cover
Contact Name
Nursan
Contact Email
mnursan@yahoo.co.id
Phone
+6281915849785
Journal Mail Official
jurnal.agroteksos@unram.ac.id
Editorial Address
Jl. Majapahit No 62 Mataram, NTB, Indonesia
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Agroteksos
Published by Universitas Mataram
ISSN : 08528268     EISSN : 26854368     DOI : https://doi.org/10.29303/agroteksos
Agroteksos merupakan jurnal pertama yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Agroteksos terdaftar di LIPI dengan p-ISSN (p-ISSN No. 0852-8268) pada 25 Mei 2007, dan e-ISSN (e-ISSN No. 2685-4368) pada 19 Juli 2019, Agroteksos menerbitkan minimal 6 artikel dalam satu edisi yang terbit 3 kali dalam setahun. Untuk peningkatan kualitas, Agroteksos telah menggunakan sistem jurnal online OJS 3. Agroteksos adalah Jurnal Ilmiah Pertanian yang memuat tulisan-tulisan hasil penelitian dan gagasan ilmiah di bidang Ilmu Pertanian, yang meliputi aspek Agronomi (termasuk kajian Pemuliaan, Produksi dan Perlindungan Tanaman, dan Ilmu Tanah), Teknologi dan Sosial Ekonomi Pertanian ( Agroteksos). Agroteksos diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Mataram tiga kali dalam setahun (April, Agustus, dan Desember). Redaksi menerima artikel dalam bahasa Indonesia dan Inggris, baik dari universitas maupun luar universitas, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 228 Documents
2. PERENCANAAN WAKTU TANAM PALAWIJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK JEDA HUJAN DI LAHAN KERING KABUPATEN SUMBAWA NUSA TENGGARA BARAT Mahrup Mahrup; Ismail Yasin
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 28 No 1 (2018): Jurnal Agroteksos April 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.585 KB)

Abstract

ABSTRAK Perencanaan tanam tanaman palawija di lahan kering di Pulau Sumbawa biasanya menggunakan rata-rata curah hujan bulanan dari bulan yang dianggap awal musim hujan, Cara tersebut dianggap kurang tepat Curah hujan bulanan sering mengalami anomali sehingga berakibat tidak tepatnya perkiraan curah hujan pada setiap awal musim tanam. Penellian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik jeda hujan yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk merencanakan waktu tanam tanaman palawija di lahan kering Kabupaten Sumbawa. Peneltian ini adalah suatu penelitian eksploratori yang dilakukan dengan teknik survey dan analisis data untuk mengembangkan model jeda hujan. Data yang dikumpulkan adalah data curah hujan harian selama 10 tahun (2007 – 2017) dari 9 stasiun curah hujan di Kabupaten Sumbawa. Data dianalisis menggunakan Model Rantai Markov (MRM) peringkat-I . Hasil penelitan menunjukkan bahwa jeda hujan di wilayah Kabupaten Sumbawa pada umumnya panjang di awal musim hujan (November dan April) . Panjang periode jeda hujan yang ditetapkan dengan MRM tidak berbeda nyata dengan panjang periode jeda hujan yang diperoleh melalui observasi. Penetapan awal tanam berdasarkan panjang periode jeda hujan bervariasi per kecamatan, namun dalam 10 tahun terakhir ada lima stasiun yang awal musim tanamnya jatuh pada bulan Januari dan ada empat stasiun yang awal tanamnya jatuh pada bulan Februari. Secara special ada kecenderungan periode jeda hujan makin panjang ke arah timur, yakni ada peningkatan panjang periode jeda hujan sebesar 1.2 hari pada setiap perpindahan sebesar 10 ke arah timur. ABSTRACT Planning of planting time of secondary crop in dry land of Sumbawa Island is commonly conducted based on average of monthly rainfall of onset of rainy season. The method was not quite accurate since monthly rainfall characteristics often undego anomaly due to climate variability. The objective of the research was to evaluate the characteristics of dry spells as basis of planning of planting time for secondary crop in dry land of Sumbawa regency. This research wss an exploratory research done through survey and data analysis. The data were daily rainfall in 10 years (2007-2017) from nine rainfall stations. The data was analysed using Markov Chain Method (MCM) ordo-1. The results showed that; (1) dry spells pattern in the regemcy of Kabupaten Sumbawa generally longer in the beginning and the end of rainy season i.e., November and April, meaning that those months were dryer than those other rainy season months; (2) The dry spells length determined using MMC was not signicantly different compared to the observed dry spell length.. Establishment of onset planting time based length of dry spell were varied in each sub-district, nontherless during last 10 year period there were five rainfall stations are having onset planting in January and the rest (4 rainfall stations) are having onset of planting in February. Spacially there is a trend of increasing length of dry spell to eastward movement wich is 1.2 day for every 10 move eastward.
ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT PADA PERIODE 2008-2018 Rosiady Husaenie Sayuti
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 30 No 1 (2020): Jurnal Agroteksos April 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.014 KB) | DOI: 10.29303/agroteksos.v30i1.589

