cover
Contact Name
Dyah Gandasar
Contact Email
dyah.gandasari@gmail.com
Phone
+6282110285395
Journal Mail Official
dyah.gandasari@gmail.com
Editorial Address
Bogor Agricultural Develpoment Polytechnic Jln. Aria Surialaga No 1, Pasir Kuda Bogor 16119
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
ISSN : 2599039X     EISSN : 25990381     DOI : https://doi.org/10.51852/
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis merupakan jurnal yang diterbitkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Kementerian Pertanian. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember. Artikel yang dimuat merupakan hasil penelitian dengan topik budidaya pertanian, ekonomi pertanian, agribisnis, produksi dan teknologi peternakan, ilmu nutrisi dan pakan ternak, dan kesehatan ternak.
Articles 73 Documents
EFEKTIFITAS ALBENDAZOLE TERHADAP FASCIOLA SP PADA PETERNAKAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN GEGERBITUNG KABUPATEN SUKABUMI Endang Endrakasih -
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.708 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.126

Abstract

ABSTRACTCattle farms in Gegerbitung District, Sukabumi were traditional farms and carried out below standard by giving irregular worm medication and tended to use the same active ingredients anthelmintic. Such conditions have the potential to raise cases of helminthiosis and decreased effectiveness / resistancy to the anthelmintic. A common case of helminthiosis found in cows was fasciolosis. There was no accurate data on the prevalence of fasciolosis cases in Indonesia, but it was estimated to reach 60 - 90%. Anthelmintic used in general was albendazole. This study aimed to determine: (1) Prevalence of fasciolosis events (number of attack / positive test) (2) Severity of attack (3) Effectiveness of albendazole to Fasciola sp. Identification of worm eggs in feces was done by sedimentation method. The number of worm eggs per gram of feces were also calculated to determine the severity of infestation, prevalence and effectiveness of albendazole. The results showed that from 40 cows samples, Fasciola sp. Was found in 6 cattle (15% of total sample). Thus the prevalence of fasciolosis was 15%. The severity of fasciolosis on 6 cattle averaged 19.66 eggs per gram of feces. After treatment with albendazole, 6 positive cattle became negative. It can be concluded that the prevalence and severity infestation of fasciolosis in Gegerbitung District was classified as mild infestation. Albendazole was still effective for fasciolosis.ABSTRAKKondisi peternakan sapi rakyat masih dilaksanakan dibawah standar dengan pemberian obat cacing yang tidak teratur dan cenderung menggunakan obat cacing dengan bahan aktif yang sama. Kondisi semacam ini berpotensi memunculkan kasus penyakit, khususnya kecacingan dan penurunan efektifitas/resistensi jenis obat cacing termaksud. Kasus kecacingan yang umum dijumpai pada sapi adalah fasciolosis. Tidak ada data akurat prevalensi kasus fasciolosis di Indonesia, namun diperkirakan mencapai 60 – 90 %. Sedangkan obat cacing yang digunakan pada umumnya adalah albendazole. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Prevalensi kejadian fasciolosis (jumlah terserang/positif uji ) (2) Tingkat keparahan serangan (3) Efektifitas albendazole terhadap Fasciola sp. Identifikasi telur cacing dalam feses dilakukan dengan metode sedimentasi. Selain itu juga dilakukan perhitungan jumlah telur cacing per gram feses untuk mengetahui tingkat keparahan infestasi, prevalensi dan efektifitas albendazole. Hasil penelitian menunjukkan dari 40 ekor sapi sample, ditemukan telur cacing Fasciola sp. pada 6 ekor (15 % dari total sample). Dengan demikian prevalensi kecacingan adalah 15 %. Sedang tingkat keparahan kecacingan/fasciolosis pada 6 ekor sapi tersebut rata-rata 19.66 butir telur per gram feses. Setelah pengobatan dengan albendazole, 6 ekor sapi yang semula positif menjadi negatif. Dapat disimpulkan bahwa prevalensi fasciolosis pada peternakan rakyat di Kecamatan Cicurug dan tingkat keparahan infestasinya tergolong ringan. Albendazole masih efektif untuk mengobati fasciolosis.
PEMBERIAN BIOPLUS DAN PAKAN TAMBAHAN DEDAK TERHADAP PERFORMA BOBOT BADAN SAPI PO DI KABUPATEN SUKABUMI Sudradjat -
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.081 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.127

