cover
Contact Name
Yuni Masrokhah
Contact Email
yuni_masrokhah@uhamka.ac.id
Phone
+6281284622264
Journal Mail Official
jurnaltaiyou@uhamka.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou
ISSN : 26139472     EISSN : 27463702     DOI : https://doi.org/10.22236/taiyou.v1i2
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou will publish a selected paper under a Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC-BY). The publication policies of the Journal meet the normal requirements for Open Access. which means that all content is freely available at no cost with the use of his / her agency. Users are allowed to read, download, copy, distribute, print, search or link to the full text of the article, or use it for other legitimate purposes, without requesting prior authorization from the publisher or author.
Articles 56 Documents
Analisis Semiotik Makna Musubi dalam Film Animasi Kimi No Na Wa Junita Kurniawati; Ayu Putri Seruni
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.892 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i2.6431

Abstract

Di dalam film animasi, khususnya Kimi No Na Wa, tokoh ataupun alur yang menggambarkan musubi secara tersirat maupun tersurat secara tak disadari memiliki banyak makna, salah satunya yaitu mengandung nilai dan pesan moral di dalamnya. Tujuan penelitian untuk mengkaji lebih mendalam mengenai: (1) tanda-tanda musubi dalam film animasiKimi No Na Wadan; (2) makna tanda-tanda musubi dalam film animasi Kimi No Na Wa. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, teknik deskriptif, dan pendekatan semiotik Umberto Eco. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu antara lain, tanda-tanda yang ditemukan terbagi menjadi 7 (tujuh) kategori umum yaitu ujaran (kata), gambar (image), gambar dan bunyi, ujaran dan gerak/bahasatubuh, gambar dan gerak/bahasa tubuh, gambar dan benda, sertaujaran dan benda. Jumla htemuan yang didapatkan berjumlah sebanyak 50 data yang terbagi menjadi 24 (dua puluh empat) ujaran, 4 (empat) gambar, 2 (dua) gambar dan bunyi, 3 (tiga) ujaran dan gerak/bahasa tubuh, 5 (lima) gambar dan gerak/bahasa tubuh, 7 (tujuh) gambar dan benda, lalu 5 (lima) ujaran dan benda. Makna musubi yang tergambarkan dalam film animasi Kimi No Na Wa ini terdapat lebih dari 15 makna, salah satu contoh makna yang sering muncul yaitu musubi mengkaitkan segala hal di kehidupan ini melalui jaring kehidupan dan mengika tmanusia agar bersatu, musubi mengalir dalam segalahal, musubi dapat ditemukan dalam hubungan antar manusia salah satunya terwujud dalam bentuk sebuah ikatan pertemanan, musubi merupakan roh yang menyatukan dan mengikat, musubi merupakan energi non material murni yang bertanggungjawab atas segala kegiatan atau kreatifitas yang dibuat oleh manusia, serta musubi merupakan hubungan yang terjadi antara para dewa dan manusia secara spiritual.
Makna Verba Kausatif Bahasa Jepang (shieki) dalam Perspektif Bahasa Indonesia Riri Hendriati
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.468 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i2.6432

Abstract

Setiap bahasa memiliki bentuk kalimat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, begitu juga dengan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Perbedaan bentuk ini dapat menimbulkan kesalahan berbahasa di dalam pembelajaran bahasa Jepang terutama bagi pemula. Maka dari itu, fokus penelitian ini adalah perbandingan makna verba bentuk kausatif dalam bahasa Jepang (shieki) dan bentuk kausatif dalam bahasa Indonesia dan pentingnya dalam pembelajaran bahasa Jepang, dengan rumusan masalah, 1) Bagaimana persamaan dan perbedaan antara makna verba kausatif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia; 2) Apa saja solusi untuk mengatasi kesulitan pemelajar bahasa Jepang dalam memahami makna verba kausatif dalam bahasa Jepang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif menggunakan metode analisis kontrastif yang membandingkan antara bahasa sumber dan bahasa asing. Hasil analisis menunjukkan: 1) bahwa verba kausatif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia mempunyai persamaan yaitu sama-sama merupakan kalimat tak langsung, namun ada juga perbedaannya yaitu; tidak semua kalimat dalam bahasa Indonesia yang menggunakan kata “menyuruh” mempunyai makna kyousei, dan tidak semua bahasa Indonesia yang bermakna “menyebabkan/membuat jadi” itu dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dengan menggunakan kata kerja bentuk shieki, kecuali untuk beberapa kata kerja saja yang menyatakan sikap, emosi atau perasaan.misalnya: kaget, khawatir. 2) ketika pengajar mengajarkan topik shieki ini pengajar harus benar-benar memahami makna dan aturan-aturannya sehingga tidak hanya menjelaskan makna shieki adalah “menyuruh” saja. Karena makna “menyuruh” dalam bahasa Jepang mengandung makna yang berbeda dengan “menyuruh” dalam bahasa Indonesia.
Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Bantu Bilangan (Josuushi) Benda Tidak Beraturan dan Benda Berbentuk Silinder pada Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA Tahun Akademik 2019-2020 Ranti Ayu Triastuti; Retno Utari
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.569 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i2.6433

