cover
Contact Name
Kurniati Devi Purnamasari
Contact Email
kurniatidevip@gmail.com
Phone
+628112395222
Journal Mail Official
midjoger@gmail.com
Editorial Address
Jl. R.E Martadinata No.150 Ciamis 46251
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Midwifery and Public Health
Published by Universitas Galuh
ISSN : -     EISSN : 26854007     DOI : 10.25157
Core Subject : Health,
ournal of Midwifery and Public Health adalah jurnal berkala yang memuat hasil penelitian kebidanan dan kesehatan. diterbitkan oleh Program Studi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Galuh, dengan Nomor e-ISSN 2685-4007. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan Nopember
Articles 44 Documents
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA KEHAMILAN USIA MUDA DI SMA NEGERI 1 BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS Yudita Ingga Hindiarti; Nabila Fauzia Rachmah
Journal of Midwifery and Public Health Vol 1, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.084 KB) | DOI: 10.25157/jmph.v1i2.3025

Abstract

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA DESA BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2020 Euis Sri Rahayu
Journal of Midwifery and Public Health Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v2i2.6875

Abstract

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi balita. status gizi pada balita harus sangat dijaga dan diperhatikan secara serius dari orang tua, karena terjadi malnutrisi pada masa ini akan bisa menyebabkan kerusakan yang irreversibel. Keadaan gizi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berhubungan. Tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua, pemberian ASI , morbiditas dan status ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di Desa Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2020. penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Wilayah Kerja Desa Baregbeg Kabupaten Ciamis sebanyak 336 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tekhnik accidental sampling dan didapat 77 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Baregbeg Kabupaten Ciamis menunjukkan bahwa pendidikan ibu paling banyak pendidikan menengah yaitu 51 orang (66,2%), pengetahuan ibu paling banyak kurang yaitu 40 orang (51.9%), Balita tidak BBLR yaitu 58 orang (75.5%), imunisasi bayi paling banyak tidak lengkap yaitu 53 orang (68.8%), balita paling banyak tidak eksklusif yaitu 55 orang (71,4%) dan pendapatan ibu paling banyak rendah yaitu 50 orang (64,9%). Perlu mengoptimalkan program pemantauan status gizi anak balita dan meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan pada saat kegiatan PKK, posyandu, dan lain-lain.The Human Development Index (HDI) in Indonesia is strongly influenced by the low nutritional status of children ages 0-5. The nutritional status of toddlers must be maintained and taken seriously by parents because malnutrition happened at this period can cause an irreversible damage. The state of nutrition in children is strongly influenced by several interrelated factors. Among others are the level of parents’ education, occupation, breastfeeding, morbidity and economic status of the family. The present study aims to describe the factors influencing the nutritional status of children ages 0-5 in Baregbeg Village, Ciamis Regency. To achieve the aim, the study utilized descriptive research approach involving 336 mothers with children under five in the working area of Baregbeg Village, Ciamis Regency as the population. In drawing the sample, the study employed accidental sampling technique and obtained 77 people. By using questionnaire as the data collection, the study showed several findings; most of the mothers’ education level (51 people or 66.2%) was secondary education; most of the mothers (40 people or 51.9%) have insufficient knowledge about nutrition; most of the toddlers (58 people or 75.5%) have no low body weight (LBW); most of the infant immunization (53 people or 68.8%) was incomplete; most of the toddlers (55 people or 71.4%) did not get exclusive breastfeeding; and the number of mothers with highest income was 50 people (64.9%). It is necessary for the midwives to optimize the program monitoring the nutritional status of children ages 0-5, and to increase knowledge of the community nutrition by providing counseling during Family Welfare Program (or PKK), Integrated Service Post (or Posyandu), and other activities.
GAMBARAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DIGITAL PADA PERSALINAN OLEH BIDAN DESA Widya Maya Ningrum; Siti Nuraeni Agustin
Journal of Midwifery and Public Health Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v3i2.6828

