cover
Contact Name
Hendra Saputra
Contact Email
hendra.saputra@uin-suska.ac.id
Phone
+6282287229041
Journal Mail Official
jughrafia@uin-suska.ac.id
Editorial Address
Jalan H. R. Soebrantas KM. 15.5, Simpangbaru, Tampan Pekanbaru - 28293
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
El-Jughrafiyah : Jurnal Geografi dan Terapannya
ISSN : -     EISSN : 28082389     DOI : http://dx.doi.org/10.24014/jej.v1i1.14016
El-Jughrafiyah: Jurnal Geografi dan Terapannya, welcomes authoritative, original, ably illustrated, and well-written manuscripts on any topic of geographical importance related to Indonesian cases as well as others areas in the planet, these includes: 1. Geographical Education and Development; 2. Geomorphology; 3. Climatology; 4. Biogeography; 5. Soils Geography; 6. Human and Population Geography; 7. Behavioral Geography and Ecology; 8. Economic Geography; 9. Political Geography; 10. Historical Geography; 11. Geographic Information Systems; 12. Cartography; 13. Quantification Methods in Geography; and 14. Remote Sensing.
Articles 25 Documents
Analisis Pemanfaatan Hutan Mangrove Oleh Masyarakat Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Elfia Nurjana Ndruru; Fitra Delita
EL-JUGHRAFIYAH Vol 1, No 1 (2021): El-Jugrafiyah : August, 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.764 KB) | DOI: 10.24014/jej.v1i1.14016

Abstract

Tujuan Penelitian : 1) menganalisis ekosistem mangrove di Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan, 2) menganalisis pengelolaan hutan mangrove di Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan, dan 3) menganalisis pemanfaatan hutan mangrove di Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah kawasan hutan mangrove seluas 5 Ha di Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan dengan 40 KK informan sebagai data pedukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung berupa wawancara, selain itu juga menggunakan obsevasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) ekosistem hutan mangrove di Kampung Nipah terdiri dari komponen biotik yaitu dari jenis vegetasi, jenis fauna dan zonasi mangrove. Komponen abiotik terdiri dari suhu, cahaya, air dan tanah. (2) masyarakat di Kampung Nipah mengelola hutan mangrove meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan (3) masyarakat juga memanfaatkan hutan mangrove, baik manfaat langsung, manfaat tidak langsung maupun manfaat pilihan. Manfaat langsung masyarakat memanfaatkannya dengan cara mengolah mangrove dalam bentuk makanan, perikanan, maupun bahan industri rumah tangga seperti arang, kayu bakar, dan zat pewarna. Manfaat tidak langsung masyarakat mengetahui fungsi dari hutan mangrove tersebut, seperti mencari makan dan daerah pemijahan dari berbagai biota laut, tempat bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota, melindungi pantai dari abrasi dan intrusi air laut, penghasil oksigen, mencegah gelombang air laut, dan melindungi pantai dari badai dan taufan. Sedangkan manfaat pilihan, masyarakat membuat tempat ekowisata di Pantai Mangrove Kampung Nipah.
Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Di MAS Al-Islam Petala Bumi Muslim Muslim; Almegi Almegi; Alfiah Alfiah; Akmal Akmal; Hutri Rizki Amelia
EL-JUGHRAFIYAH Vol 1, No 1 (2021): El-Jugrafiyah : August, 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.884 KB) | DOI: 10.24014/jej.v1i1.14042

Abstract

Peranan lingkungan sosial memiliki peranan penting terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik. Adapun lingkungan sosial yaitu lingkungan keluarga, madrasah  masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan lingkungan keluarga, madrasah , dan masyarakat terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik di MAS AL ISLAM Penelitian ini menggunakan  metode penelitian survey. Sampel penelitian berjumlah 100 peserta didik. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner,  studi  literatur,  dan  studi  dokumentasi.  Analisis  data  menggunakan  analisis regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan keluarga, madrasah, dan masyarakat memberikan peranan yang berarti dan lingkungan masyarakat yang berperan paling tinggi terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik
Degradasi Landskap Hutan dan Pola Konflik Harimau Sumatra Dengan Manusia di Kabupaten Pesisir Selatan Henzulkifli Rahman; Rizki Atthoriq Hidayat; Adek Hendra Nazar
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 1 (2022): El-Jughrafiyah : February, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.053 KB) | DOI: 10.24014/jej.v2i1.16364