Abstract

ABSTRACTBioplus is a probiotic derived from rumen contents containing selectively selected roughage fiber grains and interacts positively with targeted cattle rumen microbes. Provision of bioplus and the addition of rice bran to Ongole Cossbred Cattle in Sukabumi Regency aimeds to increase the daily weight gain (PBBH) of PO cattle. In this study, 16 male bulls aged 2-2.5 years old with body weights of 310kg ± 16.2 kg were used. The cattle were divided into 4 treatment groups (P0, P1, P2 and P3) each of 4 replications according to a completely randomized design. Catlle in the control group (P0) wasfed with 30 kg of grass + 3 kg of cassava, P1 : P0 + 2.5 kg rice bran, P2: P0 + 2.5kg rice bran + 200 g bioplus and P3 : P0 + 2.5 kg rice bran + 400 g bioplus.The results, showed that the bioplus and rice bran addition significantly increased body weight of PO cattle (P <0.01). Average daily gain for P3 was 0.6871 kg per head per day, whereas for P2, P1 and P0 were 0,3244, 0.2363 and nly 0.1173 kg per head per day,respectively. Feed conversion ratio of P3 group was 10,77 and it was the most efficient as compared to othertreatments, i.e.22,81, 31,32 and 44,4 for P2, P1 and P0,respectively. Based on these results bioplus and rice bran are recommended to be used as supplements in feed of PO cattle because it can increase daily weight gain.ABSTRAKBioplus adalah probiotik berasal dari isi rumen yang mengandung mikroba pencerna serat kasar yang terseleksi dan berinteraksi positif dengan mikroba rumen ternak target. Pemberian bioplus dan penambahan dedak pada sapi PO di peternak Kabupaten Sukabumi bertujuan untuk meningkatkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi PO. Dalam kajian ini dipergunakan 16 ekor sapi jantan PO umur 2-2,5 tahun dengan bobot badan 310, 18 kg ±16,16 kg. Sapi tersebut dibagi dalam 4 kelompok perlakuan(P0, P1, P2 dan P3) masing-masing 4 ulangan. Kelompok sapi tersebut selama pengkajian diberi pakan pada P0 yaitu kebiasaan petani 10% dari BB rumput+3 kg singkong, P1 sapi diberi pakan P0+ 2,5 kgdedak, P2 sapi diberi pakan P0+ 2,5 kg dedak+200 gram bioplus dan P3 sapi diberi pakan P0+ 2,5 kg dedak+400 gram. Hasil analisis dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL), menunjukkan bahwa pemberian bioplus dan penambahan dedak berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap pertambahan bobot badan sapi PO. Pada sapi dengan perlakuan P3 pertambahan bobot badan 0,6871kg per ekor per hari, P2 0,3244kg per ekor per hari, P1 0,2363 kg per ekor per hari, sedangkan pada Po merupakan kebiasan petani hanya 0,1173 kg per ekor per hari. Konversi pakan sapi kelompok P3 sebesar 10,77 dan paling efisien dalam penggunaan pakan dibandingkan dengan kelompok P2 22,81, kelompok P1 31,32 dan kelompok P0 44,4. Berdasarkan hasil kajian tersebut bioplus dan dedak dapat direkomendasikan bagi peternak untuk pakan dalam penggemukan sapi PO karena mampu meningkatkan pertambahan bobot badan harian.
PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI POTONG DI SENTRA PRODUKSI RAKYAT (SPR) KASALIANG KABUPATEN SUBANG Wahyuningsih -
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.361 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.128