Abstract

Kepatuhan dalam penggunaan partograf di Puskesmas Sodonghilir masih rendah, Untuk meningkatkan motivasi bidan dalam pengisian partograf, bidan koodinator Puskesmas Sodonghilir sebagai penanggungjawab KIA di wilayah tersebut mewajibkan bidan menggunakan partograf Digital dalam pemantauan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gambaran efektivitas penggunaan Partograf Digital oleh bidan desa di Puskesmas Sodonghilir. Metode penelitian ini adalah deskriptif. Sampel penelitian ini adalah Total Sampling, yaitu seluruh bidan desa yang ada di kecamatan Sodonghilir sejumlah 12 bidan. Distribusi Frekuensi Penggunaan Partograf Digital Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sodonghilir kategori baik sebanyak 6 orang (50%). Diharapkan bidan meningkatkan motifvasi penggunaan partograf digital saat pemantauan persalinan.Compliance with the use of partographs at the Sodonghilir Health Center is still low. To increase the motivation of midwives in filling out partographs, the coordinating midwife of the Sodonghilir Health Center as the person in charge of MCH in the area requires midwives to use digital partographs in monitoring deliveries. This study aims to describe the effectiveness of using Digital Partographs by village midwives at the Sodonghilir Health Center. This research method is descriptive. The sample of this research is Total Sampling, namely all village midwives in Sodonghilir sub-district with a total of 12 midwives.Distribution of Frequency of Use of Digital Partographs by Midwives in the Working Area of Sodonghilir Health Center in good category as many as 6 people (50%). It is hoped that midwives will increase their motivation to use digital partographs during labor monitoring.
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA IBU DENGAN BAYI LAHIR MATI (STILLBIRTH) DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 Annisa Mahardika; Widya Maya Ningrum
Journal of Midwifery and Public Health Vol 2, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v2i1.6925

Abstract

Stillbirth merupakan keadaan bila kematian bayi terjadi sebelum lahir, tetapi setelah kehamilan 20 minggu atau lebih dan kematian bayi tersebut masih di dalam rahim. Data di Kabupaten Tasikmalaya, angka kejadian stillbirth pada 2017 sebanyak 187 kasus (0.61%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko bayi lahir mati (stillbirth) dari faktor ibu dan penyulit kehamilan. Penelitian ini bermanfaat bagi ibu dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi ibu hamil tentang faktor – faktor penyebab bayi baik lahir mati dari faktor ibu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ibu yang mengalami bayi lahir mati sebanyak187 kasus. Kemudian data dikumpulkan menggunakan data skunder diperoleh ari buku KIA dan otopsi verbal kemudian dianalisis secara naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia ibu yang melahirkan bayi lahir mati (Stillbirth) sebagian besar adalah sesuai 20-35 tahun (68.4%), Paritas ibu yang melahirkan bayi lahir mati (Stillbirth) sebagian besar adalah paritas multipara (72.7%) dan penyulit kehamilan sebagian besar adalah preeklampsia (18.2%), KPD sebanyak 24 orang (12.8%), anemia sebanyak 14 orang (7.5%), serotinus sebanyak 3 orang (1.6%), perdarahan antepartum 6 orang (3.2%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko pada ibu terjadinya stillbirthusia 20-35 tahun, paritas multipara dan penyulit kehamilan preeklampsia. Oleh karena itu sebaiknya bidan melakukan deteksi dini pada ibu hamil beresiko tinggi dan komplikasi yang terjadi pada kehamilan. Selain itu bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang penyulit kehamilan.Stillbirth is a condition when infant mortality occurs before birth, but after 20 weeks of pregnancy or more and the baby's death is still in the womb. Data in Tasikmalaya Regency, the number of stillbirth events in 2017 was 187 cases (0.61%). The purpose of this study was to determine the description of risk factors for stillbirths from maternal factors and complications of pregnancy. This research is useful for mothers can increase insight and knowledge for pregnant women about factors - factors causing good baby stillbirth from mother factor. This research type is quantitative with descriptive method. The population in this study of mothers who have stillborn infants as many as 187 cases. Then data collected using secondary data obtained from KIA book and verbal autopsy then analyzed in narrative. The results showed that the age of mothers who gave birth to stillbirth were mostly 20-35 years old (68.4%), the parity of the mother who delivered the stillbirth was mostly multiparous parity (72.2%) and partial complication of pregnancy (18.2%), KPD counted 24 people (12.8%), anemia as many as 14 people (7.5%), serotonin as many as 3 people (1.6%), antepartum hemorrhage 6 people (3.2%). The conclusions of this study were risk factors in maternal age of stillbirth 20-35 years, multiparous parity and preeclampsia pregnancy complication. Therefore midwives should do early detection in pregnant women at high risk and complications that occur in pregnancy. In addition, midwives can provide health education about pregnancy complications.
PERSALINAN PADA IBU DENGAN RIWAYAT KEKURANGAN ENERGI KRONIS Widya Maya Ningrum; Erni Puspitasari
Journal of Midwifery and Public Health Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v3i2.6827

