cover
Contact Name
Mikson M. D. Nalle
Contact Email
danierni@yahoo.co.id
Phone
+6281353820540
Journal Mail Official
jvip@politanikoe.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes Kupang. Kotak Pos 1152, Kupang 85011 Telp. 0380-881600 » Tel / fax : 081353820540 / 0380-881601
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP)
ISSN : -     EISSN : 27454363     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
JVIP adalah jurnal peer review, jurnal ini menerbitkan artikel berkualitas tinggi dalam ilmu akuatik dan perikanan pada umumnya. Tujuan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan temuan penelitian saat ini atau yang baru, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan perikanan dan ilmu perairan dalam beberapa topik, tetapi tidak terbatas pada: Perikanan (Akuakultur, Perikanan Tangkap, Pengolahan Ikan dan Sosial Ekonomi Perikanan) Ekologi Akuatik (Air Tawar, Laut, dan Air Payau) Biologi Akuatik (Ikan, Moluska, Crustacea, Plankton, Terumbu Karang) Ilmu Kelautan
Articles 67 Documents
Pengendalian Ektoparasit Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) Dengan Konsentrasi Oksigen Terlarut Sebagai Faktor Pembatas Suratno Suratno; Dedi Fazriansyah Putra
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 2, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v2i2.597

Abstract

Aktivitas budidaya ikan air tawar terutama lele sangkuriang (Clarias sp) oleh pembudidaya sering mengalami berbagai hambatan dan kendala. Salah satunya adalah ancaman serangan penyakit ikan baik penyakit infeksius maupun penyakit non infeksius. Pengendalian perkembangan penyakit ektoparasit pada ikan lele sangkuriang (Clarias sp) dengan menerapkan faktor pembatas yaitu konsentrasi oksigen terlarut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kondisi oksigen terlarut pada tingkat prevalensi atau kejadian ektoparasit pada pemeliharaan ikan lele sangkuriang (Clarias sp). Metode perlakuan dengan dua kondisi yaitu aerasi parsial (P) dan aerasi terus menerus selama 24 jam (K). Pemerikasaan ektoparasit dilakukan pada waktu muncul gejala klinis. Pada aerasi parsial menghasilkan oksigen terlarut 1-1,5 ppm dengan tingkat prevalensi ektoparasit 3,3 % - 7,8 % dan kelulusan hidup ikan lele sangkuriang (Clarias sp) antara 76 % sampai 84 % sedangkan pada aerasi terus menerus menghasilkan kelarutan oksigen 4,2 - 4,8 ppm dengan tingkat prevalensi ektoparasit  79,6 % sampai 93,5% dan kelulusan hidup ikan lele sangkuriang (Clarias sp) sebesar 26 % sampai 38%. Pada pemeliharaan ikan lele sangkuriang (Clarias sp) dengan aerasi parsial  menghasilkan konsentrasi oksigen terlarut < 2 ppm sehingga  dapat menekan berkembangnya ektoparasit pada ikan tersebut.Kata kunci : Ektoparasit, Prevalensi, Ikan lele, Oksigen terlarut
Studi Penangkapan Kerang Darah (Anadara granosa) Menuju Pengembangan Budidayanya di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang Priyo Santoso
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 2, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v2i2.601

Abstract

Suatu studi tentang kondisi penangkapan kerang darah (Anadara granosa) menuju pengembangan budidayanya di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi penangkapan kerang darah berdasarkan persepsi nelayan kerang di Kecamatan Kupang Tengah. Penelitian ini menggunakan metode survei, dan teknik pengambilan data melalui wawancara dengan panduan kuisioner. Responden yang dilibatkan adalah nelayan kerang darah di Kecamatan Kupang Tengah sebanyak 35 orang. Hasil survei menunjukkan bahwa kerang darah telah dimanfaatkan secara tradisional sebagai sumber pangan maupun sumber penghasilan oleh sejumlah nelayan dan masyarakat di Kecamatan Kupang Tengah. Pemasaran kerang darah mencakup pasar lokal di Kabupaten dan Kota Kupang. Permintaan pasar terhadap komoditi ini cenderung stabil dengan harga yang juga cenderung stabil. Penurunan hasil tangkapan kerang darah dalam dekade terakhir telah terjadi di daerah ini, yang ditandai dengan menurunnya hasil tangkapan kerang darah dan semakin kecilnya ukuran kerang darah yang tertangkap. Masyarakat nelayan kerang di daerah ini memiliki kepatuhan terhadap aturan adat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Selain itu para nelayan juga terbuka untuk menerima edukasi dari berbagai pihak, terutama yang terkait dengan pengelolaan berkelanjutan melalui pengembangan budidaya kerang darah.Kata kunci : Kerang darah; Penangkapan; Nelayan; Pengelolaan; Berkelanjutan; Marikultur
Pencegahan Infeksi Bakteri Vibrio sp. pada Ikan Bandeng (Chanos chanos) Dengan Pemberian Rebusan Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Lusianus Mengi; Yudiana Jasmanindar; Franchy Ch. Liufeto
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 1 (2022): November 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i1.746