Abstract

ABSTRACTThe objective of this research was to evaluate reproduction performance include Service per Conception (S / C), Days Open (DO), Conception Rate (CR) and Calving Interval (CI) at Public’s Production Center (SPR) Kasaliang Subang. The material in this study were 100 data of beef cattle which had been partus at least once. The method that used in this study were case studies, equipped by observation, dispersion of questionnaires and interviews. Characteristics of respondents were time, education, and number of animal. Primary data was quantitatively analyzed and secondary data with inseminator recording. Both of them were fitted by Artificial Insemination Card which is had by breeders and goverments. The conclusions of the results of the study were S / C, the cycle of lust, days open, calving interval and conception rate was 1.43 to 2.17, 19 to 21 days, 3.3 to 7.50 months, >14 months and 65.72 to 72.89% respectively.ABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk mengetahui penampilan reproduksi ternak sapi potong (meliputi; S/C, DO, CR dan CI) di Sentra Produksi Rakyat (SPR) wilayah Kasaliang Kabupaten Subang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 data Peternak sapi potong, dan ternak tersebut telah partus minimal satu kali. Metode yang digunakan adalah studi kasus, dilengkapi dengan observasi, penyebaran koesioner dan wawancara. Karakteristik responden meliputi usia, pendidikan pengalaman dan jumlah ternak. Data primer dianalisis secara kuantitatif dan data sekunder diperoleh melalui catatan recording inseminator kemudian dicocokkan dengan kartu hasil IB yang dimiliki peternak dan instansi terkait. Kesimpulan hasil penelitiannya adalah performa reproduksi meliputi service per conception [S/C] 1,43 sampai dengan 2,17, siklus birahi antara 19 sampai 21 hari, days open [DO] bervariasi berada pada kisaran 3,13 sampai dengan 7,50 bulan, calving interval [CI] berada di atas 14 bulan dan conception rate [CR] pada kisaran 65,72 sampai dengan 72,89%.
PENGARUH PENGGUNAAN VITAMIN E DALAM PENGENCER SUSU SKIM PADA SPERMA BEKU TERHADAP PERSENTASE MOTILITAS DAN PERSENTASE SPERMATOZOA HIDUP DOMBA PRIANGAN Sri Teguh Waluyo
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.257 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.129

Abstract

ABSTRACTThe objective of this research is to know the optimal concentration level of vitamine E in the skimmed milk dilution against Priangan sheep’s motility and lived spermatozoa presentation. The research was done in the Laboratory of Artificial Insemination Institution, Lembang, Bandung, from November 2017 up to January 2018. In the experiment, spermatozoa from five of Priangan sheep collected by artificial vagina and diluted with skimmed milk, each dilution added by different dose of 10, 20, 30, 40 μg vitamine E and without vitamine E per mililiter for control. The experimental method used was Completely Randomized Design continued by Duncan multiple rank test 5% significant. Observed variable was motility and lived spermatozoa presentation measured after dilution and equilibration, and after thawing with include percentage of motility, lived. The result of experiment showed that percentage of motility and lived spermatozoa after dilution were not significantly after treatment (P>0.05), after equilibration and thawing resulted the highest percentage of motility and lived in the treatment of E30 (72.00 and 54.00 %), and (82.20 and 67.60%) significantly different compared to the other treatment (P<0.05).ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi vitamin E yang optimal pada pengencer susu skim terhadap persentase motilitas dan persentase spermatozoa hidup pada sperma beku Domba Priangan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Inseminasi Buatan, Lembang, Bandung dari bulan November 2017 sampai bulan Januari 2018. Pada percobaan, spermatozoa dari lima ekor Domba Priangan ditampung dengan vagina buatan dan diencerkan dengan susu skim, masing-masing pengencer diberi vitamin E dengan dosis yang berbeda, yaitu tanpa vitamin E sebagai kontrol, 10, 20, 30 dan 40 g vitamin E per mililiter. Metode eksperimental menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap, yang dilanjutkan uji jarak berganda Duncan taraf nyata 5%. Peubah yang diamati adalah kualitas spermatozoa yang diukur setelah pengenceran, setelah ekuilibrasi, serta setelah pencairan kembali yang meliputi persentase motilitas, persentase hidup spermatozoa. Hasil percobaan menunjukkan bahwa persentase motilitas dan persentase spermatozoa hidup pasca pengenceran tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Pada pasca ekuilibrasi dan pasca pencairan kembali yang menghasilkan persentase motilitas dan persentase hidup tertinggi pada perlakuan E30 (72,00 dan 54,00 %) dan (82,20 dan 67,60 %) berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan yang lain (P<0,05).
APLIKASI FORMULASI PUPUK SERTA PENAMBAHAN KOMPOS JERAMI TERHADAP PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Dwiwanti Sulistyowati -
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.446 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.130

