terumbu karang di Pulau Kaledupa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu dengan wawancara dan observasi langsung dilapangan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis spasial model Lyzenga, Analisi persentase tutupan karang dan analisi kebijakan dan prioritas pemanfaatan dengan menggunakan Analisis Hirarki. Hasil analisis Citra Satelit tahun 2005 diperoleh nilai luasan tutupan karang hidup 8002.26 m2 dan Citra Satelit tahun 2009 di peroleh nilai luasan 5412.87. Monitoring kondisi terumbu karang di Pulau Kaledupa dilakukan pengamatan tansek PIT sebanyak 6 titik dan Persentase Penutupan Karakteristik Dasar Perairan di Pulau Kaledupa Bulan Maret 2012 (41,52 %). Melihat persentase tutupan terumbu karang di pulau ini, maka tutupan karang perairan ini termasuk dalam kategori “sedang”. Dari hasil analisis pemanfaatan terhadap keberadaan terumbu karang di perairan Pulau Kaledupa sebagai kawasan konservasi dengan nilai manfaat yang terbesar yaitu dengan bobot 0.488 dan nilai bobot terendah dengan alternative pengelolaan sebagai daerah penangkapan ikan dengan bobot nilai 0.056 dan merupakan prioritas ke empat.
RESPON PERTUMBUHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) MELALUI PENAMBAHAN TEPUNG CACING LAUT (Nereis sp) DAN TEPUNG REBON DALAM PAKAN BUATAN Tamar Mustari
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 4 No. 1 (2016): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ikan kerapu macan melalui pemberian pakan buatan menggunakan tepung cacing laut (Nereis sp)  dan tepung rebon. Rancangan Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan pakan A (30% tepung cacing laut dan 30% udang rebon), perlakuan B (30% tepung udang rebon), perlakuan C (30% tepung cacing laut) dan perlakuan D (100% pakan komersial). Data pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, konversi pakan dan kelangsungan hidup dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) sedangkan data kualitas air dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perlakuan A (30% tepung cacing laut dan 30% udang rebon) menghasilkan nilai pertumbuhan mutlak tertinggi yaitu 267,67 gram dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi  yaitu sebesar 4,06 %/hari dan menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada taraf α=5%. Angka konversi pakan terbaik diperoleh pada pakan perlakuan A (30% tepung cacing laut dan 30% udang rebon), yang menghasilkan rata-rata konversi pakan terendah 2,13, sedangkan rasio konversi pakan tertinggi didapat pada perlakuan B (30% tepung udang rebon) yang menghasilkan rata-rata konversi pakan 2,59. Tingkat kelangsungan hidup selama penelitian menunjukan kesamaan ditiap perlakuan yaitu menghasilkan nilai rata-rata kelangsungan hidup 100 %.
PENGARUH BAGIAN THALLUS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARAGINAN Eucheuma denticulatum DENGAN METODE JARING APUNG TERPROTEKSI DI PERAIRAN PANTAI LAKEBA KOTA BAUBAU Wardha Jalil
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 4 No. 1 (2016): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan kandungan karaginan rumput laut Euheuma denticulatum pada bagian thallus yang berbeda dengan metode rakit jaring apung terproteksi. Rancangan percobaan yang digunakan  adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), tiga perlakuan dan tiga ulangan.  Perlakuan A (pangkal thallus), B  (thallus tengah), dan C (thallus ujung), dengan bobot awal masing-masing 2000 gram.  Data pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan bahwa bagian thallus yang berbeda tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik Eucheuma denticulatum dengan metode jaring apung terproteksi.  Pertumbuhan bobot mutlak tertinggi Eucheuma denticulatum adalah 2782 gram, laju pertumbuhan spesifik tertinggi 1,78 %, dan kadar karagenan Eucheuma denticulatum tertinggi 49,88%.
STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya) SEBAGAI BAHAN ANESTESI SISTEM TRANSPORTASI TERTUTUP BENIH IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) Budiyanti Budiyanti
AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN ) Vol. 4 No. 1 (2016): AquaMarine (Jurnal FPIK UNIDAYAN)
Publisher : FPIK UNIDAYAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kendala yang sering dihadapi para pembudidaya adalah jauhnya jarak tempuh antara penyedia bibit dan lokasi budidaya. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode transportasi yang tepat guna mengurangi stress bibit ketika ditransportasikan kelokasi budidaya. Salah satu metonya adalah dengan anastesi alami (ekstrak daun papaya). Organisme uji yang digunakan adalah ikan kerapu dengan ukuran 7-9 cm. Bahan anastesi yang digunakan adalah ekstrak daun pepaya dengan dosis perlakuan A kontrol (tanpa ekstrak), perlakuan B (10 ml), perlakuan C (15 ml) dan perlakuan D (20 ml). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 12 jam, perlakuan B; 10 ml merupakan perlakuan yang tingkat kelansungan hidupnya tertinggi yaitu 100%.

Page 1 of 4 | Total Record : 35