cover
Contact Name
Lut Dora
Contact Email
info@sttkalvari.ac.id
Phone
+6285398639223
Journal Mail Official
info@sttkalvari.ac.id
Editorial Address
Perum Banua Asri 1 Blok O,, Buha, Kec. Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27989860     EISSN : 27989771     DOI : 10.53814
Core Subject : Religion, Education,
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas tentang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen dengan Nomor ISSN: 2798-9771 (Online), 2798-9860 (Print). Semua naskah melalui proses peer-review dan pemeriksaan plagiarisme. Hanya Naskah yang original yang akan diterima untuk diterbitkan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado yaitu Bulan Januari dan Juli. Adapun ruang lingkup dari Jurnal ELEOS: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Misiologi 5. Pendidikan Agama Kristen
Articles 27 Documents
Pemanfaatan Media dan Audio Visual Dalam Penyampaian Firman Tuhan Agus Suhariono
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v1i1.1

Abstract

Abstract Print and online media have become the primary needs of people today. Through online media a variety of activities both in business, work, study especially in service becomes a forum that supports people's productivity. In the scope of service, the media becomes a place that is emphasized especially in the delivery of God's word. The method used in the writing of this article qualitative method with the approach of literature study. The findings of this study, the use of media in conveying the word of God has been used even though it is not fully organized to the maximum. The delivery of God's word with the media both online and audio, encourages more and more changes in the spirituality of the congregation.   Abstrak Media cetak maupun online sudah menjadi kebutuhan primer orang di masa kini. Melalui media online berbagai aktivitas baik dalam bisnis, bekerja, studi terlebih dalam pelayanan menjadi wadah yang menunjang produktivitas orang. Di dalam lingkup pelayanan, media menjadi wadah yang diperguakan khususnya dalam penyampaian firman Tuhan. Tulisan ini menguraikan pemanfaatan berbagai media dalam menyampaikan firman Tuhan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur.  Temuan dari kajian ini, pemanfaatan media dalam menyampaikan firman Tuhan sudah dipergunakan walau belum sepenuhnya tertata dengan maksimal. Penyampaian firman Tuhan dengan media baik yang online maupun yang audio, mendorong makin membawa perubahan spiritualitas jemaat.
Deskripsi Serupa Seperti Kristus Sebagai Tujuan Pendidikan Karakter Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i1.2

Abstract

Abstract Many Christians never deal with God, but only deal with religion, church, and pastors. Although many Christians still feel they have dealt with God, thus making them Christians who do not experience God personally, and certainly do not experience the discipleship process. Through descriptive qualitative methods, it can be concluded that Christians should have the character of Christ according to the title Christian first appeared in Antioch which was assigned to students who learned the Gospel from Paul Barnabas for being followers of Jesus Christ. People who are in Christ must wear passion, spirit, and desire as Jesus wore so that the behavior of believers who call Christians behave like Christ. This must continue to be fought for because it cannot happen automatically, it takes a high and serious and consistent effort for a long time until the end to be found to be in Christ.   Abstrak Banyak orang Kristen tidak pernah berurusan dengan Tuhan, tetapi hanya berurusan dengan agama, gereja, dan pendeta. Walaupun banyak orang Kristen tetap merasa sudah berurusan dengan Tuhan, sehingga menjadikannya orang Kristen yang tidak mengalami Tuhan secara pribadi, dan tentu tidak mengalami proses pemuridan. Melalui metode kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa orang Kristen sudah seharusnya berkarakter Kristus sesuai sebutan Kristen pertama kali muncul di Antiokhia yang disematkan kepada murid-murid yang belajar Injil dari Paulus Barnabas karena menjadi pengikut Yesus Kristus. Orang yang ada di dalam Kristus haruslah mengenakan gairah, spirit, dan hasrat seperti yang Yesus kenakan agar perilaku orang percaya yang menyebut Kristen perilakunya seperti Kristus. Hal ini harus terus diperjuangkan karena tidak dapat terjadi secara otomatis, diperlukan usaha yang tinggi dan serius serta konsisten dalam waktu yang panjang sampai akhir agar didapati berkeadaan ada di dalam Kristus.
Model Pembelajaran Yesus Berdasarkan Alkitab Hardi Budiyana
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.442 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i1.3

