cover
Contact Name
Muhammad Rifqi
Contact Email
muhammaddamm@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
humannarratives.unindra@gmail.com
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Human Narratives
ISSN : 27984575     EISSN : 27461130     DOI : https://doi.org/10.30998/hn.v2i1.580
Core Subject : Humanities, Social,
Human Narratives focused to publish high-quality articles dedicated to all aspects of the latest outstanding research reports, conceptual ideas, studies, theories, using qualitative approach in the field of Linguistics, Philosophy, Sociology, Anthropology, Religion Studies, History, and other related fields of Humanities.
Articles 20 Documents
Peran Media Massa dalam Pembentukan Identitas Nasional di Wilayah Perbatasan Indonesia–Timor Leste Ernalem Bangun
Human Narratives Vol 1, No 2 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.051 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i2.354

Abstract

Media massa memiliki peran penting dalam pembentukan identitas nasional, khususnya di Indonesia yang memiliki wilayah berupa kepulauan. Namun demikian, kurang meratanya ketersediaan akses ke media massa di seluruh wilayah Indonesia masih menjadi kendala bagi efektivitas peran media massa tersebut. Tulisan ini berupaya menyajikan gambaran empiris mengenai akses media massa di daerah perbatasan dalam kaitannya dengan pembentukan nasionalisme dan identitas kebangsaan di daerah tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, di mana pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terfokus (FGD). Lokus penelitian adalah Kota Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terletak di daerah perbatasan Indonesia–Timor Leste. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasionalisme dan identitas kebangsaan di daerah tersebut sangat dipengaruhi oleh peristiwa pemisahan Timor Leste dari Indonesia pada 1999 dan dampak sosiologisnya yang masih dirasakan hingga saat ini. Media massa, khususnya yang lokal, melalui peliputan dan pemberitaan mereka, berperan dalam mengelola isu sosiohistoris ini di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kata-Kata Budaya dalam Novel Terjemahan Laskar Pelangi oleh Angie Kilbane Erna Megawati
Human Narratives Vol 1, No 1 (2019): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.906 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i1.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap prosedur penerjemahan kata-kata budaya dalam novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Angie Kilbane. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari novel terjemahan Rainbow Troops oleh Angie Kilbane. Fokus penelitian ini berupa kata-kata budaya, sedangkan subfokus penelitiannya meliputi kata-kata budaya ekologi, artefak, sosial-budaya, dan organisiasi/ide/tradisi. Data dianalisis dengan menggunakan teori prosedur penerjemahan oleh Peter Newmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur yang digunakan penerjemah meliputi transfer, netralisasi, catatan tambahan, dan terjemahan literal.
Analisis Sistem Tanda di Pusat Perbelanjaan berdasarkan Semiotika Charles Sanders Peirce Riana Hoseani; Fenti Mariska Yohana
Human Narratives Vol 2, No 1 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.799 KB) | DOI: 10.30998/hn.v2i1.578

Abstract

Upaya menggunakan tanda-tanda visual berangkat dari pemahaman bahwa bahasa visual memiliki karakteristik khas yang dapat menimbulkan efek ketertarikan para pengamatnya. Hal seperti ini terkadang sulit disampaikan dengan bahasa verbal semata. Dalam studi ini, penulis meneliti tanda-tanda visual yang sering ditemukan pada pusat perbelanjaan. Kehadiran sistem tanda di ruang publik tersebut akan dianalisis menggunakan semiotika. Semiotika yang dipilih sebagai kerangka teoretis adalah semiotika Charles Sanders Peirce. Dalam Semiotika Peirce, semiotika didasarkan pada logika, karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan penalaran dilakukan melalui tanda-tanda. Tujuan penelitian ini adalah menggali arti dari sistem tanda yang terdapat pada pusat perbelanjaan melalui semiotika Peirce.
Kerukunan Antarumat Beragama di Kampung Sawah, Bekasi: Potret Masyarakat Madani Mia Fitriah Elkarimah
Human Narratives Vol 1, No 2 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.756 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i2.180