Abstract

ABSTRACT One of the prospective vegetable commodities in Indonesia is a red chili (Capsicum annuum L.). Various efforts have been made both by the government and farmers, including how to provide and formulate appropriate organic and inorganic fertilizers as an effort to increase red chili yields. The purpose of this study was to study the effect of inorganic, organic or second combination fertilizers in liquid form and the addition of straw compost in the initial generative phase to increase red chili yields. This study took place at the Bogor STPP experimental field, which was held in May-November 2017. The experiment was arranged in a nested design consisting of B0 = without the addition of straw compost (control) and B1 = addition of 10 tons of straw compost/ha, and repeated 3 replications. Treatment factors consist of N0 = NPK fertilizer (16:16:16) solid dose 1000 kg/ha, N1 = NPK fertilizer (16:16:16) liquid dose 1000 kg/ha, N2 = liquid manure dose 10 tons/ha, N3 = combination of NPK fertilizer (16:16:16) liquid dose 500 kg/ha+liquid manure fertilizer dose 5 tons/ha, and N4 = combination of NPK fertilizer (16:16:16) liquid dose 500 kg/ha+gandasil D/B 1 g/l. The variables observed included plant height, canopy wet weight, root wet weight, flowering time, harvesting time, fruit length, fruit diameter, fruit number and per plant. The addition of straw compost in the initial phase of generative growth will increase the canopy wet weight, diameter and fruit length, as well as the fruit number and per and fruit weight per plant. Application of 500 kg/ha fertilizer formulation+liquid D/B (N4) solution is best for increasing canopy and root wet weight and fruit number and fruit weight per plant. Correlation analysis showed that the addition of plant height, fruit diameter and fruit number and the faster harvesting time would increase production per plant.ABSTRAKSalah satu komoditas sayuran yang prospektif di Indonesia adalah cabai merah (Capsicum annuum L.). Berbagai upaya dilakukan baik oleh pemerintah maupun petani, termasuk cara pemberian dan memformulasikan pupuk organik serta anorganik yang tepat sebagai upaya peningkatan produksi cabai merah. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pemberian pupuk anorganik, organik atau kombinasi kedua pupuk tersebut dalam bentuk cair serta penambahan kompos jerami pada fase awal generatif terhadap peningkatan produktivitas cabai merah. Penelitian ini bertempat di lahan percobaan STPP Bogor, yang dilaksanakan pada bulan Mei-November 2017. Percobaan disusun dalam Rancangan Petak Tersarang (nested design) yang terdiri dari B0 = tanpa penambahan kompos jerami (kontrol) dan B1 = penambahan kompos jerami 10 ton/ha, dan diulang 3 ulangan. Faktor perlakuan terdiri atas N0 = pupuk NPK (16:16:16) padat dosis 1000 kg/ha, N1 = pupuk NPK (16:16:16) cair dosis 1000 kg/ha, N2= pupuk kandang cair dosis 10 ton/ha, N3 = kombinasi pupuk NPK (16:16:16) cair dosis 500 kg/ha + pupuk kandang cair dosis 5 ton/ha, dan N4 = kombinasi pupuk NPK (16:16:16) cair dosis 500 kg/ha + gandasil D/B 1g/l. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, jumlah buah dan produksi per tanaman. Penambahan kompos jerami pada fase awal pertumbuhan generatif akan meningkatkan bobot basah tajuk, diameter dan panjang buah cabai, serta jumlah buah dan produksi per tanaman cabai merah. Aplikasi formulasi pupuk 500 kg/ha + gandasil D/B cair (N4)) adalah terbaik untuk peningkatan bobot basah tajuk dan akar serta jumlah buah dan produksi per tanaman cabai merah. Analisis korelasi memperlihatkan bahwa penambahan tinggi tanaman, diameter buah dan jumlah buah serta umur panen yang semakin cepat pada tanaman cabai merah, akan meningkatkan produksi per tanaman. 
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI, JAGUNG DAN KEDELAI MELALUI PROGRAM UPSUS PAJALE DI KABUPATEN GARUT Tri Ratna Saridewi
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.592 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.131