Abstract

Abstract This study aims to discuss the learning model of Jesus based on the Bible. The learning model is the whole series of presentations of teaching materials which includes all aspects before learning, while the learning process and after learning by the teacher and all related facilities that are used directly or indirectly in the teaching and learning process. The teaching model can be interpreted as a plan or pattern used in preparing the curriculum, arranging student material, and providing instructions to teachers in the classroom in teaching settings or other settings. As a teacher, of course, Jesus has a model in teaching His students. Because the learning model is very necessary to achieve an educational goal. Using descriptive qualitative methods, it can be concluded that Jesus' learning model for His disciples is focused on the four Gospels. By studying and understanding the learning model of Jesus as the Great Teacher, the teachers will be able to prepare the learning process well, so that the goals of their education can be achieved. In the context of educational services, we must imitate the learning model that Jesus did for His disciples. This can make students understand the material given and strengthen their faith in the Lord Jesus and can be witnesses in winning new souls for His kingdom.   Abstrak Penelitian ini bertujuan membahas model pembelajaran Yesus berdasarkan Alkitab. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum pembelajaran, sedang proses pembelajaran dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.  Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Sebagai seorang guru tentu Yesus mempunyai model dalam melakukan pembelajaran kepada murid-murid-Nya.  Karena model pembelajaran sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.menggunkan metode kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa  Model pembelajaran Yesus kepada murid-murid-Nya yang difokuskan dalam ke empat Kitab Injil.  Dengan mempelajari dan memahami model pembelajaran Yesus sebagai Guru Agung, maka para pengajar akan dapat mempersiapkan proses pembelajarannya dengan baik, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pendidikannya dapat tercapai. Dalam konteks pelayanan pendidikan harus meneladani model pembelajaran yang Yesus lakukan kepada murid-murid-Nya. Hal ini dapat menjadikan peserta didik mengerti akan materi yang diberikan dan semakin meneguhkan iman percayanya kepada Tuhan Yesus serta dapat menjadi saksi dalam memenangkan jiwa-jiwa baru bagi kerajaan-Nya.
Pemahaman Peserta Didik Tentang Mandat Budaya Dalam Kejadian 1:28 Terhadap Kepedulian Lingkungan Deslana Roidja Hapsarini; Yendri Wati Pige
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.367 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i1.4

Abstract

Abstract Lack of awareness in maintaining the environment should continue to be pursued in providing understanding to students because it is also a human responsibility to maintain the environment in accordance with cultural mandates. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that environmental care can be measured from four indicators, namely: throwing garbage in its place, maintaining class cleanliness, maintaining school yard cleanliness, and maintaining bathroom cleanliness. Students' understanding of the cultural mandate in incident 1:28 can affect environmental awareness. If students' understanding of the cultural mandate in Genesis 1:28 is taught to students, it will grow students' awareness of the environment at school and at home. Based on the conclusions drawn, it can be said that students' understanding of the cultural mandate in incident 1:28 is very important to encourage students to care about the environment. Therefore, it is better for teachers or parents to teach the cultural mandate in Genesis 1:28 to students so that those who understand the cultural mandate have concern for the environment wherever they are.   Abstrak Kurangnya kesadaran dalam memelihara lingkungan hidup patut terus diupayakan dalam memberi pemahaman kepada peserta didik sebab hal itu juga menjadi tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan sesuai dengan mandat budaya. Menggunkan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur dapat disimpulkan bahwa kepedulian lingkungan dapat diukur dari empat indikator, yaitu: membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, menjaga kebersihan halaman sekolah, dan menjaga kebersihan kamar mandi. Pemahaman siswa tentang mandat budaya dalam Kejadian 1:28 dapat mempengaruhi kepedulian lingkungan. Jika pemahaman peserta didik tentang mandat budaya dalam Kejadian 1:28 diajarkan kepada peserta didik maka akan menumbuhkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan di sekolah maupun di rumah. Berdasarkan kesimpulan yang ditarik, dapat dikatakan bahwa pemahaman peserta didik tentang mandat budaya dalam Kejadian 1:28 sangat penting untuk mendorong peserta didik agar peduli terhadap lingkungan.  Oleh kerena itu, sebaiknya guru atau orang tua harus mengajarkan mandat budaya dalam Kejadian 1:28 kepada peserta didik sehingga mereka yang memahami tentang mandat budaya memiliki kepedulian terhadap lingkungan di manapun mereka berada.
Peran Pendampingan Orang Tua Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Selamat Belajar Dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Alfred Bunga Data; Talizaro Tafonao; Dewi Lidya Sidabutar; Rini Sumanti Sapalakkai
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.375 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i1.5

