cover
Contact Name
Said Fachry Assagaf
Contact Email
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Phone
+6281355595187
Journal Mail Official
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Editorial Address
Unit Publikasi Jurusan Matematika, Gd FG Lantai 2, FMIPA UNM
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Issues in Mathematics Education (IMED)
ISSN : -     EISSN : 26858592     DOI : https://dx.doi.org/10.35580/imed
Core Subject : Education,
Journal of IMED presents new ideas, developments, and innovations in mathematics education. It involves attempts to enhance teaching and learning mathematics in the classroom at all levels. It deals with educational articles from research, recent issues, and literature reviews. All paper related to mathematics education are welcome.
Articles 147 Documents
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif antara Tipe TGT (Teams Games Tournament) dan Tipe NHT (Numbered Head Together) Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal Siswa S. Syarifatunnisa; S. Suradi; A. Awi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 3, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.615 KB) | DOI: 10.35580/imed10734

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ditinjau dari kecerdasan interpersonal siswa. Populasi dalam  penelitian ini adalah siswa kelas X MIA. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas perlakuan pertama yang diajar menggunakan model pembelajaran TGT dan X MIA 2 sebagai kelas perlakuan kedua yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran NHT yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif, kecerdasan interpersonal siswa, dan hasil belajar matematika. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, angket kecerdasan interpersonal siswa, dan post test hasil belajar matematika siswa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan inferensial melalui uji ANOVA dua arah. Berdasarkan hasil analisis uji ANOVA diperoleh bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ditinjau dari kecerdasan interpersonal siswa.Kata Kunci:  Model Pembelajaran kooperatif TGT, NHT, Kecerdasan Interpersonal.Abstract. This research was quasi-experimental which aims to know the difference between students' mathematics learning outcomes who are taught by using cooperative learning model TGT type and students' mathematics learning outcomes who are taught by using cooperative learning model NHT type viewed from students’ interpersonal intelligence. The population in this research was Ten-grade students. The sample consisted of two classes, namely class X MIA 1 as first treatment class taught by using TGT learning model and class X MIA 2 as second treatment class taught by using direct NHT learning model selected by cluster random sampling technique. The variables in this research were cooperative learning model, students’ interpersonal intelligence, and mathematics learning outcomes. The research instruments used were observation sheets, questionnaires about students’ interpersonal intelligence, and mathematics learning outcomes tests. The data obtained were analyzed by using descriptive analysis and inferential analysis through Two Way ANOVA. Based on the result of the Two Way ANOVA, it was found that there is no difference between students' mathematics learning outcomes who are taught by using cooperative learning model TGT type and students' mathematics learning outcomes who are taught by using cooperative learning model NHT type viewed from students’ interpersonal intelligence.Keywords: Cooperative Learning Model TGT, NHT, Interpersonal Intelligence.
Pengaruh Penerapan Model Kolaboratif MURDER terhadap Hasil Belajar, Aktivitas dan Respons Siswa dalam Pembelajaran Matematika Kelas X Muawiah Inda Magfirah; Muhammad Darwis M; R. Rusli
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.053 KB) | DOI: 10.35580/imed15327

