Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terrbangun
Jurnal Vastukara dikonstruksi sebagai jurnal online (e-journal). Jurnal ini di-review menggunakan sistem blind review. Jurnal Vastukara ditujukan sebagai media pengembangan keilmuan desain interior, budaya, dan lingkungan terbangun, untuk dapat dipublikasikan secara berkelanjutan. Publikasi ini nantinya agar dapat diakui oleh lembaga-lembaga akreditasi dan diakui secara luas. Semua artikel dalam Jurnal Vastukara akan diproses oleh editor melalui open access journal dan penulis dapat memantau seluruh proses di area anggota. Artikel-artikel yang diterbitkan dalam Jurnal Vastukara berbentuk soft copy, tersedia sebagai akses terbuka untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan kepustakaan. Dewan redaksi Jurnal Vastukara tidak bertanggung jawab atas berbagai tindakan pelanggaran hak cipta ataupun pelanggaran lainnya yang dapat merugikan kredibilitas Jurnal Vastukara ataupun masyarakat secara luas. Topik yang diterima adalah: 1) Desain Interior; 2) Interior Arsitektur; 3) Desain furnitur; 4) Desain Elemen Estetik dalam Ruang; 5) Desain Lanskap ; 6) Desain Interior dan Proses Kreatif; 7) Konsep Desain berbasis Budaya; 8) Desain Interior dan Teknologi; 9) Materialitas Interior; 10) Pendidikan Desain Interior; 11) Desain Berkelanjutan
Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara"
:
10 Documents
clear
PERANCANGAN BUS DHARMA DHYANA MENTAL HEALTH CARE SEBAGAI SARANA EDUKASI DAN PENYEMBUHAN MENTAL DI BALI
I Putu Nanda Amerta;
Ida Ayu Dyah Maharani;
Ni Luh Kadek Resi Kerdiati
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat. Stigma masyarakat masih menyeimuti isu soal kejiwaan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2018, Bali menduduki posisi nomor satu sebagai Provinsi yang memiliki prevalensi tertinggi gangguan jiwa skizofrenia, yakni, berada di angka 11 persen (per mil). Luh Ketut Suryani yang merupakan salah satu psikiater aktif dalam pergerakan isu kesehatan mental mengatakan bahwa faktor pemicu gangguan jiwa di Bali tidak selalu mengenai genetik, namun terdapat faktor lainnya yakni seperti pendidikan. Seandainya masyarakat bisa lebih paham mengenai kesehatan mental, maka setidaknya dapat menekan angka jumah penderita gangguan mental di Bali. Oleh hal itu, penulis merancang interior bus Dharma Dhyana sebagai solusi untuk menunjang kesehatan mental di masyarakat Bali dengan upaya pencegahan dan penyembuhan. Design Thinking oleh Tim Brown (2008), yakni metodologi desain yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah, diterapkan dalam perancangan kasus ini melalui tahap inspirasi (inspiration), tahap ide (ideas) , dan tahap penerapan (implementation). Berdasarkan skeanario aktivitas Bus Dharma Dhyana, fasilitas bus menghasilkan program utama yaitu penyuluhan sosial outdoor yang menjadi sarana edukasi mengenai kesehatan sosial, ruang konseling dan terapi sebagai upaya penyembuhan dengan metode soundhealing. Konsep “Anunada a Gending Gumi” , yang bermakna “getaran hati, pikiran dan jiwa setiap mahluk hidup yang harmonis di alam semesta” merupakan representasi dari tujuan fasilitas bus untuk menciptakan kesejahteraan melalui kesehatan mental. Portability design menjadi pilihan desainer untuk memfasilitasi masyarakat dengan cepat dan merata.