Abstract

Masyarakat madani merupakan produk sejarah kemasyarakatan yang muncul sebagai suatu paradigma dalam membentuk tata kemasyarakatan yang ideal. Pada zaman ini, muncul kecemasan akan banyaknya konflik dan diskriminasi dengan dalih perbedaan agama. Sebagai kampung yang dikenal karena toleransi antarwarga masyarakatnya, Kampung Sawah hadir melawan fenomena tersebut. Masyarakat Kampung Sawah telah terbiasa hidup dalam perbedaan agama dan sikap toleran. Kerukunan di sana sudah lama terbangun melalui budaya yang identik dengan Betawi. Prinsip-prinsip masyarakat madani bukan slogan belaka, tapi sudah menjadi adat bagi masyarakat Kampung Sawah. Menggunakan metode deskriptif-analitis, tulisan ini berusaha memahami fenomena toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Kampung Sawah berdasarkan konsep masyarakat madani sebagai kerangka analisisnya
Pilihan Material Bangunan pada Candi Bambang Perkasa Alam
Human Narratives Vol 2, No 1 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.214 KB) | DOI: 10.30998/hn.v2i1.579

Abstract

Peninggalan candi sering kali ditemukan dalam keadaan rusak. Namun di balik sisa-sisa reruntuhannya, masih terlihat jejak proses pembangunannya. Pada awalnya, seseorang yang menjadi pelaksana pembangunan candi (Yajamana), bersama para pekerjanya (Silpin), harus menghubungi Maha Brahma. Kemudian berdasarkan arahan Maha Brahma, mereka akan mencari lokasi yang tepat untuk membangun candi. Lokasi yang paling digemari adalah lahan dekat aliran sungai, khususnya daerah pertemuan dua sungai (tempuran). Material yang digunakan untuk pembanguan candi banyak macamnya, namun yang paling sering ditemukan adalah batu andesit dan batu bata merah. Material batu bata merah biasanya dipergunakan pada candi di areal persawahan, sedangkan batu andesit biasanya pada candi di dekat sungai. Tulisan ini mendiskusikan perbedaan penggunaan material pembangun candi tersebut serta efeknya pada kekuatan dan keindahan bangunan candi. Studi ini menggunakan metode kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui studi literatur, baik terhadap buku, laporan, ataupun artikel serta film semi dokumenter tentang ekskavasi candi di beberapa tempat di Indonesia. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa penggunaan material candi di Indonesia, baik batu andesit maupun batu bata merah, sama-sama menghasilkan kekuatan dan keindahan dengan ciri khas masing-masing. Keduanya dapat digunakan secara terpisah maupun bersamaan, walaupun berbeda fungsi, tergantung lokasi candi.
Rezim tanpa Rezim: Kepenataan dan Wacana Komunisme di Ranah Perbukuan Indonesia Kontemporer Geger Riyanto
Human Narratives Vol 1, No 1 (2019): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.728 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i1.97

Abstract

During the course of the New Order in Indonesia, communism and Indonesian Communist Party (PKI) as its manifestation was constructed as the nemesis of the state and even the whole nation. Communism became a taboo that everyone has to avoid or condemn. With the fall of the New Order, a lot of historical discourses about communism in Indonesia were produced to contend the official historiography. Formal discrimination through several laws and regulations against ex-PKI or allegedly communists was also stripped by the new government. However, the taboo and abjection itself is not entirely died out. In post-Reformasi Indonesia, the mechanism of rejection and condemnation to the communism has been working through many social processes. One of them is the censorship towards ‘leftist publications’ and persecutions towards public forums discussing ‘leftist discourses’, usually orchestrated by non-state actors, particularly civil or mass organizations. This article, using ethnography as its method and Foucauldian analysis of governmentality as theoretical framework, aims to discuss how such censorships and persecutions occur as a symptom of the ongoing abjection towards communism in Indonesia.
Mereimajinasi Metodologi dan Mengatasi Sains Fiksi: Pendekatan-Pendekatan dalam Antropologi terhadap Fenomena Mediasi Digital Imam Ardhianto
Human Narratives Vol 1, No 2 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.618 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i2.324

Abstract

Artikel ini menjabarkan perkembangan diskusi dalam disiplin antropologi mengenai fenomena sosial yang dimediasi oleh teknologi digital  dan tinjauan kritis dari studi terhadap fenomena tersebut. Lebih lanjut lagi, dalam konteks perkembangan antropologi di Indonesia, tulisan ini bertujuan memberikan pengantar dalam menggunakan pendekatan etnografi untuk berbagai gejala sosial budaya yang berkaitan dengan teknologi digital media atau muncul melalui apparatus teknologi tersebut. Tulisan ini akan diawali dengan paparan mengenai kajian-kajian etnografi terhadap teknologi media dan melihat kesinambungannya dengan kajian-kajian mengenai media secara umum dalam disiplin antropologi. Paparan selanjutnya akan mengelaborasi pembagian tematik yang dikembangkan oleh Gabrielle Coleman mengenai kajian-kajian antropologi mengenai media digital, untuk kemudian di kaitkan dengan perkembangan studi-studi dengan topik ini di komunitas akademik di Indonesia. Bagian akhir akan mengulas secara kritikal kedua tinjauan di atas dan memberikan potensi dan kecenderungan yang krusial untuk dijadikan metodologi jika kita hendak menganalisa perkembangan gejala sosial budaya yang dimediasi teknologi media di Indonesia
Transkrip Edisi Kritis Hikayat Bayan Budiman (Br. 115) Widyawati Oktavia
Human Narratives Vol 2, No 1 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.048 KB) | DOI: 10.30998/hn.v2i1.580

Abstract

Perkembangan teknologi informasi hari ini kerap menjauhkan masyarakat dari kekayaan nilai moral yang terdapat dalam karya sastra klasik. Salah satu karya sastra klasik yang telah banyak disadur menjadi cerita-cerita pendek adalah Hikayat Bayan Budiman. Makalah ini menyajikan edisi kritis dari Hikayat Bayan Budiman dengan metode pembetulan kesalahan yang terdapat pada teks. Metode tersebut digunakan karena banyaknya kerusakan pada fisik naskah. Dengan menyajikan edisi kritis Hikayat Bayan Budiman, para pembaca akan lebih mudah untuk memahami pesan-pesan yang terdapat di dalamnya. Selain itu, edisi kritis ini juga bisa menjadi patokan bagi para penyadur naskah untuk melakukan adaptasi pada cerita Bayan Budiman untuk dikemas ulang dengan sasaran pembaca yang lebih beragam.
Konstruksi Sosial Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Dalam Kehidupan Sehari-Hari Herliyana Rosalinda; Pandu Pramudita; Enny Nurcahyawati
Human Narratives Vol 1, No 1 (2019): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.592 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i1.14

Abstract

Betawi, kebudayaan masyarakat asli di wilayah Jakarta, lahir melalui proses historis dan sosiokultural yang panjang. Dalam proses perkembangannya, kebudayaan Betawi terus-menerus mengalami perjumpaan dengan budaya-budaya lain yang berdatangan ke wilayah Jakarta. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dapat dibaca sebagai sebuah penanda bahwa budaya Betawi telah menjadi suatu budaya yang mulai ‘dimuseumkan’ demi menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi sosial di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang memungkinkan peneliti menggali lebih dalam dengan masuk sebagai pengamat sekaligus partisipan dalam kehidupan sosial di wilayah tersebut. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah wujud kehidupan sehari-hari yang dibentuk secara dialektis oleh komunitas Betawi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan masyarakat Srengseng Sawah.
Dialami Tanpa Mungkin Diketahui: sebuah Sanggahan atas Penafsiran Noumena Immanuel Kant sebagai Entitas Metafisis Muhammad R. Nirasma
Human Narratives Vol 1, No 2 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.658 KB) | DOI: 10.30998/hn.v1i2.350

Abstract

Sistem filsafat Immanuel Kant, terutama epistemologinya, berusaha untuk menjembatani pertentangan antara rasionalisme dan empirisisme. Strategi yang diambil oleh Kant, adalah membuktikan bahwa pengetahuan manusia sudah senantiasa menyintesiskan unsur a priori dan a posteriori dari pengetahuan. Salah satu implikasi ontologis dari sistem berpikir ini adalah perceraian antara fenomena dan noumena. Yang pertama menjadi objek pengetahuan, sementara yang kedua menjadi objek etika. Noumena, sebagai entitas yang tak terjamah pengetahuan, kerap dipandang sebagai suaka bagi metafisika di dalam filsafat Kant. Tulisan ini berusaha untuk membuktikan tafsiran yang sebaliknya; bahwa noumena sama sekali bukan entitas metafisis, melainkan dunia yang sepenuhnya empiris—pengalaman inderawi murni yang mendahului pengetahuan.

Page 1 of 2 | Total Record : 20