Abstract

Badai krisis ekonomi 1997/1998 telah menyebabkan peningkatan cukup besar jumlah penduduk miskin NTB yakni dari 17,61 persen (1996) melonjak menjadi 32,96 persen (1999) meskipun terus mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya hingga mencapai 23,99 persen di akhir tahun 2007. Pada periode berikutnya, prosentase kemiskinan terus mengalami penurunan meskipun angka-angkanya selalu berada di atas rata-rata nasional. Dalam kurun waktu 2008-2018, jumlah penduduk miskin NTB menurun sebesar 9,06 persen dari 23,81 (2008) menjadi 14,75 persen (2018). Penurunan angka kemiskinan tersebut dimungkinkan karena adanya terobosan Pemerintah Propinsi NTB melalui berbagai program-program pengentasan kemiskinan berbasis pada inisiatif dan sumberdaya lokal serta didukung oleh kreatifitas kolektif dengan tetap bertumpu pada sektor pertanian. Implementasi program-program pengentasan kemiskinan tersebut menerapkan strategi percepatan, inovasi, dan pertambahan nilai pada komoditas-komoditas unggulan lokal. Artikel ini mendeskripsikan dan menganalisis kinerja sektor pertanian terutama produksi tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) dikaitkan dengan kondisi makro ekonomi daerah terutama kontribusi sektor pertanian pada struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2008-2018, Nilai Tukar Petani (NTP), dan angka kemiskinan penduduk. Data dan informasi dikumpulkan melalui desk-review terhadap data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik serta dianalisis menggunakan aplikasi MS Excel dan SPSS 16.0. Kesimpulan hasil analisis data sekunder ini adalah kinerja sektor pertanian dalam hal pengentasan kemiskinan ditunjukkan dengan NTP makin meningkat dalam kurun waktu 2008-2013 sebagai implikasi dari peningkatan produksi sejumlah komoditas unggulan sub-sektor pertanian tanaman pangan.
Refleksi kemempanan sistem bedeng permenen dalam mitigasi kelangkaan air di tanah vertisol tadah hujan Lombok Selatan IGM. Kusnarta; Mahrup .; Sukartono .; M. Ma’shum
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 26 No 1 (2016): jurnal agroteksos 1 April 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sistem bedeng permanen (permanent raised beds) telah terbukti sebagai sebuah sistem penyiapan lahan pertanian untuk berbagai komoditas yang sensitif terhadap suasana kelebihan air (water logging). Penelitian lapangan di tanah Vertisol tadah hujan, bertipe iklim D4, yang didisain menurut rancangan Acak Kelompok berblok, mengungkap sebuah luaran (output) yang merefleksikan suatu kemempanan sistem tersebut dalam mitigasi kondisi kelangkaan air pada lahan tadah hujan dengan jenis tanah Vertisol. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi parameter kemampuan sistem bedeng permanen, seperti gejala kapiler, efisiensi pemakaian air (EPA) tanaman, dan hasil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala kapiler pada sistem bedeng secara nominal mampu menurunkan potensial lengas tanah pada zone perakaran tanaman cabai merah, terjadi peningkatan EPA dan peningkatan hasil aktual cabai merah. Aplikasi mulsa jerami pada sistem bedeng permanen (P1) secara konsisten unggul dibandingkan perlakuan-perlakuan pupuk kandang (P2), jerami dan pasir (P3), maupun pupuk kandang dan pasir (P4). Indikasi kemempanan sistem bedeng yang diberikan jerami tercermin pada potensial lengas -0,384kPa, laju kenaikan kapiler 1,26 mm/menit, EPA 1,62 kg/m3 air, dan potensial hasil 5,66 ton/ha. Abstract Permanent raised beds technology has been proven to be an agricultural land preparation system for various commodities that are sensitive to the water logging condition. Field research on rainfed vertisol with the climate type of D4, which is designed according to the Randomized block, revealing an outcome that reflects the mitigation of water scarcity conditions in rainfed vertisol. The purpose of this research is to identify some parameters that indicate the capabilities of permanent raised beds in mitigation of water scarcity, such as capillary rise, crop water use efficiency (WUE), as well as crop yield. The results showed that the capillary raise in the permanent raised beds technology could nominally lowering the soil moisture potential of the root zone of red pepper, increased WUE and increase the actual yield of red pepper. Straw mulch application on permanent raised beds (P1) is consistently superior to application of manure (P2), straw plus sand (P3), and manure plus sand (P4). The effectiveness of permanent raised beds system appear under rice straw application that resulted in soil water potential of -0,384kPa, the rate of capillary rise of 1.26 mm/min, WUE of 1.62 kg/m3, and the potential yield of 5.66 tones/ha.
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN DOMPU Dudi Septiadi; Muhammad Nursan
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 31 No 2 (2021): Jurnal Agroteksos Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.38 KB) | DOI: 10.29303/agroteksos.v31i2.708

