cover
Contact Name
Dede Renovaldi
Contact Email
de.renovaldi@umj.ac.id
Phone
+6281113803109
Journal Mail Official
mujgfkk@umj.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat Tangerang Selatan 15419 Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Muhammadiyah Journal of Geriatric
ISSN : -     EISSN : 27216837     DOI : 10.24853
Core Subject : Health, Science,
Muhammadiyah Journal of Geriatric (MuJG) merupakan jurnal ilmiah berkala, open-access, dengan skema double-blind peer-reviewed yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta. MuJG mempublikasikan informasi mengenai area klinis, preventif, kuratif, pengembangan terapi, basic sciences research dan aspek sosial pada penyakit yang berkaitan dengan geriatri dan gerontologi. Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk membentuk forum publikasi, edukasi, pertukaran pendapat, dan untuk mempromosikan kegiatan penelitian dan publikasi secara global. MuJG merupakan open journal yang berfokus pada ilmu kedokteran geriatri dan gerontologi, basic sciences (biokimia, genetika, biologi molekuler, mikrobiologi & parasitologi, imunologi, serta ilmu kedokteran dasar lainnya tentang geriatri dan aging), penyakit degeneratif dan penyakit-penyakit yang sering dijumpai pada pasien geriatri. MuJG menerima beberapa jenis format manuskrip diantaranya artikel penelitian (original article), literatur review (review article), dan laporan kasus (case-report). Paper yang diterima dapat berbahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.
Articles 42 Documents
Hubungan Antara Hitung Jenis Leukosit dengan Derajat Penyakit Paru Obstruktif Kronik Berdasarkan Gejala Klinis dan Gold 2019 pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Nayla Sa’adah Alawiyah; Muhammad Fachri
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 1 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.819 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.1.1-11

Abstract

Latar belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta orang dengan prevalensi 56%. Tujuan: tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara hitung jenis leukosit dengan derajat PPOK berdasarkan gejala klinis dan PPOK GOLD 2019 pada pasien PPOK stabil di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura periode September 2018 – September 2019. Metode: studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik total sampling. Jumlah pasien PPOK stabil yang diteliti sebanyak 35 pasien. Penilaian gejala pada pasien PPOK menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease (GOLD) 2019 dapat menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi yaitu COPD Assesment Test/CAT dan Modified Medical Research Council/MMRC. Hasil: Hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit terbanyak memiliki nilai eosinofil normal, nilai basofil normal, nilai neutrofil meningkat, nilai monosit normal, dan nilai limfosit normal. Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan kecenderungan peningkatan nilai leukosit pada setiap derajat PPOK, namun secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hitung jenis leukosit dengan derajat PPOK berdasarkan gejala klinis dan GOLD 2019 pada pasien PPOK stabil di RSIJ Sukapura.
Hubungan Kadar Lemak Viseral dengan Kejadian Obesitas Lansia yang Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Ida Bagus Aditya Nugraha; Wayan Giri Putra Semaradana; Ni Made Sri Wijayanti; Ni Made Dwi Adnyani; Ida Ayu Sri Indra Laksmi; Andre Hendrajaya; Rigky Alvarocky; Prizan Kenny Idris
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.521 KB) | DOI: 10.24853/mujg.2.1.33-39

Abstract

Latar Belakang: Lemak viseral berkaitan dengan peningkatan risiko kardiovaskular khususnya pada pasien obesitas dengan Diabetes Mellitus tipe 2 (DMT2). Obesitas khususnya obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak pada regio perut atau abdominal yang dibuktikan dengan pengukuran indikator lingkar abdomen (atau rasio lingkar abdomen dengan lingkar pinggang). Diabetes sering terkait dengan obesitas dan khususnya pada lansia merupakan populasi yang sangat rentan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar lemak visceral dengan kejadian obesitas pada lansia DMT2 di Kabupaten Sumbawa Besar. Metode: Metode yang digunakan kasus kontrol, dengan jumlah sampel penelitian berdasar rumus besar sampel sejumlah 41 sampel pasien lansia DMT2 yang berkunjung ke Poliklinik Geriatri RSUD Sumbawa Besar dan RSU Provinsi Manambai, yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dengan uji Chi Square lalu dengan menghitung rasio odd. Pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara tingginya kadar lemak viseral dengan kejadian obesitas pada lansia DMT2 dengan p=0.008 (<0.05). Pasien DMT2 dengan kadar lemak viseral tinggi memiliki kemungkinan 6.3 kali untuk mengalami obesitas {IK 95% (1.522 - 26.081)}. Simpulan: Terdapat hubungan tingginya kadar lemak viseral dengan obesitas pada lansia dengan DMT2. Perlu diadakan penelitian lanjutan sehingga memberikan efek preventif pada lansia DMT2 dengan obesitas. 
Hubungan Keikutsertaan Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) dengan Tingkat Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas 1 Kembaran Anindya Widianingtyas; Mustika Ratnaningsih Purbowati; Luhur Dewantoro; Irma Finurina Mustikawati
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 2 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.83 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.2.33-39

