cover
Contact Name
Yudi Hendrilia
Contact Email
yudihendrilia@gmail.com
Phone
+628112900177
Journal Mail Official
yudihendrilia@gmail.com
Editorial Address
Ungaran, Semarang - Jawa Tengah
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen)
ISSN : 26859718     EISSN : 26859726     DOI : -
Core Subject : Education,
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) diterbitkan dua kali dalam 1 tahun (Februari dan Agustus) oleh Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara. Veritas Lux Mea menerima artikel ilmiah dari dosen, mahasiswa, praktisi teologi maupun pendidikan Kristen. Jurnal ini pun telah memiliki ISSN baik online (2685-9718) maupun cetak (2685-9718). Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian dalam bidang: 1. Teologi Praktika 2. Teologi Biblika 3. Teologi Sistematika 4. Sejarah Teologi dan Gereja 5. Pendidikan Kristen (Gereja dan Sekolah)
Articles 94 Documents
Deskripsi Mazmur 127:1-5 dan Implementasinya pada Kehidupan Keluarga Masa Kini Heru Subagyo
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.202

Abstract

There are still many Christian families today who are unhappy because they do not understand how to manage a Biblical family. Psalm 127 gives guidance to today's families on how to manage a happy family life according to God's will. Family life without involving God in it will not experience happiness. The method used in this study is a qualitative descriptive method. In conclusion, everything that does not involve God will end in vain. God is the ultimate authority in the lives of His people. A family that involves God's authority is a happy family because God is also working in it and He will act to bring joy to the family.AbstrakMasih banyak dijumpai kehidupan keluarga kristen masa kini yang tidak bahagia karena mereka belum paham bagaimana mengelola sebuah keluarga yang Alkitabiah.Mazmur 127 memberi petujuk pada keluarga masa kini bagaimana cara mengelola kehidupan keluarga bahagia menurut kehendak Tuhan. Kehidupan keluarga tanpa melibatkan Tuhan didalamnya tidak akan mengalami kebahagiaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif. Kesimpulan, segala sesuatu yang tidak melibatkan Tuhan akan berakhir dengan sia-sia. Tuhan adalah otoritas tertinggi dalam kehidupan umat-Nya. Keluarga yang melibatkan otoritas  Allah adalah keluarga bahagia karena Allah turut bekerja di dalamnya dan Dia akan bertindak untuk  mendatangkan sukacita dalam keluarga.
Inkarnasi Sebagai Dasar Pengembangan Kepemimpinan Gembala Sidang Berdasarkan Yohanes 1:14 Dan Filipi 2:5-11 Stefanus Yulli Sapto Ajie
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.203

Abstract

Incarnation in writing this journal refers to the figure of the existence of Jesus Christ either personally the Lord Jesus or the work of the Lord Jesus. The essence of incarnation in the Lord Jesus Christ is understood according to John 1:14, the Lord Jesus as God the Son descended into the world to become human and then became the human savior, serving, training and forming human beings who have lost the image and likeness of God, to become similar and likeness to God again. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it is found that the incarnation as the basis for the development of pastoral leadership based on John 1:14 and Philippians 2:5-11 has the highest motive, commitment, behavior and actions of Jesus, who was incarnated into a human context. Jesus did not become an authoritarian leader, but led with love, humility, integrity and a servant's heart. Jesus' leadership is ministry-based, so nothing is personal gain.AbstrakInkarnasi dalam penulisan jurnal ini menunjuk kepada sosok kepada keberadaan Yesus Kristus baik secara pribadi Tuhan Yesus atau karya Tuhan Yesus. Hakekat inkarnasi dalam diri Tuhan Yesus Kristus dipahami menurut Yohanes 1:14, Tuhan Yesus sebagai Allah Anak turun kedunia menjadi manusia kemudian menjadi juru selamat manusia, melayani, melatih dan membentuk manusia yang kehilangan gambar dan rupa Allah, menjadi kembali serupa dan segambar dengan Allah. Mengunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature  didapatka bahwa  inkarnasi sebagai dasar pengembangan kepemimpinan gembala sidang berdasarkan Yohanes 1:14 dan Filipi 2:5-11 memiliki Motif tertinggi, komitmen, perilaku dan tindakan Yesus, yang berinkarnasi ke dalam konteks manusia. Yesus tidak menjadi seseorang pemimpin yang otoriter, melainkan memimpin dengan kasih, kerendahan hati, integritas serta berhati hamba. Kepemimpinan Yesus berbasis pelayanan, sehingga tidak ada hal yang bersifat menguntungkan pribadi.
Pemahaman Makna Manajemen Tim dan Implikasinya dalam Kehidupan Orang Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Paulus Kunto Baskoro; Tri Astuti Yeniretnowati
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.206

