cover
Contact Name
Riszqina
Contact Email
prodipeternakan@unira.ac.id
Phone
+6285940333753
Journal Mail Official
maduranch@unira.ac.id
Editorial Address
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura Jl. Raya Panglegur Km 3,5 Pamekasan Phone: (0324) 322231 website: https://fp.unira.ac.id/
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
MADURANCH: JURNAL ILMU PETERNAKAN
  • jurnal_peternakan_maduranch
  • Website
Published by Universitas Madura
ISSN : 25283057     EISSN : 28286367     DOI : -
Jurnal MADURANCH merupakan Jurnal Ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Peternakan Universitas Madura, memuat artikel tentang kajian-kajian ilmu Pertanian dan peternakan yang diangkat dari hasil penelitian. Jurnal Maduranch terbit setahun 2 kali ( Agustus dan Februari )
Articles 84 Documents
KARAKTERISTIK, PRODUKTIVITAS DAN PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH HIBRIDA(Pennisetum purpureum cvThailand) SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK Dadang Suherman
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.521 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1071

Abstract

Rumput gajah hibrida (Pennisetum purpureum cvThailand) merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan Pearl millet (Pennisetum glaucum) yang dikembangkan oleh Dr. Krailas Kiyothong.Produksi sangat tinggi sekitar 500 ton/ha/tahun, dengan kapasitas tampung 1 hektar dapat menyuplai hijaun untuk pakan sapi perah sebanyak 50 ekor dalam setahun. Pennisetum purpureum cv Thailand sangat palatabel karena batangnya empuk, dan pada bagian batang serta ketiak daun tidak berbulu. Komposisi kimia Pennisetum purpureum cv ThailandPK 7.98%, BK 23,72%, BO 91,63%, abu 8,37%, CP 6,65%, NDF 72,21%, ADF 45,72% dan lignin 28,34%. Pennisetum purpureum cv Thailand tidak hanya sebagai hijauan pakan bagi ruminansia tetapi dapat diberikan pada ternak babi, ayam, bebek, ikan (nila, pangasius), kuda, kelinci, dll, dalam bentuk cacahan segar pada panen umur 30 hari. Sedangkan untuk ternak ruminansia (sapi, kumbang, kambing) disajikan dalam bentuk cacahan segar umur 60-70 hari. Pemanfaatan lain adalah untuk pengganti bahan bakar minyak bumi yaitu produksibio- oil, bioethanol, dan biogas (biofuel) karena mengandung minyak pyrolysis sebesar 66.3% dari berat biomasa kering.
UJI ORGANOLEPTIK SILASE KOMPLIT DI DESA BALA KECAMATAN BALANIPA KABUPATEN POLEWALI MANDAR Najmah Ali; Suhartina Suhartina; Susanti S Irma
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 7, No 1 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.818 KB)

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas silase komplit (lamtoro, rumput gajah, dedak, dan EM4) yang diuji secara organoleptik Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kualitas silase komplit (rumput gajah, lamtoro, dedak dan EM4) dengan uji organoleptik. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei - Juni 2017 di Desa Bala Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah Pengumpulan alat dan bahan, pembuatan silase komplit dan Pengamatan Karakteristik Fisik. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : Kualitas fisik silase komplit yaitu tekstur, warna dan aroma.Uji organoleptik menggunakan 6 panelis yang berasal dari mahasiswa peternakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji organoleptik pada silase komplit (daun lamtoro, rumput gajah, dedak padi, EM-4 Peternakan) menghasilkan silase tekstur sedang, warnacoklat kekuningan, dan aroma asam ini menunjukan bahwa silase komplit ini kualitasnya baik.
PEMANFAATAN FERMENTASI BATANG PISANG (GEDEBOG) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK KELINCI Miftahur Rizkiyah; Desi Kurniati Agustina
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 1, No 1 (2016): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.77 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fermentasi batang pisang (gedebog) sebagai pakan alternatif ternak kelinci terhadap pertambahan bobot badan. Materi penelitian menggunakan 32 ekor ternak kelinci lokal sebagai objek yang akan diteliti, sedangkan batang pisang (gedebog), dedak padi, dedak jagung, gaplek, hijauan (rumput, kangkung, bayam dan daun pepaya), molases sebagai bahan pakan, dan EM4 Peternakan sebagai bahan fermentor. Metode penelitian yang digunakan adalah RAK Faktorial dengan 2 perlakuan yaitu: 1. fermentasi batang pisang (gedebog) yang dicacah kasar, 2.fermentasi batang (gedebog) pisang yang dicacah halus, setiap perlakuan terdiri dari 4 taraf yaitu: 0%, 10%, 20% dan 30% dengan 2 ulangan dan 2 kelompok dan dilanjutkan dengan uji BNT (beda nyata terkecil). Variabel yang diamati meliputi pertambahan bobot badan. Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa metode fermentasi (cacah kasar dan cacah halus) berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan, pada pakan fermentasi batang (gedebog) pisang dengan taraf pemberian yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badandan interaksi antara metode fermentasi (cacah kasar dan cacah halus) dengan taraf pemberian yang berbeda tidak berpengaruh nyata(P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi untuk mengembangkan manfaat pakan fermentasi batang pisang (gedebog) sebagai pakan pakan alternatif ternak kelinci.
KARAKTERISTIK FENOTIP DAN PENGEMBANGAN SAPI ACEH DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Ainur Rasyid; Y. Adinata; Yunizar Yunizar; L. Affandhy
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 1 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.034 KB)

