cover
Contact Name
Damis
Contact Email
jikan@umsrappang.ac.id
Phone
+628114120207
Journal Mail Official
jikan@umsrappang.ac.id
Editorial Address
Jl. Angkatan 45 No. 1A, Lotang Salo, Sidrap, Sulawesi Selatan
Location
Kab. sidenreng rappang,
Sulawesi selatan
INDONESIA
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI PERIKANAN (JIKAN)
ISSN : -     EISSN : 27769887     DOI : -
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan (JIKAN) merupakan jurnal ilmiah yang bertujuan sebagai sarana dalam menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah dalam bidang perikanan dan kelautan. Jurnal ini diterbitkan oleh Program Studi Imu Perikanan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan April dan Oktober. Tulisan-tulisan yang dimuat pada jurnal ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam menunjang perkembangan penelitian mengenai perikanan dan kelautan dan menjadi masukan bagi para pelaku usaha perikanan dan kelautan serta pihak-pihak terkait. Bidang : budidaya perikanan, teknologi perikanan, sistem perikanan, sosial-ekonomi perikanan, penanganan hasil perikanan, manajemen perikanan, oseanografi perikanan, estimasi stok dan konservasi perikanan, ekominawisata dan ilmu kelautan.
Articles 37 Documents
APLIKASI MIKROORGANISME MIX SEBAGAI FERMENTOR PADA PAKAN TERHADAP FCR UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) surianti surianti
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.718 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i1.255

Abstract

Penelitian ini bertujuan melihat dosis ampas tahu terfermentasi menggunakan fermentor mikroorganisme mix yang efektif pada pakan terhadap rasio konversi pakan (fcr) udang vaname. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dosis ampas tahu terfermentasi dalam pakan yaitu 5, 10, 15 dan 20%. Udang dipelihara selama 60 hari dan diberikan pakan 10% bobot tubuh/hari. Pada Akhir penelitian konsentrasi cairan mikroorganisme mix terbaik untuk menghidrolisis tepung ampas tahu yaitu sebanyak 10 mL sebagai fermentor. Pakan dengan dosis ampas tahu terfermentasi tidak memberikan pengaruh terhadap rasio konversi pakan (fcr). Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan masih dapat ditolerir untuk mendukung sintasan udang Vanname.
ANALYSIS OF TRAILS AREA OF Tilapia (Oreochromis niloticus) ON GILL NET WITH DIFFERENT SHORTENINGS: Hasrianti Hasrianti
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.993 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i1.256

Abstract

Knowledge of fish and fishing gear using fish behavior approaches is done to improve the effectiveness and efficiency of fishing. This study aims to determine the effect of shortening on the position of fish caught in gill nets. This research was carried out by using a flume tank with a size of 500 cm x 120 cm x 120 cm which was divided into 3 parts which were limited by waring insulation from polyethylene and nets made from PA monofilament material with treatment on shortening and hanging ratios namely using 40% and 60% shortening (hanging ratio 60% and 40%). Tilapia used in this experiment as many as 74 tails that have been measured are then placed in a maintenance tank. The experiment was carried out in 10 replications in each treatment (shortening and hanging ratio). The results showed that catching tilapia (Oreocromis niloticus) with 40% and 60% shortening with the same mesh size of 7.62 cm caught fish of different sizes. At 60% shortening fish tend to be caught gilled and have a larger size compared to fish caught on 40% shortening which ranges from 21 cm - 23.5 cm while on shortening 40% fish tend to be caught wedged and have sizes ranging from 19.10 cm - 21 cm. Percentage of bondage area to total length of tilapia on shortening was 40% greater, ranging from 4.10% - 7.14% compared to 60% shortening which ranged from 2.29% -3.48%.
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP KAWASAN WISATA PANTAI LABOMBO DI KOTA PALOPO Muhammad Bibin
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.437 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i1.257