Abstract

Abstract The Covid-19 pandemic requires children to study at home. All student learning activities are carried out at home with guidance from parents. So that the role of parents in educating children is in the first place. Parents are the main responsibility for the education of their children. The purpose of writing this article is to see how the efforts made by parents in accompanying their children during the pandemic. The research method used in this research is descriptive qualitative method. The method is, the method used is based on data obtained from the research field. In this study, besides wanting to see the child's learning process, the role and parenting pattern or mentoring of parents to their children during online learning that you want to observe carefully. Parents can apply teaching methods that involve daily activities such as making food, cleaning the house, or other things that can be created with the material being studied by the child. From the results of research on the role of parents in accompanying children during online learning, they still find various obstacles ranging from a lack of understanding of the condition of each child.   Abstrak Adanya pandemi Covid-19 mengharuskan anak untuk belajar di rumah. Seluruh kegiatan belajar siswa dilaksanakan di rumah dengan bimbingan dari orang orang tua. Sehingga peranan orang tua dalam mendidik anak berada pada urutan pertama. Orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam pendidikan anak-anaknya. Tujuan penulisan artikel ini adalah melihat bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam mendampingi anak selama pandemi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode tersebut merupakan, metode yang digunakan berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan penelitian. dalam penelitian ini selain ingin melihat proses pembelajaran anak peran dan pola asuh atau pendampingan orang tua kepada anak anaknya selama pembelajaran daring yang ingin diamati secara seksama. Orang tua bisa menerapkan metode pengajaran yang melibatkan kegiatan sehari-hari seperti membuat makanan, membersihkan rumah, atau lainnya yang bisa dikreasikan dengan materi yang sedang dipelajari oleh anak. Dari hasil penelitian peran orang tua dalam mendampingi anak selama pembelajaran daring masih menemukan berbagai kendala mulai dari kurangnya pemahaman akan kondisi anak masing-masing.
Polemik Memakan Darah: Studi Kasus dalam Sidang di Yerusalem Jefrie Walean
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.508 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.6

Abstract

Abstract: This study aims to find answers to the controversy about halal and haram eating blood based on investigations in the trial in Jerusalem. The polemic of eating blood has become a theological controversy among Christians from time to time. Controversy due to differences of opinion because it has a background of diverse theological assumptions. This polemic can actually be resolved if the relational perception is a win-win solution. Is in today's life the prohibition on eating blood in the Old Testament still applies and is it still a disaster for mankind? This study uses a qualitative method with library research and analysis using the principles of hermeneutic interpretation. This study concludes that the doctrinal culmination point related to the blood-eating polemic is one of the factors that breaks relations between Christian groups so that it becomes an interesting "hot" issue.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban kontroversi tentang halal dan haram makan darah berdasarkan penelusuran dalam sidang di Yerusalem. Polemik makan darah telah menjadi kotroversi teologis dikalangan Kristen dari masa ke masa. Kontroversi akibat perbedaan pendapat karena memiliki latar belakang asumsi teologis yang beragam. Polemik ini sejatinya dapat diselesaikan jika persepsi relasional yang bersifat win-win solution. Apakah dalam kehidupan sekarang larangan memakan darah dalam Perjanjian Lama masih berlaku dan masih masih merupakan suatu kebinasaan bagi umat manusia? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan riset pustaka dan analisa menggunakan prinsip-prinsip penafsiran hermeneutik. Penelitian ini menyimpulan titik kulminasi doktrinal terkait polemik makan darah menjadi salah satu pemecah hubungan antar golongan orang Kristen sehingga menjadi isu yang menarik.
Kajian Tipologi Yunus di Perut Ikan dan Yesus di Perut Bumi sebagai Antitipe Markus Setiawan; Jawa Agriani Sunyono; Robinson Rimun; Jhon Leonardo Presley Purba
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.109 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.7

