cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Kimia Khatulistiwa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 329 Documents
ADSORPSI FENOL MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF DENGAN METODE KOLOM Nelly Wahyuni, Gusrizal, Kindy Nopiana Irma,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.25 KB)

Abstract

Limbah fenol yang mencemari wilayah perairan dapat berakibat buruk pada lingkungan dan makhluk hidup yang ada disekitarnya. Adsorpsi fenol menggunakan adsorben karbon aktif dari tandan kosong (kelapa) sawit (TKS) dengan aktivator soda kue 4% menggunakan metode kolom telah dilakukan. Selanjutnya dikaji kemampuan karbon aktif sebagai adsorben fenol dengan dua variasi ukuran partikel 80 dan 100 mesh dan variasi selang waktu kontak total kolom I dan Kolom II selama 4, 8, dan 12 jam sehingga diperoleh optimasi adsorpsi fenol oleh karbon aktif. Hasil adsorpsi dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 510 nm. Besar nilai maksimum konsentrasi dan efisiensi penurunan fenol pada karbon aktif 80 mesh terdapat pada waktu kontak 12 jam di kolom I dengan nilai maksimum konsentrasi  1,27 mg/L dan besar nilai efisiensi 96.15%, sedangkan pada karbon aktif 100 mesh terdapat pada waktu kontak 12 jam di kolom I dengan nilai maksimum konsentrasi 1,24 mg/L dan besar nilai efisiensi 96,26%. Besar total efisiensi penurunan kadar fenol yang terbaik pada karbon aktif yaitu pada ukuran partikel 80 mesh dengan waktu kontak 12 jam sebesar 97,11%.   Kata kunci : tandan kosong (kelapa) sawit, fenol, karbon aktif, adsorpsi, kolom
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KITOSAN TERCETAK ION PADA PERMUKAAN KARBON (KTI-C) UNTUK PENINGKATAN PERMSELEKTIVITAS ION FE(III) Anis Shofiyani, Lia Destiarti, Zenobia Mulya Brilliantari,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 3 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.395 KB)

Abstract

Kitosan merupakan polimer alam yang dapat dibentuk menjadi film tipis dan memiliki kemampuan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Pada penelitian ini, kitosan dimodifikasi menjadi membran komposit tercetak ion dengan ion pencetak Fe(III) serta material pendukung karbon. Pembuatan membran KTI-C dilakukan dengan melarutkan kitosan pada asam asetat, imprinting ion logam, penambahan karbon, pencetakan membran, proses elusi, dan regenerasi membran. Karakterisasi membran Kitosan Tercetak Ion (KTI) dan Kitosan Tercetak Ion Pada Permukaan Karbon (KTI-C) dilakukan dengan SEM-EdX (Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive X-Ray) dan dengan menentukan nilai fluks serta derajat swellingnya dalam akuades. Membran KTI dan KTI-C yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk menentukan permselektivitas membran terhadap larutan ion Fe(III). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ion imprinting telah berhasil dielusi menggunakan pengompleks Na2EDTA. Nilai fluks pada membran KTI dan KTI-C masing-masing sebesar 220,81 L/m2jam dan 254,77 L/m2jam, dengan derajat swelling masing-masing sebesar 202,38 % dan 48,07 %. Uji permselektivitas menunjukkan bahwa pemisahan optimum terjadi pada pH 4 dengan nilai koefisien rejeksi ion Fe(III) pada masing-masing KTI dan KTI-C sebesar 85,80% dan 80,90%.  Kata Kunci : membran komposit, permselektivitas, Fe(III), kitosan, karbon
ZEOLIT SINTETIS BERBAHAN DASAR BATU PADAS DESA SUKAHARJA KECAMATAN SINGKUP Lia Destiarti, Nurlina, Indra Wahyu Saputra,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.387 KB)