Abstract

Labombo Beach as a beach tourism object saves quite a variety of attractions. Recreational beach tourism activities are the most dominant type of activity at Labombo Beach. Recreational activities utilize coastal resources such as white sand, stretches of beach, views and coastal waters. Tourism potential in Labombo Beach is fully managed by the Regional Government, both preparing the management of alternative areas with interesting objects and attractions, thus affecting the interest / motivation of visiting tourists. This study aims to describe the perceptions of tourists regarding the Labombo Coast Area in Palopo City. Sampling in this study was carried out to tourists visiting the Labombo Coast Area as many as 30 people using the accidental sampling method. Data were collected using questionnaires and analyzed through descriptive analysis. The results showed that tourists' perceptions of Labombo Beach were very good in terms of facilities, comfort, safety and natural scenery. According to visitors' perceptions of transportation facilities to Labombo Beach tourist sites is still lacking, as seen from 87% of visitors said that the transportation facilities were lacking, and as many as 13% of visitors said enough. This is due to the lack of public transportation to tourist sites, although there are public transportation such as taxis in general, the fees charged are expensive for visitors.
STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN PHOSPAT DAN N-NITROGEN (AMONIAK, NITRAT DAN NITRIT) PADA TAMBAK DI WILAYAH PESISIR YANG TERCEMAR DAN TIDAK TERCEMAR Fitratul Muaddama
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.059 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i1.260

Abstract

Kandungan Phospat, Amoniak N-Nitrogen sangat memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup budidaya perikanan khusunya Udang Penelitian ini bertujuan untuk membandingankan kandungan phospat dan n-nitrogen (amoniak, nitrat dan nitrit) pada tambak di wilayah pesisir yang tercemar dan tidak tercemar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data Primer dan data Sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menetukan stasiun penelitian berdasarkan karakteristik pesisir, yaitu dekat dengan tambak baik tambak yang tercemar maupun yang tidak tercemar. Analisa data menggunakan uji independent sample t-tes, kemudian dilanjutkan dengan menggunkan analisis desktriptif kuantitatif. Kadar amoniak pada tambak yang tercemar kurang dari 2 mg/l kadar nitrit pada tambak yang tercemar 0-27,86 mg/l dan untuk tambak yang tidak tercemar 0,00431, kadar nitrat pada tambak yang tercemar 0-1,7 mg/l dan tambak yang tidak tercemar 0,00875. Kadar phospat pada tambak yang tercemar 0,11-0,35 mg/l sedangkan pada tambak yang tidak tercemar 0,494. Secara umum kadar phospat dan N-nitrogen pada tambaktercemar dan tidak tercemar menunjukan perbedaan yang sangat jauh, tetapi dibandingkan dengan PP no. 82 tahun 2001, kadar amoniak dan nitrit masih berada diatas ambang batas normal.
PRODUKSI CAKALANG DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN 713 Rini Sahni Putri
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.309 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i1.380

Abstract

The vast Indonesian sea holds a lot of marine fishery potential that can be utilized by the Indonesian people. In the sea there is the potential for marine resources in the form of fisheries. The Indonesian sea has a large number of sustainable potential, namely 6.4 million tons per year. Skipjack tuna is one of the main targets in fishing activities. One of the Cakalang producing areas in Indonesia is the Fishery Management Area (WPP) 713. WPP-713 is a potential water area in Eastern Indonesia. This study aims to provide a basic overview of Skipjack fishery production in Indonesia and WPP-713. The results of this study indicate that the production value and price of Skipjack tuna in Indonesia has increased from 2005 – 2015. In 2015, the Cakalang price reached IDR 18,164 and a production value of ± IDR 7.54 trillion. Meanwhile, in WPP-713 the average catch production of skipjack tuna shows an increase of 11.4%.
PENENTUAN KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA LOBSTER MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DI WILAYAH PESISIR PUNTONDO Damis Damis
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.549 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i1.381