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan kata bantu bilangan josuushi benda tidak beraturan dan benda berbentuk silinder pada mahasiswa semester II program studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA tahun akademik 2019-2020. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil kesalahan yang paling banyak muncul adalah kesalahan pada penggunaan kata bantu bilangan benda berbentuk silinder (hon) sebanyak 69,4% dan pemilihan kata bantu bilangan benda berbentuk silinder (hon) dalam kalimat sebanyak 75,3%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan kata bantu bilangan benda berbentuk silider (hon) berada pada tingkat kesalahan agak tinggi dan tinggi.
Ideologi Penerjemahan Kata Budaya dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jepang Anggiarini Arianto; Ahmad Fadly
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.627 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i2.6434

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ideologi penerjemahan istilah budaya dalam terjemahan novel Anak Semua Bangsa (selanjutnya disebut ASB) karya Pramoedya Ananta Toer oleh Noriak iOshikawa. Novel ASB berlatar multikultural meski secara dominan dilatari budaya Jawa. Penerjemahan teks dengan latar budaya yang kuat memaksa penerjemah pada posisi yang dilematis sebab ideologi penerjemahannya tercermin pada terjemahannya. Ideologi penerjemahan di dikotomikan pada dua kutub yang berbeda. Ideologi yang berorientasi pada bahasa sasaran (disebutpelokalan) dan ideologi yang berorientasi pada bahasa sumber (disebut pengasingan). Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis isi. Data dalam penelitian ini bersumber dari novel ASB dan terjemahannya 全ての民族の子. Peneliti ini berupaya mengungkap ideologi yang tercermin dari terjemahan novel ASB. Melalui metode dan teknik penerjemahan istilah budaya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang, peneliti ini mengidentifikasi ideologi penerjemahannya. Untuk mengungkap ideologi penerjemahan, peneliti ini menggunakan teori yang ditawarkan oleh Newmark baik pada tataran mikro maupun tataran makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 115 data kata budaya, prosedur yang paling sering digunakan oleh penerjemah adalah padanan fungsional dan padanan budaya. Metode yang digunakan oleh penerjemah adalah setia, semantis, adaptasi, komunikatif, dan bebas. Pada penelitian ini, ideologi pelokalan lebih dominan daripada pengasingan.Penelitian ini diharapkan menjadi sebagai sumber informasi dan referensi bagi pengajaran penerjemahan, terutama penerjemahan istilah budaya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang.
On Giri dan Ninjou Tokoh Utama dalam Novel 47 Ronin Karya Jhon Allyn Rita Agustina Karnawati
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.979 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i2.6435