Abstract

Ibu hamil yang mengalami KEK akan mengalami kekurangan gizi, tubuh mudah lelah, pucat, lemas, dan mengalami kesulitan salah satunya dalam proses persalinan. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi. Puskesmas Sadananya data ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 70 orang (9,49%) dan berlanjut ke penyulit lainnya yaitu mengalami Abortus 5 0rang (3,5%), BBLR 9 bayi (6,3%). Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan riwayat KEK pada masa kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sadananya Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebanyak 70, Teknik pengambilan sempel mengunakan Simple Random Sampling. Analisa dalam penelitian ini adalah Univariat. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 3 oang mengalami persalinan sebelum waktunya (4,3%), 1 orang mengalami perdarahan paska salin disebebkan atonia uteri (1,4%), dan 8 orang proses persalinan dengan Operasi (SC) (11,4%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ibu hamil dengan riwayat KEK mengalami penyulit persalinan, meskipun secara jumlah tidak terlalu signifikan, namun hal ini tentunya tetap harus menjadi perhatian khususnya bagaimana bisa mencegah ibu hamil untuk tidak mengalami anemia, dan apabila sudah terjadi sebagai seorang bidan tentunya harus dapat mendeteksi penyulit yang akan terjadi denganmelakukan penapisan awal persalinanPregnant women who experience KEK will experience malnutrition, body easily tired, pale, weak, and experience difficulties, one of which is in the delivery process. The effect of KEK on the labor process can result in difficult and prolonged labor, preterm labor, bleeding after delivery, and delivery by surgery. Puskesmas Sadananya data on pregnant women who experience KEK as many as 70 people (9.49%) and continue to other complications, namely experiencing 5 0rang abortion (3.5%), LBW 9 babies (6.3%). This type of research is a descriptive study. The population in this study were all 70 women who gave birth with a history of KEK during pregnancy in the Work Area of the Sadananya Health Center, Ciamis Regency in 2019, the sampling technique used was Simple Random Sampling. The analysis in this research is Univariate.. The results showed as many as 3 people experienced premature labor (4.3%), 1 person experienced post-saline bleeding due to uterine atony (1.4%), and 8 people went into labor by surgery (11.4%). The conclusion of this study is that pregnant women with a history of KEK experience difficulty in childbirth, although the numbers are not too significant, this of course still has to be a concern, especially how to prevent pregnant women from experiencing anemia, and if it has occurred as a midwife, of course they must be able to detecting impending complications by performing an early screening of labor.
GAMBARAN LUARAN BAYI PADA IBU DENGAN RIWAYAT KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SADANANYA TAHUN 2020 Rini Ayu Rismawati; Widya Maya Ningrum
Journal of Midwifery and Public Health Vol 3, No 1 (2021): Mei
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v3i1.6790