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model kolaboratif MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect, Expand, dan Review) terhadap hasil belajar, aktivitas, dan respons siswa dalam pembelajaran matematika kelas X. Penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, tes hasil belajar (pretest dan posttest), lembar observasi aktivitas siswa, dan angket respons siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistika deskriptif menunjukkan: (1) rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 3,73 (terlaksana dengan baik),(2) rata-rata hasil pretest yaitu 35 (kategori sangat rendah). Rata-rata hasil posttest yaitu 85 (kategori tinggi), (3) hasil posttest menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal tercapai sebesar 94% (4) rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,77 (kategori tinggi), (5) rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 90% (sangat aktif) (6) rata-rata persentase siswa yang memberi respons positif sebesar 89%. Hasil analisis statistika inferensial menunjukkan: (1) nilai rata rata siswa yang diajar menggunakan model kolaboratif MURDER lebih besar dari 70, (2) nilai rata rata gain ternormalisasi lebih besar dari 0,3 (kategori sedang), (3) rata rata ketuntasan klasikal lebih besar dari 80%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan model kolaboratif MURDER berpengaruh terhadap hasil belajar, aktivitas, dan respons siswa dalam pembelajaran matematika kelas X. Kata kunci : Hasil Belajar, Aktivitas, Respons, Model Kolaboratif MURDER, Matriks This study aims to determine the effect of the application of MURDER collaborative model (Mood, Understand, Recall, Detect, Expand, and Review) on student learning outcomes, activities, and responses in learning mathematics in class X. This research is pre-experiment with quantitative approach with techniques sampling is cluster random sampling. Data collection was carried out using observation sheets of implementation of learning, test results of learning (pretest and posttest), observation sheets of student activities, and student questionnaire responses. The data analysis technique used is descriptive and inferential statistical analysis. The results of descriptive statistical analysis showed: (1) the average of learning achievement was 3,73 (well implemented), (2) the average pretest results were 35 (very low category). The average posttest results was 85 (high category), (3) the posttest results show that classical completeness is achieved 94% (4) the average normalized gain is 0,77 (high category), (5) the average percentage of activity students by 90% (very active) (6) the average percentage of students who gave positive response 89%. The results of inferential statistics analysis show: (1) the average value of students taught using collaborative MURDER model was greater than 70, (2) the normalized gain average value was greater than 0,3 (medium category), (3) the average classical completeness greater than 80%. In general it can be concluded that implementation MURDER collaborative model has an effect on students mathematics learning outcomes, activities, and responses. Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Activity, Response, Collaborative MURDER Model. Matrix
Deskripsi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Dimensi Tiga pada Kelas VIII N. Nurrahmah; D. Djadir; Ilham Minggi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 2, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.504 KB) | DOI: 10.35580/imed9491

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dimensi tiga. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, maka dipilih subjek penelitian sebanyak 3 siswa kelas VIII  yang dikategorikan menjadi subjek KF, subjek KK, subjek KO dan subjek KP. Untuk pengumpulan data, instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subjek KF mengalami kesulitan fakta berkaitan dengan ketidakmapuan menginterpretasi hasil akhir yang diperoleh; (2) subjek KK mengalami kesulitan konsep berkaitan dengan ketidakmampuan mengidentifikasi contoh dan bukan contoh dari konsep dan ketidakmampuan menegaskan konsep-konsep. Ketidakmampuan mengidentifikasi terlihat dari ketidakmampuan subjek menjawab benar soal yang diberikan. Ketidakmampuan menegaskan terlihat dari keraguan subjek dalam memberikan alasan memilih dan tidak memilih gambar. Subjek KK juga mengalami kesulitan dalam membedakan bangun ruang prisma dan bangun ruang limas; (3) Subjek KO mengalami mengalami kesulitan operasi. Hal ini terlihat dari kesalahan subjek dalam melakukan operasi. Subjek KO salah dalam melakukan operasi berkaitan dengan urutan operasi dan cara menyelesaikan persamaan menggunakan pembagian; dan (4) Subjek KP megalalami kesulitan prinsip. Hal ini terlihat dari ketidakmampuan subjek menentukan rumus yang sesuai dengan permasalahan yang diberikan. Subjek KP mampu menghapal rumus tapi tidak dapat menyesuaikan rumus dengan permasalahan.Kata Kunci: Kesulitan, dimensi tiga.Abstract. This research is a qualitative research, it amis to describe the students’ difficulties in solving three-dimensional problems on the flat-side material. By using purposive sampling technique, then the subjects in this research were 3 students on grade VIII, that is subject KF, subject KK, subject KO and subject KP. For data collection, the instruments used are diagnostic test and interviews. The results showed that (1) Subject KF having facts difficulty relating to the inability to interpret the final results obtained; identify examples and non-example of the concept and an inability to assert concepts, inability to further identify the subject seen from an inability to answer correctly questions provided. The inability of the subject confirms looks of doubt in giving the reasons selecting and deselecting the image. Subject KK also have difficulty in distinguishing geometrical geometrical prism and pyramid; (3) Subject KO having operating difficulty. This is evident from the subject mistake in conducting the operation. Subject KO wrong in doing operations related to the sequence of operations and how to solve equations using division; and (4) Subject KP having principle difficulty. This is evident from the inability of the subject determines the appropriate formula with the given problem. Subject KP capable of memorizing formulas but can not adjust the formula to the problem.Keywords: difficulty, three-dimensional
Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas XI IPA SMA dalam Menyelesaikan Soal Program Linear ditinjau dari Kecerdasan Adversitas dan Efikasi Diri Juwita Sari; N. Nasrullah; Usman Mulbar
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.561 KB) | DOI: 10.35580/imed15291