Abstract

Penelitian ini berjudul On Giri dan Ninjou Tokoh Utama dalam Novel 47 Ronin (Kajian Budaya dan Hermeneutika). Sosok Lord Asano adalah sosok daimyo muda yang pemberani akan tetapi cenderung berlaku seenaknya, sosok Oishi samurai dari klan Ako adalah sosok pembantu yang setia terhadap tuannya, sosok Kira adalah sosok pembawa acara di istana yang rakus dan licik serta korup. Penelitian ini terkait dengan (1) kajian nilai-nilai budaya Jepang On, Giri dan Ninjou, (2) melakukan analisis expresion of inner life dari tokoh utama dalam Novel 47 Ronin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber primer adalah novel 47 Ronin, sedangkan sumber sekunder adalah pustaka dan hasil penelitian yang membahas kajian filosofis yang terkait sebagai analisis teks novel 47 Ronin. Jalan penelitian mengikuti langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, klasifikasi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Analisis data menggunakan dua metode pokok, yaitu kajian teori budaya dan metode hermeneutika. Hasil penelitian ini adalah pertama, menemukan expresion of inner life dalam hubungan dengan kebatinan hidup. Dan budaya On, Giri dan Ninjou yang terdiri atas keberanian moral, kerendahan hati, dan kesetiaan merupakan pedoman perilaku manusia yang baik. Nilai moral tersebut dapat dijadikan acuan norma bagi seseorang atau suatu kelompok orang dalam menentukan baik tidaknya sikap dan tindakannya.
Efektivitas Metode TPR (Total Physical Response) Terhadap Penguasaan Kata Kerja (Doushi) Bahasa Jepang (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Kelas XI SMAN 19 Kab. Tangerang Tahun 2020) Anggun Septriani; Rina Sukmara
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.289 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i2.6436

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Metode TPR (Total Physical Response) terhadap Penguasaan Kata Kerja (doushi) Bahasa Jepang Kelas XI SMAN 19 Kab.Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian true experimental design dengan bentuk posttest only control group design. Hasil perhitungan uji independent sample t-test bahwa rata-rata kemampuan penguasaan kata kerja bahasa Jepang antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan secara signifikan. Pada hasil uji ketuntasan individu diperoleh thitung (11,068)>ttabel (1,697), disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan metode Total Physical Response mendapat nilai rata-rata tes penguasan kata kerja >70, sedangkan uji ketuntasan klasikal diperoleh Zhitung (1,93)>Ztabel(1,64), disimpulkan bahwa siswa yang memenuhi KKM secara klasikal berjumlah lebih dari 80%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dikatakan bahwa metode TPR (Total physical response) efektif terhadap penguasaan kata kerja (doushi) bahasa Jepang. Berdasarkan hasil angket, metode TPR (Total physical response) yaitu menyenangkan, siswa menjadi lebih aktif, membantu siswa mengingat, dan meningkatkan penguasaan kata kerja Bahasa Jepang.
Tantangan Ryousai Kenbo dalam Menyeimbangkan Pekerjaan Rima Novita Sari
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.652 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v2i1.7262

Abstract

Ryousai kenbo created as country ideology to encourage women in Japan for not giving up their role as a mother. However, as the expansion of modernization, many opportunities for women to have career outside domestic roles are freely open. Today, ryousai kenbo could be considering as obstacle to aim women’s domestic role stability and social equality. The aim of the study is to identify the obstacle of balancing work life as ryousai kenbo and career women in Japan. This study is a qualitative approach by using analysis of article in media and survey. Theory is qualitative descriptive to find the analysis result. The method used is analysis of news article and survey. Based on the results, this study concludes the obstacle of women for work-life balance between ryousai kenbo and career women with four facts, which are 1) gender wages gap, 2) ryousai kenbo roles are limited to child rearing and house work, 3) mother as a career woman is facing difficult from resignation, 4) several regular regulations could not be implemented due to concerns of social pressure at work.
Penggunaan Shuujoshi Kana dan Na oleh Tokoh Midoriya dalam Anime Boku No Hero Academia Dai San Ki (Kajian Sosiolinguistik) Nur Romadloniyah; Didik Nurhadi
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.775 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v2i1.7263