Abstract

Sapi Aceh merupakan kekayaan sumberdaya genetrik (SDG) salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang telah ditetapkan berdasarkan keputusan Kementerian Pertanian nomor 2907 tahun 2011, bahwa Sapi Aceh mempunyai keseragaman bentuk, fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baikpada keterbatasan lingkungan; sehingga perlu dilindungi, dilestarikan dan dikembangkan keunggulannya untuk kepentingan pemuliaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pola pemeliharaan dan pengembangan Sapi Aceh di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Penelitian dilakukan secara survey pada beberapa kelompok atau wilayah pengembangan Sapi Aceh yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Lhok Semauwe. Data dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sapi Aceh dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat Aceh dan berkembang biak di Propinsi NAD, mempunyai pola warna yang bervariasi mulai warna merah bata, kuning langsat, putih hingga berwarna hitam, dengan warna dominan adalah merah bata. Beberapa keunggulan Sapi Aceh antara lain, tahan terhadap penyakit di wilayah tropis, mempunyai adaptasi yang baik pada iklim ekstrem dan wilayah marginal, reproduksi baik dan mempunyai nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Aceh. Pola pemeliharaan sebagan besar dilakukan secara tradisional yaitu dilepas atau digembalakan dan pengembangbiakan dilakukan secara kawin alam, yang dimungkinkan perkawinan antar keluarga (in breeding). Disimpulkan bahwa 1) Sapi Aceh telah berkembang biak di Propinsi NAD dan mempunyai pola warna yang bervariasi, maka untuk pemurnian dan pengembangan Sapi Aceh telah ditetapkan warna merah bata pada Sapi Aceh betina dan merah kehitaman untuk Sapi Aceh jantan; 2) Sapi Aceh dilakukan melalui pemberdayaan kelompok tani, dan pola pemeliharaan dilakukan secara intensif dan semi intensif (dilepas di dalam kandang pelumbaran/mini ranch); dan 3) sistem perkandangan untuk program pembibitan menggunakan kandang kelompok/kumunal (tanpa diikat) atau kandang komunal yang diikat secara individu. Sedangkan untuk penggemukan secara diikat secara individu dalam kandang kelompok/kumunal.
IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PEMBERDAYAAN ANGGOTA PKK DAN KELOMPOKWANITA TANI DESA PANGGUNG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG Riszqina Riszqina; Desi Kurniati Agustina
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 1 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.116 KB)