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kecerdasan adversitas dan efikasi diri siswa kelas XI IPA SMA dan mengetahui bagaimana deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan soal program linear ditinjau dari kecerdasan adversitas dan efikasi diri. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan mixed method. Subjek penelitian sebanyak 4 siswa, yaitu 1 siswa dengan kecerdasan adversitas tipe climbers-efikasi diri tinggi, 1 siswa dengan kecerdasan adversitas tipe climbers-efikasi diri rendah, 1 siswa dengan kecerdasan adversitas tipe campers-efikasi diri tinggi, dan 1 siswa dengan kecerdasan adversitas tipe campers-efikasi diri rendah. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri atas angket ARP (Adversity Response Profile), angket efikasi diri, soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi materi program linear, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sebagian besar siswa (70%) memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi. (2) Sebagian besar siswa (86,5%) memiliki kecerdasan adversitas tipe campers. (3) Siswa dengan kecerdasan adversitas tipe climbers-efikasi diri tinggi mampu memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi. (4) Siswa dengan kecerdasan adversitas tipe climbers-efikasi diri rendah hanya mampu memenuhi dua indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis dan mengevaluasi. (5) Siswa dengan kecerdasan adversitas tipe campers-efikasi diri tinggi hanya mampu memenuhi dua indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis dan mengevaluasi. (6) Siswa dengan kecerdasan adversitas tipe campers-efikasi diri rendah tidak mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kata Kunci: Kemampuan Berpikir, Berpikir Tingkat Tinggi, Program Linear, Kecerdasan Adversitas, Efikasi Diri The aim of this research is to determine the general description of students' adversity quotient and self-efficacy from grade XI IPA and finding out how the description of students higher order thinking skills in solving linear program problems viewed from students’ adversity quotient and self-efficacy. The type of this research is descriptive research with mixed method approach. The subjects of this research were 4 students, those are 1 students has high self-efficacy-climbers, 1 students has low self-efficacy-climbers, 1 students has high self-efficacy-campers, and 1 students has low self-efficacy-campers. The research instrument used consist of ARP questionnaire (Adversity Response Profile), self-efficacy questionnaire, higher order thinking skills test of linear program and interview guidelines. The results of the research showed that: (1) The most of students (70%) had high self-efficacy. (2) The most of students (86,5%) had campers adversity quotient. (3) Students who had high self-efficacy-climbers was able to fulfill three indicators of higher order thinking skills. (4) Students who had low self-efficacy-climbers was able to fulfill two indicators of higher order thinking skills, i.e analyzing and evaluating. (5) Students who had high self-efficacy-campers was able to fulfill two indicators of higher order thinking skills, i.e analyzing and evaluating. (6) Students who had low self-efficacy-campers was not able to fulfill all indicators of higher order thinking skills. Keywords: Thinking Skills, Higher Order Thinking, Linear Program, Adversity Quotient, Self-Efficacy.
Analisis Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Relasi dan Fungsi Berdasarkan Teori APOS ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa Kelas VIII G. Gustina; D. Djadir; R. Rusli
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.602 KB) | DOI: 10.35580/imed23849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep siswa pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS ditinjau dari kemampuan matematika. Subjek pada penelitian ini adalah tiga siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan matematika, tes pemahaman konsep pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa dengan kemampuan matematika tinggi memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi (proses), menjelaskan hubungan antara relasi dan fungsi; memahami syarat-syarat fungsi (objek), dan mengaplikasikan konsep (skema). (2)Siswa dengan kemampuan matematika sedang memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi(proses), memahami syarat-syarat fungsi (objek). (3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; dan melihat fungsi sebagai mesin input-output  (proses).Kata Kunci: Kemampuan Matematika, Pemahaman Konsep, Teori APOS, Relasi, FungsiThis research aims to analyze students' conceptual understanding of relation and function material based on  APOS theory in terms of mathematical ability. The subject of  research are  three students.The instruments used were tests of mathematics ability, tests of  conceptual understanding in the relation and function material based on APOS theory, and interview. The result of the research showed that: (1) Students with high mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explain the definition of function (process), explained the relationships between relation and function; understand the unique properties of function (object), and apply concepts (schema). (2) Students with average mathematical ability understand the concepts of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explained the function definition (process),and understand the unique properties of function (object). (3) Students with low mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs, and observed function as an input-output machine (process).Keywords:Mathematical Ability, Understanding the Concept, APOS Theory, Relation, Function.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep siswa pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS ditinjau dari kemampuan matematika. Subjek pada penelitian ini adalah tiga siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan matematika, tes pemahaman konsep pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa dengan kemampuan matematika tinggi memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi (proses), menjelaskan hubungan antara relasi dan fungsi; memahami syarat-syarat fungsi (objek), dan mengaplikasikan konsep (skema). (2)Siswa dengan kemampuan matematika sedang memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi(proses), memahami syarat-syarat fungsi (objek). (3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; dan melihat fungsi sebagai mesin input-output  (proses).Kata Kunci: Kemampuan Matematika, Pemahaman Konsep, Teori APOS, Relasi, FungsiAbstract.This research aims to analyze students' conceptual understanding of relation and function material based on  APOS theory in terms of mathematical ability. The subject of  research are  three students.The instruments used were tests of mathematics ability, tests of  conceptual understanding in the relation and function material based on APOS theory, and interview. The result of the research showed that: (1) Students with high mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explain the definition of function (process), explained the relationships between relation and function; understand the unique properties of function (object), and apply concepts (schema). (2) Students with average mathematical ability understand the concepts of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explained the function definition (process),and understand the unique properties of function (object). (3) Students with low mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs, and observed function as an input-output machine (process).Keywords:Mathematical Ability, Understanding the Concept, APOS Theory, Relation, Function.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika dan Perbedaan Gender Erni Apriani; D Djadir; A Asdar
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 1, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.166 KB) | DOI: 10.35580/imed9245