Abstract

Batu padas banyak mengandung silikon dioksida (SiO2) dan sedikit aluminium oksida (Al2O3). Batu padas dengan konsentrasi SiO2 yang besar dapat dijadikan sumber silika pada sintesis zeolit dengan adanya penambahan alumina. Pada penelitian ini dilakukan sintesis zeolit dengan variasi perbandingan rasio massa silika:alumina yaitu 1:1 (formula 1), 1:2 (formula 2) dan 1:3 (formula 3). Karakterisasi material dilakukan dengan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-ray Fluorescence (XRF) serta diukur nilai kapasitas tukar kation (KTK) dan daya serap zeolit sintetis terhadap iod.  Keberhasilan terbentuknya zeolit sintetis dibuktikan berdasarkan hasil analisis X-Ray Diffraction (XRD) yaitu munculnya puncak karakteristik pada 2? = 14,00o sampai 2? = 49,59o pada ketiga formula. Interpretasi puncak-puncak tersebut menunjukkan bahwa zeolit sintetis yang diperoleh adalah zeolit sodalit. Persentase perbandingan Si/Al untuk formula 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 0,79, 0,36, dan 0,43. Nilai kapasitas tukar kation dari zeolit sintetis formula 1, 2 dan 3 tersebut masing-masing adalah 272,63 cmol+/kg; 244,69 cmol+/kg; dan 216,37 cmol+/kg. Uji daya serap terhadap iod dari ketiga produk tersebut adalah 745,47 mg/g; 708,12 mg/g; dan 655,41 mg/g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa zeolit yang disintesis adalah zeolit sodalit, dimana formula 1 memberikan nilai KTK dan uji daya serap terhadap iod yang paling baik. Kata Kunci: batu padas, zeolit sintetis sodalit, KTK, daya serap iod
TOKSISITAS Lygodium microphyllum, Premna serratifolia L. DAN Vitex pinnata ASAL DESA KUALA MANDOR B Muhamad Agus Wibowo, Nora Idiawati, Siti Hasanah,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 4 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.408 KB)

Abstract

Buas-buas (Premna serratifolia L.), leban (Vitex pinnata) dan ribu-ribu (Lygodium microphyllum) merupakan tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam sampel tersebut dan potensi ekstrak air daun buas-buas, leban dan ribu-ribu yang memiliki aktivitas toksisitas. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu ekstraksi dengan metode infusa, skrining fitokimia, uji toksisitas.Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air daun buas-buas dan leban mengandung golongan senyawa alkaloid, polifenol/ tanin, flavonoid dan saponin. Sedangkan daun ribu-ribu mengandung golongan senyawa alkaloid, polifenol/ tannin dan flavonoid.Pada uji toksisitas diperoleh nilai LC50 ekstrak air daun buas-buas, leban dan ribu-ribu berturut-turut adalah 1114,352 ppm; 829,430 ppm; 2082,394 ppm. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak yang bersifat toksik adalah ekstrak air daun leban. Kata Kunci: Buas-buas (Premna serratifolia L.), leban (Vitex pinnata), ribu-ribu (Lygodium microphyllum), infusa, toksisitas
PEMBUATAN POLYBLEND DARI LIMBAH STYROFOAM DAN α-SELULOSA SERAT DAUN NANAS SEBAGAI BAHAN DASAR PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN Harlia, Intan Syahbanu, Ufiek Andriayani,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.506 KB)

Abstract

Pembuatan polyblend sebagai bahan dasar plastik ramah lingkungan telah dilakukan dari limbah styrofoam dan serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula terbaik dari polyblend antara limbah styrofoam dan ?-selulosa serta mengetahui kemampuan terdegradasi oleh mikroorganisme dengan metode pencampuran. Campuran styrofoam-diklorometana divariasikan dengan campuran dimetil sulfoksida-?-selulosa dengan formulasi (90:10); (80:20); (70:30); (60:40). Penambahan gliserol pada setiap formulasi dilakukan untuk meningkatkan sifat mekanik dan biodegrabilitas dalam tanah. Formulasi terbaik polyblend antara limbah styrofoam dan ?-selulosa yaitu 90:10. Nilai kuat tarik yang dihasilkan adalah 10,492 MPa, elongasi 10%, persentase daya serap air 14,81% serta kemampuan terdegradasi 25,225% di dalam tanah. Hasil analisis karakteristik gugus fungsi menggunakan Fourier Transform Infrared (FT-IR) menunjukkan adanya puncak baru pada styrofoam-?-selulosa pada panjang gelombang 2345,16 cm-1 yang menunjukkan gugus alkil. Puncak tersebut menandakan adanya interaksi kimiawi antara gugus fungsi dari styrofoam dan ?-selulosa dari serat nanas. Kata kunci: ?-selulosa, daun nanas, plastik, lingkungan, styrofoam
AKTIVITAS BIOINSEKTISIDA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANONNA MURICATA LINN.) PADA KECOAK (PERIPLANETA AMERICANA LINN.) Puji Ardiningsih, Nora Idiawati, Junaidi,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.783 KB)