Abstract

Harimau Sumatera Phantera Tigris Sumatrae adalah satwa endemik pulau Sumatera yang saat ini berada pada red zone atau hewan terancam punah. Banyak faktor penyebab kepunahan, salah satunya adalah deforestasi dan pembukaan lahan untuk kebutuhan manusia menekan landskap hutan alami yang menjadi habitat spesies ini dan memicu terjadinya konflik satwa. Tujuan penelitian untuk melakukan pemetaan jenis landskap berdasarkan konsep ekologi landskap pada kawasan hutan, dan melakukan zonasi konflik satwa liar Harimau Sumatera dengan manusia. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dengan sistem informasi geografis dan penginderaan jauh dan analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah citra satelit sentinel tahun 2020. Riwayat kejadian konflik diperoleh dari BKSDA Provinsi Sumatera Barat data ini dianalisis dengan metode kernel density untuk merepresentasikan zona bahaya konflik. Secara keseluruhan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan penujukkan kawasan hutan dimana yang seharusnya ditutupi oleh lanskap hutan akan tetapi pemanfaatanya adalah pertanian lahan kering. Pada kawasan hutan lindung HL luas perkebunan mencapai 3.363 hektar, pada Kawasan suaka alam KSA 403 hektar dan pada kawasan TNKS Taman Nasional Kerinci Seblat 3192 Hektar. Dalam kurun waktu satu dekade terjadi 23 kali kejadian konflik harimau dengan manusia. Secara spasial konflik ini terfokus pada wilayah utara Kabupaten Pesisir Selatan, yang tersebar di antara dua landskap hutan yang terpisah
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Mitigasi Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Indonesia Dewi - Ramadhan
EL-JUGHRAFIYAH Vol 1, No 1 (2021): El-Jugrafiyah : August, 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.754 KB) | DOI: 10.24014/jej.v1i1.14022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak abrasi pantai terhadap kondisi sosial ekonomi dan kerusakan pemukiman, untuk mengetahui bentuk mitigasi bencana bencana abrasi pantai dan merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat berdasarkan mitigasi bencana abrasi pantai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi penelitian (mixed method). Teknik analisis data melalui ISM (Interpretive Structural Modeling) dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Dampak abrasi pantai merusak 49 pemukiman penduduk, jalan dan kerugian penduduk dalam ekonomi bervariasi dari Rp.1000.000 - 10.000.0000, -. 3) Mitigasi bencana abrasi pantai di analisis menggunakan formula ISM, dengan sub elemen(a)memberikan penyuluhan serta sosialisasi mengenai mitigasi bencana abrasi pantai, (b) pemberdayaan masyarakat tanggap bencana, (c)pembangunan bangunan pelindung pantai, (d) membuat zoning kawasan lindung dan budidaya, (e)melakukan pembagian tugas, fungsi dan wewenang stakeholder sesuai dengan bidang keahliannya serta melakukan kontrol lingkungan, (f)penanaman tumbuhan pelindung pantai dan relokasi permukiman. 4) strategi pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan analisis SWOT, hasil analisis data yang diperoleh adalah (a) Kerjasama pemerintah bersama Desa Tangguh Bencana (DESTANA), Forum Pengurangan Resiko Bencana(FPRB), Karang Taruna, Kelompok Komunitas Siaga Bencana (KSB), (b) Melakukan sosialisasi dan penyuluhan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa lingkungan pantai harus dijaga kelestariannya, (c) Musrembang Kelurahan dan Kecamatan serta penyuluhan dan sosialisasi tentang bencana abrasi pantai dalam penguatan kapasitas dan pendidikan kebencanaan (d) Pengelolaan kawasan pesisir terpadu berbasis masyarakat
Kompetensi Profesional Guru PPLK Geografi di SMP Negeri Kota Padang Hutri Rizki Amelia; Muslim Muslim; Roswati Roswati; Hendra Saputra; Fatmawati Fatmawati
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 1 (2022): El-Jughrafiyah : February, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.344 KB) | DOI: 10.24014/jej.v2i1.15872

Abstract

ABSTRAK. Kompetensi profesional adalah kemampuan atau keterampilan yang wajib dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi profesional guru PPLK geografi di SMP Negeri Kota Padang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah mahasiswa PPLK Pendidikan Geografi UNP dan guru pamong mahasiswa PPLK Pendidikan Geografi UNP. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi, wawancara dilakukan terhadap guru PPLK dan guru pamong  guna memperoleh data lebih lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru PPLK belum sepenuhnya menguasai materi IPS Terpadu secara luas dan mendalam. Pada umumnya guru PPLK bisa menguasai materi geografi tapi pada materi sejarah, ekonomi dan sosiologi belum dikuasai secara mendalam. Dalam mengembangkan materi guru PPLK belum mampu mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif. Guru PPLK jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan ilmu pengetahuan lain. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebagian guru PPLK jarang menggunakan media, karena keterbatasan proyektor. Untuk mensiasati hal tersebut, guru memanfaatkan papan tulis sebagai media untuk membuat poin-poin pembelajaran. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurangnya media pembelajaran akan menghambat pencapaian pemahaman materi pembelajaran oleh siswa, dan tentunya akan menimbulkan rasa jenuh pada diri siswa.
Pemodelan Sebaran Habitat Dugong Dugon Kawasan Pesisir Pulau Bintan Kepulauan Riau, Indonesia Zaki Mubarok; Rizki Atthoriq Hidayat; Ahyuni Ahyuni; Luhur Moekti Prayogo; Hendra Saputra
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 1 (2022): El-Jughrafiyah : February, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.527 KB) | DOI: 10.24014/jej.v2i1.16281

Abstract

Dugong adalah mamalia laut milik Sirenia dengan nama ilmiah Dugong Dugon atau sering juga disebut sebagai sapi laut yang berstatus hukum sebagai hewan yang dilindungi di Indonesia. Di Pulau Bintan kasus penemuan duyung sering terjadi. Kondisi ekosistem perairan dengan hamparan vegetasi lamun mendukung kelangsungan hidup mamalia herbivora seperti Dugong. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemodelan spasial untuk mengetahui sebaran habitat duyung dengan menggunakan beberapa variabel lingkungan yang terjadi di ekosistem laut yang menjadi indikator penilaian penunjang keberlangsungan hidup dugong. Metode yang digunakan adalah analisis spasial raster untuk perancangan variabel lingkungan yang meliputi naturalized Euclidean distance, dan Maximum Entropy. Berdasarkan hasil kajian, wilayah yang berpotensi untuk sebaran habitat dugong di beberapa perairan Pulau Bintan yaitu Desa Berakit, Gunung Kijang, Kawal, dan Malang Temu. Parameter yang paling berpengaruh dalam pemodelan sebaran potensi habitat dugoong ini adalah padang lamun, jarak dari sungai, dan kedalaman laut. Habitat yang sangat mendukung kehidupan duyung ini didominasi oleh vegetasi tutupan rumput laut yang merupakan sumber makanan utama duyung.
Pemetaan Kedalaman Perairan Danau Maninjau Dengan Algoritma Empirical Bathymetry Method Pada Citra Sentinel 2A Wendri Arifin; Febriandi Febriandi; Triyatno Triyatno
EL-JUGHRAFIYAH Vol 1, No 1 (2021): El-Jugrafiyah : August, 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.395 KB) | DOI: 10.24014/jej.v1i1.14038