Abstract

It is undeniable the importance of understanding team management for everyone, including believers in Christ and the Church as a group of Christians as well as various organizations, both profit and non-profit, and even religious service organizations, including Christian service organizations, are closely related to the team in all aspects of their lives. A person is never separated from the needs and life of the organization, this starts from the smallest organizational unit, namely the family which continues to expand to the church community, community, work, social and state environment. So that someone's success in his environment wherever he is in a community or organization must understand the meaning of being part of a team and how to build his life as a good team player. The method used in this research is library research which aims to describe the meaning and understanding of the concept of team management which includes types, structure, characteristics and principles so that it can have major implications for every believer who understands the meaning of team management comprehensively. The results of this study show how an understanding of the meaning of team management that is correct and intact can bring progress to every believer and Christian organization, namely: First, Having a holy ambition to become the person that every team wants. Second, implementing team management in life and ministry. Third, Principles for Christian leaders: Servants who lead through the team.AbstrakTidak dapat dipungkiri pentingnya pemahamaman manajemen tim bagi setiap orang termasuk tidak terkecuali orang percaya kepada Kristus dan Gereja sebagai kumpulan orang Kristen serta berbagai organisasi baik profit maupun non profit bahkan juga organisasi pelayanan keagamaan termasuk organisasi pelayanan Kristen sangat terkait dengan tim di dalam seluruh aspek kehidupannya. Seseorang tidak pernah lepas dari kebutuhan dan kehidupan organisasi hal ini dimulai dari unit terkecil organisasi yaitu keluarga yang terus meluas kepada lingkungan komunitas gereja, masyarakat, pekerjaan, sosial dan bernegara. Sehingga kesuksesan seseorang dalam lingkungannya di manapun tergabung dalam komunitas atau organisasi haruslah memahami makna sebagai bagian dari tim dan bagaimana membangun kehidupannya sebagai pemain tim yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset pustaka yang bertujuan untuk mendeskrispiskan pengertian dan pemahaman konsep manajemen tim yang mencakup jenis, struktur, karakteristik dan prinsip agar dapat berimplikasi besar bagi setiap orang percaya yang memahami makna manajemen tim dengan komprehensip. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana pemahaman makna manajemen tim yang benar dan utuh dapat membawa kemajuan bagi setiap orang percaya dan organisasi Kristen, yaitu: Pertama, Memiliki ambisi kudus untuk menjadi pribadi yang diinginkan setiap tim. Kedua, Menerapkan manajemen tim dalam kehidupan dan pelayanan. Ketiga, Prinsip bagi pemimpin Kristen: Pelayan yang memimpin melalui tim.
Makna Allah Sebagai Kota Benteng Berdasarkan Mazmur 59:17-18 Boyman Zebua, Ya'aro Harefa
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.169