Abstract

Kecoak (P. americana) merupakan serangga yang tergolong sebagai hama dan vektor beberapa macam penyakit sehingga populasinya perlu dikurangi. Sirsak (A. muricata) merupakan tanaman yang berpotensi sebagai bioinsektisida terutama pada daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak kasar metanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi metanol daun sirsak sebagai bioinsektisida terhadap kecoak dengan aktivitas bioinsektisida terbaik terdapat pada fraksi etil asetat. Pengujian dilakukan menggunakan metode semprot pada 10 ekor kecoak dengan pengulangan sebanyak 2 kali. Fraksi etil asetat menunjukan toksisitas terbaik terhadap kecoak dengan nilai LC50 sebesar 0,1 g/ml dan nilai LT50 1 g/ml 30,072 jam. Penapisan fitokimia fraksi etil asetat terindikasi mengandung alkaloid dan saponin. Kata kunci : bioinsektisida, daun sirsak (A. Muricata), fitokimia, P.americana
SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA BUAH MANGGA GOLEK (MANGIFERA SPP.) SEBAGAI PENGOMPLEKS FE2+ Ari Widiyantoro, Afghani Jayuska, Meky Destria,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.078 KB)

Abstract

Logam besi biasa ditemukan dialam berupa padatan atau ion terlarut seperti Fe3+ atau Fe2+. Ion besi (Fe2+) dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif hingga kanker apabila berlebih di dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengompleks dari senyawa flavonoid yang terdapat pada fraksi diklorometana buah Mangga Golek (Mangifera spp.) terhadap ion besi (Fe2+) dan melakukan karakterisasi terhadap senyawa tersebut. Adapun tahapan yang dilakukan untuk memperoleh senyawa tersebut adalah preparasi sampel, ekstraksi, fraksinasi, pemisahan dan pemurnian senyawa hingga diperoleh isolat S1 yang dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR dan 1H-NMR serta analisis potensi pengompleks terhadap Fe2+ menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil karakterisasi senyawa dengan IR, isolat S1 memiliki gugus fungsi seperti -OH ulur (3430 cm-1), C-H alfiatik ulur (2927 cm-1),  C=O (1641 cm-1), cincin aromatik (1515-1449 cm-1), C-O-C ulur (1176 cm-1) dan C-O-C (1112 cm-1). Hasil karakterisasi senyawa dengan 1H-NMR, isolat S1 menunjukkan ?H pada ?H  7,99 (d, J=8,8 Hz, H-2?dan H-6?); ?H  7,29 (d, J=8,8 Hz, H-3?dan H-5?); ?H 6,94 (s, H-3); ?H 6,52  (s, J=2 Hz, H-8) dan ?H  6,43 (s, J=1,6 Hz, H-6), yang diperkirakan senyawa tersebut ialah 5,4?-dihidroksi-7-metoksiflavon merupakan senyawa golongan flavonoid. Hasil analisa potensi pengompleks Fe2+ oleh isolat S1 yang dilakukan, menunjukkan pergeseran ? maks sebesar 2 nm setelah senyawa ditambahkan Fe2+ yaitu dari 296 nm ke 298 nm. Kata Kunci: besi (Fe2+), diklorometana, flavonoid, Mangifera spp., pengkhelatan
SINTESIS SENYAWA ANTRAKUINON DARI EUGENOL DAN FTALAT ANHIDRIDA Andi Hairil Alimuddin, Rudiyansyah, Lantriyadi,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.185 KB)

