cover
Contact Name
Nurul Dina Rahmawati
Contact Email
nuruldina@ui.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
ijphn_fph@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Public Health Universitas Indonesia F Building, 2nd Floor Universitas Indonesia, Depok Ph/Fax: +62 21 786 3501
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Indonesian Journal of Public Health Nutrition (IJPHN)
Published by Universitas Indonesia
ISSN : -     EISSN : 27748200     DOI : https://dx.doi.org/10.7454/ijphn
Core Subject : Health,
IJPHN is an online, open access journal which publishes peer-reviewed original research papers addressing all aspects including problems, controversial issues, experimental trial, special articles such as reviews, opinions, and commentaries in nutrition related to public health. IJPHN published twice annualy. Original manuscript submitted to IJPHN must not contain material that has been published elsewhere except as an abstract only, published in scientific meeting.
Articles 37 Documents
Underweight in Child Aged 24-59 Months in North Sumatra: the 2014 Indonesia Family Life Survey Data Salsabila Kurnianingtyas; Ratu Ayu Dewi Sartika; Winda Mulia Ningsih
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.324 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i2.4808

Abstract

AbstractUnderweight has the biggest risk against burden of disease. The aim of the study was to determine the factors related with underweight in child aged 24-59 months lived in North Sumatra based on three characteristics caused an underweight; there are child characteristics, maternal characteristics, and parenting characteristics. This study used cross-sectional design and using chi-square statistical analysis. The sample used in this study was 280 child aged 24-59 months living in North Sumatra province, Indonesia. The data was obtained from 2014 Indonesian Family Life Survey collected by RAND Corporation. Prevalence of underweight in child aged 24-59 months lived in North Sumatra was 26% (Girls: 32,6%, Boys: 19,9%). The statistical analyses found that female child (OR 95% CI= 0,514: p=0,02), maternal low body mass index (OR 95% CI = 3,750: p=0,04) and cigarette expenditure (OR 95% CI = 1,800: p=0,040) contribute to underweight child aged 24-59 month in North Sumatra province. Child gender, maternal body mass index, and cigarette expenditure were the significant determinants for underweight in under-five children in North Sumatra. The intervention is necessary to be implemented by all parties to decrease the prevalence of underweight.AbstrakBerat badan kurang (underweight) memberikan risiko terbesar terhadap beban penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Provinsi Sumatra Utara berdasarkan dengan tiga karakteristik, yakni karakteristik anak, ibu, dan pola asuh. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dan menggunakan analisis chi-square. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 280 anak berusia 24-59 bulan dan berdomisili di Sumatra Utara. Data yang digunakan berasal dari data Indonesia Family Life Survey tahun 2014 yang dikelola oleh RAND Corporation. Prevalensi kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatra Utara sebesar 26% (perempuan: 32,6%, laki-laki: 19,9%). Analisis statistik menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan (OR 95% CI= 0,514: p=0,02), indeks massa tubuh ibu yang rendah (OR 95% CI = 3,750: p=0,04) dan pengeluaran untuk rokok (OR 95% CI = 1,800: p=0,040) berkontribusi terhadap kejadian underweight pada anak usia 24-59 buan di Sumatra Utara. Jenis kelamin anak, indeks massa tubuh ibu, dan pengeluaran rokok merupakan faktor yang signifikan terhadap kejadian underweight pada anak usia di bawah lima tahun di Provinsi Sumatra Utara. Langkah intervensi diperlukan untuk dapat diimplementasikan oleh seluruh masyarakat untuk dapat menurunkan prevalensi kejadian underweight.
Body Weight Prediction Model using Mid Upper Arm Circumferences and Knee Height in Adult Katherina Katherina; Trini Sudiarti
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.786 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4378

