cover
Contact Name
Abd Kholiq
Contact Email
kholiq@unesa.ac.id
Phone
+6285731570404
Journal Mail Official
jifi@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Gedung C3 Lantai 1 Jl Ketintang, Surabaya 60321, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inovasi Fisika Indonesia (IFI)
ISSN : 23024216     EISSN : 28301765     DOI : https://doi.org/10.26740/ifi
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia(IFI) is a peer-reviewed journal, ISSN: 2302-4216, which is managed and published by the Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA). This journal is accessible to all readers and covers developments and research in physics (Materials Physics, Earth Physics and Instrumentation Physics).
Articles 347 Documents
ESTIMASI MAGNITUDO GEMPABUMI LOKAL DENGAN MEMANFAATKAN PERIODE DOMINAN GELOMBANG P DI PROVINSI MALUKU UTARA MUHAMMAD Budi BUDI HARTONO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.502 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v1n1.p%p

Abstract

Dalam upaya mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh gempabumi khususnya di wilayah Provinsi Maluku Utara, tindakan pencegahan perlu dilakukan. Hal inilah yang membuat perlu adanya penelitian yang bertujuan untuk mengestimasi magnitudo gempabumi lokal secara cepat dengan memanfaatkan periodedominan gelombang P. Dalampenelitian ini digunakan data gempa lokal yang diperoleh dari WebDC, dengan 62 kejadian gempabumi, setiap kejadian gempabumi dicatat oleh beberapa stasiun yang berbeda sehingga diperoleh nilai periode dominan dari setiap kejadian gempabumi ,kemudian periode dominan di ambil rata-rata dari setiap kejadian gempabumi. Hasil dari rata-rata periode dominan dicari logaritma kemudian dikorelasiakan dengan nilai magnitudo katalog dari tiap kejadian gempabumi dengan bantuan grafik regresi linier. Dari hasil penelitian ini didapatkan rumus empiris hubungan antara log Td dengan magnitudo gempabumi lokal di Provinsi Maluku Utaradengan metode  korelasi linier yaitu MTd = 4,443 + 9,434 log Td, dan diperoleh koefisien korelasi sebesar 70,7% .
ESTIMASI MODEL KECEPATAN LOKAL 1-D DI PULAU FLORES MENGGUNAKAN METODE INVERSI WAKTU KEDATANGAN GELOMBANG P DAN S Ika Tri Lestari
Inovasi Fisika Indonesia Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.177 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v1n1.p%p

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang estimasi model kecepatan lokal 1-D di Pulau Flores menggunakan metode inversi waktu kedatangan gelombang P dan S. Dengan tujuan untuk mengestimasi model kecepatan lokal 1-D di Pulau Flores dengan menggunakan metode Inversi Waktu Kedatangan Gelombang P dan S dan untuk mengestimasi kedalaman dan kecepatan pada masing-masing lapisan Conrad dan Moho. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari catalog WebDC http://www.WebDC.eu/arclink/query?sesskey=e18d507e), dengan batas wilayah -8.97o LS s/d -8.19o LS dan 119.34o BT s/d 123.9o BT dari tahun 2006 - 2012, dan data yang direkam ada 30 event dan 10 stasiun seismik yang terletak di Pulau Flores. Berdasarkan data yang telah kita peroleh dari penelitian, kemudian kita lakukan proses picking fase waktu kedatangan gelombang P dan S dengan menggunakan software SeisGram2K60 dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software HypoGA_CG2010. Hasil yang diperoleh adalah kecepatan dan kedalaman gelombang P dan S yang terdapat pada lapisan Conrad dan Moho. Model kecepatan lokal gelombang P dan S mempunyai kedalaman yang sama pada lapisan conrad dan moho yang besarnya secara berturut-turut adalah 0,000 km - 20,250 km dan 20,250 km - 37,400 km. Sedangkan besar kecepatan kedua model berbeda. Model kecepatan gelombang P dan S, pada lapisan conrad berturut-turut sebesar (6,115 ± 0,248) km/s dan (3,557 ± 0,201) km/s, sedangkan pada lapisan moho sebesar (7,003 ± 0,232) km/s dan  (4,065 ± 0,172) km/s. Perbandingan kecepatan antara gelombang P dan S sebesar (1,721 ± 0,054) km/s dan rms yang didapatkan sebesar 0,001. Dari hasil tersebut terlihat bahwa tiap lapisan kecepatannya berbeda dan semakin kedalam kecepatannya semakin besar karena kerapatannya juga besar. Di samping itu, dengan nilai rms yang dihasilkan kecil maka model kecepatan yang didapatkan dari penelitian ini mempunyai taraf ketelitian yang lebih besar.
PENENTUAN MODEL KECEPATAN LOKAL 1-D GELOMBANG P DAN S SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN DI WILAYAH SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN METODE INVERSI ALGORITMA GENETIKA APRILLIA Dwi DWI ARDIANTI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.425 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v1n1.p%p