Abstract

The results of the analysis using GIS software produce a thematic map of land suitability for lobster culture of the Karamba Floating Nets system with the suitability category obtained by adding up the values ​​of all parameters to get the final score so that the values ​​obtained between classes (Ci) are obtained. The Ci value obtained was 0.7 with a maximum Result Score (SHB) score of 3.0 and a minimum value of 0.8. The suitability category is determined based on the range or class interval where the corresponding criteria (S) are in the class interval 1.6 - 3.0 and the criteria does not match (N) based on the SHB interval 0.8 - 1.5. The results of the suitability evaluation conducted in this study are the actual suitability or land suitability, where the resulting land suitability class is only based on available data, not considering social, economic, financial, and other aspects. The results of the land suitability analysis based on the suitability matrix of the merging results for the lobster culture of the KJA system obtained the appropriate criteria (S) of 71.06 ha and not suitable (N) of 89.15 ha.
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN DAN KELAYAKAN USAHA BAGAN PERAHU DI DESA INDOMUT KECAMATAN BACAN Rifai Gands La Apu
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.683 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i2.519

Abstract

Halmahera selatan merupakan salah satu Kabupaten yang cukup luas wilayahnya, yang luas lautnya lebih besar dari pada luas daratannya. Luas lautan yang dimilki Kabupaten Halmahera Selatan menggambarkan memiliki potensi sumber daya perikanan yang menjanjikan. Perikanan menurut UU No. 45 tahun 2009 adalah Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan mengawetkan. Bagan perahu merupakan alat tangkap yang prinsip kerjanya memanfaatkan cahaya lampu untuk mengumpulkan gerombolan ikan baik yang bersifat fototaksis positif atau ikan yang ingin mencari makan di sekitar cahaya lampu dan pada umumnya lebih efektif digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis seperti ikan Teri, ikan Tongkol, dan cumi. Pengoperasian bagan yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan, dan membutuhkan modal awal yang cukup besar, sehingga perlu dikaji secara baik dengan memperhitungkan modal dan keuntungan sebagai bahan/informasi dasar dalam meyakinkan pemodal/ pengusaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan nelayan dan Pemodal/ Pengusaha bagan Perahu serta kelayakan usaha bagan perahu.
PEMANFAATAN LIMBAH JEROAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI TEPUNG IKAN PADA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Rifai Gands La Apu
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.631 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i2.528

Abstract

Pakan ikan merupakan faktor penting dalam budidaya ikan nila, karena berperan dalam menentukan jumlah dan waktu produksi, namun masalah yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan adalah biaya pakan tinggi, besaran biaya rata-rata yang dikeluarkan sekitar 50%-60% dari satu siklus budidaya ikan adalah pakan. Hal ini perlu upaya dalam melakukakan inovasi agar dapat menekan biaya tersebut. Pengolahan bahan baku lokal dianggap mampu menekan biaya operasional pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus), salah satunya dengan mengolah limbah jeroan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat sistem pengolahan bahan baku yang memberikan kandungan nutrisi terbaik serta melihat peranan jeraon ikan sebagai bahan subtitusi pengganti tepung ikan pada pertumbuhan ikan nila. penelitian dilakukan pada 8 Februari – 8 Mei 2017 di SMK negeri 1 Bacan, dengan menggunakan metode eksperimen yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan sistem pengolahan terbaik terdapat pada perlakuan C yang menghasilkan kandungan protein tertinggi yaitu sebesar 74,5% diikuti perlakuan B (71,37) dan A (69,87), sehingga perlakuan C yang digunakan untuk mengolah jeroan ikan sebagai bahan subtitusi tepung ikan. Analisis ragam Anova pertumbuhan harian ikan nila menunjukan perlakuan B berpengaruh nyata pada taraf (P>0,05) diantara perlakuan lainnya. Hasil penelitian secara berturut-turut adalah perlakuan B sebesar (25,84 g), di ikuti perlakuan C (20,45 g), D (20,12g), dan C (19,80g) serta perlakun K (9,00g). Hal ini menunjukan bahwa tepung jeroan ikan dapat mensubtitusi tepung ikan dalam pakan buatan sebesar 50 %.
PENGARUH PERIODE PEMELIHARAAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii TERHADAP MUTU NATA de SEAWEED DAN KARAGENAN Harizatul Jannah
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.276 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i2.531