Abstract

Jagung merupakan komoditas strategis nasional yang memiliki kontribusi cukup besar dalam penerimaan negara dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Tingkat permintaan komoditas jagung diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sehingga berpeluang menjadi komoditas yang sangat menguntungkan. Komoditas jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Dompu yang ditanam baik di lahan sawah maupun di lahan kering pada musim hujan. Menanam jagung dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman lainnya sehingga petani sangat tertarik untuk menanam jagung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan usahatani jagung di Kabupaten Dompu. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan di 5 Desa di Kabupaten Dompu yang dipilih secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki banyak petani yang melakukan usahatani jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani jagung di Kabupaten Dompu sebesar Rp. 28.233.520/hektar/musim tanam dan layak untuk diusahakan karena memiliki nilai R/C ratio sebesar 4,48> 1
ALUR INFORMASI DAN KEPUTUSAN INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR *) Agus Purbathin Hadi; Sitti Hilyana
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 7 No 3 (1997): JURNAL ILMIAH AGROTEKSOS 1997
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.093 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur ini bertujuan untuk mengetahui alur informasi dalam proses difusi teknologi PHT ; mengetahui proses keputusan inovasi petani dalam penerapan teknologi PHT, dan mengetahui tingkat penerapan (adopsi) teknologi PHT. Untuk melihat alur informasi teknologi PHT dan penyebarannya (difusi) ditingkat petani, dilakukan analisis sosiometri. Sedangkan dua variabel lainnya dianalisis secara deskriptif yang berbasiskan tabulasi. Hasil penelitian menemukan bahwa alur penyebaran teknologi PHT berlangsung berjenjang. Untuk kelompok tani SLPHT alurnya dari SLPHT ---> Petani peserta ---> Petani bukan peserta, sedangkan pada kelompok tani non SLPHT alurnya dari PPL ---> Kontak Tani/ Petani maju ---> petani pengikut. Keputusan inovasi petani responden adalah tidak mengadopsi semua unsur teknologi PHT, tetapi hanya pada unsur-unsur teknologi tertentu disesuaikan dengan kebutuhan dan aspirasi petani. Tingkat penerapan (adopsi) teknologi PHT oleh petani SLPHT lebih tinggi dari petani non SLPHT. ABSTRACT The aims of the research are to know information net in proces diffuse of PHT technology; to know proces innovation decision of the farmer to implement of PHT technology ; and to know rate of implementation of PHT technology. Analyze the data use sociometry method to saw information net of PHT tachnology and the distribution in the farmers, and the discriftive analyze to saw innovation decision of PHT technology and rate of implementation the PHT technology. The result of the research are : distribution net of PHT technology step by step , for the farmer groups participant of SLPHT, the distribution from SLPHT ---> participant farmers ---> not participant farmers, while for the farmer groups non SLPHT from PPL ---> farmers leader/modern farmers ---> the other farmers. Decision innovation of PHT technology, wheather farmers in SLPHT and non SLPHT, are not adopt all of element the PHT, but some of the technology that is needed by the farmers. Rate of implementation PHT technology more higher in SLPHT farmers than non SLPHT farmers.
3. DINAMIKA LENGAS TANAH DAN PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TINGKAT KEPADATAN TANAH H.M. Tarudi; IGM. Kusnarta; Mahrup Mahrup
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 13 No 4 (2003): Jurnal Agroteksos januari 2003
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.388 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian rumah kaca untuk mengkaji dinamika lengas tanah dan pertumbuhan akar serta hasil tanaman kedelai, varitas Wilis, pada berbagai tingkat pemadatan tanah telah dilakukan sejak bulan September hingga Desember 2002. Tanah vertisol ditempatkan pada wadah dari kayu dengan ukuran luas permukaan 20 cm x 20 cm, dan tinggi 70 cm sebelum dilakukan pemadatan. Enam perlakuan kompaksi yang diuji meliputi: tanpa ditekan (kontrol), ditekan hingga kepadatan 100; 200, 300, 400 dan 500 kPa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemadatan tanah yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata pada dinamika lengas di dalam profil tanah. Pemadatan hingga 500 kPa menghasilkan jumlah kandungan lengas jauh di bawah kondisi kapasitas lapang, yaitu mendekati kondisi titik layu. Pertumbuhan akar tanaman kedelai yang dinyatakan dengan panjang akar dan jumlah nodul menunjukkan gejala yang sangat terhambat pada perlakuan pemadatan yang tertinggi (500 kPa). Panjang akar dan jumlah nodul pada pemadatan 500 kPa tersebut, masing-masing adalah 7,5 cm dan 25,3 buah. Panjang akar pada perlakuan pemadatan tertinggi ini terhambat hingga 66% dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hasil tanaman yang dinyatakan oleh jumlah polong berisi menunjukkan perbedaan antar perlakuan pemadatan tanah. Semakin tinggi pemadatan tanah, maka jumlah polong yang dihasilkan semakin rendah. Jumlah polong terendah (51,3 buah/pot) diperoleh pada tingkat pemadatan tanah 500 kPa. Jumlah tersebut 50 % lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kontrol. ABSTRACT Green house experiment was conducted to evaluate the effect of soil compaction on water dynamic in the soil profile from 0 to 60 cm depth, root length, and yield of soybean varietyof wilis from September to December 2002. Vertiosol soils were placed into the box made from wood with the surface area of 20 cm x 20 cm, and 70 cm depth before pressed to some degree of compaction as the treatments. There were six treatments evaluated i.e.: without pressure (control), compaction 200, 300, 400, and 500 kPa. Results of the experiment indicate that degree of compaction has a significant effect on soil water dynamic through the soil profile. The soil compaction up to 500 kPa resulted in the lowest soil moisture, that is close to the wilting point. Root length and number of effective nodule were highly inhibited by the soil strength of 500 kPa up to 66%. The average of root length and number of nodule were 7.5 cm and 25.3, respectively. Crop yield, which was indicated by number of filled pods was significantly different among treatments. The higher degree of soil compaction, the lower number of filled pods. The filled pods under 500 kPa soil strength was 50% lower compared to that of control.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan Tanpa Olah Tanah Tugal Langsung Pasca Padi Konvensional dan Sistem Aerobik Tumpangsari Kacang Tanah Ni Wayan Dwiani Dulur; Wayan Wangiyana; I Gusti Made Kusnarta; Nihla Farida
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 29 No 2 (2019): Jurnal Agroteksos Agustus 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.423 KB) | DOI: 10.29303/agroteksos.v29i2.443