Abstract

Danau Maninjau merupakan danau vulkanik dengan kondisi air berupa air tawar. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kedalaman perairan pada kawasan Danau Maninjau Kabupaten Agam dan menilai pengaruh dari distribusi sampel lapangan pada kualitas hasil transoformasi citra. Data yang digunakan citra satelit Sentinel 2A, titik hasil pengukuran lapangan. Teknik analisis menggunakan algoritma Normalized difference water index, sun glint, Emperical Batimetri Methode dan regresi linear. Hasil dari penelitian ditemukan variasi distribusi kedalam peraian dari proses perekaman kedalaman objek yang direpresentasikan oleh piksel citra, yang mana kedalaman perairan dari hasil transofmrasi ini mengacu pada sampel pengukuran di lapangan. Kedalaman maksimum perairan danau berada pada rentang 107m. Perairan dangkal lebih dominan terdistribusi diwilayah utara perarian yang merupakan outlate dari Danau Maninjau. Sedangkan diwlayah selatan membentuk cekungan dalam. Distribusi sampel ini berupa peta empirical batimetri serta hubungan antara hasil pengukuran lapangan dengan transformasi dengan nilai regresi 0.769, ini menujukan sampel lapangan memberikan pengaruh yang cukup besar pada hasil transofrmasi
Pemetaan 3D Bangunan Cultural Heritage Panggung Krapyak Dengan Teknik Close Range Photogrammetry Fajrin Fajrin; Poundra Sukma Apriliansyah; Defwaldi -
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 1 (2022): El-Jughrafiyah : February, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.153 KB) | DOI: 10.24014/jej.v2i1.16316

Abstract

Pelestarian bangunan cagar budaya didukung pendokumentasian sebagai data acuan dalam upaya pemeliharaan sehingga diperlukan pengukuran dan penyajiaan data. Alternatif penyajian informasi data tiga dimensi untuk pendokumentasian bangunan cagar budaya diharapkan memiliki ukuran dimensi yang baik. Pentingnya pendokumentasian dalam bentuk model tiga dimensi disebabkan masalah acuan bentuk mengembalikan wujud asli dari pada konstruksi bangunan yang sudah tua bila terjadi kerusakan terutama runtuh akibat gempa bumi. Salah satu metode yang bisa dikembangkan adalah pendokumentasian tiga dimensi berbasis foto, yaitu dengan teknik fotogrametri jarak dekat. Foto teristris dikenal dengan Close Range Photogrammetry adalah teknik akuisisi data menggunakan kamera yang terletak di darat dengan jarak kurang dari 100 m. Penelitian ini menerapkan teknik close range photogrammetry dengan metode konvergen untuk bangunan cagar budaya Panggung Krapyak menggunakan kamera non-metrik. Titik acuan (BM), titik ikat (GCP), titik sampel detail, dan titik pengecekan (ICP) diukur menggunakan total station. Pemodelan 3D diproses menggunakan perangkat lunak agisoft photoscan professional secara otomatis. Proses analisis dilakukan perbandingan ukuran dimensi hasil model 3D dengan ukuran sebenarnya di lapangan untuk menunjukkan nilai kesalahan geometri bangunan. Pada kasus ini adalah bagaimana teknik fotogrametri jarak dekat dapat menjadi alternatif dalam pendokumentasian bangunan untuk menyajikan informasi data tiga dimensi dengan ketelitian yang baik yang selanjutnya digunakan sebagai data acuan dalam kegiatan monitoring konservasi jangka panjang dan perencanaan rekonstruksi bangunan. Hasil penelitian ini menghasilkan jumlah points density 0,457 points/cm², 21.914 tie points, 3.395.055 dense point clouds, dan 224.868 faces dengan ketelitian ground resolution sebesar 0,37 cm/pix sehingga 1 pix memiliki nilai sebenarnya 0,37 cm di lapangan serta ukuran dimensi model 3D menghasilkan rata-rata selisih jarak sebesar 0,0268 m dan rata-rata selisih tinggi sebesar 0,0340 m. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa teknik fotogrametri jarak dekat dapat diterapkan dalam pendokumentasian bangunan cagar budaya sebagai alternatif penyajian informasi data tiga dimensi dengan ketelitian yang baik.
Sekolah Siaga Bencana SMPN 1 Kecamatan XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia Hendra Saputra; Roswati Roswati; Fatmawati Fatmawati; Yulia Novita; Nelvawita Nelvawita
EL-JUGHRAFIYAH Vol 1, No 1 (2021): El-Jugrafiyah : August, 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.677 KB) | DOI: 10.24014/jej.v1i1.14040