Abstract

ABSTRACTGarut is one of the districts that beneficiaries of Upsus Pajale program which has potential agricultural development. An important factor of the successful program are the result of policy, participation of community and public perception of government program. The objectives of the study were to analyze the productivity of rice, corn and soybean commodities, public perceptions of government programs and the policy. This research used descriptive analysis of rice, corn and soybean productivity before and after program implementation. The results of the analysis show that UPSUS PAJALE increased agricultural productivity. Farmers' perceptions of the program remain favorable and support the implementation of the program despite the expectation of management program is improved. Using Context, Input, Process dan Product (CIPP) model approach, the weakest part of the program is on the process evaluation.ABSTRAKGarut merupakan salah satu kabupaten yang penerima bantuan program Upsus Pajale yang berpotensi dalam pengembangan pertanian. Faktor penting dalam keberhasilan program adalah hasil kebijakan, partisipasi dan persepsi masyarakat. Tujuan penelitian adalah menganalisis produktivitas komoditas padi, jagung dan kedelai, persepsi masyarakat terhadap program dan analisis kebijakan pemerintah. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif terhadap produktivitas usahatani padi, jagung dan kedelai sebelum dan sesudah dilaksanakannya program. Hasil analisis menunjukkan bahwa Program UPSUS PAJALE dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Persepsi petani terhadap program tetap baik dan mendukung pelaksanaan program meskipun mengharapkan perbaikan pengelolaan program. Dengan pendekatan model Context, Input, Process dan Product (CIPP) dapat diketahui bahwa faktor terlemah dari kebijakan adalah pada evaluasi proses.
PEMILIHAN METODE PERAMALAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK PERTANIAN Arfina Samangi -; Tomy Perdana -
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.605 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v2i1.132