Abstract

AbstractBodyweight is one of the most common anthropometric components to determin e a prescription for diet and drugs. However, this way proved to be a challenge for individuals who are unconscious and or have disabilities. The present study aims to derive a simple equation to estimate the bodyweight of adults in Jakarta by using a cros s -sectional study on data taken with simple random sample method. Measurements of body weight (BW), the mid -upper arm circumference (MUAC), and the knee height (KH) were done in 164 adults in South Jakarta in May 2017. The resulting equation, which is deri ved by multi linear regression, is: BW = 2.8*MUAC + 1.2*KH – 1.25*Z – 75.1 ( R-square 0.841; p -value < 0.001), with Z value of 1 for female and 2 for male. The equation can approximate the bodyweight of adults.AbstrakBerat badan merupakan salah satu komponen antropometri yang paling banyak digunakan untuk menentukan preskripsi diet dan preskripsi obat pasien. Namun terkadang pengukuran berat badan tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti pada individu penyandang disabilitas dan kesadaran lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus sederhana dalam memprediksi berat badan pada orang dewasa menggunakan metode studi potong lintang dan subyek di pilih secara acak sederhana . Pengukuran berat badan, lingkar lengan atas dan tinggi lutut dilakuka n terhadap 164 orang dewasa (20 59 tahun) di Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta Selatan pada bulan Me i 2017. Model prediksi berat badan akhir yang diperoleh menggunakan analisis regresi linear ganda adalah : Berat Badan estimasi (kg) = 2,8*LiLA + 1,2*TL 1,25*Z – 75,1 (R-square 0,841; p -value < 0,001), nilai Z = 1 untuk perempuan dan 2 untuk laki -laki. Persamaan hasil penelitian mampu memprediksi berat badan dan dapat digunakan pada orang dewasa .
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia Ilham Ibrahim; Ratu Ayu Dewi Sartika
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.786 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v2i1.5338

Abstract

Penyakit diare adalah penyakit endemis yang mempunyai potensi untuk menciptakan kejadian luar biasa (KLB) dalam suatu negara termasuk di Indonesia. Di kabupaten Lebak ditemukan kasus diare tertinggi di Provinsi Banten, dengan angka tertinggi pada kelompok usia anak sekolah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare terhadap karakteristik anak, karakteristik perilaku anak, karakteristik ibu/keluarga dan karakteristik lingkungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 151 anak sekolah dasar. Dengan variabel dependen yaitu kejadian diare dan variabel independen yaitu frekuensi jajan, frekuensi makan sayuran mentah, kebersihan kuku, panjang kuku, mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, mencuci tangan setelah BAB/BAK, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan orangtua, kebiasaan BAB sembarangan, keberadaan jamban, sumber air minum dan tempat penyimpanan air minum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapart hubungan antara frekuensi makan sayuran mentah, dan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian diare di pada siswa di SDN 01 Karangkamuyan.
Fulfilment of Minimum Acceptable Diet as Dominant Factor in Wasting in Children Aged 6–23 Months in Central Jakarta, Indonesia, 2019 Ervida Andina; Madinar Madinar; Endang Laksminingsih Achadi
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.807 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i2.4761

Abstract

AbstractWasting is a form of acute malnutrition characterized by significant and rapid weight loss resulting from inadequate food intake and infectious diseases. This study was to investigate the factors associated with wasting in children aged 6–23 months and the dominant factor among these. The study followed a cross-sectional study design. A total sample of 261 children was selected using multistage random sampling from 13 integrated healthcare centres in six administrative villages located in three sub-districts of Central Jakarta. Data was collected by measuring body weight and height and questionnaires completed through interviews carried out by trained data collectors. This study shows that the prevalence of wasting in children aged 6–23 months in Central Jakarta is 6.9%. Based on logistic regression analysis, fulfillment Minimum Acceptable Diet (MAD) (OR=3.2 90% CI 1.1-9.5) was found to be the dominant factor in wasting after controlling by mother's level of education (OR=1.7 90% CI 0.7–4.2) and the level of family income (OR=2.9; 90% CI 0.9-8.9). This research shows that there is a need for improvement of maternal behaviour in providing appropriate care for children. Based on this research, we recommend that intervention on appropriate breastfeeding and complementary feeding practices be strengthened, especially for mothers with low levels of education and family income.AbstrakWasting adalah salah satu bentuk malnutrisi akut yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan dan cepat akibat asupan makanan yang tidak memadai dan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan wasting pada anak usia 6-23 bulan dan untuk mengetahui faktor dominan di antaranya. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel berjumlah 261 anak dipilih dengan menggunakan multistage random sampling dari 13 puskesmas di enam kelurahan yang berada di tiga kecamatan di Jakarta Pusat. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan serta pengisian kuesioner melalui wawancara yang dilakukan oleh pengumpul data terlatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada anak umur 6–23 bulan di Jakarta Pusat sebesar 6,9%. Berdasarkan analisis regresi logistik, pemenuhan Minimum Acceptable Diet (MAD) (OR = 3,2 90% CI 1,1-9,5) ditemukan menjadi faktor dominan kejadian wasting selah dikontrol oleh tingkat pendidikan ibu (OR = 1,7 90% CI 0,7– 4.2) dan tingkat pendapatan keluarga (OR = 2.9; 90% CI 0.9-8.9). Penelitian ini menunjukkan perlunya peningkatan perilaku ibu dalam memberikan pengasuhan yang tepat kepada anak. Berdasarkan penelitian ini, kami merekomendasikan agar intervensi praktik pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat diperkuat, terutama bagi ibu dengan tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga yang rendah.
Factors Determining Successful Exclusive Breastfeeding on Working Mothers in Indonesia: An Exploration by Using Positive Deviance Concept Melinda Mastan; Endang Laksminingsih Achadi
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.933 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v2i1.5068