Abstract

Program IbM bertujuan agar dapat membantu meningkatkan peran anggota tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa Panggung dalam meningkatkan sumberdaya yang ada disekitarnya; meningkatkan keterampilan para kaum perempuan/ wanita tani serta dapat membentuk masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan dapat menciptakan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan IbM di Desa Panggung Kecamatan Sampang terdiri dari 20 orang anggota PKK dan Kelompok Wanita Tani. Kegiatan dilaksanakan dari bulan April hingga Nopember 2016. Metode pelaksanaan program IbM adalah pelatihan dan pendampingan. Sebelum pelaksanaan pelatihan dilakukan pre test dan setalah pelaksanaan pelatihan dilakukan post test. Hasil pelatihan menjadi acuan dalam kegiatan pendampingan. Kegiatanpelatihan yang dilakukan berupa: (1) Pelatihan manajemen kelompok (2) Peningkatan ketrampilan anggota kelompok dalam mengolah limbah pertanian (3) Pengelolaan hasil limbah pertanian. Hasil kegiatan penerapan teknologi pengolahan hasil limbah pertanian, ditunjukkan dengan (a) adanya peningkatan pengetahuan anggota tentang pemanfaatan limbah pertanian yang sangat nyata (b) adanya peningkatan keterampilan anggota mengolah limbah pertanian (c) cukup mampu menghasilkan produk pakan alternatif (fermentasi jerami dan kue sapi). hasil usaha pengolahan limbah pertanian ditandai dengan (a) semakin banyak petani/peternak yang memanfaatkan limbah pertanian (kulit kacang, janggel jagung dan jerami padi) untuk pakan ternak sapi dengan memberikan perlakuan sebelum diberikan kepada sapi (b) kelompok wanita tani cukup mampu mengolah limbah pertanian serta mengemas menjadi kue sapi yang siap jual dan dipasarkan ke masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan iptek bagi masyarakat di desa Panggung yaitu: (1)peserta mulai mengetahui pembukuan kelompok sesuai dengan standar manajemen kelompokpembukuan yang harus dimiliki oleh setiap organisasi (2) peserta sudah bisa memproduksi pakan alternatif sapi dengan berbahan dasar limbah pertanian (3) peserta sudah bisa membuat kue sapi yang telah kemas sehingga mempunyai nilai jual.
MARJIN PEMASARAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR YANG MENGGUNAKAN PAKAN PRODUKSI PABRIK SKALA KECIL DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Irma Susanti; Siti Rohani
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 2 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.253 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat marjin pemasaran yang dicapai oleh setiap saluran pemasaran telur ayam ras petelur di Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang pada bulan Oktober sampai Nopember 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Rangkaian penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap observasi, tahap wawancara dan tahap pelaksanaan penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan analisis marjin pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran telur di Kabupaten Sidenreng Rappang menggunakan tiga saluran pemasaran yaitu : (a) saluran pertama adalah peternak produsen, pedagang pengumpul di desa, pedagang pengumpul kecamatan, pedagang pengumpul kabupaten, pedagang besar, dan pedagang pengecer; (b) saluran kedua adalah peternak produsen, pedagang pengumpul di kecamatan, pedagang pengumpul di kabupaten, dan pedagang besar; (c) saluran ketiga adalah peternak produsen langsung ke pedagang pengecer. Marjin pemasaran terbesar ditemukan pada saluran pemasaran pertama dan terendah pada saluran pemasaran ketiga.
ANALISIS MARGIN TATANIAGA SAPI POTONG DI KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN Yudi Heriyadi
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 8 (2011): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.505 KB)

Abstract

Pemasaran ternak sapi potong menggunakan jalur pemasaran, sehingga produkpeternakan tersebut dapat sampai di tangan konsumen.Jalur pemasaran yang tidak efisien/relatif panjang menyebabkan kerugian baik bagi peternak maupun konsumen, karena konsumennya terbebani dengan beban biaya pemasaran yang berat untuk membayar dengan harga yang tinggi.Sedangkan bagi peternak, perolehan pendapatan menjadi lebih rendah karena harga penjualan yang diterima jauh lebih rendah. Dalam menciptakan sistem pemasaran yang efisien serta menguntungkan baik peternak maupun konsumen, maka peternak harus memilih jalur pemasaran yang pendek Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran , margin pemasaran dan efisiensi pemasaran sapi potong di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan.Objek kajian (populasi) dalam penelitian studi kasus (case study) ini adalah petani-ternak sapi potong 5 orang dengan jumlah kepemilikan ternak 2-3 ekor, blantik 5 orang, jagal 5 orang, pedagang pengumpul besar 5 orang, dan pedagang pasar (pengecer) 5 orang dengan umur rata rata 25-55 tahun dan pengalaman di bidangnya di Kecamatan Pakong sebanyak 30 orang. Sampel dari lembaga pemasaran ditentukan dengan menggunakan teknik snowballs sampling (bola salju). Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di kecamatan Pakong adalah : Petani peternak (produsen) ,Tukang ”tegguk” (istilah Madura), Pedagang pengumpul keliling, Pedagang pengumpul kecil,Pedagang pengumpul sedang, Pedagang pengumpul besar dan Jagal. Sistem jual beli dengan sistem taksasi atau taksiran dengan melihat penampilan sapi, tidak berdasarkan berat badan sapi. Sapi dengan penampilan ”gantheng” harganya lebih mahal.. Saluran pemasaran sapi potong di kecamatan Pakong sangat panjang dan kompleks. Lembaga tataniaga yang telibat sangat banyak tetapi tidak ada satupun lembaga tataniaga yang bertindak sebagai pengimbang. Besaran marjin tataniaga ditentukan oleh besar kecilnya biaya yang dikeluarkan dan resiko yang ditanggung oleh lembaga tataniaga Share biaya dan share keuntungan cukup merata, kecuali share biaya untuk pedagang pengumpul kecil, sehingga pemasaran sapi potong di kecamatan Pakong dapat dikatakan efisien 
ANALISIS PENDAPATAN SAPI KARAPAN DI KECAMATAN PEGANTENAN KABUPATEN PAMEKASAN Selvia Nurlaila; Habib Hasan
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 7, No 2 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v7i2.1589