Abstract

ABSTRACT West Java has cluster of horticulture developed by Padjadjaran University in Lembang and Pangalengan. In 2017, Padjadjaran University in collaboration with TU-Delf, an engineering university in the Netherlands, to create a value co-creation workshop in Ciwidey Sub-district with output forming a vegetable cluster in Ciwidey. In December 2017, two farmer groups that have been established begin to deliver to the modern market through vendors, Locarvest. The buying and selling system agreed by Locarvest and the modern markets is buying and selling where unsold products will be replaced with fresh produce on subsequent shipments. The sale system is very detrimental to Locarvest if there are many vegetables that are returned and cannot be sold anymore because they have deteriorated. Therefore, Locarvest needs to have the ability to forecast market demand to compute the number of product returns. The method used is the time series method with the model forecasting Simple Moving Average, Weighted Moving Average, Basic Exponential Smoothing, Holt, and Arima. The results of this study show the best forecasting model to forecast Locarvest product demand is Weighted Moving Average. The results of the forecasting model can decrease the number of returns by 62.56% from 1,028 packs to 644 packs. In addition, the bullwhip effect also declined by 0.65 from 1.38 to 0,73.ABSTRAKJawa Barat memiliki klaster hortikultura yang dibina oleh Universitas Padjadjaran di Lembang dan Pangalengan. Pada tahun 2017, Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan TU-Delf, sebuah universitas teknik di Belanda, untuk membuat sebuah workshop value co-creation di Kecamatan Ciwidey dengan output membentuk suatu klaster sayuran di Ciwidey. Pada Desember 2017, dua kelompok tani yang telah dibentuk mulai melakukan pengiriman ke pasar modern melalui vendor, Locarvest. Sistem jual beli yang disepakati oleh Locarvest dan pasar-pasar modern adalah jual beli tukar guling dimana produk yang tidak terjual akan diganti dengan produk segar pada pengiriman selanjutnya. Sistem penjualan tersebut sangat merugikan Locarvest apabila terdapat banyak sayuran yang dikembalikan dan tidak bisa dijual lagi karena telah mengalami deteriorasi. Oleh karena itu, Locarvest perlu memiliki kemampuan meramal permintaan pasar untuk mengarangi jumlah pengembalian produk. Metode yang digunakan adalah metode time series dengan model peramalan Simple Moving Average, Weighted Moving Average, Basic Exponential Smoothing, Holt, dan Arima. Hasil penelitian ini menunjukkan model peramalan terbaik untuk meramal permintaan produk Locarvest adalah Weighted Moving Average. Hasil model peramalan dapat menurunkan jumlah retur sebesar 62,56% dari 1.028 pack menjadi 644 pack. Selain itu, nilai bullwhip effect juga menurun sebesar 0,65 dari 1,38 menjadi 0,73.
ANALISIS KORELASI VARIABEL JUMLAH BUAH YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TANAMAN PALA (Myristica sp.) PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI MALUKU Anna Y Wattimena
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5889.52 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i2.133

Abstract

ABSTRACTNutmeg is a specific superior commodity of Mollucas region besides cloves, which is expected to contribute economically to the region, more specifically to the farming community in order to increase income and welfare. The production of nutmeg is influenced by factors such as growing requirements, plant seeds, spacing, maintenance, plant population and plant life. the Mollucas Planting pattern used by farmers to cultivate nutmeg plants is quite diverse. There are only planting nutmeg monoculture but there are also farmers who use a mixed cropping pattern called dusung. Cultivation by the people of Mollucas with the dusung system can affect the yield of the nutmeg plants. The purpose of this study was to study the correlation between the growth of plant height with the number of branches, the diameter of the stem against the production of nutmeg directly and indirect effect. The method used is survey method. Sampling was done by randomized stratified method (Stratified random Sampling). The results showed that the district of West Seram the number of fruit is affected by plant height and number of branches, Central Mollucas district, the amount of fruit is influenced by plant height and stem diameter.ABSTRAKPala merupakan komoditi spesifik unggulan daerah Maluku selain cengkih, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi daerah, lebin khusus kepada masyarakat tani dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Produksi pala dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti syarat tumbuh, bibit tanaman, jarak tanam, pemeliharaan, populasi tanaman dan umur tanaman. Dimaluku Pola tanam yang digunakan oleh petani untuk mengusahakan tanaman pala cukup beragam. Ada yang hanya menanam pala secara monokultur tetapi ada juga petani yang menggunakan pola tanam campuran yang disebut dusung. Pertanaman yang dilakukan oleh masyarakat maluku dengan sistem dusung tersebut dapat mempengaruhi_ hasil dari tanaman pala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari korelasi antara pertumbuhan tinggi tanaman dengan jumlah cabang, diameter batang terhadap produksi buah pala berpengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak berlapis (Stratified random Sampling). Hasil penelitian menunjukan bahwa Kabupaten Seram Bagian Barat jumlah buah dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan jumlah cabang, Kabupaten Maluku Tengah jumlah buah dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan diameter batang.
TEHNIK BUDIDAYA TANAMAN SUKUN (Artocarpus communis) DI NEGERI TENGAH-TENGAH PULAU AMBON Dessy A. Marasabessy
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6966.569 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i2.134