Abstract

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kemampuan awal matematika dan perbedaan gender. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa Keenam siswa dipilih berdasarkan nilai Tes Kemampuan Matematika yang terbagi dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah dengan dua orang masing-masing satu laki-laki dan satu perempuan yang mewakili tiap tingkatan kemampuan matematika pada materi SPLDV dengan mengambil nilai tertiggi dari tiap kategori kemampuan. Keenam subjek diberikan TesKemampuan Pemecahan Masalah Matematika I dan TesKemampuan Pemecahan Masalah Matematika II dalam waktu yang berbeda. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Indikator menyebutkan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dimiliki oleh semua subjek, (2) Indikatormembuat rencanapenyelesaian masalah dari hal-halyang diketahui untukpemecahan masalahdimiliki oleh semua subjek, (3) Indikator melaksanakanpemecahan masalah melaluirencana yang telah dibuat dimiliki oleh semua subjek, (4) Indikator melakukan pemeriksaan kembali terhadapjawaban yang sudah adadimiliki oleh semua subjek.Kata kunci: penelitian kualitatif, kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan awal matematika, perbedaan gender, sistem persamaan linear dua variabelAbstact. This research is a qualitative descriptive research that aims to describe the ability of problem solving mathematically viewed from the early ability of mathematics and gender differences. The subjects of this study were six students. The six students were selected based on the Mathematics Ability test scores divided into high, medium, and low categories with two men each and one woman representing each level of math skills on SPLDV material by taking the highest grades from each capability category. The six subjects were given the Mathematical Problem Solving Ability Test I and the Mathematics Problem Solving Ability Test II at different times. Data analysis techniques using qualitative analysis. The results of this study indicate that: (1) Indicators mention things that are known and questioned by all subjects, (2) Indicators to make problem-solving plans from things known for problem solving are shared by all subjects, (3) Indicators carry out problem solving through a plan that has been made owned by all subjects, (4) Indicators of re-examination of existing answers owned by all subjects.Keywords: Qualitative research, mathematical problem solving skills, early math ability, gender differences, two-variable linear equations system
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa antara Penerapan Pendekatan Realistic Mathemtics Education dan Contextual Teaching And Learning Hamzah Upu; Usman Mulbar; Indra Purwanto
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 2, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.323 KB) | DOI: 10.35580/imed9481