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan Model Kecepatan Lokal 1-D Gelombang P dan S sebagai fungsi kedalaman di wilayah Sumatera Barat dengan menggunakan Metode Algoritma Genetika. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model kecepatan 1-D gelombang P dan S sebagai fungsi kedalaman pada masing-masing lapisan Conrad dan Moho. Dalam penelitian ini digunakan data dari katalog WebDC pada tanggal 1 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2010. Dengan batas wilayah 1,20 oLS – 3,50oLS dan 98,10oBT – 102,10oBT, dan banyaknya data yang terekam 30 event yang direkam oleh 12 stasiun seismik yang berada di Sumatera Barat dengan jarak antara tempat kejadian gempa dengan stasiun tidak melebihi 800 km. Adapun metode penelitiannya adalah sebagai berikut. Data yang diperoleh dari katalog webDC dalam bentuk miniseed dirubah ke dalam bentuk SAC menggunakan software Win32openSSL1.0.1. dan mseed2sac-1.7. Kemudian data berbentuk SAC ini di picking menggunakan Seisgram2K V6.0.0x02(BETA) dan diperoleh hasil waktu tiba gelombang P dan S serta stasiun yang merekam gempa. Setelah itu data-data ini dimasukkan dalam program Hypo71 sehingga diperoleh hasil kecepatan dan kedalaman gelombang P dan S pada masing-masing batas Conrad dan Moho. Model kecepatan gelombang P dan S pada batas Conrad yaitu pada kedalaman 19,650 km secara berturut-turut, gelombang P mempunyai kecepatan mulai dari (6,120 ± 0,285) km/s sampai (6,937 ± 0,299) km/s, sedangkan gelombang S mempunyai kecepatan mulai dari (3,535 ± 0,182) km/s sampai (4,007 ± 0,186) km/s. Dan pada batas Moho yaitu pada kedalaman 45,030 km, gelombang P mempunyai kecepatan mulai (6,937 ± 0,299) km/s sampai (8,200 ± 0,178) km/s, sedangkan gelombang S mempunyai kecepatan mulai dari (4,007 ± 0,186) km/s sampai (4,737 ± 0,135) km/s. Perbandingan kecepatan antara Gelombang P dan S sebesar (1,735±0,045) km/s dan nilai rms (root mean squared) terkecil yang didapatkan sebesar 0,001. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan pada setiap lapisan berbeda, semakin kedalam kecepatannya semakin besar karena kerapatannya juga besar. Selain itu dengan nilai rms yang dihasilkan kecil maka model kecepatan yang didapatkan dari penelitian ini mempunyai taraf ketelitian yang cukup besar.
ESTIMASI MODEL KECEPATAN LOKAL GELOMBANG P DAN S 1-D DI WILAYAH PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE INVERSI ALGORITMA GENETIKA DEVI PURWATININGSIH
Inovasi Fisika Indonesia Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.943 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v1n1.p%p