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian rebusan kayu manis (Cinnamomum Burmannii)  dalam mencegah infeksi bakteri Vibrio sp. pada ikan Bandeng dan konsentrasi rebusan kayu manis yang tepat untuk mencegah infeksi bakteri Vibrio sp. pada ikan bandeng. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang di uji adalah perlakuan A (100ml), perlakuan B (200ml), perlakuan C (300ml) dengan Perlakuan kontrol tanpa pemberian rebusan kayu manis.   Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kayu manis tidak berpengaruh terhadap meningkatnya respon imun terhadap infeksi bakteri yang mengerang dalam proses pencegahan bakteri Vibrio sp.Kata kunci : Ikan Bandeng, Cinnamomum burmannii, infeksi, Vibrio.
Analisis Pertumbuhan, Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepenus) Menggunakan Metode Sistem Boster dan Sistem Konvensional Naharuddin Sri; Yusuf Kamlasi
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 2, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v2i2.633

Abstract

ABSTRAKSektor perikanan terbagi menjadi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap berkorelasi dengan nelayan dan masyarakat pesisir, sedangkan budidaya berkorelasi dengan pembudidaya yang berada di darat. Salah satu komoditas ikan air tawar yang sangat potensial untuk dibuddiayakan adalah ikan lele. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Permintaan ikan lele yang semakin meningkat menuntut para pelaku budidaya untuk meningkatkan produktivitasnya. Untuk meningkatkan produktivitas maka Ditjen Perikanan Budidaya terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi yang menghasilkan sistem pembesaran ikan lele yang lebih efisien, yaitu sistem Boster. Hal ini seiring dengan pengembangan kegiatan budidaya perikanan menjadi salah satu prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan guna meningkatkan perekonomian masyakat. Permintaan ikan lele yang semakin meningkat menuntut para pelaku budidaya untuk meningkatkan produktivitasnya. Selama ini, umumnya pembudidaya lele masih melakukan pembesaran system konvensional. Untuk meningkatkan produktivitas maka Ditjen Perikanan Budidaya terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi yang menghasilkan sistem pembesaran ikan lele yang lebih efisien. Sistem tersebut salah satunya adalah sistem Boster. Tujuan penelitian ini adalah untuk  perbandingan pertumbuhan ikan leles sangkuriang sistem antara sistem Boster dan konvensional .Dari hasil pengukuran kualitas air suhu 25-27oC, pH 7 dan DO 1,2 – 2,2 selama pemeliharaan pada kedua perlakuan masih pada kisaran yang layak, FCR 0,546 dan 1,1 masih pada kisaran yang baik. Dari analisa keuangan sistem boster nilai RC-Ratio :  1.1 sedangkan sistem konvensional  RC Ratio : 1.03. Umur panen sistem boster 80 hari dan sistem konvensional 100 hari. Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa  pertumbuhan ikan lele sangkuriang sistem pembesaran boster lebih bagus  dibandingkan dengan dengan sistem konvensional. Kata kunci : ikan lele, boster, konvensional, pembesaran
Histopatologi Organ Usus Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diambil dari Pembudidayaan Ikan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Shobikhuliatul Jannah Juanda; Sri Imelda Edo
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 1, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v1i2.727