Abstract

Despite the fact that exclusive breastfeeding brings a lot of benefits for infants and mothers, breastfeeding rates in Indonesia remain low, standing only at 42% of all infants aged 0-5 months in 2012. This study aims to apply the positive deviance concept to explore the factors determining the success of exclusive breastfeeding among mothers in the high risk group in Indonesia. The study uses the cross-sectional, DHS 2017 data on 1.178 mothers with 0-5 months old infants in Indonesia. Chi-square and multiple logistic regression test with 95% confidence intervals are used in identifying the factors associated with exclusive breastfeeding. Maternal employment is shown to be the most significant risk factor in preventing mothers to breastfeed exclusively. Furthermore, the data suggest that, out of 376 working mothers, 45,5% can be identified as positive deviants – those succeeding in implementing exclusive breastfeeding. The study finds ANC visits, PNC visits, and economic status display significant association with exclusive breastfeeding among working mothers. In the sample, ANC visit is the dominant factor associated with exclusive breastfeeding (OR: 1,831; 95% CI: 1,075-3,118). Completion of ANC and PNC visits should be taken to consideration in improving exclusive breastfeeding rate among working mothers in Indonesia.
The Differences of Haemoglobin changes between two methods of IFA Supplementations among Anemic Female Adolescent Students of Miftahul Huda Al Azhar Langgensari Islamic Boarding School, West Java Syabilila Indraswari; Endang L Achadi
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.32 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4379

Abstract

AbstractFemale adolescent student s in boarding schools are vulnerable in having anemia due to packed sched ule and limited animal source food. The aim of t his research was to compare the differences of haemoglobin level after weekly Iron Folate Acid (IFA) tablet supplementation and weekly plus daily IFA tablet supplementation during menstruation for 8 week of intervention among anemic students . This study use d qu asi experimental non equivalent control group design. A total of 40 anemic respondents was selected in this study , 20 of them received a weekly IFA tablet s upplementation (treatment 1 group), and the 20 other respondents received weekly plus daily during their menstruation (treatment 2 group). The first hemoglobin measurement and other variables were obtained prior to intervention. Around 52% of all 278 eligible students were anemic at the start of the study. Of the anemic selected sample, 2 of them left the boarding school in the middle of the study because they were ill. A t the end the study 23 out of 38 anemic samples (60.5%) became non anemic. There was a significant increase of haemoglobin level in both groups after the interventio n (both group s have p value < 0.01). This increase was not significant ly different between the two interventions (p = 0.797). This study prove d that weekly supplementation was as effective as weekly plus daily supplemen tation during menstruation in increasing Haemoglobin (Hb ) level among anemic students.AbstrakSantri remaja putri rentan terkena anemia karena kegiatan yang padat dan kurang nya asupan zat gizi terutama makanan sumber pangan hewani . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara dua program suplementasi tablet tambah darah yang terdiri dari zat besi dan asam folat (TTD), yaitu yang diberi satu tablet per minggu (group perlakuan 1) dan yang diberi satu tablet per minggu ditambah satu tablet sehari saat menstruasi selama 8 ming gu (group perlakuan 2 ) . Penelitian ini menggunakan d isain quasi experimental nonequivalent control group . Responden penelitian ini sebanyak 38 orang dimana 20 orang menerima suplementasi mingguan (2 orang kemudian meninggalkan pondok saat penelitian karena sakit ) dan 20 orang menerima suplementasi mingguan ditambah setiap hari saat menstruasi. Pengukuran data pengetahuan, menstruasi, status g izi, pola konsumsi inhibitor, enhancer dan protein hewani dilakukan sebelum intervensi, data suplementasi diukur setelah intervensi dan data kadar hemoglobin diukur saat sebelum dan sesudah intervensi. Pemeriksaan Hb pertama terhadap semua 278 siswa, seki tar 52% menderita Anemia. Diantara sampel siswa yang anemia, pada akhir intervensi 60.5%nya menjadi tidak anemia. Terjadi kenaikan kadar hemoglobin pada kedua kelompok setelah intervensi selama 8 minggu (kedua grup mempunyai nilai p < 0.01). Kenaikan tersebut tidak berbeda antara kedua kelompok perlakuan (p=0,797). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa s uplementasi mingguan pada siswa yang menderita anemia memberikan efektivitas yang sama dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) darah dengan suplementasi mingguan ditambah harian selama menstruasi .
Do bagASI Change the Exclusive Breastfeeding Knowledge and Attitudes? Wido Gamani; Laras Sitoayu; Rachmanida Nuzrina; Lintang Purwara Dewanti; Anugrah Novianti
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.874 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i2.4804

Abstract

AbstractThe achievement of exclusive breastfeeding (EBF) in the world and in Indonesia is still low. One of the obstacles to EBF is that the mother works. Cooler bag is a familiar media for working mothers to provide breast milk. This research uses modified cooler bags which contain information on how to provide EBF for working mothers, called bagASI. This study aims to determine the effect of bagASI on the EBF knowledge and attitudes of working pregnant women. The research method is Quasi Experimental with Pre Test - Post Test and the number of respondents is 34 working pregnant women. Respondents were divided into 2 groups, namely the intervention group who received education using bagASI and the control group using leaflets. The Paired Sample T-test showed an effect on the level of knowledge and attitudes (p≤0.05) in both two groups. The Independent Sample T-test found that there was a difference in knowledge (p≤0.05) between the intervention and the control group, while in the attitude there was no difference (p≥0.05). Providing education using bagASI can increase the EBF knowledge and attitudes of working pregnant women, so bagASI can be utilized as education tool.AbstrakCapaian pemberian ASI Eksklusif di dunia dan di Indonesia masih rendah. Kendala pemberian ASI Eksklusif di antaranya adalah karena ibu bekerja. Salah satu media yang dikenal ibu bekerja untuk memberikan ASI adalah cooler bag. Penelitian ini menggunakan cooler bag yang didesain dengan penambahan informasi cara pemberian ASI Eksklusif bagi ibu bekerja pada bagian luarnya, disebut bagASI. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bagASI terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil yang bekerja. Metode penelitian adalah Quasi Experimental dengan Pre Test-Post Test Control Group Design dan jumlah responden sebanyak 34 orang ibu hamil yang bekerja. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan edukasi menggunakan media bagASI dan kelompok kontrol menggunakan leaflet. Berdasarkan uji Paired Sample T-test menunjukkan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap (p≤0.05) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Berdasarkan uji Independent Sample T-test didapatkan hasil ada perbedaan pengetahuan (p≤0.05) antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol, sedangkan pada sikap tidak terdapat perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p≥0.05). Pemberian edukasi menggunakan bagASI dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil sehingga bagASI dapat digunakan sebagai media edukasi.
An Effective Method to Predict Low Birth Weight in Indonesia Rural Area Asyifa Robiatul Adawiyah; Kusharisupeni Djokosujono; Nur Alam; Novita Arie Setiawati
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.869 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v2i1.5307

Abstract

Antenatal care is a compulsory program in Indonesia with minimally 4 times visits, unfortunately, regular Antenatal care visit at Kanjillo health center, South Sulawesi, Indonesia is still low. Most of the LBW in Indonesia born in a rural-areas, where most of the women visit ANC during the third trimester. This study aims to determine the cut-off point of mother’s last trimester pregnancy weight for predicting as well as preventing low birthweight outcomes in the community. The research design was cross-sectional with secondary data taken from the Kanjilo health center, with 150 pregnant mothers visited the health center in 2019, as samples. Anthropometric measurements were used to determine the pregnancy weight in the last trimester as well as the weight of the baby born. Univariate, bivariate, multivariate analysis as well as Receiving Operation Characteristic (ROC) analysis was used. Cut off point of 60.5 kg of pregnancy weight in the third trimester of pregnancy and 0.919 AUC can predict low birth weight. To confirm this method, validation should be done in the community setting in several rural areas.
Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months Kelvin Halim; Ratu Ayu Dewi Sartika; Trini Sudiarti; Primasti Nuryandari Putri; Nurul Dina Rahmawati
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.505 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4380