Abstract

Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama Salah satu masalah kekurangan gizi di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK). KEK adalah keadaan seseorang yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang ditandai dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, salah satunya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin yang dapat menimbulkan abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum, lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Luaran Bayi Pada Ibu Dengan Riwayat Kekurangan Energi Kronis (KEK) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sadananya, Tahun 2020. Menggunakan penelitian deskriptif dengan uji SPSS. Ibu hamil yang mengalami KEK di dapatkan yang mengalami abortus, sebanyak 5 orang (33,3 %), ibu hamil yang mengalami KEK di dapatkan yang mengalami bayi lahir mati tidak ada, ibu hamil yang mengalami KEK di dapatkan bayi yang mengalami kematian neonatal tidak ada, ibu hamil yang mengalami KEK di dapatkan bayi yang mengalami asfiksia, sebanyak 1 orang (6,7 %), ibu hamil yang mengalami KEK di dapatkan bayi yang mengalami BBLR, sebanyak 9 orang (60,0 %), ibu hamil yang mengalami KEK di dapatkan bayi yang mengalami kelainan kongenital, sebanyak 1 orang (6,7 %) Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa luaran bayi pada ibu hamil yang mengalami KEK sebagian besar tidak beresiko hanya beberapa kejadian saja yang memang terdapat resiko yaitu abortus dan BBLR.Dengan adanya penelitian ini diharapkan kejadian KEK terhadap ibu hamil bisa teratasi dengan baik dan tidak lagi menimbulkan berbagai macam masalah bagi bayi.Nutrition problems in Indonesia are still a major public health problem. One of the problems of malnutrition in Indonesia is Chronic Energy Deficiency (CED). CED is a condition of a person who suffers from a chronic (chronic) shortage of food characterized by a circumference of the upper arm (CUA) <23.5 cm, resulting in health problems. CED during pregnancy will cause problems, one of which can affect the process of fetal growth which can cause abortion, stillbirth, neonatal death, congenital defects, anemia in infants, intra-partum asphyxia, birth with low birth weight babie (LBW). This study was to find out the description of infant outcome in mothers with a history of chronic energy deficiency (CED) in Sadananya Community Health Center working area, 2020. Using descriptive research with SPSS test It is found that there are 5 Pregnant women (33.3%) having CED had abortion. 70 (100%) babies were born alive to mothers who have CED. There are 70 (100%) babies were born alive from mothers who have CED. There is one mother with CED gets baby with asphyxia (6.7%). There are 9 pregnant women (60.0%) pregnant women with CED gets babies with LBW. There is one pregnant woman with CED (6.7%) had baby with congenital defect. Based on the results of the study, it can be concluded that the infant output in pregnant women who have CED is mostly not at risk. Only a few cases do have a risk, namely abortion and LBW. This research is expected to resolve the case of CED in pregnant women properly and there will be no longer various kinds of problems for babies.
PERBANDINGAN SKALA NYERI PADA IBU BERSALIN YANG DILAKUKAN PIJAT PUNGGUNG DENGAN TIDAK DIBERIKAN PERLAKUAN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN IIK MASKIAH, AM.Keb TAHUN 2020 Lilis Sulistiawati
Journal of Midwifery and Public Health Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v2i2.6876

