cover
Contact Name
Angga Hadiapurwa
Contact Email
angga@upi.edu
Phone
+6285722923393
Journal Mail Official
jurnal.inovasi.kurikulum@upi.edu
Editorial Address
Prodi Pengembangan Kurikulum, Gedung Sekolah Pascasarjana UPI Lt. 6 Jl. Dr. Setiabudhi Bandung 40154
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Inovasi Kurikulum
ISSN : 18296750     EISSN : 27981363     DOI : -
curriculum development; curriculum design; curriculum implementation; curriculum evaluation; instructional development; model of instructional; media of instructional; evaluation of instructional
Articles 183 Documents
Analisis Relevansi Desain Kurikulum Pelatihan Guru PAI MTs dengan Kebutuhan Kompetensi Guru di Lapangan Adimin Diens
Inovasi Kurikulum Vol 6, No 1 (2009): Inovasi Kurikulum, February 2009
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.623 KB) | DOI: 10.17509/jik.v6i1.35685

Abstract

Lemahnya efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi permasalahan yang cukup serius. Selama ini telah terjadi anggapan negatif terhadap pelaksanaan pendidikan agama di sekolah. Persoalan kompetensi guru madrasah merupakan permasalahan yang dihadapi hampir seluruh madrasah di tanah air tidak terkecuali Madrasah Tsanawiyah dan secara spesifik guru Pendidikan Agama Islam. Upaya peningkatan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam pada madrasah dapat dilakukan melalui jalur pendidikan prajabatan (preservice training) maupun pendidikan dalam jabatan (inservice training). Secara umum pendidikan dan pelatihan ini di samping untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan–kebutuhan, baik tuntutan masyarakat maupun keniscayaan global. Program-program pelatihan yang ditawarkan paling tidak dapat mengakomodasi standar-standar kompetensi minimal sehingga terdapat relevansi antara kebutuhan-kebutuhan di lapangan dan program pendidikan dan pelatihan. Untuk itu Balai Diklat Keagamaan dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan harus sesuai dengan kebutuhan unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Agama. Untuk kepentingan tersebut, kurikulum pelatihan Balai Diklat Keagamaan semestinya memiliki relevansi dengan kebutuhan lapangan. Kesesuaian antara kurikulum pelatihan dengan kebutuhan unit – unit pelaksana teknis di lapangan akan memberikan beberapa keuntungan diantaranya pertama, hasil pelatihan akan lebih bermakna bagi peserta pelatihannya karena kurikulum diklat didesain mengacu pada kebutuhan riil yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit pelaksana teknis. Kedua, penyelenggaraan kegiatan pelatihan lebih efektif karena akan lebih memotivasi peserta pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya. Ketiga, penyelenggaraan pelatihan lebih efesien, karena kurikulum pelatihan dirancang memang untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Pemanfaatan Aplikasi WhatsApp sebagai Sirkulasi Sumber Belajar di Perpustakaan Tasyaa Yuliani; Hafsah Nugraha
Inovasi Kurikulum Vol 18, No 1 (2021): Inovasi Kurikulum, February 2021
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2250.209 KB) | DOI: 10.17509/jik.v18i1.36264