Abstract

Di lahan sawah, petani umumnya menanam tanaman palawija termasuk tanaman jagung pada musim kemarau setelah padi sawah, ketika ketersediaan air irigasi tidak cukup untuk tanam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya padi antara sistem konvensional dan sistem irigasi aerobik pada bedeng tumpangsari dengan kacang tanah terhadap pertumbuhan dan komponen hasil tanaman jagung ketan varietas lokal Bima, yang ditugal langsung pasca padi tanpa olah tanah. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, dari bulan September sampai Desember 2018, yang ditata menurut Rancangan Split Plot dengan tiga blok (ulangan) dan dua faktor perlakuan. Faktor petak utama adalah teknik budidaya padi beras merah (T1= konvensional; T2= sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah yang ditanam-sisip antar barisan padi), dan faktor anak petak adalah pola barisan padi beras merah (B1= barisan normal atau single row; B2= barisan kembar atau double row; B3= barisan triple row). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik budidaya padi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil tanaman jagung ketan, yaitu lebih tinggi jika ditanam pasca padi sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah dibandingkan dengan pasca padi kovensional. Pola barisan padi pada umumnya tidak berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung ketan, namun terdapat interaksi yang signifikan antara kedua faktor perlakuan penanaman padi beras merah terhadap panjang tongkol dan berat biji pipilan kering per tanaman jagung ketan pasca padi beras merah. Hasil biji jagung ketan tertinggi pada barisan double-row (183,2 g/tanaman) atau single-row (164,1 g/tanaman) jika ditugal langsung pasca padi sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah, sedangkan jika pasca padi konvensional, hasil biji tertinggi pada pola barisan triple-row (58,4 g/tanaman).
INFEKSI CENDAWAN SCLEROTIUM ROLFSII PADA KACANG TANAH YANG DITANAM PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN A. Farid Hemon; M. Sarjan; Kisman (3
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 26 No 1 (2015): Jurnal Agroteksos 3 Desember 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.7 KB)