Abstract

Latar Belakang: Diabetes mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyebab kematian terbesar dalam urutan ke-3 menurut sample registration surver tahun 2014 di Indonesia. DM yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan penurunan produktivitas, disabilitas, dan kematian dini. Dalam penanganannya pemerintah melalui BPJS Kesehatan membentuk Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Kegiatan Prolanis ini diharapkan mampu meningkatkan efikasi diri penderita DM tipe 2 dalam kepatuhan perawatan penyakitnya. Tujuan: Mengetahui hubungan antara keikutsertaan Prolanis dengan tingkat efikasi diri pasien DM tipe 2 di Puskesmas 1 Kembaran. Metode: Penelitian analitik observasional dengan cross-sectional, melibatkan 44 sampel pasien DM tipe 2 yang terdaftar Prolanis dengan simple random sampling, analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 44 responden didapatkan distribusi karakteristik responden didominasi oleh responden dengan usia kategori lansia akhir 52,3%, jenis kelamin perempuan  84,1%, tingkat pendidikan SD 59%, dan tidak bekerja 36,4%. Responden yang mengikuti Prolanis dengan tingkat efikasi diri rendah sebanyak 7%, dengan tingkat efikasi diri sedang 7%, dan dengan tingkat efikasi diri tinggi 86%. Hasil uji korelasi spearman menunjukan  terdapat hubungan yang signifikan antara keikutsertaan Prolanis dengan tingkat efikasi diri pasien DM tipe 2 di Puskesmas 1 Kembaran dengan P value 0,000 (P = <0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara keikutsertaan Prolanis dengan tingkat efikasi diri pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas 1 Kembaran.
The Attitude and Readiness Towards Interprofessional Education (IPE) Among Medical Teachers of Universitas Muhammadiyah Jakarta Savira Dwi Ramadini; Oktarina Oktarina
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.509 KB) | DOI: 10.24853/mujg.2.1.1-9

Abstract

Background: Geriatric has multi-problems which need inter-disciplinary supports including collaboration among health professionals.  To realize the importance of collaboration among health workers is to encourage collaboration since educational process. Teachers play an important role in conducting an Interprofessional Education (IPE). Purposes: To describe the attitudes and readiness of medical teachers of Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) towards IPE in 2019. Methods: The subjects of the study were medical teachers of UMJ with a sample size of 34 respondents. It was conducted at UMJ on November-December 2019. The instrument used for measuring the variable of attitude is the Attitudes toward Health Care Teams Scale (ATHCTS), whilst Readiness for Interprofessional Learning Scale (RIPLS) questionnaire was for the readiness. Results: It was found respondents who had attitudes in the good and fairly good categories were 62% and 38% respectively. Based on their state of readiness, 85% of the respondents were adequate, 15% moderate, and none not ready. Conclusion: Most of the respondents had a good attitude and ready for IPE. It was found that the aspects of the role in the team are mostly fairly good compared to aspects of values in the team and efficiency in the team which are mostly in the good category. The readiness showed adequate state in 2 aspects which are teamwork and collaboration and professional identity, whilst the aspect of role and responsibility was moderate. Consequently, improvement should be directed for the attitude to play a role in the team and the readiness in role and responsibility aspects.
Prevalensi Hiperplasia Prostat dan Adenokarsinoma Prostat secara Histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Hafizhah Triana Sakinah Mulyadi; Sugiarto Sugiarto
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 1 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.525 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.1.12-17

Abstract

Latar belakang: hiperplasia prostat merupakan kejadian proliferasi dari jaringan prostat dimana hampir 80% pria akan mengalami hiperplasia prostat pada usia >50 tahun. Adenokarsinoma prostat merupakan jenis keganasan prostat yang paling sering dijumpai dan menempati urutan keempat setelah kanker paru, payudara, dan kolorektal. Tujuan: tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran jumlah kasus serta karakteristik histologic dan klinik dari Hiperplasia Prostat dan Adenokarsinoma Prostat di RSUD Cibinong pada 1 Januari 2017 – 31 Agustus 2019. Metode: penelitian merupakan penelitian deskriptif dari data-data retrospektif pasien di Laboratorium Patologik Anatomik yang didiagnosis hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat dengan 307 sampel. Hasil: hasil penelitian didapatkan jumlah kasus hiperplasia prostat sebanyak 287 kasus (93,46%) dan jumlah kasus adenokarsinoma prostat sebanyak 20 kasus (6,51%). Dan hampir keseluruhan penderita mengalami gejala retensio urin. Kesimpulan: dapat disimpulkan bahwa paling sering terjadi pada tahun 2018 sebanyak 117 kasus (40,76%) hiperplasia prostat dan tahun 2017 sebanyak 10 kasus (50%) untuk adenokarsinoma prostat. Serta kelompok usia tersering terkena hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat adalah kelompok usia 65 – 74 tahun.
Mixed Dementia: Tinjauan Diagnosis dan Tatalaksana Wiwit Ida Chahyani; Murni Sri Hastuti
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 2 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.999 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.2.46-51