Abstract

Nyeri persalinan yang timbul semakin sering dan semakin lama dapat menyebabkan ibu gelisah, takut dan tegang bahkan stres yang berakibat pelepasan hormon yang berlebihan seperti adrenalin, katekolamin dan steroid . Tujuan : Mengetahui Perbandingan Skala Nyeri Pada Ibu Bersalin Yang Dilakukan, Pijat Punggung, Dengan Yang Tidak Diberikan Perlakuan di Praktik Mandiri Bidan Iik Maskiah Tahun 2020. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif dan degan pendekatan Eksperimental. Sempel dalam penelitian ini adalah 18 orang dengan rata-rata pasien 1 bulan sebanyak 18 orang, Teknik pengambilan sempel mengunakan Simple Random Sampling. Analisa dalam penelitian ini adalah Univariat dan bivariate. Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan Mann Whitney, diketahui bahwa nilai P (0,017) lebih kecil dari nilai α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara skala nyeri pada Ibu bersalin yang dilakukan pijat punggung dengan Ibu bersalin yang tidak dilakukan pijat punggung. Terdapat perbedaan antara skala nyeri pada Ibu bersalin yang dilakukan pijat punggung. Diharapkan Tenaga kesehatan khusunya bidan sebagai penolong persalinan dapat membantu ibu bersalin dalam memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman dalam pengontrolan nyeri secara non farmakologis saat memberikan asuhan persalinan dengan menerapkan kombinasi teknik relaksasi dan pijatan sehingga persalinan dapat berjalan secara efektif dan aman baik dari segi lama persalinan dan kondisi bayi yang dilahirkan.Labor pain that occurs more often and longer can cause the mother to be anxious, afraid and tense, even stress, which results in excessive release of hormones such as adrenaline, catecholamines and steroids. Knowing the Comparison of the Pain Scale of Maternity Women Who Are Performed, Back Massage, and Those Not Provided for Treatment at the Iik Maskiah Midwife Independent Practice in 2020.This type of research uses comparative research methods and experimental approaches. Samples in this study were 18 people with an average of 18 patients for 1 month. The sampling technique used simple random sampling. The analysis in this research is univariate and bivariate. Based on the results of statistical tests using the Mann Whitney test, it is known that the P value (0.017) is smaller than the α value (0.05), so it can be concluded that there is a difference between the pain scale in mothers who gave birth who received back massage and those who gave birth who gave birth. back massage is not done. There is a difference between pain scales in mothers who give birth who receive back massage. It is hoped that health workers, especially midwives as birth attendants, can assist mothers in fulfilling their needs for comfort in non-pharmacological pain control when providing childbirth care by applying a combination of relaxation and massage techniques so that labor can run effectively and safely both in terms of length. childbirth and the condition of the baby being born.
HUBUNGAN BODY MASS INDEX (BMI) IBU HAMIL DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DI PMB BD. W KAB. BANDUNG BARAT TAHUN 2021 Oktarina Sri Iriani; Dyah Triwidyantari; Tati Hayati
Journal of Midwifery and Public Health Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v3i2.6822