Abstract

Telah di lakukan penelitian yang berjudul “Estimasi Model Kecepatan Lokal Gelombang P dan S 1-D di Wilayah Papua Barat Menggunakan Metode Inversi Algoritma Genetika” yang bertujuan untuk mengestimasi model kecepatan lokal gelombang P dan S di wilayah Papua Barat dan mengestimasi kecepatan dan kedalaman pada masing-masing lapisan Conrad dan Moho di wilayah Papua Barat sehingga dapat digunakan sebagai mitigasi bencana gempa bumi. Pada metode penelitian ini data di ambil dari catalog WebDC mulai tangal 1 Januari 2008 sampai tanggal 31 Desember 2011 dengan batas wilayah -2.350LS-0.030LS dan 129.70BT-134.30BT serta data yang terekam ada 30 event. Data tersebut direkam oleh 10 statiun seismik yaitu FAKI, BAKI, SWI, KMPI, RKPI, MWPI, AAI, BNDI, MSAI, dan SRPI. Selanjutnya data di picking terlebih dahulu menggunakan software Seisgram2K60_20111209 untuk mencari waktu tiba gelombang P dan waktu tiba gelombang S kemudian di analisis menggunakan software HypoGA dengan memasukkan nama statiun, waktu tiba gelombang P, waktu tiba gelombang S, latitude dan longitude. Dari data diperoleh hasil pada lapisan Conrad mempunyai kecepatan gelombang P sebesar (6,145±0,272) km/s dan kecepatan gelombang S sebesar (3,545±0,192) km/s pada kedalaman 0,000km sampai kedalaman 17,400km, sedangkan pada lapisan Moho mempunyai kecepatan gelomabang P sebesar (7,024±0,295) km/s dan kecepatan gelombang S sebesar (4,053±0,243) km/s pada kedalaman 17,400km sampai kedalaman 38,100km. Perbandingan kecepatan antara gelombang primer dan gelombang sekunder sebesar (1,735±0,050) km/s. Model kecepatan gelombang yang dihasilkan mempunyai nilai rms yang kecil yaitu sebesar 0,001 maka model kecepatan yang didapatkan dari penelitian ini mempunyai taraf ketelitian yang cukup besar. Dari data yang dihasilkan terlihat bahwa tiap lapisan semakin kedalam kecepatan semakin besar karena kerapatan juga besar.
KORELASI MAGNITUDO GEMPA BUMI LOKAL DENGAN PERIODE DOMINAN GELOMBANG P UNTUK PERINGATAN DINI TSUNAMI DEWI HERAWATI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.55 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v1n1.p%p

Abstract

Provinsi Sumatra Barat merupakan daerah yang tergolong berpotensi tinggi terhadap bencana gempabumi disebabkan letaknya di pantai barat Sumatra yang secara tektonik berada berdekatan dengan zona subduksi (subduction zone) dan terdapat sesar Semangko. Telah diketahui gempabumi merupakan fenomena alam yang dapat terjadi sewaktu waktu dan menimbulkan banyak kerugian.Dalam upaya mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh gempa bumi maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan menentukan rumus empiris korelasi antara magnitudo gempabumi lokal dengan periode dominan gelombang P di wilayah Sumatra Barat. Dalam penelitian ini digunakan 63 data kejadian gempabumi lokal di Sumatra Barat yang diperoleh dari webDC,setiap kejadian gempa dicatat oleh beberapa stasiun yang berbeda sehingga kita mendapatkan beberapa Td dari setiap kejadian gempabumi,kemudian Td tersebut diambil rata-rata dari setiap kejadian gempabumi. Hasil dari rata-rata periode dominan dicari logaritmanya kemudian dibandingkan dengan nilai magnitudo dari setiap kejadian gempabumi melalui grafik. Dari hasil penelitian ini didapatkan rumus empiris korelasi antara logaritma periode dominan dengan magnitudo gempabumi lokal di Provinsi Sumatra Barat yaitu Magnitudo = 4,009 + 14,903 Log Td dengan didapatkan koefisien korelasi sebesar 73,1 %. Hasil ini menunjukan bahwa data yang digunakan layak untuk penelitian dan untuk penerapan rumus estimasi magnitudo ini hanya berlaku untuk wilayah Sumatra Barat.
SIMULASI KARAKTERISTIK DIODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0 NUZULUL ISTICHOROH
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.907 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n1.p%p