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi demensia saat ini semakin meningkat, mengenai usia diatas 65 tahun dan risikonya meningkat 2 kali setiap penambahan usia 5 tahun. Salah satu bentuk demensia adalah mixed dementia. Diagnosis mixed dementia sangat sulit dan memberikan tantangan tersendiri bagi para klinisi. Pada artikel ini, penulis ingin membahas mengenai tinjauan diagnosis dan tatalaksana mixed dementia. Hasil: Diagnosis mixed dementia dapat menggunakan beberapa kriteria yaitu International Classification of Diseases and Health Related Problems 10th Revision (ICD-10), the Alzheimer’s Disease Diagnostic and Treatment Centers (ADDTC), dan the National Institute of Neurological Disorders and Stroke and Association Internationale pour la Recherche et l’Enseignement en Neurosciences (NINDS-AIREN). Tatalaksana mixed dementia berupa terapi farmakologi untuk gejala gangguan kognitif dengan pemberian golongan inhibitor kolinesterase dan antagonis NMDA. Terapi farmakologi untuk gangguan psikis dan perilaku dengan antipsikotik atau antidepresan. Managemen faktor risiko hipertensi, konsumsi nutrisi yang sehat, dan olah raga teratur sebagai upaya preventif dan mencegah progresivitas mixed dementia. Kesimpulan: Diagnosis mixed dementia meliputi gejala demensia Alzheimer dan demensia pada penyakit serebrovaskuler. Tatalaksana mixed dementia meliputi terapi gangguan kognitif, psikis, dan perilaku, serta tatalaksana faktor risiko penyakit serebrovaskuler. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut serta adanya konsensus diagnosis dan tatalaksana mixed dementia baik nasional maupun internasional agar tercapai tatalaksana secara komprehensif.
Sarcopenia dan Risiko Jatuh pada Pasien Geriatri Anggi Setiorini
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.203 KB) | DOI: 10.24853/mujg.2.1.10-16

Abstract

Latar Belakang: pada pasien geriatri terjadi perubahan besar yang terkait dengan penuaan manusia yaitu penurunan massa otot secara progresif, yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan dan fungsionalitas tubuh. Sarcopenia dapat menjadi salah satu faktor risiko jatuh pada lansia disamping faktor bertambahnya usia, penggunaan obat, gangguan kognitif dan defisit sensorik. Tujuan mengetahui gambaran sarcopenia dan risiko jatuh pada pasien geriatri. Metode pencarian literature melalui Pubmed dan Google Scholar didapatkan 26 artikel mengenai sarcopenia dan risiko jatuh pada pasien geriatri. Hasil: Sarkopenia merupakan penurunan massa otot rangka yang terkait dengan usia yang diikuti dengan adanya penurunan kekuatan dan/atau fungsi otot. Usia semakin lanjut akan menurunkan massa otot akibatnya bisa menyebabkan meningkatkan risiko jatuh dan sarcopenia. Sebanyak sepertiga dari lansia akan mengalami kejadian jatuh setidaknya sekali selama setahun. Kondisi sekunder dari kejadian jatuh dapat meningkatkan risiko dari cedera akibat jatuh (misalnya, patah tulang pinggul dan cedera kepala). Salah satu cara yang cukup efektif untuk menurunkan angka kejadian jatuh adalah dengan mempraktikkan gaya hidup sehat, menghindari stress, melakukan kegiatan latihan fisik. Simpulan: Sarcopenia yang diperparah dengan adanya penurunan aktivitas fisik, dapat menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh secara keseluruhan yang dapat mengakibatkan terjadinya kejadian jatuh pada lansia.
Profil Prostate Spesific Antigen (PSA) pada Penyakit Prostat di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat Nungki Septi Wulansari; Mieke Marindawati
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 1 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.67 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.1.18-22

Abstract

Latar belakang: kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian pria di negara Barat. Di Indonesia kanker prostat berada di urutan ke-3 kanker terbanyak pada laki-laki tahun 2014. Tujuan: tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kadar PSA pada pasien yang terkena penyakit prostat di RSUD Cengkareng Jakarta Barat periode Januari 2016 – Agustus 2019. Metode: desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional jenis penelitian deskriptif mengumpulkan data sekunder pasien penyakit prostat, prostatitis, Benign Hyperplasia Prostat (BPH), kanker prostat, BPH dengan prostatitis. Hasil: hasil penelitian di RSUD Cengkareng Jakarta Barat periode Januari 2016 – Agustus 2019 didapatkan pasien dengan penyakit prostat sebanyak 190 pasien. Pasien yang menderita kelainan prostat dengan PSA diatas normal (>4 ng/ml) sebanyak 139 (73%) pasien. Sedangkan didapatkan pula pasien dengan dengan penyakit prostat yang mempunyai PSA normal (≤4 ng/mL) yaitu sebanyak 51 (27%) pasien. Kesimpulan: kelainan prostat dapat terjadi pada pasien yang mempunyai nilai PSA normal (≤4 ng/mL) dan lebih dari normal (>4 ng/ml), dengan usia terjadinya kelainan prostat tersebut adalah 50 – 93 tahun.
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Tingkat Religiusitas pada Orang Lanjut Usia Alidina Nur Afifah; Andhika Idam Radityo
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 2 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.878 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.2.40-45

Abstract

Latar belakang: Penyakit infeksi masih menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia sehingga diperlukan upaya pencegahan yang dapat meminimalisir dampak terhadap aspek fisik, psikis, dan sosial terutama bagi orang lanjut usia (lansia). Salah satu program pemerintah dalam mengupayakan hal tersebut adalah program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Religiusitas dan aktivitas keagamaan menjadi salah satu faktor kebahagiaan dan pendukung terhadap kualitas hidup lansia. PHBS yang merupakan perwujudan perilaku bersih dan sehat juga mengandung nilai-nilai vital agama terhadap religiusitas dan aktivitas keagamaan seseorang. Tujuan: untuk mengetahui gambaran PHBS dan tingkat religiusitas lansia. Metode: penelitian ini adalah studi kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada 116 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner PHBS dan Kuesioner Tingkat Religiusitas. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa 68 orang (58,6%) lansia di kelurahan Pondok Jagung memiliki PHBS yang baik dan 48 orang  (41,4%) memiliki PHBS cukup dan tidak terdapat responden dengan kategori kurang. Tingkat religiusitas lansia di kelurahan Pondok Jagung adalah 19 orang (16,4%) berkategori baik, 77 orang (66,4%) berkategori sedang, dan 20 orang (17,2%) berkategori buruk. Kesimpulan: lebih dari separuh lansia di RW 01 dan 05 Kelurahan Pondok Jagung berkategori PHBS baik dan tingkat religiusitas sedang. Meskipun didominasi PHBS baik, namun capaian tersebut masih di bawah target capaian nasional PHBS 2016-2019. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh tingkat religiusitas dengan capaian PHBS tersebut.
Analisis Efektivitas Insulin Analog dan Human yang Digunakan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 dengan Biaya BPJS di RS. Islam Sukapura 2018 Muhammad Zaim; Purwantyastuti Purwantyastuti; Nafrialdi Nafrialdi
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1713.384 KB) | DOI: 10.24853/mujg.2.1.17-26

Abstract

Latar Belakang: Insulin merupakan obat diabetes melitus tipe-2 terutama digunakan pada pasien yang sudah tidak responsif dengan obat oral. Dikenal 2 kelompok insulin yaitu insulin analog dan insulin human. Strategi pengobatan optimal  untuk pasien diberikan antidiabetik oral. Apabila kadar HbA1c > 7%, dapat diberikan insulin atau antidiabetik oral monoterapi Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efektifitas pengobatan menggunakan obat insulin analog dan insulin human di RS. Islam Sukapura dalam periode Januari– Desember 2018. Metode: Studi retrospektif ini dilakukan berdasarkan rekam medis pasien diabetes melitus tipe-2 yang berobat di poliklinik penyakit dalam RS.Islam Sukapura dalam periode Januari–Desember 2018. Uji statistic yang digunakan yaitu uji beda mann-whitney dan uji chi-square. Hasil: Dari 200 pasien terdapat 82 orang yang mendapatkan insulin human dan rata-rata selisih HbA1c awal dan akhir sebesar 1,40 %. Pada 118 pasien yang mendapatkan insulin analog, rata-rata selisih HbA1c awal dan akhir sebesar 1,34 %. Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata selisih HbA1c awal dan akhir pasien yang mendapatkan insulin human dan insulin analog (P=0,785). Efek samping insulin yang ditemukan seperti hipoglikemia sebesar 3,5% yang dapat terjadi pada pemberian Insulin dalam jangka waktu lama dan pada dosis yang besar. Simpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik maupun klinik efektifitas insulin human dibandingkan insulin analog.