Abstract

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Pada hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya pengetahuan tentang nilai gizi dan makanan yang ada. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu, janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa hamil. Untuk mengetahui “ Hubungan status gizi ibu sebelum hamil dengan penambahan berat badan selama hamil”. Jenis penelitian yang digunakan adalah hasil desain penelitian deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu sebelum hamil dengan penambahan berat badan selama hamil. Populasi ibu hamil trimester III di wilayah kerja PMB Bidan W yaitu sebanyak 55 orang yang berkunjung ke PMB Bidan W. Untuk mendapatkan jumlah responden peneliti melakukan pengumpulan dengan tekhnik rancangan penelitian Cross Sectional Study dengan seluruh ibu hamil trimester III. Kemudian peneliti akan menghitung menggunakan rumus BMI yaitu Berat (badan dalam kg) : Kuadrat tinggi badan (dalam ukuran meter). BMI = (BB) / (TB) x (TB). Dilanjutkan dengan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing, coding, tabulasi.Hasil : Hasil penelitian yang didapatkan Dari 55 responden status gizi ibu hamil bahwa hampir setengah dari responden status gizi ibu hamil dengan kategori normal sebanyak 22 orang dengan presentasi 40%. Dari 55 responden penambahan berat badan ibu selama hamil bahwa hampir setengah dari responden penambahan berat badan dengan kategori baik sebanyak 20 orang presentasi 36,4%. Ada hubungan status gizi ibu sebelum hamil dengan penambahan berat badan selama hamil di PMB Bd Warsah Kabupaten Bandung Barat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik menggunakan Chi – square dalam penelitian ini menunjukkan p = ,000 < 0,05.The problem of balanced nutrition in Indonesia is still a serious problem. Essentially stems from a lack of economic conditions and limited knowledge about nutrition in Indonesia. Lack or excess of food during pregnancy can have a negative effect on the mother, the fetus and the course of delivery. Therefore, attention to nutrition and control of body weight (BB) during pregnancy is of the important things in health surveillance during pregnancy. To determine the relationship between maternal nutritional status before pregnancy and weight gain during pregnancy. The type of research used is the result of a descriptive research design that aims to determine the relationship between maternal nutritional status before pregnancy and weight gain during pregnancy. The population of thitd trimester III pregnant women in the PMB Midwife W working area, west bandung district, was 55 people. To get the number of respondents, the research was was collected using a cross sectional study design technique with all 3 trimester pregnant women checking their weight and height.Then The researcher will calculate using BMI formula, namely body weight (in kg) : height squared (in maters). Followed by data analysis through several stages starting with editing, coding, tabulation. The results of the study obtained from 55 respondents of the nutritional status of pregnant women that almost half of the respondents of the nutritional status of pregnant women in the normal category were 22 people with a presentation of 40%. Of the 55 respondents who gained weight in the good category, 20 people had a percentage of 36.4%. There is a relationship between maternal nutritional status before preganancy at PMB Midwife W West Bandung Regency. This can be proven by the results of stastical test using Chi – square in this study showing p =, 000 < 0.05
GAMBARAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS PADA IBU BERSALIN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “N” TAHUN 2021 Aan Juanti; Widya Maya Ningrum
Journal of Midwifery and Public Health Vol 3, No 1 (2021): Mei
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v3i1.6783

Abstract

Nyeri dalam persalinan dapat memiliki dampak yang berbahaya pada ibu dan janin yaitu hiperventilasi. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Praktik Mandiri Bidan N Cipaku pada bulan Januari tahun 2021, ditemukan 7 dari 10 ibu bersalin mengalami nyeri yang luar biasa dan tidak tertahankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Teknik Relaksasi Nafas Pada Ibu Bersalin di Praktik Mandiri Bidan “N” Periode April Tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jumlah sempel sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode total Sampling. Diketahui Lebih dari setengahnya responden melakukan teknik relaksasi nafas pada proses persalinannya secara baik sebanyak 19 orang (54,3%) dan kurang dari setengahnya responden melakukan teknik relaksasi nafas secara sedang pada proses persalinannya sebanyak 11 orang (31,4%) dan sebagian kecil responden melakukan teknik relaksasi nafas pada proses persalinannya secara kurang sebanyak 5 orang (14,3%). Lebih dari setengahnya responden melakukan teknik relaksasi nafas pada proses persalinannya secara baik.Saran: Diharapkan Tenaga kesehatan khusunya bidan sebagai penolong persalinan dapat membantu ibu bersalin dalam memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman dalam pengontrolan nyeri dan dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang teknik relaksasi nafas pada proses persalinan yang dapat membantu ibu bersalin mengurangi nyeri pada saat persalinan.Background: Pain in labor can have a dangerous impact on the mother and fetus, namely hyperventilation.4 Based on an initial survey conducted at the Independent Practice of Midwives N Cipaku in January 2021, it was found that 7 out of 10 maternity mothers experienced excruciating pain and did not experience pain. bearable.Objective: The purpose of this study was to find out the description of the Breath Relaxation Technique in Maternity in the Midwife Independent Practice "N" for the April 2021 Period. Methods: This research method used a descriptive research method with a sample of 35 people. The sampling used in this study is the total sampling method. The results: It is known that more than half of the respondents performed breath relaxation techniques during labor well as many as 19 people (54.3%) and less than half of the respondents performed moderate breathing relaxation techniques during labor as many as 11 people (31.4%) and a small proportion of respondents performed breathing relaxation techniques in the process of delivery less than 5 people (14.3%.Conclusion: More than half of the respondents performed the breath relaxation technique well in the labor process.Suggestion: It is expected that health workers, especially midwives as birth attendants, can help birth mothers in meeting the mother's need for comfort in pain control and can increase counseling activities about breath relaxation techniques in the labor process that can help mothers in labor reduce pain during labor.
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA NAGARAPAGEUH Amalia Zhafirah; Siti Rohmah
Journal of Midwifery and Public Health Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v2i2.6871