Abstract

Perpustakaan tidak hanya terbatas sebagai sebuah gedung tempat menyimpan buku. Perpustakaan dapat digambarkan sebagai lembaga sumber informasi, baik cetak maupun non cetak. Koleksi perpustakaan menjadi salah satu sumber belajar yang diperlukan oleh civitas academica khususnya di lingkungan UPI Kamda Sumedang. Koleksi-koleksi yang ada di Perpustakaan UPI Kamda Sumedang digunakan untuk bahan ajar yang mendukung proses pembelajaran dengan menyediakan berbagai macam sumber rujukan berupa buku, jurnal maupun layanan lain yang dapat menunjang kegiatan perpustakaan di Perguruan Tinggi. Di masa pandemi Covid-19 ini terdapat banyak perubahan yang terjadi. Perpustakaan sebagai bagian dari sektor pendidikan juga ikut terdampak terhadap keadaan ini. Aplikasi WhatsApp adalah salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh mayoritas masyarakat di Indonesia. WhatsApp dianggap sebagai aplikasi yang mudah digunakan untuk tetap menjalin komunikasi dengan orang lain. Hal itulah yang diadaptasi oleh Perpustakaan UPI Kamda Sumedang, di mana perpustakaan kemudian memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai sirkulasi sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Penyediaan sumber belajar bagi civitas academika UPI Kamda Sumedang harus tetap dilakukan karena kegiatan pembelajaran juga tetap berlangsung meskipun di tengah pandemi. Harapannya, aplikasi WhatsApp yang digunakan di perpustakaan dapat lebih ditingkatkan lagi, agar dapat membuat pemanfaatannya menjadi lebih mudah serta dapat membuat pemustaka menjadi lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi WhatsApp untuk menghubungi pihak perpustakaan.Kata Kunci: Aplikasi WhatsApp, Perpustakaan; Sirkulasi; Sumber Belajar The library is not only limited as a building to store books. Libraries can be described as sources of information, both printed and non-printed. Library collections are one of the learning resources needed by the academic community, especially in the UPI Kamda Sumedang environment. The collections in the UPI Kamda Sumedang Library are used for learning materials that support the learning process by providing various reference sources in the form of books, journals and other services that can support library activities in universities. During the Covid-19 pandemic, many changes have occurred. Libraries as part of the education sector are also affected by this situation. The WhatsApp application is one of the social media that is widely used by the majority of people in Indonesia. WhatsApp is considered an easy-to-use application to stay in touch with other people. This was adapted by the UPI Kamda Sumedang Library, where the library then used the WhatsApp application as a circulation of learning resources to meet the information needs of users. The provision of learning resources for the academic community of UPI Kamda Sumedang must still be carried out because learning activities also continue even in the midst of a pandemic. It is hoped that the WhatsApp application used in the library can be further improved, in order to make its use easier and to make users more comfortable using the WhatsApp application to contact the library.
Pengembangan Model Implementasi M-Pembelajaran untuk Mahasiswa Pendidikan Guru di Indonesia Muhamad Asra; Taufik Yogaswara; Nanda Khaerunnisa Syafitri
Inovasi Kurikulum Vol 17, No 2 (2020): Inovasi Kurikulum, August 2020
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1955.911 KB) | DOI: 10.17509/jik.v17i2.36824

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model implementasi M-Learning berdasarkan kegiatan pembelajaran dalam program pendidikan guru. Model ini ditujukan untuk melihat bagaimana M-Learning dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran formal dalam membantu mahasiswa mencapai kebutuhannya, yaitu keberhasilan dalam proses pembelajaran dan nilai akhir yang didapatkan setelah melaksanakan proses perkuliahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Design and Development (D n D) yang diperkenalkan oleh Richey and Klein (2007) untuk mengembangkan sebuah model. Berdasarkan pendekatan yang digunakan, penelitian ini menggunakan tiga fase. Fase pertama adalah analisis kebutuhan yang dilaksanakan menggunakan survei berupa kuesioner kepada 220 orang mahasiswa untuk mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam menerapkan M-Learning. Kemudian data yang berhasil diperoleh pada fase ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Fase kedua adalah proses mengembangkan model dengan menggunakan metode Interpretive Structural Model (ISM) yang melibatkan beberapa kelompok pakar ahli. Fase ketiga yaitu bekerjasama dengan kelompok ahli sebanyak 48 orang ahli untuk menilai M-Learning yang sedang dikembangkan menggunakan Teknik Fuzzy Delphi yang diberikan sedikit modifikasi. Penilaian tersebut didasarkan pada pendapat dan jawaban para ahli yang tercantum dalam tujuh kuesioner yang diberikan dengan menggunakan skala likert.Kata Kunci: M-Learning, Fuzzy Delphi, ISM. AbstractThe purpose of this study is to develop a model for applying M-Learning based on learning activities in teacher education programs. This model is used to see how M-Learning can be used to support formal learning in helping students achieve their needs, namely in the learning process and the costs needed for the lecture process. This study uses the Design and Development (D n D) approach introduced by Richey and Klein (2007) to develop a model. Based on the nature of the approach, this study uses three phases. The first phase is needs analysis which is carried out using a questionnaire survey for 220 students to identify what is needed in implementing M-Learning. Then the data that was obtained at this stage was analyzed using descriptive statistics. The second phase is the process of developing models using the Interpretive Structural Model (ISM) method which focuses on several expert groups. The third phase is a combination of an expert group of 48 experts to assess M-Learning which is being developed using the Fuzzy Delphi Technique which is given a little modification. The evaluation is based on the opinions and answers of the experts used in the seven questionnaires given using a Likert scale.
Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah Salatiga Jateng Muchamad Solahudin
Inovasi Kurikulum Vol 5, No 1 (2008): Inovasi Kurikulum, February 2008
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.815 KB) | DOI: 10.17509/jik.v5i1.35625