Abstract

Sapi karapan sebenarnya merupakan pejantan unggul sapi Madura yang memiliki kemampuan lari cepat dan gesit. Sapi karapan tidak selalu berasal dari turunan sapi Karapan, tetapi calonnya sudah tampak sejak sapi masih muda. Performa sapi Karapan, secara umum adalah sama dengan sapi Madura jantan, tubuhnya lebih tinggi, tegap dan panjang serta perototannya berkembang sangat baik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara. Data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui kegiatan observasi di peternakan dan kegiatan wawancara dengan responden menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan untuk mengetahui atau menghitung besarnya pendapatan. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling (sampel yang disengaja) dengan total sampel sebanyak 6 orang peternak Sapi Karapan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah biaya tetap Rp. Rp. 14.675.001; jumlah biaya variabel Rp. 100.430.000; dan jumlah biaya produksi Rp. 115.105.001. Total penerimaan Rp. 125.672.000 dan pendapatan/keuntungan sebesar Rp. 14.116.999. Dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan sapi Karapan di Kecamatan Pagantenan Kabupaten Pamekasan termasuk menguntungkan.
KUE SAPI SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN BAGI SAPI MADURA DI PAMEKASAN Riszqina Riszqina; D.K. Agustina; A.Y. Heryadi
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 7, No 2 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v7i2.1585

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh pemberian kue sapi terhadap pertambahan bobot badan sapi Madura (2) Untuk mengetahui daya simpan Kue Sapi, (3) Untuk mengetahui kandungan nutrisi Kue Sapi. Penelitian dilakukan di Teaching Farm dan Laboratorium Ilmu Dasar Fakultas Pertanian Universitas Madura, Pamekasan meliputi (1) Pengujian pemanfaatan Kue sapi terhadap pertambahan Bobot Badan sapi Madura. Pengujian pemanfaatan Kue sapi terhadap pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi Madura. Materi penelitian ini terdiri dari 6 ekor sapi betina dan dikelompokkan dalam 2 kelompok. Kelompok I diberi pakan berupa rumput gajah dan Kelompok II diberi rumput gajah dan Kue sapi. Pemberian kue sapi pada kelompok II diberikan berdasarkan Kelipatan setiap 50 kg Bobot Badan diberi 1 kue sapi (2) Pengujian terhadap daya simpan Kue sapi (3) Pengujian terhadap nilai nutrisi Kue sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian Kue sapi memberi respon terhadap pertambahan bobot badan harian dalam kisaran 0,09 – 0,77 kg/hari/ekor untuk kelompok yang hanya mendapatkan rumput gajah dengan rata-rata Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) sebesar 0,47 kg/hari/ekor, sedangkan yang mendapat tambahan Kue sapi memberikan pertambahan bobot badan dengan kisaran 0,45 – 1,05 kg/hari/ekor dengan rata-rata PBBH sebesar 0,77 kg/hari/ekor (2) Rata-rata daya simpan kue sapi antar ke dua kelompok ternyata berbeda sangat nyata (P<0,01) yaitu daya simpan kue sapi produsen I selama 5 hari dan produsen II selama 45 hari, (3) Komposisi nutrisi kue sapi hasil produksen II lebih baik dari pada produsen I. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa (1) Kue sapi dapat meningkatkan bobot badan sapi dengan rata-rata PBBH sebesar 0,77 kg sedangkan yang hanya mengkonsumsi rumput gajah memberikan PBBH sebesar 0,47 kg (2) Uji daya simpan menunjukkan bahwa kue sapi produk Produsen II memiliki daya simpan 45 hari sedangkan produk Produsen I memiliki daya simpan 5 hari (3) Kue sapi memiliki kandungan protein kasar antara 9,88 - 12,05%.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH Ade Rizki Ramadhan; Dwi Purnomo; Farida Mardhatilla
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 7, No 2 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v7i2.1590

Abstract

Sapi Perah adalah salah satu ternak penghasil protein hewani yang berupa daging dan susu. Permasalahan yang terjadi pada usaha ternak sapi perah di Indonesia secara umum masih dilakukan secara tradisional dengan skala usaha kecil. Tinggi rendahnya pendapatan usaha peternak sapi perah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah kepemilikan sapi perah, harga jual ternak, jumlah produksi susu, upah tenaga kerja, harga jual susu, harga bahan pakan, faktor obat-obatan serta faktor penjualan kotoran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dan yang paling berpengaruh terhadap pendapatan. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan interview seluruh anggota kelompok tani Maju Rukun yang beranggota 17 peternak. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda dengan uji F dan t, serta pengujian hipotesis. Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor jumlah sapi perah, faktor harga jual ternak, faktor upah tenaga kerja, faktor harga susu, faktor harga pakan, dan faktor harga obat obatan, berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan.