cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Kimia Khatulistiwa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 329 Documents
VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR ASAM HUMAT DENGAN PENAMBAHAN NaHCO3 MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRA-VIOLET Lia Destiarti, Nora Idiawati, Neng Dahniarti,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam humat mudah didapatkan karena keberadaannya dalam tanah gambut yang hampir 70-80% terdiri senyawa humat, untuk mendapatkan senyawa humat dapat dilakukan dengan metode ekstraksi dan validasi metode analisis penentuan kadar asam humat. Penentuan kadar asam humat dilakukan dengan pelarut NaHCO3 dan NaOH dan tanpa penambahan NaHCO3 pada pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ultra violet. Validasi metode analisis penentuan kadar asam humat menggunakan spektrofomometer ultra violet dengan beberapa parameter uji akurasi, presisi, batas deteksi dan batas kuantitasi dan dilakukan uji-t untuk melihat hasil yang didapatkan dari pengukuran kadar sampel asam humat tersebut berbeda signifikan atau tidak. Hasil analisis berdasarkan kurva kalibrasi standar asam humat dengan konsentrasi 2, 3, 4, 5 dan 6 mg/L pada penambahan NaHCO3 dan NaOH adalah akurasi 5,56%-40,6%, presisi 0,29%-13%, batas deteksi 1,6 mg/l, batas kuantitasi 5,3 mg/l, linieritas 0,1626x dan koefisien korelasi 0,9933. Sedangkan tanpa penambahan nahco3 adalah akurasi 2,0%-19,8%, presisi 4,3%-17%, batas deteksi 0,7 mg/L, batas kuantitasi 2,5 mg/L, Linieritas 0,1453x dan koefisien korelasi 0,9672. Kadar asam humat yang didapatkan yaitu 5,5 mg/L dan 2,0 mg/L. Berdasarkan hasil uji-t didapatkan bahwa H0 ditolak, berarti berbeda signifikan antara sampel asam humat dengan penambahan NaHCO3 dan NaOH dan tanpa penambahan NaHCO3. Hasil Penentuan kadar sampel asam humat setelah dilakukan validasi metode dengan menggunakan beberapa peramater uji menunjukkan bahwa asam humat dengan penambahan NaHCO3+NaOH lebih memenuhi batas uji validasi dengan kadar yang didapatkan yaitu 5,5 ppm. Kata kunci : asam humat, kalibrasi standar, validasi
SKRINING FITOKIMIA, UJI AKTIVITAS, ANTIOKSIDAN DAN UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL PADA AKAR DAN KULIT BATANG SOMA (Ploiarium alternifolium) Muhamad Agus Wibowo., Faskalia,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soma (Ploiarium alternifolium) merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di daerah rawa Kalimantan, Sumatera Selatan sampai Malaysia dan berpotensi sebagai bahan obat anti kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi soma sebagai bahan obat anti kanker. Penelitian ini telah dilakukan dengan beberapa tahap yakni dengan ekstraksi, skrining fitokimia, uji antioksidan dengan metode DPPH dan kandungan total fenol, serta uji sitotoksik dengan metode BSLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining fitokimia dari akar mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol dan saponin. Kulit batang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol dan triterpenoid. Kandungan total fenol dari ekstrak kulit batang dan akar masing-masing sebesar 2,15 µg TAE/mg, dan 1,99 µg TAE/mg. Aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit batang dan akar masing-masing sebesar 243,524 ppm dan 300,576 ppm, sedangkan vitamin C sebesar 5,372 ppm. Uji sitotoksik pada ekstrak kulit batang dan akar masing-masing sebesar 489,465 µg/ml dan 523,464 µg/ml. Berdasarkan hasil penelitian maka kulit batang dan akar soma berpotensi sebagai bahan obat anti kanker. Kata kunci: Ploiarium alternifolium, Theaceae, antioksidan, total fenol, sitotoksik, fitokimia
PEMBUATAN REAKTOR FOTOKATALISDAN APLIKASINYA UNTUK DEGRADASIBAHAN ORGANIK AIR GAMBUT MENGGUNAKAN KATALIS TiO2 Berlian Sitorus, Sony Fajar Jayadi, Lia Destiarti,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk membuat reaktor fotokatalisis tipe batch untuk degradasi bahan organik dalam air gambut dengan menggunakan katalis titanium dioksida (TiO2). Reaktor dirancang dengan bentuk balok yang memiliki luas sisi sebesar 8.006 cm2. Lampu UV A sebanyak 6 buah yang masing-masing mempunyai daya sebesar 10 watt dan flux density sebesar 0,074 watt/cm2.Tabung sampel dapat memuat 1000 mL Larutan. Kecepatan pengadukan yang digunakan adalah sebesar 1200 rpm. Uji kinerja pada reaktor fotokatalis dilakukan dengan variasi waktu degradasi bahan organik dalam air gambut dengan cara mengukur penurunan absorbansi humat dan bilangan permanganat di dalam air gambut. Absorbansi sebelum dan sesudah fotokatalisis ditentukan dengan spektrofotometri UV-Visible dan penentuan bilangan permanganat dilakukan dengan titrasi permanganometri. Proses fotokatalis dalam reaktor batch selama 5 jam mampu mendegradasi bahan organik dalam air gambut. Penurunan terbaik dalam degradasi air gambut dengan pengukuran absorbansi pada proses fotokatalisis TiO2 sebesar 89,4% dan penurunan bilangan permanganat sebesar 83,52%.   Kata kunci : Reaktor fotokatalisis, TiO2, air gambut, bahan organik