Abstract

Kota Kupang merupakan salah satu kota yang sedang mengalami peningkatan permintaan ikan air tawar sehingga para pembudidayanya berlomba-lomba membudidayakan ikan secara intensif. Namun, sistem sistem budidaya perikanan air tawar yang saat ini telah mencapai tahap intensifikasi tidak terlepas dari resiko biologis, yaitu munculnya penyakit. Semakin intensif budidaya ikan, semakin tinggi prevalensi infeksi penyakitnya (Suhermanto et al., 2011; Rustikawati, 2012). Diagnosa penyakit pada ikan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menentukan suatu penyakit. Pemeriksaan histopatologi organ ikan dilakukan untuk melihat perubahan jaringan yang terjadi akibat infeksi patogen yang memungkinkan terjadinya abnormalitas jaringan (Safratilofa, 2017). Pengamatan histopatologi pada organ ikan khususnya usus dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada usus secara histologi sebagai diagnosa awal tentang kerusakan yang terjadi pada jaringan sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi usus ikan nila sebagai biomarker pendugaan penyakit ikan. Metode deskriptif kualitatif dilakukan untuk mendapatkan penggambaran keadaan ataupun gejala yang tampak dalam gambaran histopatologi organ usus ikan nila yang diambil dari pembudidayaan di Kota Kupang secara acak. Sebanyak 100 ekor sampel ikan nila diambil dan kemudian diukur panjang dan bobotnya, kemudian diamati morfologinya yang meliputi bentuk tubuh, sirip, sisik, mata dan kelainan lainnya. Organ usus diambil untuk dilakukan fiksasi dengan menggunakan formalin 4%  dan selanjutnya dilakukan preparasi histologi yang meliputi meliputi Fiksasi, Dehidrasi, Clearing, Infiltrasi, Embedding, Sectioning, peletakan pada object glass, Affixing, Deparafinisasi, Staining, Mounting dan Labelling. Untuk menganalisis hasil gambaran struktur histologi masing-masing organ yang sudah didapatkan, dilakukan pembandingan gambaran histologi yang didapatkan dengan referensi yang ada. Berdasarkan hasil analisis histopatologi yang telah dilakukan pada organ usus ikan nila, kerusakan yang terjadi antara lain: Berdasarkan hasil analisis histopatologi yang telah dilakukan pada organ usus ikan nila, kerusakan yang terjadi antara lain: Edema, Nekrosis, Infiltrasi Sel Radang, Hipertropi, Parasit, kongesti, Hemoragi.Kata kunci : Histopatologi, Usus, Ikan Nila
Pengaruh Pemberian Pakan Berbasis Ratio Karbohidrat dan Lemak Terhadap Kadar Lemak Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Ridwan Tobuku
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 2, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i1.755

Abstract

Riset ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh rasio karbohidrat dan lemak pakan terhadap laju pertumbuhan tinggi dan kadar lemak daging terendah ikan patin (Pangasius hypophthalmus). Ikan uji yang digunakan adalah juvenil ikan patin dengan bobot awal 16,1±0,5 g dan dipelihara dalam akuarium dengan volume air 60 liter selama 60 hari. Pemberian pakan uji secara at satiation, dan pakan diformulasikan mengandung karbohidrat dan lemak dengan rasio 1, 2, 3 atau 4. Hasil uji prosimat diketahui pakan uji mengandung lemak berkisar antara 7,6% sampai 16,9% dan karbohidrat 16 sampai 31%. Protein pakan dibuat sama atau isoprotein yaitu 36%, sama untuk semua pakan perlakuan.Hasil riset pengaruh ratio karbohidrat terhadap lemak memperlihatkan bahwa ikan yang diberi pakan rasio karbohidrat terhadap lemak 3 menghasilkan nilai retensi protein tertinggi yaitu 47,06%, konversi pakan terendah (1,13) dan laju pertumbuhan tertinggi (4,33%). Kinerja pertumbuhan terbaik ketika ikan patin, P. Hypophthalmus diberi pakan uji rasio karbohidrat/lemak 3 (mengandung 32.51% karbohidrat dan 10.89% lemak).Kata kunci : Ratio lemak karbihidat, Lemak Daging, Pangasius Hypophthalmus 
Efektivitas Penambahan Bayam Merah (Amaranthus tricolor L) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio L) Joelino Dodi Antunes Magno; Yudiana Jasmanindar; Priyo Santoso
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 2, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v2i2.689

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penambahan bayam merah (Amaranthus tricolor L) dalam pakan terhadap kecerahan warna ikan mas koi (Cyprinus carpio L). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah perlakuan kontrol (tanpa bayam merah), perlakuan A (40 g), Perlakuan B (60 g), dan perlakuan C (80 g). Variabel penelitian yang diukur adalah kecerahan warna ikan, menggunakan TCF (Toca Color Finder). Data penelitian dianalisis menggunakan analisis non parametric Kruskal wallis. Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa nilai tertinggi terdapat pada perlakuan C dengan nilai 18,64, disusul perlakuan B dengan nilai 18,43, kemudian diikuti oleh perlakuan A 14,93 dan yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol dengan nilai 6. Kecenderungan perubahan kecerahan warna meningkat sejalan dengan penambahan kandungan bayam merah dalam pakan.Kata kunci : Ikan koi, Bayam merah, Pakan, Kecerahan, Warna    
Distribusi Residu Endosulfan Di Pesisir Pantai Manikin Dan Tarus Teluk Kupang Nusa Tenggara Timur Mikson M. D. Nalle
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 1, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v1i2.745