Abstract

God is a fortress city is one of the titles that people give to God. However, there are still many Christians who doubt it. It is evident that there are still people who have known God and even born into Christian families but still do not believe in God, even though God's power is real for that person, he still does not recognize God. Therefore, it is very important to understand the meaning of God is a fortress city, especially when experiencing suffering from enemies. Psalm 59:17-18 is a psalm that calls out to God for help. In this verse the psalmist calls God a fortress city. This study aims to discuss the theological overview of Psalm 59:17-18 about God being called a fortress city. The writing method used in writing this article is the Exposition method or text analysis in the book of Psalm 59: 17-18 as well as literature review of various literature sources related to the topic under study. The result of this research is that God is a fortress city, meaning that God's people are treated very special, because God is a refuge and a source of strength, especially when experiencing suffering from enemies. In Psalm 59:17-18, the psalmist expresses his trust in God and that he will find refuge in Him. The Lord will be his stronghold and his savior.AbstrakAllah adalah kota benteng merupakan salah satu sebutan yang manusia tujukan kepada Allah. Akan tetapi masih banyak orang Kristen yang meragukannya. Hal ini terbukti masih ada orang yang sudah kenal Tuhan dan bahkan lahir dari keluarga Kristen tetapi tetap saja tidak percaya kepada Tuhan, sekalipun kuasa Tuhan nyata bagi orang tersebut, tetap saja ia tidak mengakui Tuhan. Oleh sebab itu sangat penting pemahaman mengenai arti Allah adalah kota benteng, terlebih saat mengalami penderitaan karena musuh. Mazmur 59:17-18, merupakan mazmur seruan untuk meminta tolong kepada Allah. Dalam ayat ini pemazmur memanggil Allah sebagai kota benteng. Penelitian ini bertujuan membahas tentang tinjauan teologis dari Mazmur 59:17-18 tentang Allah yang disebut sebagai kota benteng. Metode penulisan yang digunakan dalam menulis artikel ini adalah metode Eksposisi atau analisis teks di dalam kitab Mazmur 59:17-18 serta kajian literatur terhadap berbagai sumber pustaka terkait topik yang diteliti. Hasil penelitian ini yakni Allah adalah kota benteng artinya umat Allah diperlakukan sangat istimewa, karena Allah adalah tempat perlindungan dan sumber kekuatan khususnya saat mengalami penderitaan karena musuh. Dalam Mazmur 59:17-18, pemazmur menyatakan kepercayaannya kepada Allah dan ia akan mendapatkan perlindungan di dalam-Nya. Tuhan akan menjadi kubu pertahanannya dan penyelamatnya.
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Terhadap Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Bonus Demografi Paulina Bura Kaka; Dina Kristiani
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.207

Abstract

The Demographic Bonus is a phenomenon that will occur in Indonesia in2030-2045 and will have an impact on all people’s lives. This phenomenon requiresthe role of all levels of society, including teachers. This article aims toprovide an understanding of the teacher’s role in students’ readiness to facedemographic bonuses in Indonesia. The liberation in this paper uses a qualitativeapproach with literary review writing techniques or library studies. The results of thestudy show that teachers must play a role in dealing with demographicbonuses through the pillars or functions of teachers/teaching sir. Teachers can carryout various concrete actions that are holistic which can be useful in all aspects ofstudent and community life. In this case, the teacher must be the guardianof the student who warns the student of all life’s problems, not only spiritualproblems. This research has a contribution for students to play an active role in thewhole life of the participants. Teachers do not only focus on teaching in schools butmust be able to touch all aspects of the lives of students and society.AbstrakBonus demografi adalah fenomena yang akan terjadi di indonesia pada tahun 2030-2045 dan akan berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat. Fenomena ini membutuhkan peran seluruh lapiran masyarakat termasuk guru. artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang peran guru terhadap kesiapan siswa  dalam menghadapi bonus demografi di indonesia. Pembahasan dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penulisan literature review atau studi pustaka. hasil penelitian menunjukkan bahwa guru pak harus berperan dalam menghadapi bonus demografi melalui pilar atau fungsi guru/pengajar pak. guru dapat melakukan berbagai aksi nyata yang bersifat holistik yang dapat berguna dalam seluruh aspek kehidupan siswa dan masyarakat.dalam hal ini, guru harus menjadi penjaga siswa yang memperingatkan siswa atas seluruh permasalah kehidupan tidak hanya masalah rohani. penelitian ini memiliki kontribusi bagi peserta didik untuk berperan aktif dalam seluruh kehidupan peserta. guru tidak hanya berfokus pada pengajaran di sekolah tetapi harus dapat  menyentuh seluruh aspek kehidupan peserta didik dan masyarakat.
Memahami 2 Raja-Raja 2:23-25 Dalam Konteks Sejarah, Budaya, dan Teologis: Analisis Perlakuan Elisa Terhadap Anak-Anak Anon Dwi Saputro
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.208