BIOAKTIVITAS ANTI RAYAP MINYAK ATSIRI DARI DAUN JERUK SAMBAL (Citrus microcarpa Bunge) TERHADAP RAYAP TANAH Macrotermes sp. Afghani Jayuska, Novitasari,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 3, No 4 (2014): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeruk sambal (Citrus microcarpa Bunge) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Kalimantan Barat, mempunyai potensi sebagai penghasil minyak atsiri, salah satunya adalah dari bagian daun. Minyak atsiri  pada daun juga berpotensi sebagai anti rayap. Penelitian ini bertujuan menentukan bioaktivitas anti rayap minyak atsiri terhadap rayap tanah macrotermes sp. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap yaitu destilasi uap, analisis minyak atsiri menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry(GC-MS), dan uji bioaktivitas minyak atsiri terhadap rayap tanah. Hasili destilasi uap diperoleh rendemen sebesar 0,3594% (%b/b). Analisis GC-MS menghasilkan 23 komponen, dengan senyawa mayor terdiri dari elemol (14,59%), β-eudesmol (11,52%), 1-β-pinen (8,73%), germakren D (8,61%), dan aristolen (6,26%). Uji bioaktivitas anti rayap menunjukkan bahwa pada konsentrasi 12% (%v/v) dapat membasmi rayap dengan mortalitas sebesar 82% dan persentase kehilangan berat kertas uji tertinggi adalah pada konsentrasi 3% (%v/v) yaitu sebesar 6,948%. Hasil uji bioaktivitas anti rayap  yang dilakukan menunjukkan minyak atsiri daun jeruk sambal mempunyai aktivitas anti rayap alami dengan tingkat aktivitas yang tergolong kuat.   Kata kunci : Minyak atsiri daun Citrus microcarpa Bunge, hasil GC-MS, bioaktivitas anti rayap
KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT Lactobacillus sp. RED1 DARI CINCALOK FORMULASI ., Dwi Isyana Achmad, Risa Nofia
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cincalok merupakan makanan khas Kalimantan Barat yang proses fermentasinya terjadi secara alami dengan bantuan mikroba. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu mikroba yang berperan dalam proses fermentasi tersebut. Salah satu isolat BAL dari cincalok formulasi yaitu Lactobacillus sp. RED1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik isolat Lactobacillus sp. RED1 yang meliputi: toleransi asam, aktivitas enzim (amilase, protease dan lipase), kemampuan produksi asam dan aktivitas antimikroba. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa isolat Lactobacillus sp. RED1 tidak mampu bertahan hidup pada pH 1 dan 2 yang merupakan pH saluran pencernaan sehingga tidak dapat dijadikan sebagai bakteri probiotik. Isolat Lactobacillus sp. RED1 tidak memiliki aktivitas enzim amilase, protease dan lipase sehingga keberadaannya tidak menyebabkan pembusukan dan bau tengik pada bahan makanan. Isolat ini juga mampu menurunkan pH media dari 5,8 menjadi 3,79 selama waktu inkubasi 48 jam dan memiliki aktivitas antimikroba yang ditunjukkan dengan kemampuannya menghambat pertumbuhan 8 mikroba uji sehingga dapat diaplikasikan sebagai kultur starter dan pengawet makanan. Kata Kunci : BAL, cincalok formulasi, Lactobacillus sp. RED1, karakterisasi
ANALISA PROKSIMAT, UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) Warsidah, Afghani Jayuska, Endra Tirtana Nora Idiawati
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah-buahan adalah penghasil antioksidan yang sangat baik dalam proses penangkalan radikal bebas penyebab oksidasi dalam tubuh. Buah tampoi (Baccaurea macrocarpa) merupakan buah-buahan yang tumbuh di Kalimantan Barat. Pengujian aktivitas antioksidan dari buah tampoi (B. macrocarpa) dengan metode DPPH. Penelitian ini melakukan pengujian analisa proksimat, uji fitokimia dan aktifitas antioksidan terhadap buah tampoi (B. macrocarpa). Hasil penelitian analisis makronutrien menunjukkan kandungan air 61,9%, abu 0,9%, lemak 1,1%, serat 2,2%, protein 1,5% dan karbohidrat 34,6%. Analisis fitokimia hasil penelitian buah tampoi mengandung senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan nilai EC50 33,11 ?g/ml.