Abstract

ABSTRAK Cendawan S. rolfsii merupakan patogen dominan yang menyerang kacang tanah terutama di lahan kering. Pengaruh dua cekaman (kekeringan dan infeksi S. rolfsii) pada tanaman kacang tanah belum banyak informasinya. Oleh karena itu, penelitian ini betujuan untuk mengetahui tingkat infeksi cendawan Sclerotium rolfsii pada berbagai cara inokulasi pada kondisi cekaman kekeringan dan perilaku tanaman kacang tanah (pertumbuhan dan daya hasilnya). Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap-Faktorial, dengan perlakuan : cekaman kekeringan (C) dan cara inokulasi (I). Faktor cekaman kekeringan (C) terdiri dari: C1 = kondisi lengas tanah kapasitas lapang dan C2 = kondisi cekaman kekeringan. Faktor cara inokulasi (I) terdiri dari: I0 = tanpa infeksi S. rolfsii, I1 = inokulasi S. rolfsii dengan cara menempel langsung biakan pada pangkal batang tanpa dilukai, I2 = inokulasi S. rolfsii dengan cara menempel langsung biakan pada pangkal batang yang telah dilukai, dan I3 = inokulasi S. rolfsii dengan cara menabur biakan pada media tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara inokulasi dengan cara menabur suspensi langsung ke media tanah dapat meningkatkan tingkat infeksi cendawan Sclerotium rolfsii terutama pada kondisi cekaman kekeringan. Akibat infeksi patogen tersebut menyebabkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan jumlah polong menjadi lebih terhambat pertumbuhannya. ABSTRACT Sclerotium rolfsii fungi is dominant patogen attacking peanut plant in dry land. The study of double stress effect (drought and S. rolfsii infection) to peanut plant is still limited its information.Therefore, this research aimed to know S. rolfsii infection severely on inoculation method under drought stress and peanut plant character (growth and yield of peanut plant). This research had been done in Microbiology laboratory and Green House Faculty of Agriculture Mataram University with Completely Randomized Design-Factorial (treatments : drought stress = C and inoculation method = I). Factor of drought stress consisted of water sufficient (C1) and drought stress (C2). Factor of inoculation method consisted of no infection S. rolfsii (I0), inoculation with patch of S. rolfsii isolate on base stem without injured plant stem (I1), inoculation with patch of S. rolfsii isolate on base stem with injured plant stem (I2), and inoculation with spread of S. rolfsii isolate on soil medium (I3).Result showed that inoculation method with spread of S. rolfsii isolate suspention on soil medium increased infection severely of S. rolfsii fungi under drought stress. Infection of S. rolfsii fungi reduced plant height, leaf number, branch number and pod number of peanut plant.
STUDI PROFITABILITAS USAHA DAN PEMASARAN WORTEL DI KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR Yadiansyah Yadiansyah; Bambang Dipokusumo; Suparmin Suparmin
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 30 No 3 (2020): Jurnal Agroteksos Desember 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.96 KB) | DOI: 10.29303/agroteksos.v30i3.627