Abstract

The text 2 Kings 2:23-25 features a controversial scene of Elisa cursing the children who mocked him. In a theological context, Elisa's action raises questions about the character of God presented in scripture. This article aims to understand the text of 2 Kings 2:23-25 in historical, cultural, and theological contexts, and analyze Elisha's actions using contextual and theological approaches. In the historical and cultural context, Elisha's actions can be understood as actions taken to maintain the authority and dignity of the prophets. However, in a theological context, Elisha's actions raise questions about the character of God who may appear cruel and unmerciful. Analysis with a contextual and theological approach shows that Elisa's actions should be understood as part of the social and theological context and characteristics at the time, and not as a universal view that applies to every situation.AbstrakTeks 2 Raja-raja 2:23-25 menampilkan adegan yang kontroversial tentang Elisa yang mengutuk anak-anak yang mengejeknya. Dalam konteks teologis, tindakan Elisa ini menimbulkan pertanyaan tentang karakter Allah yang disajikan dalam orang percaya suci. Artikel ini bertujuan untuk memahami teks 2 Raja-raja 2:23-25 dalam konteks sejarah, budaya, dan teologis, serta menganalisis tindakan Elisa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan teologis. Dalam konteks sejarah dan budaya, tindakan Elisa dapat dipahami sebagai tindakan yang diambil untuk mempertahankan otoritas dan martabat para nabi. Namun, dalam konteks teologis, tindakan Elisa menimbulkan pertanyaan tentang karakter Allah yang mungkin terlihat kejam dan tidak berbelas kasihan. Analisis dengan pendekatan kontekstual dan teologis menunjukkan bahwa tindakan Elisa harus dipahami sebagai bagian dari konteks dan karakteristik sosial dan teologis pada saat itu, dan bukan sebagai pandangan universal yang berlaku untuk setiap situasi.
Teladan dan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Yosua dan Implikasinya Bagi Pemimpin Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Paulus Kunto Baskoro
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i2.231

Abstract

Persoalan yang selalu dihadapi kekeristenan pada setiap masa dan setiap generasi adalah kurangnya pekerja yang seharusnya bekerja giat di ladang Tuhan yang begitu luas untuk terus-menerus membangun gerakan penginjilan, pemuridan, pemerlengkapan, dan pengutusan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran akan keteladanan kepemimpinan dari Yosua, karena potret kepemimpinan saat ini sangat miskin keteladanan walaupun kaya akan banyak teori dan konsep serta model kepemimpinan yang sukses yang ditawarkan. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kepemimpinan Yosua terbukti berhasil dan finishing well, yang mana sangat berharga untuk dipelajari dan diteladani bagi kepemimpinan dewasa ini, karena ada enambelas prinsip utama  kepemimpinannya, yaitu: Pertama, Pemimpin dengan visi yang jelas. Kedua, Memiliki karakter yang baik. Ketiga, Melangkah yang dimulai dari langkah-langkah kecil. Keempat, Memimpin dengan bergantung penuh kepada Allah. Kelima, Mewariskan amanat berharga bagi pengikutnya dan keluarganya. Keenam, Pemimpin yang bersedia belajar dan diperlengkapi. Ketujuh, Pribadi yang setia meneladani pemimpinnya. Kedelapan, Orang percaya yang memenuhi syarat untuk memimpin. Kesembilan, Pemimpin yang sadar diri. Kesepuluh, Pemimpin yang bertindak dengan bijaksana. Kesebelas, Memiliki kebiasaan yang baik dan berguna. Keduabelas, Memberikan pujian dan apresiasi. Ketigabelas, Tegas dan memberi arah penting bagi pengikutnya.Keempatbelas, Motivasi kepemimpinannya memuliakan Tuhan. Kelimabelas, Pribadi yang berani dan saleh. Keenambelas, Pemimpin yang bertindak dalam iman. 
Kiat Ayah Membangun Pemahaman Tentang Kesetiaan Allah Pada Anak Di Keluarga Kristiani Kosma Manurung
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i2.234