DESAIN INTERIOR AGROWISATA REMPAH NUSANTARA SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI DI UBUD, BALI
I Gede Richi Rizki;
I Wayan Balika Ika;
Putu Ari Darmastuti
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Rempah-rempah merupakan komoditi unggulan Nusantara sejak dahulu. Faktanya kini edukasi tentang keragaman jenis rempah yang ada di Indonesia masih rendah. Melihat masalah di atas, edukasi mengenai rempah nusantara hendaknya mendapatkan perhatian khusus. Bali belum memiliki wisata edukasi rempah yang memiliki fasilitas memadai untuk mendukung meningkatnya pengetahuan dan minat pengunjung terhadap rempah-rempah yang tidak bergantung pada cuaca serta dipilihnya lokasi Ubud adalah sebagai faktor yang dapat menunjang tumbuhnya tanaman rempah serta lokasi wisata yang strategis untuk memasarkan agrowisata kepada wisatawan. Maka dari itu, tujuan dirancangnya Agrowisata Rempah Nusantara adalah untuk menjadi solusi dari minimnya edukasi rempah nusantara bagi masyarakat. Perancangan Agrowisata Rempah Nusantara juga melihat tren saat ini yang sedang dan terus diminati. Dengan gaya interior yang kekinian, agrowisata diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung. Pengunjung tidak hanya datang dan melihat, namun juga mengambil beberapa foto dan kemudian mengunggahnya di berbagai media sosial. Agrowisata Rempah Nusantara menggunakan metode penelitian human- centered design . Perancangan program ruang pada desain interior Agrowisata Rempah Nusantara agar dapat menjadi sarana wisata edukasi dengan mendesain ruang yang dapat menambah pengetahuan pengunjung terhadap sejarah dan pengolahan rempah khususnya rempah nusantara sekaligus memenuhi kebutuhan akan pencitraan masyarakat melalui media visual. Alhasil, pengaplikasian Konsep instagramable pada desain interior Agrowisata Rempah Nusantara telah menciptakan media edukasi dan photo spot yang estitik dengan pemilihan gaya arches atau lengkungan yang kini menjadi sebuah tren arsitektur dan juga tren foto.
PENERAPAN LAYOUT MEBEL SISWA PADA INTERIOR KELAS DI SMA NEGERI 3 KABUPATEN TANGERANG
Fitri Meliyani Rahayu;
Agus Dody Purnomo
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penataan tempat duduk merupakan hal penting dalam pengelolaan ruang kelas. Pada umumnya di Indonesia masih menerapkan formasi tradisional yakni bangku disusun berbaris dari depan ke belakang. Sementara siswa menghabiskan waktu cukup lama dalam kegiatan belajar di kelas. Penerapan formasi tradisional, dirasa kurang ideal diterapkan dalam kegiatan belajar karena dianggap terlalu kaku dan tidak dapat mendukung segala kegiatan siswa di dalam kelas. Dengan banyaknya kebutuhan siswa di dalam ruangan, maka diperlukan adanya penataan tempat duduk yang variatif seperti formasi grup yang dapat memudahkan kegiatan berdiskusi siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh formasi tempat duduk dalam mendukung konsentrasi belajar. Metode yang akan digunakan yaitu metode kuantitatif berupa kuesioner yang disebarkan melalui media online. Kuesioner berisikan pendapat siswa mengenai pengaturan tempat duduk berdasarkan pengalaman mereka. Mayoritas responden beranggapan bahwa formasi tradisional lebih sesuai diterapkan di ruang kelas. Alasan mayoritas siswa memilih formasi tradisional karena sudah nyaman dan terbiasa dengan penerapan formasi tradisional yang sudah sejak lama diterapkan. Meski mayoritas beranggapan bahwa formasi tradisonal dapat membuat siswa lebih fokus saat menyimak penjelasan guru dibandingkan dengan formasi grup, sebagian siswa lainnya mengaku bahwa formasi grup lebih mendukung dalam upaya penerapan kurikulum 2013. Oleh karena itu, pemilihan formasi tempat duduk perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran siswa di kelas dan memaksimalkan tingkat kenyamanan dan kemudahan siswa dalam bergerak, dengan memperhatikan dalam pemilihan penggunaan perabot yang dapat mempermudah akses gerak siswa.