Abstract

Penelitian Tentang Residu Endosulfan di Perairan Pantai Manikin dan Tarus Teluk Kupang Nusa Tenggara Timur telah dilakukan.  Kajian bertujuan untuk mengukur konsentrasi residu endosulfan dalam sedimen lumpur serta menilai konsentrasi endosulfan dalam sedimen lumpur sebagai lokasi budidaya perikanan berdasarkan maksimum konsentrasi bahan aktif pestisida yang diperbolehkan.  Metode survey diaplikasikan dalam penelitian ini dengan sampel diambil secara komposit pada wilayah yang ditetapkan dari muara hingga surut terendah sepanjang garis pantai.  Untuk mengetahui kandungan endosulfan pada sampel digunakan alat bantu HPLC.  Hasil analisis menunjukkan total kandungan residu endosulfan dalam sedimen di Pesisir Pantai Manikin dan Tarus Teluk Kupang 89,33 ppb, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kontaminasi bahan cemaran endosulfan di Pesisir Pantai Manikin dan Tarus Teluk Kupang., Bahkan nilai kandungan yang terdeteksi lebih tinggi dari kadar yang diperbolehkan dalam media budidaya perikanan yaitu < 20 ppb.Keywords: residu, endosulfan, Pesisir pantai, Teluk Kupang.
Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Prosedure (SSOP) pada Proses Pengolahan Tuna Loin (Thunnus sp) di Unit Pengolahan Ikan di Nusa Tenggara Timur Irandha Citra Marasi Siahaan; Breva R. Nugraha; Resky Amalia Rajab; Rasdam Rasdam
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 1 (2022): November 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i1.743

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada proses pengolahan tuna loin. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai juli 2021 di Unit Pengolah Ikan di Nusa Tenggar Timur. Metode penelitian dilakukan dengan studi kasus dan observasi langsung proses pengolahan, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pemuatan. Metode analisa data dilakukan dengan analisa deskriptif. Pengamatan dilakukan pada tahapan proses pengolahan tuna loin, penereapan rantai dingin, mutu bahan baku dan mutu produk, penerapan GMP dan SSOP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan proses pengolahan tuna loin sesuai dengan alur proses pada SNI  4104-2015 tuna loin beku, penerapan rantai dingin telah dilakukan dnegan baik dengan suhu bahan baku ikan tuna dibawah 4?C. Hasil pengujian organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 8, hasil uji mikrobiologi  5,4 x 103  koloni/gram sudah sesuai dengan SNI dan hasil uji organolpetik produk akhir adalah 8, hasil uji mikrobiologi sesuai dengan SNI SNI 4104:2015. Unit Pengolahan Ikan telah menerapkan GMP dan SSOP dengan baik. Kata Kunci : GMP dan SSOP, mutu, Suhu, Tuna Loin
Kinerja Pertumbuhan Ikan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis yang Diberi Suplemen Mineral Seng Zn sebagai Penyeimbang dalam Pakan Berbasis Tepung Darah Wahyuni Fanggi Tasik
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 1, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v1i2.691

Abstract

Tepung darah selain dapat dijadikan sebagai sumber protein dapat juga dijadikan sebagai sumber zat besi (Fe) organik dengan konsentrasi mencapai 2769 mg/kg. Kandungan Fe yang sangat tinggi ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan penyerapan Zn yang merupakan mikro mineral esensial bagi ikan yang memiliki peranan penting dalam proses metabolisme tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi Zn dengan level berbeda dalam pakan yang mengandung tepung darah sebagai sumber Fe organik terhadap kinerja pertumbuhan ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis.Ikan uji yang digunakan adalah ikan kerapu bebek C. altivelis dengan bobot rata-rata individu awal 4.74±0.03 g. Pakan uji yang digunakan adalah pakan dengan komposisi Zn anorganik yang berbeda yaitu pakan A dengan penambahan Zn 0 ppm, B (75 ppm), C 150 ppm), dan D (225 ppm). Kandungan nutrien keempat jenis pakan perlakuan tersebut dibuat seimbang antara protein dan energi. Ikan uji dipelihara selama 40 hari untuk melihat pengaruh suplementasi Zn terhadap kinerja pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Zn dalam pakan ikan berbasis tepung darah memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kinerja pertumbuhan sehingga disimpulkan penambahan Zn sebesar 150 ppm dapat mengimbangi penggunaan tepung darah sebesar 9% sebagai sumber Fe organik dalam pakan kerapu bebek.