Abstract

The Bible shows that God is a faithful God. This can also be interpreted that when he makes a promise, Allah will be faithful in fulfilling every promise that He makes because loyalty is a character that is inherent in Him. Given the importance of God's faithfulness, fathers are encouraged to teach God's faithfulness to their children. An understanding of God's faithfulness needs to be built in a child because God is faithful and God's faithful nature wants from someone, this loyalty will also be related to the child's public life which contributes to future success. This article intends to describe father's tips in building an understanding of God's faithfulness to children in Christian families. By using narrative qualitative methods and literature studies, we strive to be able to provide in-depth, coherent, and accurate explanations regarding the biblical narrative about God's faithfulness, the importance of God's faithfulness being understood by children and father's tips in building an understanding of God's faithfulness to their children. In conclusion, a father will maximally build an understanding regarding God's faithfulness to his child if he provides this understanding from a young age, does it on an ongoing basis, teaches by setting a living example for his children, and becomes a friend who always supports his child.Alkitab menunjukan bahwa Allah adalah Allah yang setia. Ini juga bisa dimaknai bahwa ketika berjanji maka Allah akan setia menepapati setiap janji yang Dia ucapkan karena kesetiaan merupakan karakter yang sudah menyatu dalam diriNya. Mengingat pentingnya kesetiaan Allah, maka para ayah didorong untuk mengajarkan tentang kesetiaan Allah pada anaknya. Pemahaman mengenai kesetiaan Allah perlu dibangun pada diri seorang anak karena Allah adalah setia dan sifat setia Allah inginkan dari seseorang, kesetiaan ini nantinya juga terkait dengan kehidupan publik anak yang bersumbangsih pada kesuksesan masa depan. Artikel ini bermaksud menjabarkan kiat ayah dalam membangun pemahaman tentang kesetiaan Allah pada anak di keluarga Kristiani. Dengan menggunakan metode kualitatif naratif dan kajian litaratur diupayakan mampu memberikan penjelasan yang mendalam, runut, juga cermat perihal narasi Alkitab tentang kesetiaan Allah, pentingnya kesetiaan Allah dipahami oleh anak, serta kiat ayah dalam membangun pemahaman kesetiaan Allah pada anaknya. Disimpulkan, seorang ayah akan sangat maksimal membangun pemahaman terkait kesetiaan Allah pada anaknya jika memberikan pemahaman ini sedari kecil, dilakukan secara berkelanjutan, mengajari dengan menjadi contoh hidup bagi anak, serta menjadi sahabat yang selalu mendukungnya.
Personal Branding dan Pemimpin Kristen: Kepemimpinan dalam era Internet Of Things Matius I Totok Dwikoryanto; Yonatan Alex Arifianto
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i2.232