Abstract

Sintesis senyawa antrakuinon telah dilakukan dari eugenol dan ftalat anhidrida dengan menggunakan AlCl3 sebagai katalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses sintesis senyawa antrakuinon dari eugenol dan ftalat anhidrida serta mengidentifikasi senyawanya menggunakan spektrofotometer infra merah. Ftalat anhidrida dan AlCl3 dimasukkan ke dalam labu leher tiga, kemudian ditambahkan eugenol dan air. Campuran reaksi di aduk pada suhu 120°C selama 5 jam dan proses reaksi dimonitoring menggunakan KLT. Setelah reaksi sempurna, campuran diekstraksi dengan etil asetat dan air (2x20 mL). Hasil ekstraksi dikeringkan menggunakan evaporator untuk menghilangkan pelarut etil asetat. Produk dimurnikan menggunakan kromatografi vakum cair (KVC). Berdasarkan hasil analisis spektrofotometer infra merah, terdapat pita serapan dari gugus OH pada bilangan gelombang 3433,29 cm-1, C=O karbonil pada bilangan gelombang 1705,07 cm-1, C=C alkena pada bilangan gelombang 1666,5 cm-1 dan  C-O-CH3 pada bilangan gelombang 1273,02 cm-1. Hasil monitoring dengan KLT dan disemprot dengan reagen KOH 10% yang menghasilkan warna kuning pada plat menunjukkan adanya senyawa antrakuinon. Kata Kunci : antrakuinon, eugenol, ftalat anhidrida, kromatografi, infra merah
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI METANOL KULIT KAYU BATANG SUKUN (Artocarpus altilis Park) YANG TERSALUT KITOSAN-TRIPOLIPOSPAT Titin Anita Zaharah, Puji Ardiningsih, Renti Octiviani,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.431 KB)

Abstract

Sukun (A. altilis Park.) adalah salah satu tumbuhan nangka-nangkaan (Artocarpus) dari suku Moraceae  yang dikenal baik di Indonesia. Kulit kayu batang sukun mempunyai potensi sebagai sumber antibakteri dan antioksidan. Pada penelitian ini dilakukan proses enkapsulasi dikarenakan senyawa yang berperan memiliki kelemahan dalam waktu simpan sehingga rentan terhadap kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak kulit batang sukun sebelum dan sesudah tersalut kitosan-TPP dengan variasi kompoisi ekstrak:kitosan dan fraksi:kitosan (b/b) yaitu variasi 2:1 enkapsulat A dan variasi 1:2 enkapsulat B, serta mengetahui komposisi optimumnya. Formulasi enkapsulat yang digunakan ialah enkapsulat A ekstrak kasar metanol:kitosan-TPP (2:1) dan enkapsulat B fraksi metanol:kitosan-TPP (1:2). Uji aktivitas antibakteri diperoleh bahwa ekstrak metanol dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella thyphimurium pada rentang konsentrasi 0,156-10 mg/sumur sedangkan enkapsulat B mampu menghambat bakteri P. aeruginosa dengan rentang konsentrasi 25-100 mg/sumur dan enkapsulat A tidak mempunyai aktivitas antibakteri. Nilai IC50 aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi metanol masing-masing sebesar 184,251 ppm (tergolong sedang) dan 201,333 ppm sedangkan nilai IC50 enkapsulat A sebesar 587,692 ppm (tergolong tidak aktif) dan enkapsulat B sebesar 440,870 ppm (tergolong lemah). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak kulit batang sukun mempunyai kemampuan lebih baik dalam aktivitas antibakteri dan antioksidan daripada enkapsulat A dan B. Kata Kunci:    Artocarpus altilis Park., kitosan-TPP, enkapsulasi, antibakteri, antioksidan, IC50
UJI ORGANOLEPTIS PRODUK TAHU TERSALUT KITOSAN (TAHU-EDIBLE COATING KITOSAN) Lia Destiarti, Titin Anita Zaharah, Muhammad Rohim,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.728 KB)

Abstract

Tahu merupakan jenis makanan yang terbuat dari kedelai. Daya simpan makanan tersebut sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pengawetan untuk mempertahankan kesegaran tahu. Salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tahu yaitu dengan menggunakan edible coating. Bahan edible coating dari kitosan dapat menggantikan penggunaan pengawet berbahaya. Pembuatan edible coating dari kitosan dilakukan dengan variasi konsentrasi 2%, 2,5%, 3%, 3,5%, 4%, dalam asam asetat 1%. Variabel pengujian dalam penelitian ini yaitu suhu (40C dan 270C) dan waktu lama penyimpanan (1 hari dan 2 hari). Uji organoleptik tingkat kesukaan yang dilakukan yaitu uji penampakan produk, tekstur, aroma dan rasa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi edible coating kitosan maka semakin tinggi tingkat kesukaan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai tahu yang diberi edible coating 4% pada suhu 40C dalam waktu penyimpanan 2 hari, dengan nilai rata-rata tingkat kesukaan adalah 3,800. Kata kunci: edible coating, kitosan, tahu

Page 3 of 33 | Total Record : 329