Abstract

Masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar dalam proses pengembangan kurikulum di satuan pendidikan mengingat sekolah adalah miniatur masyarakat yang kelak menjadi generasi penerus dalam melestarikan warisan budaya. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangan kurikulum meliputi perumusan desain, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berbasis masyarakat. Fokus dalam tulisan ini meletakkan pola, konsep, strategi dan landasan masyarakat dalam perannya mengembangkan kuriukulum di sebuah sekolah alternatif. Sekolah alternatif memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda dengan sekolah konvensional sehingga memiliki karakteristik dan pola pengembangan yang berbeda pula. Meskipun demikian bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengembangan kurikulum ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi sekolah formal maupun nonformal lainnya.
Evaluasi KTSP Berbasis Kinerja R. Rino
Inovasi Kurikulum Vol 6, No 2 (2009): Inovasi Kurikulum, August 2009
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.813 KB) | DOI: 10.17509/jik.v6i2.35704

Abstract

Evaluasi kurikulum merupakan tahapan penting dalam pengembangan kurikulum untuk mengetahui pencapaian target yang mana dikhususkan terhadap informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Evaluasi KTSP berbasis kinerja adalah model evaluasi yang melihat penampilan/performan dari elemen sekolah, yaitu bahwa model evaluasi kurikulum berbasis kinerja merupakan konsekuensi logis dari manajemen berbasis sekolah (MBS).
Manfaat Kajian Bibliometrik Sebagai Penunjang Analisis Kebutuhan Kurikulum Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Eka Siti Aulia; Ridha Pratama Rusli
Inovasi Kurikulum Vol 17, No 2 (2020): Inovasi Kurikulum, August 2020
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1972.936 KB) | DOI: 10.17509/jik.v17i2.36827