LAMBAN PESAGI BANGUNAN TRADISIONAL PROVINSI LAMPUNG
Adhila Nada Atthaya;
Annisa Ullya Rahma;
Fadhilah Zahrah M;
Sherly Anggraini;
Yovalia Nindita Chandra Dewi
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Keberadaan arsitektur tradisional Lampung dapat dikatakan sebagai warisan leluhur budaya yang sulit ditemukan lagi di lingkungan masyarakat Lampung. Sejak adanya kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda mengenai larangan penebangan pohon secara liar, masyarakat mulai kesulitan membangun rumah tradisional yang strukturnya menggunakan material kayu. Karena kebijakan ini, banyak rumah tradisional masyarakat yang mulai mengenal penggunaan bahan seperti tembaga pada ornamen untuk jendela, semen untuk tangga, dan ornamen pada pagar dari besi campur tembaga yang dicor, sehingga pembangunan rumah tradisional masyarakat lampung tidak lagi mengikuti arsitektur bangunan terdahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam ilmu arsitektur tradisional dari segi karakteristik dan bentuk struktur pada bangunan Rumah Tradisional Lamban Pesagi yang berada di Provinsi Lampung. Sumber data penelitian diperoleh melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian serta melalui studi pustaka. Setelah penelitian, dapat disimpulkan bahwa Rumah Tradisional Lamban Pesagi merupakan rumah adat masyarakat lampung yang menjadi ciri khas perwujudan fisik dari masyarakat adat Buay Penong dimana terlihat jelas stratifikasi masyarakat secara sosial. Memiliki karakter bangun yang terbagi menjadi tiga yaitu atas (solid), tengah (solid), dan bawah (transparan). Bagian atas bangunan terdiri dari atap, ornamen Culu Langi dan Panggakh. Bagian tengah bangunan terdapat dinding dari papan kayu dan bagian bawah banguan terdapat pondasi umpak batu dan tiang penyangga yang berjumlah ganjil. Pada area rumah terdapat lumbung padi dan juga peralatan menumbuk padi dan kopi yaitu, Girjoh dan Ijan Geladak, denah layout Rumah menerapkan sistem privasi ruang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh masyarakat.
FASILITAS RUANG PADA PERANCANGAN INTERIOR PUSAT BUDAYA SUNDA DI KABUPATEN GARUT
Nelsa Siti Nurhaliza;
Ratri Wulandari
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kebudayaan ini merupakan sebuah interaksi antar kehidupan manusia di dalam suatu daerah melalui aspek sosial yang kemudian akan mendapatkan makna dalam kehidupan. Pada provinsi Jawa barat terdapat satu kebudayaan yaitu budaya sunda. Budaya sunda ini adalah budaya terbesar setelah budaya Jawa di Indonesia. Salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan budaya sunda ini yaitu dengan memberikan fasilitas berupa pusat budaya. Pusat budaya merupakan tempat utama untuk mewadahi sebuah kebudayaan daerah juga untuk memfasilitasi masyarakat sebagai sarana informasi dan pendidikan kebudayaan daerah. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan pusat budaya maka terdapat fasilitas ruang seperti kantor, perpustakaan, kelas kursus, dan galeri seni yang didalamnya bisa memamerkan lukisan, patung dan kesenian lainnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan informasi tentang fasilitas yang harus ada pada sebuah pusat kebudayaan.
EFEKTIVITAS TERHADAP PENGGUNA ATM MENGENAI SAAT MELAKUKAN TRANSAKSI TERKAIT LOKASI ATM
Agnia Lutfiah Salsabila;
Ratri Wulandari
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan layanan fasilitas Automatic Teller Machine ATM dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan, keamanan dan penataan serta penempatan lokasi ATM sesuai dengan minat masyarakat saat menggunakan ATM. ATM disediakan oleh pihak bank, bank merupakan institusi penghubung keuangan yang memiliki fungsi seperti, memberikan pelayanan berupa jasa keuangan baik itu pelayanan transaksi menerima dan membayar, maupun mengakumulasi dan menyimpan dana masyarakat yang kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat tersebut. ATM merupakan alat berbasis teknologi yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan uang menggunakan kartu ATM sebagai alternatif pengambilan uang nasabah di bank. Dalam menggunakan fasilitas ATM, sebuah bank pasti perlu memperhatikan efektivitas. Efektivitas yang dimaksud tentunya berguna dan memberikan kenyamanan serta kepuasan kepada setiap nasabah saat menggunakan ATM. Selain itu, efektivitas memiliki gambaran mengenai taraf keunggulan maupun keberhasilan serta pencapaian yang disesuaikan dengan target yang telah ditetapkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna ATM lebih banyak memilih menggunakan ATM di luar kantor bank dibanding dengan ATM di dalam kantor bank. Pemilihan ATM di luar kantor juga mempengaruhi efektivitas yang lebih baik dengan memperimbangkan kenyamanan, keamanan serta privasi setiap individu saat melakukan transaksi.