Abstract

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang melibatkan dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar matematika siswa antara penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning  pada siswa kelas VII. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi selatan dan dipilih dua kelas eksperimen secara random sebagai sampel penelitian. Data dianalisis dengan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan pendekatan RME dan  siswa yang diajar menggunakan pendekatan CTL.Kata Kunci: Hasil Belajar, RME, CTL.Abstract. The research type was an Quasi-experimental which involved two groups with different treatment. Objectives of this research were to know the differences in the improvement of students mathematics learning outcomes between the application of Realistic Mathematics Education approach and the application of Contextual Teaching and Learning approach. The population in this research was grade VII one of the Junior High School in Polewali Mandar, West Sulawesi and two experiment classes are selected by random technique as research sample. Data analysis by using descriptive and inferential statistics.  The result was obtained  there are not the different in the improvement of students mathematics learning outcomes between the application of RME approach and the application of CTL approach.Keyword: Learning Outcomes, RME, CTL.
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan Kriteria Hadar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Erwinda Gracya Laman; S. Suradi; A. Asdar
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 3, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.749 KB) | DOI: 10.35580/imed11052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika Higher Order Thinking Skills serta gambaran perbedaan kesalahan pada bidang geometri berdasarkan kriteria Hadar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan tes kemampuan awal kepada siswa kelas XII MIPA 3 yang kemudian dari hasil tersebut dipilih 6 subjek penelitian berdasarkan kategori yang ada. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan awal yang memuat dari 30 butir soal, tes tertulis Higher Order Thinking Skills  yang memuat 2 butir soal uraian dan pedoman wawancara. Kesalahan dianalisis menggunakan kategori kesalahan Hadar yang terdiri dari 6 kesalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesalahan yang terjadi adalah kesalahan menggunakan data, kesalahan menggunakan bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan menggunakan definisi atau teorema, penyelesaian tidak diperiksa kembali, dan kesalahan teknis. Subjek yang mengerjakan soal HOTS  materi geometri cenderung melakukan kesalahan menggunakan logika dalam menarik kesimpulan, kesalahan menggunakan definisi atau teorema, dan kesalahan teknis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang jenis kesalahan yang dilakukan siswa SMA pada materi geometri khususnya dalam mengerjakan soal level tingkat tinggi sehingga dalam proses pembelajaran kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat diminimalisir.Kata Kunci: Kesalahan, Higher Order Thinking Skills, Kriteria Hadar.Abstract. This study aims to know the description of students' error in solving Higher Order Thinking Skills (HOTS) mathematical problems and the description of errors differences of   geometry based on Hadar criteria. This type of research is descriptive research using  qualitative approach. Retrieval of the subject is performed by providing  prior knowledge test of grade XII MIPA 3 , then from the result of the test selected 6 subjects  based on  existing categories. The instrument used in this research are prior knowledge test which contains 30 number of multiple choices, written tests of Higher Order Thinking Skills which contains 2 number of essay and interview guidelines. Errors are  analyzed by using the Hadar error category which consists of 6 errors. The results of this research show that based on the Hadar error criteria, errors that occur are misused data, misinterpreted  language, logically in valid inference, distorted theorem or definition, unverified solution, and technical error. Subjects who  solving HOTS  mathematics problem of  geometry tend to make logically invalid inference, distorted definition or theorem, and technical errors. The results of this research are expected to add insight about the types of errors made by the students of senior high school in geometry topic, especially in solving higher order thinking skills problems so that the mistakes can be immediately minimized in the process of learning.Keywords: Errors. Higher Order Thinking Skills. Hadar Criteria.
Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Metode Field Trip pada Kelas VII Hamzah Upu; D. Darwis; A. Athira
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.692 KB) | DOI: 10.35580/imed19915