Abstract

Abstract: The prophet Jonah is a typology of Jesus Christ himself as Jesus revealed to the Pharisees. Therefore there are some similarities between Jonah and Jesus but there are also differences where Jesus is the antitype of Jonah. Through a descriptive qualitative approach with a literature study method, this paper aims to study the typology of the event that Jonah stayed in the belly of a fish for three days as a type in the Old Testament which describes the event of the fulfillment of the prophecy of the redemption of Jesus Christ as an antitype in the New Testament. The conclusion of this study is that Jonah was in the belly of a huge fish for three days, which is a picture of Jesus to state the events of His death for three days in the heart of the earth. From the perspective of language equivalent Yunus is a typology that functions as an antitype to Jesus, where Jonah did not actually die physically but Jesus actually died physically and then came back to life, Yunus is a prophet while Jesus is the Son of God himself who has more authority from Jonah, Jonah's proclamation of God's salvation to the inhabitants of Nineveh occurred only once while Jesus Christ's preaching of salvation for mankind occurred until now and in the future, Jonah is not like Jesus because Jonah fled from God's calling and work, while Jesus from the beginning accepted God's mission for the salvation of mankind. But there are also similarities in the revelation of salvation, where through Jonah salvation was revealed to the repentant people of Nineveh and through Jesus salvation was revealed to all repentant mankind.Abstrak: Nabi Yunus merupakan tipologi dari Yesus Kristus sendiri sebagaimana yang dinyatakan Yesus kepada orang-orang Farisi. Karenanya terdapat beberapa kesamaan antara Yunus dengan Yesus namun terdapat juga perbedaan dimana Yesus menjadi antitipe dari Yunus. Melalui pendekatan kualitatif desktiptif dengan metode studi literature, paper bertujuan melakukan kajian tipologi peristiwa Yunus tinggal dalam perut ikan selama tiga hari sebagai tipe dalam Perjanjian Lama yang menggambarkan peristiwa penggenapan nubuatan akan karya penebusan Yesus Kristus sebagai antitipe di dalam Perjanjian Baru. Kesimpulan penelitian ini adalah Yunus berada dalam perut ikan besar selama tiga hari merupakan gambaran Yesus untuk menyatakan peristiwa kematianNya selama tiga hari di perut bumi. Dari perspektif language equivalent Yunus merupakan tipologi yang berfungsi sebagai antitipe terhadap Yesus, dimana Yunus tidak benar-benar mati secara fisik tapi Yesus benar-benar mati secara fisik dan kemudian hidup kembali, Yunus adalah seorang nabi sedangkan Yesus adalah Anak Allah sendiri yang memiliki otoritas lebih dari Yunus, pemberitaan Yunus akan keselamatan Tuhan kepada penduduk Niniwe terjadi hanya sekali sedangkan pemberitaan Yesus Kristus akan keselamatan bagi umat manusia terjadi hingga saat ini dan yang akan datang, Yunus tidak sama seperti Yesus karena Yunus melarikan diri dari panggilan dan pekerjaan Allah, sedangkan Yesus sejak awal menerima tugas misi Allah untuk keselamatan manusia. Namun terdapat juga kesamaan dalam penyataan keselamatan, dimana melalui Yunus keselamatan dinyatakan kepada penduduk Niniwe yang bertobat dan melalui Yesus keselamatan dinyatakan kepada seluruh umat manusia yang bertobat.
Pengaruh Pemahaman Tenaga Kependidikan tentang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional terhadap Kinerja Guru Lembaga Pendidikan Kristiani Yosep Heristyo Endro Baruno; Valentina Dwi Kuntari J
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.67 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.8

Abstract

Abstract: This study aims to analyze the effect of education personnel's understanding of the National Education System Act on teacher performance. This research was conducted at the Christian Education Institute, precisely at Solomon 3 Junior High School and at Pringsurat Catholic Elementary School, Temanggung, Central Java. The method used in this study is a quantitative correlation research method, where the sample in this study is the education staff in each of these schools, totaling 56 people. The research instrument used was a questionnaire, while the data analysis technique used normality test, homogeneity test, linearity test and Pearson Bivariate correlation test. The final results of this study are: the understanding of education personnel about the National Education System Act has a significant effect on teacher performance.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemahaman tenaga kependidikan tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan Kristiani tepatnya di Sekolah Menengah Pertama Salomo 3 dan di Sekolah Dasar Katolik Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana sampel dalam penelitian ini adalah para tenaga kependidikan di masing-masing sekolah tersebut yang berjumlah 56 orang. Instrumen penelitian yang dipakai menggunakan angket, sedangkan tehnik analisis datanya menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji linearitas dan uji korelasi Bivariat Pearson. Hasil akhir penelitian ini adalah: pemahaman tenaga kependidikan tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
Konsep Pisah Ranjang dalam Sifat tak-terputuskan Perkawinan Katolik: Analisis Kanon 1151-1155 Mathias Adon; Hyronimus Dominggus
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.248 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.9