Abstract

Pada beberapa keadaan, terjadi kesalahan Wanita Usia Subur dalam memilih metode kontrasepsi, sehingga angka kematian terus bertambah. Penyebabnya adalah jarak anak tidak sesuai dengan kondisi ibu dan dapat mengakibatkan kematian ibu maupun bayi (Sarwono, 2013). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya penggunaan MKJP diantaranya dukungan suami, faktor pengetahuan, faktor pendidikan dan faktor kesehatan. Untuk mengetahui Gambaran Factor Penyebab Rendahnya Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Nagarapageuh Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis Tahn 2020.Diketahui sebagian besar responden memiliki pengetahuan rendah sebesar 38 responden (66,7%). Diketahui sebagian besar yaitu 34 (59,7%) responden berumur 15 – 35 tahun. Diketahui hampir setengah dari keseluruhan yang mempunyai jumlah anak 1 (satu)/Primipara yaitu 26 (45,6%) responden. Diketahui sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir yaitu SD dan SLTP dalam kategori rendah sebanyak 34 (59,6%).Sebagian besar responden memiliki pengetahuan MKJP yang rendah (dengan nilai <50%). Sebagian besar responden berusia 15 – 35 tahun dalam kategori normal. Hampir setengah dar keseluruhan responden mempunyai anak 1 yang dalam kategori normal. Sebagian besar responden berpendidikan terakhir SD dan SLTP yang dalam kategori ialah Rendah. Diharapkan akan menjadi tambahan informasi sehingga dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang Memilih Metode Kontrasepsi yang tepat untuk kesehatan Ibu serta dapat menyarankan kepada ibu yang telah memasuki Resiko Tinggi agar tepat memilihi Metode Kontrasepsi sehingga tidak terjadi komplikasi.In some circumstances, there is an error in the fertile age woman in choosing a contraceptive method, so that the mortality rate continues to increase. The reason is that the distance of the child is not in accordance with the condition of the mother and can result in the death of both mother and baby (Sarwono, 2013). Many factors can influence the low use of MKJP including husband's support, knowledge factors, educational factors and health factors. To find out the description of the factors causing the low use of the long-term contraceptive method (MKJP) in women of childbearing age (WUS) in Nagarapageuh Village, Panawangan District, Ciamis Regency 2020.It is known that most respondents have low knowledge of 38 respondents (66.7%). It is known that most of the 34 (59.7%) respondents aged 15-35 years. It is known that almost half of all children have 1 (one) / Primipara children, namely 26 (45.6%) respondents. It is known that most of the respondents have the latest education, namely SD and SLTP in the low category as many as 34 (59.6%).Most of the respondents have low MKJP knowledge (with a value of <50%). Most of the respondents aged 15-35 are in the normal category. Almost half of all respondents have 1 child who is in the normal category. Most of the respondents have the last education of SD and SLTP which in the category is Low. It is hoped that this will provide additional information so that it can increase outreach activities on Choosing the right contraceptive method for maternal health and can advise mothers who have entered High Risk to choose the right contraceptive method so that complications do not occur.