ADAPTIVE REUSE PADA INTERIOR RUMAH BODRIE 1934 DI SURABAYA
Okky Gastri Kusumaningtyas;
Agus Dody Purnomo
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kawasan kota lama merupakan saksi sejarah Pemerintahan Belanda pada era Kolonial. Pusat pemerintahan Belanda terletak pada salah satu kota lama yaitu kota Surabaya. Hingga saat ini bangunan kolonial di kota Pahlawan ini masih dilestarikan dan dijadikan objek pariwisata kota ataupun yang sering disebut dengan bangunan heritage. Bangunan heritage saat ini sedang banyak dialihfungsikan sebagai tempat berkumpul yang desainnya disesuaikan dengan fungsi dan lingkungan sekitar. Penyesesuaian alih fungsi ini disebut dengan adaptive reuse, yang secara umum memodifikasi sebuah tempat untuk fungsi yang diusulkan atau disesuaikan dengan fungsi eksisting. Penelitian ini mengkaji tentang penerapan adaptive reuse pada desain interior cafe Bodrie 1934. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus di Rumah Bodrie 1934. Pengumpulan data melalui observasi lapangan dan studi literatur dari beberapa penelitian terkait. Hunian Bodrie 1934 yang terletak di Jl Bodri No 9 Surabaya termasuk dalam daftar cagar budaya Pemerintah kota Surabaya. Bangunan tersebut awalnya hunian yang di bangun oleh orang Belanda dan saat ini di fungsikan sebagai café & studio. Alih fungsi bangunan tersebut merupakan strategi dalam pelestarian bangunan yakni adaptive reuse. Strategi ini meminimalkan perubahan pada unsur arsitektural yang lebih mengedepankan alihfungsi pada interiornya. Diharapkan penelitian ini dapat merubah pemikiran dan membuka wawasan pentingnya keberadaan bangunan heritage.
PENDEKATAN BIOPHILIC DESIGN DALAM PERANCANGAN INTERIOR PUSAT REHABILITASI SERTA PEMBERDAYAAN ANJING DAN KUCING TERLANTAR
Maria Yolanda Vincent;
Nyoman Dewi Pebryani;
I Kadek Dwi Noorwatha
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Anjing dan kucing menjadi salah satu hewan peliharaan favorit di Bali. Hal ini ditunjukkan dengan populasi anjing dan kucing di Bali terus meningkat setiap tahunnya. Meskipun begitu, tidak semua pemilik hewan sadar akan komitmen dan tanggungjawab dalam merawat dan mengontrol atau melatih anjing dan kucing peliharaannya, yang berujung pada peningkatan jumlah anjing dan kucing yang diterlantarkan atau dibuang. Jika dibiarkan begitu saja, hal ini dapat berdampak serius bagi manusia dan bagi terutama anjing dan kucing itu sendiri yaitu trauma fisik dan psikis. Oleh karena itu, diperlukan sebuah fasilitas tempat penampungan yang juga dapat merehabilitasi dan melatih disiplin anjing dan kucing terlantar di Bali agar siap diadopsi dan mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perancangan interior pusat rehabilitasi dan pemberdayaan anjing dan kucing terlantar ini dilakukan untuk memfasilitasi anjing dan kucing yang terlantar dan masyarakat yang ingin mengadopsi dan belajar melatih hewan peliharaannya. Berdasarkan permasalahan yang dianalisis hingga solusi yang didapat berupa desain dengan konsep Karma Amlas Asih. Dalam perwujudan visualisasi konsep menggunakan pendekatan desain biofilik. Pendekatan desain biofilik yang digunakan dengan memaksimalkan unsur alam ke dalam tiap elemen interior bangunan berupa tanaman, warna, material, sirkulasi udara, cahaya, suara dan lainnya. Penggunaan desain biofilik dapat menjadi salah satu strategi desain untuk menunjang aktivitas civitas di dalam ruang yaitu manusia dan hewan (anjing dan kucing).