Abstract

The main focus of this research is to explain how personal branding and Christian leaders: leadership in the internet of things era. The thing to remember is that the ambition to be famous is very easy to get in this era through social media, but the achievement to brand oneself must be in accordance with the norms and ethics that must be upheld. The research method used is in the form of descriptive qualitative research with a literature study approach. The purpose of this research is to provide input or ideas for Christian leaders so that they can promote themselves wisely and carefully in developing their leadership in the internet of things era. The conclusion of this research is that personal branding and Christian leaders as a leadership strategy in the era of the internet of things must be utilized as best as possible to reach out, serve, in pastoral care both online and face-to-face. So the first thing Christian leaders must understand is that the paradigm and nature of personal branding and its influence must be understood and actualized with the correct rules and norms. Christian leaders also know the boundaries and scope of Christian leadership. And of course Christian leaders can see opportunities for promotion of their leadership in accordance with humility as the basis for receiving God's grace and plans, of course, according to God's will and plan. So that Christian leaders can actualize Christian leadership in the internet of things era as a form of reaching out and serving those who are in an internet of things connection.AbstrakFokus utama penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana personal branding dan pemimpin Kristen: kepemimpinan dalam era internet of things. Hal yang perlu diingat dalam kepemimpinan saat ini bahwa ambisi untuk terkenal tersebut didapat dengan sangat mudah di era digital saat ini melalui media sosial, namun pencapaian untuk membranding dirinya haruslah sesuai dengan norma dan etika yang harus dijunjung. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu berupa penelitian kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan masukan ide atau gagasan bagi para pemimpin Kristen supaya mereka  bijaksana dan penuh kehati-hatian dalam mempromosikan dirinya dengan benar di dalam pengembangan kepemimpinannya di era internet of things. Kesimpulan dari penelitian ini adalah personal branding dan pemimpin Kristen sebagai strategi kepemimpinan dalam era internet of things harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menjangkau, melayani, dalam pelayanan pastoral baik secara online maupun dalam keseharian tatap muka kepada khalayak ramai. Maka yang pertama para pemimpin Kristen haruslah mengerti bahwa paradigma dan hakikat personal branding dan pengaruhnya harus dimengerti dan diaktualisasikan dengan kaidah dan norma yang benar. Pemimpin Kristen juga mengetahi batasan dan ruang lingkup kepemimpinan Kristen. Dan tentunya pemimpin Kristen dapat melihat peluang promosi kepemimpinannya sesuai dengan kerendahan hati sebagai dasar untuk mendapat kasih karunia Allah dan tentunya sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Sehingga pemimpin Kristen dapat mengaktulisasi kepemimpinan Kristen di era internet of things sebagai bentuk untuk menjangkau dan melayani mereka yang berada dalam koneksi internet of things.
Persfektif Alkitab Tentang Manajemen Dan Kepemimpinan Feminisme dalam Konteks Kekristenan Bertha Padang Allo; Fransiskus Irwan Widjaja; Yunardi Kristian Zega
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i2.229

Abstract

Kepemimpinan feminisme menjadi tantangan bagi kalangan Kekristenan. Adapun yang menjadi pergumulan perempuan tentang hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya dalam segi sosial, kebanyakan masyarakat memberikan tempat yang tidak seimbang kepada perempuan dengan berbagai alasan. Namun, banyaknya keseimbangan yang terjadi dalam lingkup keagamaan saat ini, menjadikan peranan perempuan dapat dikatakan mengalami peningkatan yang cukup mengesankan. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif berdasarkan kajian teori dari penelusuran jurnal-jurnal, buku, dan sumber lain yang dapat mendukung penelitian dan dapat dipertanggungjawbakan secara akademik. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan dorongan secara moral, supaya dapat memberikan pemahaman yang benar mengenai manajemen dan kepemimpinan khususnya kepemimpinan feminisme dalam Kekristenan. Dinamika zaman saat ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perempuan untuk memiliki peran besar dalam sebuah organisasi secara khusus dalam kekristenan dan bahkan memberikan hasil yang mengesankan di mana perempuan bisa dan mampu menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi.

Page 9 of 10 | Total Record : 94