Abstract

Abstrak Karakteristik dioda sangat penting untuk diketahui sebagai salah satu bagian dari perangkat elektronika. Dengan memahami karakteristik suatu komponen tersebut diharapkan tidak akan terjadi kesalahan dalam aplikasinya pada suatu rangkaian listrik. Dioda sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik. Oleh karena itu, dengan mengetahui karakteristik dioda, berarti nantinya dapat memperkirakan tegangan minimum yang dapat dilalui oleh dioda sehingga arus dapat mengalir melaluinya dan dapat menghasilkan tegangan searah. Untuk dapat menentukan karakteristik dioda dapat dilakukan dengan melakukan percobaan elektronika menggunakan suatu rangkaian listrik. Tetapi pada penelitian ini akan dibuat suatu simulasi tentang karakteristik dioda yang diharapkan dapat mempermudah penentuan karakteristik dioda dibandingkan dengan melakukan praktikum dengan menggunakan rangkaian listrik. Pada penelitian ini telah dibuat suatu simulasi yang dapat digunakan untuk menentukan nilai karakteristik dioda yang dapat digunakan sebagai media pengganti praktikum dengan judul yang sama. Simulasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 yang hasilnya telah disesuaikan dengan teori. Dari hasil pembuatan simulasi dapat diperoleh grafik karakteristik dioda untuk dioda jenis germanium dan silikon. Pada grafik simulasi ini didapatkan nilai tegangan dioda yang merupakan karakteristik dioda. Nilai karakteristik untuk dioda germanium adalah sebesar 0,3 volt dan untuk dioda silikon sebesar 0,7 volt. Kata Kunci: karakteristik dioda, dioda germanium, dioda silikon.   Abstract Diode characteristics is very important to be knowed as a part of the electronic device. By understanding the characteristics of a component is expected will not to be in error in its application to the electrical circuit. The diode itself is an electronic component that produces direct voltage of an alternating voltage. Therefore, by knowing the characteristics of the diode, means will be able to estimate the minimum voltage that can be passed by the diode so that current can flow through it and can generate direct voltage. In order to determine the characteristics of the diode can be done by performing experiments using an electronic circuit. But in this research will be made of a simulation of the characteristics of a diode that is expected to facilitate the determination of the characteristics of diode compared to doing the lab by using the electrical circuit. In this research, has created a simulation that can be used to determine the characteristics of diode that can be used as a replacement for the media lab with the same title. The simulation was created using Delphi 7.0 programming language that has been adapted to the theoretical results. From the simulation results obtained graph creation diode characteristics for the type germanium and silicon diodes. In this simulation graphs obtained values ​​of diode voltage which are the characteristics of the diode. Characteristics values ​​for germanium diode is 0.3 Volt and 0.7 Volt for silicon diode. Keywords: characteristic of the diode, germanium diode, silicon diode.
Simulasi Gerak Peluru Yang Dipengaruhi Gaya Hambat Udara Beserta Analisisnya Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0 SUCI Rina RINA SARI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1188.104 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n1.p%p

Abstract

Abstrak Dalam dunia fisika banyak hal yang belum bisa diamati. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat dan tempat untuk mengamatinya seperti gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara. Dengan keterbatasan itu maka dibuat simulai dengan software delphi 7.0. Simulasi ini tidak hanya menampilkan gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambta udara tetapi juga menampilkan gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara. Hal ini dimaksudkan, gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara digunakan sebagai acuan analisis pada gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara. Dengan simulasi ini diharapkan dapat mengamati perubahan gerak peluru terhadap bidang xy. Simulasi ini dibuat seefisien mungkin dengan memasukkan variabel-variabel seperti kecepatan awal, grafik, sudut, serta  koefisien hambatan dan massa kemudian menjalankannya. Dan akan dihasilkan grafik perubahan gerak peluru terhadap bidang xy. Dari hasil percobaan diperoleh simulasi gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara dengan trayektori parabola utuh, sedangkan pada gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara diperoleh trayektori parabola yang lebih kecil hal ini dikarenakan adanya pengaruh faktor gaya hambat udara. Kata Kunci: gerak peluru, metode numerik, gaya hambat udara.   Abstract In physics the world a lot of thing who can't yet be observed. It because of tool and place limitation to observe it as stirred as shot which regarded by air constraining style. With that limitation therefore made by simulai with Delphi software 7.0. This simulation not only feature styled unaffecting shot power hambta airs but also feature shot power that is regarded inspires to constrain air. It is meant, styled unaffecting shot power constraining air being utilized as analisis's basis on stirred shot which regarded by air constraining style. With this simulation is expected gets to observe changing shot power to xy's area. This simulation is made as efficient as maybe with insert variables as speed of startups, graph, corner of, and interference and mass coefficient then carries on it. And will result stirred change graph shot to xy's area. Of attempt result gotten by unaffecting shot power simulation styled constraining air with trayektori whole parabola, meanwhile on shot power that is regarded inspires to constrain trayektori's acquired air smaller parabola it because of marks sense factor influence inspire to constrain air. Keywords: shot power, numerik's method, air constraining style.
IMPLEMENTASI RANGKAIAN RLC DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 WENI Setia SETIA MURJANNAH
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.955 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n1.p%p