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan berperan sebagai perbaikan dan penyempurnaan pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi semua aspek lapisan masyarakat. Ilmu pengetahuan sendiri muncul dari pengalaman, pengamatan, serta akal pikiran manusia sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan lahir karena adanya pemikiran yang lebih logis dan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi. Ilmu Perpustakaan dan informasi pun mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi era dan kemajuan teknologi informasi yang sangat berpengaruh terhadap perubahan aktivitas. Perubahan yang terjadi akan berdampak pula pada pelaksanaan pendidikan yang harus menyesuaikan dengan fenomena dan kemajuan bidangnya. Program studi harus merancang kurikulum yang sesuai dengan keadaan serta mengarah pada arus perkembangan ilmu perpustakaan dan informasi. Tidak semua perkembangan hadir dengan sendirinya, sehingga setiap faktor yang mempengaruhi adanya perubahan sebaiknya diamati dan ditelusuri. Penelitian-penelitian terkait keilmuan perpustakaan dan informasi saat ini meluap sejalan dengan pola pikir manusia, kebutuhan, dan perkembangan zaman. Maka perlu diketahui topik-topik yang banyak dikaji pada suatu penelitian agar pemilihan topik lebih terstruktur, merata, dan muncul inovasi-inovasi baru. Artikel ini menggunakan metode tinjauan literatur untuk mengetahui topik yang banyak diteliti serta untuk melihat kontribusi kajian bibliometrik dalam menganalisis literatur sebagai penunjang analisis pengembangan kurikulum bidang perpustakaan dan informasi. Hasil dari tinjauan literatur tersebut adalah topik penelitian yang banyak dikaji pada bidang keilmuan perpustakaan dan informasi adalah mengenai perpustakaan dengan sub topik layanan, perpustakaan, pemustaka, teknologi perpustakaan, dan perpustakaan digital.Kata Kunci: Bibliometrik; Analisis kurikulum; Perpustakaan dan informasi AbstractThe development of science plays a role as an improvement and refinement of knowledge that can be useful for all aspects of society. Science itself arises from experience, observation, and the human mind as an effort to solve the problems faced. Thus, the development of science was born because of thinking that is more logical and in accordance with the current situation. Library and information science has also developed in accordance with the conditions of the era and the advancement of information technology which greatly influences changes in activity. Changes that occur will also have an impact on the implementation of education which must adapt to the phenomena and progress of the field. The study program must design a curriculum that is appropriate to the situation and leads to the flow of library and information science developments. Not all developments present themselves, so every factor that influences change should be observed and explored. Researches related to library and information science are currently overflowing in line with the human mindset, needs, and developments of the times. So, it is necessary to know the topics that are widely studied in a study so that the selection of topics is more structured, evenly distributed, and new innovations emerge. This article uses the literature review method to find out the topics that are widely researched and to see the contribution of biblical studies in analyzing the literature as a support for the analysis of curriculum development in the field of library and information. The results of the literature review are the research topics that are widely studied in the field of library and information science, namely libraries with sub-topics of services, libraries, users, library technology, and digital libraries.
Analisis Kurikulum: Studi Komparatif Pengembangan Kurikulum di Jepang dan Indonesia Dinn Wahyudin
Inovasi Kurikulum Vol 1, No 1 (2004): Inovasi Kurikulum, February 2004
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.117 KB) | DOI: 10.17509/jik.v1i1.35610

Abstract

Setiap negara mempunyai sistem pendidikan nasionalnya yang disesuaikan dengan latar belakang filosofi, kebijakan, dan strategi nasional. Seperti halnya Indonesia dengan Jepang, memiliki perbedaa yang kentara diantaranya: (1) sistem desentralisasi pendidikan di Indonesia baru dimulai tahun 2002 sedangkan di Jepang sudah lama diberlakukan desentralisasi pendidikan; (2) Di Indonesia kurikulum berbasis mata pelajaran baru sedang menuju kurikuklum berbasis kompetensi, sedangkan di Jepang telah lama berdasarkan standar; (3) Di Indonesia pelajaran Agama masuk kurikulum sekolah sedangkan di Jepang tidak, kecuali sekolah yang dikelola masyarakat pemeluk agama Shinto; (4) Di Indonesia pendidikan usia dini tidak wajib, dan di Jepangpun tidak wajib tetapi sudah menjadi pilihan masyarakat mulai masuk usia 12 tahun; (5) hari belajar per tahun 250 hari, sedangkan di Jeopang 200 haru untuk SD, SLTP, SMU; (6) Pengembang kurikulum di Indonesia oleh Depdiknas (Puskur) dengan melibatkan berbagai lembaga terkait, sedangkan di Jepang oleh Monbusho, Pemerintah Daerah, Asosiasi Guru, Lembaga Riset, Orang tua dan LSM.
Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Hermana Somantrie
Inovasi Kurikulum Vol 6, No 2 (2009): Inovasi Kurikulum, August 2009
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.467 KB) | DOI: 10.17509/jik.v6i2.35698