Abstract

In Japan, the use of a male and female language are still regularly used by Japanese society itself. The use of a male and female language in Japanese society is caused not as it were by contrasts in gender or social status, but too impacted by the concepts of ‘insider’ (uchi) and ‘outsider’ (soto) which are connected to distinguish the scope of Japanese society itself. One of the characteristics of recognising the difference between a male and female language is the use of the final particle (shuujoshi) at the conclusion of sentence. Shuujoshi is used by speakers to specific the emotions they need to convey to listeners. This research examines three issues, 1) which word classes are taken after by shuujoshi kana and na, 2) how to use shuujoshi kana and na, 3) what social factors impact the use of shuujoshi by Midoriya within the anime Boku no Hero Academia Dai San Ki. To answer the first issues, Sudjianto and Dahidi’s (2012) theory is used, for the second problem, Chino’s (2008) theory is used, meanwhile the third problem uses Chaer and Agustina’s (2004) theory. The results of the first problem show that shuujoshi kana by Midoriya in anime Boku no Hero Academia Dai San Ki follows doushi, keiyoushi, meishi, fukushi, jodoushi, and joshi, and for shuujoshi na follows doushi, keiyoushi, meishi, jodoushi, and joshi. Furthermore, the use of shuujoshi kana by Midoriya in anime Boku no Hero Academia Dai San Ki was found with results, showing uncertainty: “I wonder” with the amount of data as much as 8, showing question to someone: “I wonder” with the amount of data as much as 4, and showing indirect hopes or wishes: “I wonder” with the amount of data as much as 4, while the use of shuujoshi na by Midoriya in anime Boku no Hero Academia Dai San Ki was found with results, showing a sense with the amount of data as much as 4, asking others to agree with the amount of data as much as 4, refine the impact of an confirmation with the amount of data as much as 5, and showing the prohibition with the amount of data as much as 6. Then the social factors that impact the use of shuujoshi kana and na by Midoriya in anime Boku no Hero Academia Dai San Ki are: 1) the speaker’s social character, to be specific Midoriya is the student of the U.A. Academy (1-A), 2) the listener’s social identity, namely Midoriya’s classmate, Midoriya’s close friend, and criminals, 3) the environment where the discourse occasion took put, specifically U.A. Academy, U.A. Academy’s residence, the forest training camp, and the exam location.
Analysis of the Use and Formation of Ryakugo in Takano Ichigo's Orange Comic. Ulfa Lutfi Nauriyah; Yuni Masrokhah; Akbar Nadjar Hendra
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.886 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v2i1.7264

Abstract

The abbreviated vocabulary seems more interesting and easier in spelling a long word. This abbreviation does not only occur in Wagoand Kango, but also in Gairaigo. This research aims to describe the type and process of forming and using Ryakugoin Japanese sentences comic. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The technique used in data collection is a library study technique, then a dissolving technique as data analysis. The object of this research is Orange comic by Takano Ichigo. The results of this study are two types of ryakugo, namely karikomiand toujigo. In addition, there are 13 processes of formation of ryakugo, whichare dissolving at the end of the word, dissolving in the middle of the word, dissolving on thebeginning of the word, dissolving two parts or more in a single word, dissolving on the ending at the second compound word, dissolving the part the end is only in the first compound word, dissolving of three or more parts in compound words, dissolving the ending at the end of each element of the compound word, shortening by phoneme dissolving, phoneme dissolution or syllable at the end of the word and experiencing assimilation, phoneme or silabelingin the middle the word then experiences assimilation, phoneme or syllable obliteration in the second word then undergoes assimilation, an abbreviation of the alphabet. The use of ryakugoin this comic is almost entirely done in informalconversations.
21st Century Skills-Based Beginner Level Reading Teaching Materials: A Need Analysis Result Frida Philiyanti; Cut Erra Rismorlita
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.637 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v2i1.7265

Abstract

This study aims to determine the needs of beginner-level reading teaching materials in Japanese Language Education Department of UNJ based on the demands of 21st century skills. This is important to do considering reading teaching materials that currently used are focused on achieving language competency-based learning only. Along with technological developments, especially during the current pandemic, requires researchers in the field of language education to take part in developing other skills outside of language itself. There are four skills that must be mastered by a learner facing the 21st century, known as 4Cs, namely Creativity, Critical Thinking, Communication, and Collaboration (Bialik, Trilling, & Groff, 2015). In order to achieve these goals, various learning components are required, such as instructional methods, teaching materials, and so on. This study focuses on the development of beginner-level Japanese reading materials that can support building these four skills. This need analysis research is conducted as the initial step of the development research method in determining information about the needs of beginner-level reading teaching materials that support the fulfillment of 21st century skill demands. The data collection technique was conducted by distributing questionnaires to 100 respondents and interviewing analyzing currently used reading material. The results of the questionnaire survey show that 94.75% of respondents need teaching materials that be able to train 21st century skills especially the metacognitive skill, critical thinking, and digital literacy. Moreover, 91% of respondents need contextual learning process that emphasize the process of inquiry and self-reflection. And from the reading material analysis, it is known that the current teaching materials are focused on basic literacy skills only.