Abstract

Abstrak Rangkaian RLC memiliki persamaan differensial derajat kedua  dan membutuhkan prosedur yang panjang jika dikerjakan secara analitik. Sehingga dilakukan penelitian berbasis komputer dengan metode numerik untuk mempermudahnya. Metode numerik yang dipilih yaitu metode runge kutta orde 4 dengan alasan tidak perlu mencari turunan fungsi terlebih dahulu sehingga lebih mudah serta lebih akurat dengan iterasi yang relatif kecil.  Visualisasinya menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan rangkaian RLC dengan metode numerik Runge Kutta orde 4 dan mempermudah analisis rangkaian RLC terhubung secara seri dan paralel serta menganalisis grafik waktu terhadap tanggapan alaminya. Metodenya dengan study literature , penyelesaian secara analitik dan numerik, membuat diagram alir dan merancang program, menyelesaikan dan mengoreksi program, pengambilan data. Penelitian ini dilakukan pada rangkaian RLC tanpa sumber yang memiliki tanggapan alami. Tanggapan alami terjadi karena adanya penyimpanan muatan di kapasitor dan penyimpanan energi di induktor. Penelitian ini memanipulasi nilai R pada keadaan awal rangkaian. Dari data dan grafik tanggapan alami diperoleh hubungan R dan a yang dapat menentukan jenis redaman rangkaian karena jenis redaman akan berubah sesuai dengan perbandingan a dan ω0. Pada rangkaian RLC seri, penambahan R mengakibatkan peningkatan a. Peningkatan a menurunkan derajat osilatoris dan magnitudo maksimum. Dimana sifat osilatoris tanggapan semakin terlihat seiring dengan mengecilnya nilai a. Pada rangkaian paralel, penambahan R mengakibatkan penurunan a. Penurunan a  meningkatkan derajat osilatoris dan magnitudo maksimum. Sifat osilatoris kedua rangkaian ini semakin terlihat saat keadaan kurang-teredam dengan a yang semakin kecil. Keadaan teredam-kritis merupakan suatu keadaan transisi dari teredam-berlebih ke kurang-teredam atau sebaliknya. Dan pada keadaan teredam-berlebih, tanggapan alami akan semakin cepat meluruh pada nilai S1 dan S2 yang kecil. Kata Kunci: tanggapan alami, Runge Kutta orde-4, osilatoris.   Abstract RLC circuit has a second degree differential equation and requires lengthy procedures if done analytically. So the research of computer-based numerical methods had be done to make it easier. Numerical method that is chosen is the Runge Kutta 4 with reasons not need to find the derivative function first so it is easier and more accurate with a relatively small iterations. This visualization use Borland Delphi 7. The aims of this research is to implement the RLC circuit with numerical method Runge Kutta 4, and facilitate analysis RLC circuit connected in series and parallel and analyzed the time of graph to the natural response. The method of this research is study literature, solve analytically and numerically, make flow charts and design the program, complete and correct the program, take the data. The research was conducted at RLC circuit without a source that has a natural response. Natural response happen because of capacity storage in capacitor and energy storage in inductor. This research manipulates the value of R at the first condition of the circuit. From the data and graph of natural response is obtained relationship between R and α thar can determine the damping type of circuit because the damping type will change  according to the ratio of a and ω0. In the series RLC circuit, the addition of R resulted an increase  of a. Increase α  degrade osilatoris and maximum magnitude. Where the nature of osilatoris the response increasingly seen as the diminution of the a value. In a parallel circuit, the addition of R resulted a decrease of a.  Decrease a increasing degrees osilatoris and maximum magnitude. Osilatoris nature of the two sets is increasingly seen as a less-damped with α smaller. Critical-damped is a condition of transition from over-damped to less-damped or otherwise. And on the condition of the over-damped, natural response will be more rapid decay in the value of S1 and S2 are small. Keywords: natural response, Runge Kutta 4, osilatoris.
Pengaruh Suhu Pack Cementation pada Proses Pelapisan NiCoCrAl Terhadap Ketahanan Oksidasi Baja Karbon LENI LUTFIATI; Eni Sugiarti; Kemas A Zaini T
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1446.811 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n1.p%p