Abstract

AbstractPrevalence of stunting among under five children in Indonesia is still considered as a public health problem. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting in Babakan Madang District, Bogor Regency in 2019. A cross-sectional design study was performed in this study during April-June in 2019. A total of 149 children’s height aged 635 months was measured and defined based on WHO growth standards. Dietary diversity scores were collected from 24-hour food recall based on 7 food groups. Results showed that the prevalence of stunting in this study was 32.2% and 31.5% of them had low dietary diversity. There was association between dietary diversity and minimum acceptable diet with stunting (p-value = 0.033 and 0.013). Therefore, interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level.AbstrakPrevalensi stunting pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keragaman pola makan sebagai salah satu asesmen penting dalam praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan penting untuk stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman pola makan dan faktor lain terhadap prevalensi stunting di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor tahun 2019. Studi cross sectional dilakukan pada penelitian ini selama bulan April -Juni tahun 2019. Sebanyak 149 anak usia 6-35 bulan diukur tinggi badannya dan didefinisikan menggunakan standar pertumbuhan tinggi badan menurut usia dari WHO. Skor keragaman pangan dikumpulkan dari Food Recall 24 jam berdasarkan 7 kelompok pangan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada penelitian ini sebesar 32,2% dan sebanyak 31.5%-nya memiliki keragaman pola makan rendah. Terdapat hubungan antara keragaman diet dan asupan minimum yang dapat diterima dengan stunting (p value = 0.033 dan 0.013). Dengan demikian, intervensi harus dilakukan dengan meningkatkan k eragaman pangan untuk mengurangi beban dan prevalensi stunting baik di tingkat rumah tangga ma upun masyarakat.
Food Insecurity Associated with Double-Burden of Malnutrition among Women in Reproductive Age in Ciampea Sub-district, Bogor, West Java Seala Septiani; Ismi Irfiyanti; Tran Thi Hai; Helda Khusun; Luh Ade Wiradnyani; Aria Kekalih; Paulus Daniel Sahanggamu
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.161 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i2.4805

Abstract

AbstractDouble burdens of malnutrition among women have occurred across most developing countries including Indonesia. This study compared the associated factors among overweight and underweight of women in reproductive age (WRA) in rural Ciampea Sub-district, Bogor, West Java. This cross-sectional study surveyed the nutritional status of 575 mothers (16-49 years old) who have under two-years-old children. Nutritional status was assessed by body-mass-index (BMI) and mid-upper arm circumference (MUAC), food security status by US-Food Security Survey Module (US-FSSM), dietary intake by a single 24-H dietary recall. The prevalence of underweight, overweight, and obese among this group were 10%, 15.8%, and 34.2%. Food security status was the single factor associated with overweight (p=0.026). However, after adjustment with other factors, food insecurity with hunger was found to be the highest risk of being underweight (AdjOR=3.95; 95%CI: 1.46-10.64). Contrarily, it contributed to lower chances of being overweight among WRA (AdjOR=0.40, 95%CI: 0.21-0.77). In conclusion, food security status in this population associated with both under- and over-nutrition, in addition to other factors such as age and education level of WRA. Ensuring the availability and affordability of nutritious food together with proper nutrition education to rural communities might be worthwhile to improve this condition.AbstrakBeban ganda malnutrisi pada wanita terjadi di sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian ini membandingkan faktor-faktor yang berhubungan pada wanita usia subur (WUS) dengan status gizi kurang dan lebih di pedesaan Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Studi potong lintang ini mensurvei status gizi pada 575 Ibu (usia 16-49 tahun) yang memiliki baduta. Penilaian status gizi menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA), status ketahanan pangan oleh US-Food Security Survey Module (US-FSSM), asupan makanan dengan food recall 24-jam. Prevalensi gizi kurang, lebih, dan obesitas pada kelompok ini adalah 10%, 15,8%, dan 34,2%. Status ketahanan pangan merupakan faktor tunggal yang terkait dengan kelebihan berat badan (p = 0,026). Namun, setelah disesuaikan dengan faktor lain, kerawanan pangan dengan kelaparan ditemukan sebagai risiko tertinggi terjadinya gizi kurang (AdjOR = 3.95; CI 95%: 1.46-10.64). Sebaliknya, kondisi tersebut berisiko lebih rendah terhadap kejadian gizi lebih pada WUS (AdjOR = 0,40, 95% CI: 0,21-0,77). Kesimpulannya, status ketahanan pangan pada populasi ini berhubungan dengan kejadian ganda malnutrisi, selain faktor lain seperti usia dan tingkat pendidikan. Memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bergizi bersama dengan edukasi gizi yang tepat untuk masyarakat pedesaan mungkin bermanfaat untuk memperbaiki kondisi ini.

Page 1 of 4 | Total Record : 37