PENGARUH KONSENTRASI Na2CO3 TERHADAP RENDEMEN NATRIUM ALGINAT DARI Sargassum cristaefolium ASAL PERAIRAN LEMUKUTAN Harlia, Putrision Malona Tambunan, Rudiyansyah,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya hayati laut. Salah satu sumber daya hayati laut yang cukup potensial adalah rumput laut coklat Sargassum cristaefolium yang dikenal sebagai penghasil alginat. Alginat merupakan salah satu kelompok polisakarida yang terbentuk dalam dinding sel alga coklat dan memegang peranan penting dalam mempertahankan struktur jaringan alga. Alginat sering dimanfaatkan di dalam industri pangan dan non pangan. Akan tetapi metode ekstraksi untuk mendapatkan alginat yang berkualitas tinggi masih menjadi kendala sampai saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan natrium alginat dengan rendemen yang tinggi dan kualitas yang baik dari S. cristaefolium asal Perairan Lemukutan. Penelitian ini meliputi ekstraksi natrium alginat dari S. cristaefolium dengan variasi konsentrasi Na2CO3 2%, 4%, 6%, dan 8%. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, dan identifikasi gugus fungsi natrium alginat dengan spektrometer inframerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi natrium karbonat sangat berpengaruh terhadap rendemen, kadar air dan kadar abu natrium alginat yang diperoleh. Semakin tinggi konsentrasi Na2CO3 maka rendemen, kadar air dan kadar abu semakin meningkat. Rendemen tertinggi dihasilkan pada konsentrasi 8% yaitu 32,25% namun kualitasnya menurun karena tingginya kadar air dan kadar abunya yaitu 15,67% dan 25,72%. Dengan uji spektrometer infra merah diketahui bahwa natrium alginat produk mempunyai gugus fungsi hidroksil, karbonil, karboksil dan alkil. Kata kunci : Sargassum cristaefolium, ekstraksi, alginat, natrium alginat
PENURUNAN BAHAN ORGANIK AIR GAMBUT MENGGUNAKAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn) Gusrizal, Dyah Mawaddah, Titin Anita Zaharah,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air gambut mengandung bahan organik yang menyebabkan warna coklat kehitaman dan dapat menimbulkan bau. Bahan organik ini dapat dihilangkan melalui proses koagulasi flokulasi menggunakan biji asam jawa. Penelitian tentang pengaruh pH dan massa koagulan terhadap penurunan bahan organik air gambut dengan cara koagulasi telah dilakukan. Penurunan bahan organik air gambut ditentukan berdasarkan nilai absorbansi UV pada panjang gelombang 254 nm dan bilangan permanganat. Pengamatan pengaruh pH larutan dan massa biji asam jawa terhadap penurunan bahan organik dilakukan dengan metode batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan bahan organik terbaik diperoleh pada hasil eksperimen dengan pH 4 dan massa biji asam jawa sebanyak 2 g per 200 mL air gambut dengan perbandingan 1:1. Kondisi optimum ini mampu menurunkan bahan organik air gambut mencapai 50%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa biji asam jawa dapat digunakan sebagai koagulan dalam menurunkan bahan organik air gambut. Kata kunci: biji asam jawa, air gambut, penurunan bahan organik
KARAKTERISASI ZEOLIT MANGAN KOMERSIAL DAN APLIKASINYA DALAM MENGADSORPSI ION FOSFAT Lia Destiarti, Nelly Wahyuni, Kartika Aprianti,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zeolit mangan komersial umumnya digunakan sebagai adsorben dalam proses pengolahan air. Pada penelitian ini, zeolit mangan komersial digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan kadar ion fosfat di dalam air. Zeolit mangan komersial memiliki ciri-ciri fisik berwarna hitam dan berukuran 10-60 mesh. Zeolit mangan komersial yang digunakan untuk mengadsorpsi ion fosfat pada penelitian ini dikarakterisasi dengan X Ray Diffraction dan X Ray Fluorescence. Hasil analisis dengan XRF menunjukkan zeolit mangan komersial memiliki komposisi terbanyak untuk SiO2 (67,38%) dan Al2O3 (12,20%) dengan kadar mangan oksida sebesar 1,11%. Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa zeolit mangan komersial memiliki karakteristik kuarsa (2θ=26,62°), mordenit (2θ=9,8080°; 13,4796°; 25,6805°; dan 27,8749°) dan pirolusit (2θ=27,8749°; 36,6983°; 42,4672°; dan 54,8447°). Parameter adsorpsi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengaruh pH awal larutan terhadap proses adsorpsi ion fosfat dengan variasi pH awal larutan 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dengan waktu kontak 120 menit dan konsentrasi awal adsorbat 10 mg/L. Hasil yang diperoleh menunjukkan pH 5 sebagai pH optimum adsorpsi ion fosfat oleh zeolit mangan komersial dengan persen adsorpsi sebesar 23,63%. Kata kunci: adsorpsi, ion fosfat, pH, zeolit mangan komersial