Abstract

Nata adalah produk fermentasi yang menggunakan bakteri Acetobacter xylinum sebagai starter dengan substrat berupa sukrosa, yang dapat berasal dari air kelapa, sari buah nenas, sari tebu dan sari kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode pemeliharaan rumput laut Kappaphycus alvarezii terhadap kandungan dan mutu nata de seaweed dan karaginan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan periode pemeliharaan (50,40,30,20 dan 10 hari) dan 3x ulangan. Hasil analisa sidik ragam (one way ANOVA) memperlihatkan adanya pengaruh periode pemeliharaan terhadap kandungan dan mutu nata de seaweed (P<0,05) yaitu Rendemen, kadar serat, ketebalan, kekenyalan, dan uji organoleptik. Sementara terhadap kandungan dan mutu karaginan, periode pemeliharaan berpengaruh terhadap Rendemen, kadar abu, kadar sulfat dan kekuatan gel, dan tidak berpengaruh terhadap kadar air. Hasil uji Tukey memperlihatkan periode kultur selama 50 hari memberikan hasil terbaik terhadap kandungan dan mutu nata de seaweed dengan Rendemen 42,57%, kadar serat 1,95%, ketebalan 1,26cm dan kekenyalan 591,78 g/mm. Demikian pula terhadap kandungan dan mutu karaginan, hasil terbaik adalah pada periode kultur 50 hari dengan Rendemen 40,76%, kadar abu 19,92%, kadar sulfat 20,99%, kekuatan gel 30,47 g/cm2. Dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan selama 50 hari dapat menghasilkan Kappaphycus alvarezii yang bermutu baik dalam pembuatan nata de seaweed dan karaginan Kata kunci : Kappaphycus alvarezii, Periode pemeliharaan, Nata de Seaweed, karaginan
PERAN PEREMPUAN NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI KELURAHAN PONJALAE KOTA PALOPO Muhammad Bibin; Dian Nirmasari; Suhendra Suhendra
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 1 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.411 KB) | DOI: 10.55678/jikan.v1i2.535

Abstract

Perempuan merupakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi di wilayah pesisir. Peranan sektor publik perempuan/istri nelayan diartikan sebagai keterlibatan kaum perempuan dalam aktivitas sosial dan ekonomi dilingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dan kebutuhan sekunder lainnya. Perempuan pesisir merupakan potensi sosial yang sangat strategis untuk mendukung kehidupan masyarakat nelayan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran perempuan pesisir dalam meningkatkan perekonomian keluarga nelayan di Kelurahan Ponjalae Kecamatan Wara Timur Kota Palopo. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umur perempuan nelayan (18–48 tahun) dan memasuki usia produktif. Sebanyak 60% perempuan nelayan yang tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar. Aktivitas perempuan nelayan sebesar (63,4%) bekerja sebagai buruh pengeringan ikan, sebanyak 62,7% perempuan nelayan bekerja sebagai buruh pengolah abon ikan tongkol, sebanyak 60,7% perempuan nelayan bekerja sebagai pedagang ikan segar, sebanyak 51,8% perempuan nelayan berkerja sebagai pedagang ikan kering/asin dan sebanyak 44,6% perempuan bekerja sebagai pedagang abon ikan. Tingkat pendapatan perempuan berkisar antara Rp. 978.000–Rp. 3.670.000.Kontribusi pendapatan perempuan nelayan terhadap pendapatan keluarga berkisar antara 44,6%-63,4% dengan kontribusi rata-rata 56,6%.

Page 1 of 4 | Total Record : 37