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Suhu Pack Cementation Pada Proses Pelapisan NiCoCrAl Terhadap Ketahanan Oksidasi Baja Karbon”. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan hasil deposisi lapisan NiCoCrAl dengan variasi pack cementation 800, 900 & 1000oC pada substrat baja  karbon, struktur mikro lapisan NiCoCrAl yang terbentuk  sebelum & sesudah oksidasi, kemudian mendeskripsikan laju oksidasi FeNiCoCrAl pada temperatur 800oC. Sampel yang dibuat divariasi suhu deposisinya yakni suhu pack cementation mulai dari 800, 900 dan 1000oC. Pack cementation dipanaskan didalam furnace yang mengandung gas inert (Ar) dengan masing-masing variasi temperature 800, 900 dan 1000oC selama 10 jam untuk deposisi Cr, dan 20 menit untuk deposisi Al. Kemudian masing-masing sampel yang terbentuk yakni FeNiCoCrAl 800, 900 dan 1000oC diuji oksidasi untuk mengetahui lapisan mana yang lebih tahan terhadap oksidasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dengan menaikkan suhu pack cementation terjadi difusi Al yang semakin dalam sehingga menhasilkan ketebalan lapisan yang berbeda-beda dari sampel FeNiCoCrAl 800, 900 & 1000oC, dimana ketebalan masing-masing sebesar 3,7µm, 140,6µm dan 385,1µm. Hasil uji mikrostruktur dengan menggunakan SEM-EDS menunjukkan perbedaan suhu pack cementation mengakibatkan perbedaan komposisi kimia lapisan. Ketahanan oksidasi terbaik ditunjukkan oleh sampel FeNiCoCrAl 800oC, dengan laju oksidasi yang rendah serta kurva oksidasi yang parabolik dan bersifat protektif. Kata Kunci: Baja Karbon, Pack Cementation,lapisan NiCoCrAl, Oksidasi. Abstract Research has been done entitled "The Effect of Pack Cementation Temperature on the Coating of NiCoCrAl Processes Against the carbon Steel Oxidation Resistance". The purpose of this study was to compare the results of variation layer deposition NiCoCrAl pack cementation at 800, 900 and 1000oC on substrat carbon steel. NiCoCrAl coating microstructure formed before and after oxidation, and then describe the rate of oxidation FeNiCoCrAl at temperatures of 800oC. Samples were made ​​varied the deposition temperature pack cementation temperature ranging from 800, 900 and 1000oC. Pack cementation is heated in the furnace containing an inert gas (Ar) with each variation of temperature of 800, 900 and 1000oC for 10 hours for the deposition of Cr, and 20 minutes for the deposition of Al. Then each sample that formed the FeNiCoCrAl 800, 900 and 1000oC oxidation tested to determine which layer is more resistant to oxidation.Research results show that with increasing temperature pack cementation diffusion of Al deeper so that resulted in the thickness of the different layers of the sample FeNiCoCrAl 800, 900 and 1000oC, where the thickness of each of 3.7 μm, 140.6 μm and 385.1 μm. Best oxidation resistance obtained from FeNiCoCrAl 800oC, with a slow rate of oxidation and oxidation parabolic curve and protective. Keywords : Carbon steel, pack cementation, NiCoCrAl layer, oxidation.
RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU SOLDER OVEN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 IBNU HASYIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.273 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n1.p%p

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian rancang bangun pengontrol suhu solder oven berbasis mikrokontroler Atmega16 dengan sensor LM35DZ sebagai penyolder IC. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat solder oven mengunakan mikrokontroler Atmega16 dan mempermudah pemasangan IC hand phone. Penelitian ini sengaja dibuat karena adanya  kesulitan untuk  pemasangan atau melepaskan IC hand phone dari PCB  mengunakan solder uap. Selain itu penelitian ini mengunakan mikrokontroler karena harganya lebih murah, mudah digunakan dan banyak ditemukan dipasaran. Untuk melepaskan IC hand phone Solder oven berbasis mikrokontroler ATMega16 membutuhkan waktu 5 menit dengan suhu 170 0C. Sedangkan untuk pemasangan membutuhkan waktu 5 menit dengan suhu 160 0C. Suhu yang dikontrol mikrokontroler ATMega 16 1200C-1800C. Sedangkan data yang diperoleh dari perbandingan nilai suhu yang dikontrol pada solder oven dengan nilai suhu pada solder oven didapatkan persamaan y= 1,028x – 4,714 dan nilai koefisien determinasi R2= 0,998

Page 1 of 35 | Total Record : 347