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to examine the meaning of "separate bed" in the concept of the unbreakable nature of a Catholic marriage. The Catholic Church in essence highly values ​​the essential nature of marriage, which is one and indivisible. This also emphasizes that the Catholic Church does not want a divorce. The church only recognizes "bed separation" in the context of husband and wife who want to separate. The Code of Canon Law (Can. 1151-1155) is very clear and detailed what this “bed separation” means. In addition, "separate bed" is an opportunity for husband and wife who are separated to introspect each other. This research was conducted using a library research method which is descriptive in a Catholic Church Law perspective. From this research, We found the basic point of what the meaning of “separation of bed” in the Catholic Church is that distinguishes it from the road to divorce. In other words, separation in the Catholic Church will not eliminate the unbreakable nature of marriage, unless death separates it.Abstrak: Penelitian studi ini memiliki tujuan menelaah makna “pisah ranjang” dalam konsep sifat tak-terputuskannya Perkawinan Katolik. Gereja Katolik pada intinya sangat menghargai sifat hakiki dalam perkawinan yakni satu dan tak-terputuskan. Hal ini pun mau menegaskan bahwa Gereja Katolik tidak menginginkan adanya perceraian. Gereja hanya mengenal “pisah ranjang” untuk konteks suami-istri yang memang ingin berpisah. Kitab Hukum Kanonik (Kan. 1151-1155) dengan sangat jelas dan terperinci bagaimana arti dari “pisah ranjang” ini. Selain itu, “pisah ranjang” sejatinya menjadi kesempatan untuk suami-istri yang berpisah untuk saling menginstropeksi diri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian studi pustaka yang bersifat deskriptif dalam perspektif Hukum Gereja Katolik. Dari penelitian ini, kami menemukan titik dasar apa makna “pisah ranjang” dalam Gereja Katolik yang membedakannya dengan jalan menuju perceraian. Dengan kata lain, berpisah dalam Gereja Katolik tidak akan menghilangkan sifat tak-terputuskan Perkawinan, kecuali maut memisahkannya.
Peran Guru Profesional dalam memajukan Pendidikan di Era Industri 4.0 Wadison Petrus; Dewi Suri Agustina Nainggolan; Talizaro Tafonao
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.225 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.10

Abstract

Abstract: The purpose of writing this article is to see what obstacles are faced by teachers in improving educational progress in the industrial era 4.0. This research is based on the community's point of view that education is the main aspect in bringing about change for the progress of the nation. This can be seen from the appreciation of the community in encouraging their children to go to school, because through education they can be freed from the shackles of ignorance and backwardness. However, this expectation has not been achieved due to the many obstacles faced by teachers in improving their professionalism in teaching as explained in this article. This paper uses a qualitative method by examining the professional role of teachers in advancing education in the industrial era 4.0. The author collects data through the study of journal articles, books and scientific works that can be trusted to support the author's analysts in writing this article. The results obtained in this study are teachers understand the meaning of professionalism in the world of education, problems in the world of education, rights and obligations in educational change, the function of the teacher's role in supporting educational progress in the industrial era 4.0. Thus, improving education in the industrial era 4.0 is the responsibility of every teacher.Abstrak: Tujuan penulisan artikel ini adalah melihat apa saja kendala yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan kemajuan pendidikan di era industri 4.0. Penelitian ini didasarkan dari pandang masyarakat bahwa pendidikan merupakan aspek utama dalam membawa perubahan bagi kemajuan bangsa. Hal ini terlihat dari apresiasi masyarakat dalam mendorong anak-anaknya untuk bersekolah, karena melalui pendidikan dapat dimerdekakan dari belenggu kebodohan dan keterbelakangan. Namun harapan ini masih belum tercapai disebabkan karena banyak kendala yang hadapi oleh guru dalam meningkatkan profesionalnya dalam mengajar sebagaimana penjelasan dalam artikel ini. Tulisan ini mengunakan metode kualitatif dengan mengkaji peran profesional guru dalam memajukan pendidikan di era industri 4.0. Penulis mengumpulkan data melalui kajian artikel jurnal, buku dan karya ilmiah yang dapat dipercaya untuk mendukung analis penulis  dalam penulisan artikel ini. Hasil yang diperoleh dalam kajian ini adalah guru memahami makna profesional dalam dunia pendidikan, masalah dalam dunia pendidikan, Hak dan Kewajiban dalam perubahan pendidikan, fungsi peran guru dalam mendukung kemajuan pendidikan di era industri 4.0. Dengan demikian bahwa peningkatan pendidikan di era industri 4.0 merupakan tanggung jawab setiap guru.

Page 1 of 3 | Total Record : 27