Abstract

Prinsip utama dari evaluasi kurikulum yaitu bahwa untuk evaluasi kurikulum yang komprehensif harus secara sistematik mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan kurikulum, demikian pula dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sudah banyak sekolah yang telah mengimplementasi-kan KTSP, baik yang dikembangkan secara mandiri maupun dengan cara mengadopsi atau mengadaptasi KTSP yang telah dibuat oleh pihak lainnya. Setelah melewati suatu periode waktu tertentu, KTSP perlu dievaluasi agar kekuatan dan kelemahannya dapat teridentifikasi. Hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyempurnaan KTSP di masa yang datang atau sebagai informasi yang dapat digunakan bagi perumusan kebijakan pendidikan khususnya berkenaan dengan kurikulum.
Implementasi Kurikulum dan Guru Said Hamid Hasan
Inovasi Kurikulum Vol 1, No 1 (2004): Inovasi Kurikulum, February 2004
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.122 KB) | DOI: 10.17509/jik.v1i1.35593

Abstract

Makna sempit kurikulum adalah sebagai suatu rencana tentang pengalaman belajar siswa di suatu lembaga pendidikan. Kurikulum dalam arti sempit ini sangat berguna dalam mengembangkan dukungan kurikulum. Dukungan ini yang dijadikan dasar bagi guru dalam mengembangkan proses pendidikan. Kurikulum menjadi jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan tantangan masa depan bagi kehidupan bangsa. Konsep pengembangan kurikulum dalam arti sempit meliputi tiga fase yaitu konstruksi kurikulum (curriculum construction), implementasi kurikulum (curriculum implementation) dan evaluasi kurikulum (curriculum evalution). Fase pertama pengembangan kurikulum dimulai dengan proses pemantapan ide kurikulum dimana para pengembang merumuskan jawaban kurikulum (curricular answer) terhadap masalah pendidikan bangsa. Fase implementasi ini diawali dengan distribusi dokumen kurikulum dan sosialisasi. Distribusi berkenaan dengan kegiatan penyampaian dokumen kurikulum kepada setiap individu guru, administratur, setiap Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Keberadaan dokumen kurikulum di tangan guru dan pelaksana lain, namun lebih penting dalam memahami, menyetujui dan melaksanakan ide kurikulum.
Penyempurnaan Kurikulum Madrasah dalam Konteks KTSP Aceng Abdul Azis
Inovasi Kurikulum Vol 6, No 1 (2009): Inovasi Kurikulum, February 2009
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.916 KB) | DOI: 10.17509/jik.v6i1.35686

Abstract

Pengembangan kurikulum harus segera dilakukan, selain merespons perubahan paradigmatik pendidikan, juga mengantisipasi terjadinya perubahan strategis bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), secara konseptual mempunyai semangat global, nasional dan lokal sekaligus. Bahkan, KTSP menjadi petanda bagi revitalisasi sekolah/madrasah dalam menciptakan pembelajaran yang relevan dengan perubahan sosial. Jika setiap madrasah/sekolah mampu mendisain sebuah KTSP, maka akan didapati variasi KTSP sejumlah madrasah/sekolah tersebut. Penelitian yang dilakukan di MT s Darul Muttaqin menunjukkan adanya ekuivalensi antara ” kurikulum yang asli” dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sedang dirumuskannya. Dalam konsepsi kurikulum Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat al Islamiyyah (TMI), madrasah ini mempunyai identitas lokalnya, karakter internalnya dan cita-cita khususnya. Perilaku KBM di madrasah ini, hingga saat ini masih mengimplementasikan kurikulum TMI yang dirumuskannya sendiri. Namun demikian, relasi MTs Darul Muttaqin dengan madrasah lain, dengan birokrasi pendidikan, dan dengan stakeholders memberikan perspektif baru tentang perlunya KTSP. Kepala MTs Darul Muttaqin menganggap adopsi dokumen KTSP perlu dilakukan agar perilaku mengajar berubah seiring dengan perubahan dokumen kurikulum, sehingga mutu madrasah meningkat seirama dengan dinamika pendidikan pada umumnya.

Page 1 of 19 | Total Record : 183