Abstract

ABSTRACTBread fruit plant (Artocarpus communis) as a carbohydrat sources which has an increasing role in improving the national food security. Bread Fruit contains carbohydrate, protein, fat, vitamins and fiber. Tengah-Tengah is one of the Village in Ambon Island that people cultivate bread fruit in conventional farming systems. Community Of Tengah-Tengah consume this bread fruit in the form of processed, boiled, or fried. Bread fruit has several varieties with high environmental adaptability, and the nutritional values in bread fruit are influenced among others by the genetics, environment, and cultivation. Thus, there is a need to conduct a systematic, from identification the plant type and the cultivation syistem of bread fruit. Tengah- Tengah is one of bread fruit plant production center in Ambon Island. This research was conducted to identify the breadfruit cultivation technique for the improvement and development of breadfruit plants in Ambon Island, especially in Tengah-Tengah village. This research was conducted in Juli — September 2017 in Tengah-Tengah village. This study used purposive sampling method wich is survey and interview. The results showed: 1. Bread fruit plants on the Tengah-Tengah village were cultivated around the house or yard or Dusung (Tradisional Agroforestry), 2. Bread fruit cultivation system in Tengah-Tengah village has been done traditionally practiced for generations, 3. Bread fuit cultivation in Tengah-Tengah is done because it brings benefit:, economically and ecologically. 4. The type bread fruit in Tengah- Tengah village is a medium type (relatively large size ) with the weight of fruit reaches 2.5 kg.ABSTRAKTanaman sukun (Artocarpus communis) merupakan sumber karbohidrat yang semakin berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Buah sukun mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan serat. Tengah-Tengah adalah salah satu Desa di Pulau Ambon dimana orang mengolah tanaman sukun dalam sistem pertanian konvensional. Masyarakat Tengah-Tengah mengkonsumsi buah sukun ini dalam bentuk olahan, direbus, atau digoreng. Tanaman sukun memiliki beberapa varietas dengan adaptasi lingkungan yang tinggi, dan nilai gizi pada sukun dipengaruhi antara lain oleh genetika, lingkungan, dan tehnik budidaya. Dengan demikian, perlu adanya penelitian yang sistematis, mulai dari identifikasi jenis tanaman dan sistem budidaya tanaman sukun. Tengah-Tengah merupakan salah satu sentra produksi tanaman sukun di Pulau Ambon. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi teknik budidaya sukun untuk perbaikan dan pengembangan tanaman sukun di Pulau Ambon khususnya di Negeri Tengah-Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - September 2017 di Negeri Tengah-Tengah. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu survey dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Tanaman sukun di desa Tengah- Tengah dibudidayakan di sekitar rumah atau halaman atau Dusung (Agroforestry), 2. Sistem budidaya tanaman sukun di desa Tengah-Tengah telah dilakukan secara tradisional selama beberapa generasi, 3. Budidaya sukun di Negeri Tengah-Tengah dilakukan karena membawa keuntungan : secara ekonomi dan ekologis. 4. Jenis buah sukun di NegeriTengah-Tengah adalah jenis medium (berukuran relative besar) dengan bobot buah mencapai 2,5 kg.
INVENTARISASI JENIS TANAMAN CENKEH DI DESA ONDOR DAN DESA KILKODA DI KECAMATAN PULAU GOROM KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR Jolanda Z. P.; Laurien Tanasale -
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3880.434 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i2.158

Abstract

AbstrakDesa ondor dan desa kilkoda merupakan desa penghasil cenkeh di kecamatan pulau gorom, kabupaten seram bagian timur. penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi cengkeh lokal dan sistem budidaya yang dilakukan oleh petani cengkeh di desa tersebut. penelitian ini menggunakan metode survey. teknik pengambilan sampel secara purposive dengan mengambl 10 persen petani cengkeh.