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur biaya, kesempatan kerja, profitabilitas, saluran pemasaran wortel di kecamatan sembalun kabupaten lombok timur. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sembalun. Jumlah responden ditentukan secara “quota sampling” sebanyak 30 petani responden. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis struktur pembiayaan, kesempatan kerja, profitabilitas, saluran pemasaran. Usahatani wortel dilakukan dengan penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Struktur biaya pada usahatani wortel, dimana biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani responden Kecamatan Sembalun sebesar Rp. 3.877.467/LLG atau Rp. 14. 761.929/Ha yang terdiri dari biaya variabel perLLG sebesar Rp. 3.613.000 atau Rp. 13.755.076/Ha Ha dan biaya tetap perLLG sebesar Rp. 264.467 atau Rp. 14.761.929/Ha. Sedangkan dari segi persentase biaya saprodi, tenaga kerja yaitu, biaya tenaga kerja jauh lebih besar (61,23%) dibanding biaya saprodi (31,78%). Total kesempatan kerja yang bisa diserap pada usahatani wortel disemua kegiatan sebesar 45,30 HKO/LLG atau 160,23 HKO/Ha. Penyerapan tenaga kerja terbesar yang tersedia pada usahatani wortel yaitu pada kegiatan pemeliharaan sebesar 11,76 HKO/LLG atau 39 HKO/Ha. Total keuntungan usahatani wortel sebesar Rp. 4.922.533/LLG (0,26 Ha) atau Rp. 18.740.608/Ha selama 3 bulan dan nilai profitabilitas usahatani wortel sebesar 126,95%. Artinya keuntungan usahatani wortel mampu membayar bunga bank sebesar 18%. Pemasaran wortel di Kecamatan Sembalun memiliki 2 saluran pemasaran yaitu : I : Produsen – PPD – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir, Saluran II : Produsen – PPD – Pedagang pengecer – Konsumen akhir.
KARAKTERISASI FISIK BIJI PALA (Myristica sp.) SELAMA PROSES PENGERINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ERK HYBRID Guyup Mahardhian Dwi Putra 1) dan dan Sumarjan2)
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 24 No 3 (2014): jurnal Agroteksos 3 Desember 2014
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.747 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik fisik biji pala selama proses pengeringan berlangsung dengan parameter sebaran suhu dalam rumah kaca, laju pengeringan, rendemen hasil pengeringan. Percobaan dilakukan untuk mengetahui sebaran suhu dan RH di ruang pengering pada kondisi kosong tanpa bahan dan kondisi dengan bahan. Input energi panas berasal dari pembakaran biomassa di tungku (malam hari) dan kombinasi antara biomassa dan radiasi (siang hari). Pengukuran suhu dan RH dilakukan dengan menggunakan termokopel CC dan termometer alkohol. Suhu dan RH yang akan diukur meliputi suhu dan RH ruang pengering yang dilakukan dengan beberapa titik pengukuran yang mewakili rak atas, rak tengah, rak bawah serta suhu inlet, suhu outlet (bola basah dan bola kering) dan suhu lingkungan dengan selang pengukuran 30 menit. Analisis parameter efisiensi penggunaan energi dihitung berdasarkan persamaan-persamaan kadar air bahan basis basah, iradiasi Surya harian (Ih), laju pengeringan. Hasil dari penelitian ini diperoleh sebaran suhu ruang pengering cenderung merata yaitu rata-rata berkisar antara 42°C-51°C sedangkan RH ruang pengering berkisar antara 50.96%-55.65%. lama pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan biji pala dari kadar air awal 80.72% bb hingga 9.67% bb pada percobaan ini yaitu 52 jam dengan rata-rata laju pengeringan yaitu 7.8% bk/jam. Kualitas produk yang dihasilkan diperoleh warna biji pala hasil pengeringan secara umum lebih seragam ABSTRACT The aims of this research is to look at the physical characteristics of the nutmeg seed during the drying process with the temperature distribution variable in greenhouses , drying rate , drying yield. Experiments were conducted to determine the distribution of temperature and RH in the green house in condition with no material and material conditions . Input of heat energy derived from biomass combustion in the furnace ( evening ) and a combination of biomass and radiation ( during the day ) . Temperature and RH measurements performed using a thermocouple CC and alcohol thermometer. Temperature and RH to be measured include temperature and RH in green house with several measurement points representing the upper shelf , middle shelf , bottom shelf and inlet temperature , outlet temperature ( wet bulb and dry bulb ) and ambient temperature measurements at intervals of 30 minutes . analysis of energy use efficiency parameter is calculated based on the equations wet basis moisture content of materials , daily solar irradiation ( Ih ) , the rate of drying . The results obtained from this study is average temperature ranges between 42 ° C - 51 ° C and RH ranged between 50.96 % -55.65 % . long drying is used to dry nutmeg from the initial moisture content from 80.72 % wb to 9.67 % wb in this experiment is 52 hours with an average drying rate is 7.8 % db / hour . The quality of the resulting product obtained nutmeg color generally results in more uniform drying

Page 2 of 23 | Total Record : 228