PERANCANGAN KRODHA GRAHA : PUSAT ANGER MANAGEMENT THERAPY DI UBUD DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
I Gusti Agung Ananta Maheswara;
Cok Gede Rai Padmanaba;
I Kadek Dwi Noorwatha
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Masyarakat Indonesia belum mengadopsi pentingnya memelihara kesehatan mental layaknya mengobati atau merawat gangguan penyakit yang mengganggu kesehatan fisik. Intermittent Explosive Disorder atau IED merupakan gangguan kepribadian seseorang dalam ketidakmampuannya mengendalikan amarah yang berlebihan. Perancangan Krodha Graha sebagai pusat anger management therapy akan memfasilitasi masyarakat, khususnya penderita Intermittent Explosive Disorder, merupakan bangunan dengan konsep healing environment yang menjadi pusat terapi bagi masyarakat. Konsep healing environment pada interior melalui aplikasi warna, tekstur, material dan elemen ruang untuk menciptakan suasana tenang, santai dan nyaman pada ruangan. Sehingga memberikan proses penyembuhan mulai dari pikiran, tubuh, dan jiwa. Kengetan Ubud, Kabupaten Gianyar menjadi lokasi strategis untuk Krodha Graha, karena pada area sekitar site memiliki potensi alam yang dapat mendukung segala kegiatan anger management therapy. Istilah “Journey Into Peace Of Mind” menjadi inspirasi desain yang merujuk pada konsep Zanta Rasayana, merupakan gabungan bahasa Sanskerta yang berarti pergerakan rasa menuju ketenangan. Metode desain mengacu pada metodologi desain sebagai formulasi “thinking before drawing”, sebagai pemecahan masalah dalam visual desain dan hasil gambar kerja. Implementasi desain berfokus pada gubahan ruang sesuai kebutuhan aktivitas dan civitas baik fisik maupun psikis. Desain interior Krodha Graha diharapkan mampu memfasilitasi serta membantu proses penyembuhan pasien sehingga dapat menuju ketenangan pikiran (peace of mind), pemilihan material serta adanya sistem pengelolaan limbah yang dirancang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif akibat pembangunan pada alam sekitar.
DESAIN NEUROPSYCHIATRY CENTRE BAGI PENDERITA SKIZOFRENIA DI KARANGASEM, BALI
Kadek Anggia Sandra Dewi;
Anak Agung Gede Rai Remawa;
Toddy Hendrawan Yupardhi
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental jangka panjang yang menyerang penderitanya dan memberikan efek halusinasi, delusi, kekacauan dalam berfikir hingga berpengaruh pada perubahan perilaku, sehingga penderitanya tidak memiliki kesadaran mengenai apa yang telah ia lakukan. Sebagian besar penduduk yang mengidap penyakit Skizofrenia yakni berada di daerah Karangasem, Bali. Menurut Rikesda tahun 2018 penderita Skizofrenia di Bali sebanyak 46.200 jiwa. Akibat tingginya angka hidup dan kurangnya fasilitas kejiwaan membuat masyarakat yang mengidap penyakit Skizofrenia di Karangasem, Bali ini di pasung agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat lainnya. Oleh karena itu akan dirancang desain interior Neuropsychiatry Centre agar dapat memberikan wadah edukasi sekaligus sebagai tempat rehabilitasi bagi para pengidap Skizofrenia. Pemilihan lokasi di Daerah Karangasem, Bali dikarenakan terdapat banyak kasus penyakit kejiwaan khususnya Skizofrenia. Penulis hendak menciptakan desain interior dengan mengambil konsep “Azaztra Gati” atau pergerakan sel saraf sebagai landasan dalam menciptakan interior yang mampu mengedukasi pasien beserta keluarga sekaligus menyembuhkan penyakit mental Skizofrenia.