Abstract

Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis sekolah bertujuan menciptakan komunitas sekolah yang siaga terhadap bencana. Tujuan Penelitian adalah untuk mengindentifikasi peran guru dalam menyelenggarakan SSB dan Kebijakan Sekolah Siaga Bencana. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Lokasi penelitian ini di SMPN1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Teknik pengambilan sampel pada penelitian dengan Purvosive Sampling. Sampel pada penelitian ini yaitu Siswa, guru Geografi dan Wakil Kurikulum. Berdsarkan hasil penelitian menunjukan bahwa: tingkat pengetahuan siswa itu tergolong cukup baik dengan persentase 77,14 % dan tingkat pengetahuan guru nya cukup baik juga dengan persentase 76,79%. Untuk kebijakan sekolah siaga bencana di SMP N 1 Tarusan  pada tingka siswa tergolong Rendah sekali pada parameter kebijakan dengan persentase 11,42%, tergolong sangat rendah juga pada parameter rencana tanggap darurat dengan persentase 31,66% dan 20% pada parameter mobilisasi sumberdaya berarti juga tergolong rendah sekali sedangkan kebijakan sekolah siaga bencana di SMP N 1 Tarusan  pada tingkat guru tergolong Rendah sekali pada parameter kebijakan dengan persentase 30,36%, tergolong sangat rendah juga pada parameter rencana tanggap darurat dengan persentase 22,92% dan 17,5% pada parameter mobilisasi sumberdaya berarti juga tergolong rendah sekali.
Sebaran Spasial Titik Panas (Hotspot) Berdasarkan Penutupan Lahan di Kabupaten Pesisir Selatan Almegi Almegi; Syafaruddin _; Akmal Akmal; Alfiah Alfiah; Nelvawita Nelvawita; Yulia Novita
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 1 (2022): El-Jughrafiyah : February, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.119 KB) | DOI: 10.24014/jej.v2i1.16329

Abstract

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata areal yang terbakar tiap tahunnya dalam rentang tahun 2019-2021 adalah 1.002,7 ha. Tingginya angka kebakaran hutan dan lahan tersebut berbanding lurus dengan titik panas yang terpantau dalam jumlah besar tiap tahunnya. Tujuan tulisan ini adalah untuk melihat sebaran titik panas secara keruangan pada berbagai kelas penutup lahan di Kabupaten Pesisir Selatan sebagai indikasi awal wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan. Data yang digunakan adalah data titik panas hasil interpretasi citra satelit NOAA20 tahun 2019-2021 yang bersumber dari dari laman resmi Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan https://sipongi.menlhk.go.id/ dan data penutup lahan hasil intrepretasi citra landsat 8 tahun 2020. Analisis spasial menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) berupa tumpang susun peta (superimpose) digunakan untuk melihat sebaran titik panas secara spasial berdasarkan kelas penutup lahan. Hasil analisis menunjukkan areal berpotensi tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan adalah pada jenis penutup lahan berupa perkebunan dengan jumlah titik panas mencapai 82 titik kejadian (24,48%) dan pertanian lahan kering sekunder dengan 69 titik panas (20,60%). Secara keruangan wilayah di bagian selatan, yaitu Kec. Lunang Silaut, Kec. Basa IV Balai Tapan dan Kec. Pancung Soal merupakan wilayah rentan tinggi kebakaran hutan dan lahan karena areal perkebunan terkonsentrasi di wilayah ini dan titik panas pada areal pertanian lahan kering sebagian besar yaitu, 58 titik panas (84,06%) berbatasan atau berdekatan dengan perkebunan.

Page 1 of 3 | Total Record : 25