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan metode Field Trip pada kelas VII ditinjau dari hasil belajar, aktivitas, dan respon siswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan pra-eksperimen dengan teknik pengambilan sampel yaitu cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan  lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, tes hasil belajar (pretest dan posttest), lembar observasi aktivitas siswa, dan angket respons siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan: (1) rata-rata hasil pretest siswa yaitu 20,5(kategori sangat rendah), rata-rata hasil posttest siswa yaitu 77,7(kategori tinggi) (2) rata-rata hasil posttest menunjukkan ketuntasan klasikal tercapai yakni sebesar 90% (18 siswa), (3) rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,7(kategori tinggi), (4) rata-rata aktivitas siswa sebesar 92% (kategori sangat aktif), (5) rata-rata presentase siswa yang memberi respon positif sebanyak 94%. Hasil analisis inferensial menunjukkan: (1) nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Field Trip lebih besar dari 70 (KKM), (2) nilai rata-rata gain ternormalisasi lebih besar dari 0,3, (3) persentase respon siswa lebih besar dari 70%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode Field Trip efektif diterapkan pada siswa kelas VII SMP.Kata Kunci: Efektivitas, Hasil Belajar, Aktivitas, Respons, Metode Field Trip.This research aims to determine the effectiveness of learning mathematics through the application of the Field Trip method in class VII based on student learning outcomes, activity, and student responses. This research is quantitative approachwithpre-experimental study and sampling technique used is cluster random sampling.  Data analysis technique used is descriptive and inferential analysis techniques. The results of descriptive analysis showed: (1) average results of students' pretest was 20,5(very lo category), average student posttest result was 77,7(high category) (2) the posttest results showed that classical completeness was reached student activity at 90% (18 students), (3) average normalized gain was 0.7(high category), (4) average student activity was 92% (very good category),     (5) average percentage of students who gave positive response of 94%. Inferential analysis results show: (1) the average value of students after being taught with the fieldtrip learning method is greater than 70, (2) the normalized average gain value is greater than 0.3 (medium category), (3) the percentage of positive student responses greater than 70%. From the results of this study it can be concluded that learning by applying the  Field Trip methods is effectively applied to students of grade VII.Keywords: Effectiveness, Learning Achievement, Student Activity, Field Trip Methods, Mathematics Learning
Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Haeriah Hamka; Baso Intang Sappaile; Hisyam Ihsan
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 1, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.677 KB) | DOI: 10.35580/imed9471

Abstract

Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) yang melibatkan dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar matematika siswa pada penerapan model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran Hypnoteaching pada siswa kelas X. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAN di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan dipilih dua sekolah serta dua kelas eksperimen secara cluster random sebagai sampel penelitian. Data dianalisis dengan statistika deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan motivasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Hypnoteaching lebih besar dibanding motivasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.Kata Kunci: Motivasi Belajar, HypnoteachingAbstract. This research is a quasi experiment which involved two groups with different treatment. Objectives of this research were to know the students’ mathematics learning motivation between the application of conventional and hypnoteaching learning models on students grade X. The population in this research is students grade X  in State Senior High School in Makassar, South Sulawesi and then  two schools  and  two classes are selected by cluster  random technique as research sample. Data analysis by using descriptive and inferential statistics.  The result was obtained the improving of mathematics learning motivation on students who taught by using hypnoteaching learning model is greater than the improving of mathematics learning motivation on students who taught by using conventional learning model.Keywords: Learning Motivation, Hypnoteaching.

Page 2 of 15 | Total Record : 147