cover
Contact Name
Media Pustakawan
Contact Email
media.pustakawan@gmail.com
Phone
+6287876564261
Journal Mail Official
media.pustakawan@gmail.com
Editorial Address
Jalan Salemba Raya No.28 A, Pusat Pembinaan Pustakawan
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Media Pustakawan
Published by Perpustakaan Nasional
ISSN : 08529248     EISSN : 26853396     DOI : https://doi.org/10.37014/medpus
Core Subject : Science,
Jurnal Media Pustakawan merupakan terbitan Perpustakaan Nasional, Pusat Pembinaa Pustakawan(Pusat Pembinaan Pustakawan) yang berfokus pada bidang ilmu perpustakaan dan informasi khususnya yang berhubungan dengan pengembangan kepustakawanan . Artikel Jurnal yang diterbitkan merupakan hasil kajian atau penelitian yang dapat bersumber dari studi literatur, studi lapangan, eksperimen, dan implementasi dari konsep, teori & model di bidang kepustakawanan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 365 Documents
Menyoal Hakekat Keberadaan Perpustakaan dan Pustakawan dalam Masyarakat Serta Apresiasi Terhadapnya Kenyataan Masa Lalu dan Harapan Masa Depan A.C Sungkana Hadi
Media Pustakawan Vol 21, No 1 (2014): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5631.242 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v21i1.779

Abstract

Dalam kerangka dan perspektif keindonesiaan, keberadaan perpustakaan dalam masyarakat merupakan salah satu prasarana pendukung tercapainya salah satu tujuan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan bangsa yang cerdas hanya dapat diwujudkan apabila setiap warga negara senantiasa belajar sepanjang hayatnya sehingga berkembang suatu masyarakaat pembelajar (learning society), yang berdasar pada prinsip belajar seumur hidup (life long learning). Untuk melaksanakan prinsip tersebut diperlukan sarana pembelajaran yang senantiasa tersedia di tengah-tengah masyarakat, sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap warga negara dengan mudah kapan saja mereka membutuhkan. Sarana pembelajaran itu tiada lain adalah perpustakaan, terutama perpustakaan umum, yang menurut amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 harus dibangun dan dikembangkan bersama oleh Pemerintah dan masyarakat. Selain perpustakaan umum, banyak perpustakaan lain yang juga harus dibangun dan dikembangkan, termasuk perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi serta perpustakaan khusus. Sementara itu, berbicara tentang pembangunan dan pengembangan perpustakaan berarti pula berbicara tentang penyediaan dan pengembangan pustakawan sebagai tenaga profesional pengelola perpustakaan, sekaligus tenaga profesional dalam pemasyarakatan dan pengembangan minat baca dan minat serta motivasi belajar sepanjang hayat. Berpangkal pada data statistik, dapat diketahui dan diperhitungkan secara garis besar kebutuhan tenaga pustakawan di seluruh Indonesia. Kebutuhan sebesar itu harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan formal bidang perpustakaan. Maka pengadaan dan pengembangan lembaga pendidikan formal bidang perpustakaan merupakan salah satu tantangan besar yang harus mendapat perhatian bersama dari Pemerintah dan masyarakat, disamping juga tantangan dalam pengembangan minat baca. Penerbitan Surat Penugasan kepada Universitas Cenderawasih (UNCEN) Jayapura untuk menyelenggarakan Program S-1 Ilmu Perpustakaan kiranya merupakan salah satu jawaban atas tantangan tersebut, khususnya untuk Pemerintah Daerah dan masyarakat di Papua.
Pengertian Pustakawan Menurut Perundang-Undangan Indonesia Serta Berbagai Dampaknya Sulistyo Basuki
Media Pustakawan Vol 16, No 1&2 (2009): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.892 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v16i1&2.909

Abstract

Keberadaan Undang-Undang Nomor. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan diperkirakan akan berdampak luas terhadap pustakawan, lebih-lebih bila sudah terbit Peraturan Pemerintah tentang syarat pustakawan. Karangan ini menguraikan dampak syarat pustakawan berdasarkan produk perundangundangan yang menyatakan bahwa syarat pustakawan adalah sedikit-dikitnya bergelar sarjana atau Diploma 4 ilmu perpustakaan dan informasi. Bila rancangan Peraturan Pemerintah yang sedang digodog jadi diterima dan diundangkan dengan memuat ketentuan tentang pustakawan dengan syarat minimum Sarjana atau Diploma 4 ilmu perpustakaan dan informasi, maka akan timbul berbagai dampak baik terhadap IPI, Pendidikan penyetaraan, asosiasi berdasarkan kesamaan profesi, program diploma, dan perubahan pustakawan fungsional.Bila RPP jadi diundangkan yang mensyaratkan pustakawan adalah sarjana atau Diploma 4 ilmu perpustakaan dan informasi, maka diperkirakan akan timbul kegoncangan karena syarat yang dianggap berat itu. Dengan demikian diperlukan waktu transisi sekitar 3 s.d. 5 tahun sebelum dilaksanakan sepenuhnya. Program penyetaraan 628 jam sudah waktunya dihapus karena menimbulkan kejengkelan di kalangan pustakawan bergelar sarjana atau Diploma III bidang perpustakaan, adanya tentangan dari lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi, sudah tersedia lebih dari 10 lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi untuk tahap sarjana serta 4 lembaga penyelenggara program pascasarjana. Program penyetaraan sudah berlangsung hampir 20 tahun sehingga sudah waktunya ditutup. Pusdiklat yang ada di Perpustakaan Nasional RI maupun di provinsi sebaiknya diarahkan ke pelatihan peningkatan ketrampilan atau keahlian, atau kursus penyegaran berkala.
Peran Iklan melalui Radio terhadap Kunjungan dan Kegemaran Membaca di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Rahmah Fajria
Media Pustakawan Vol 24, No 1 (2017): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.797 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v24i1.169

Abstract

Iklan yang efektif harus didukung oleh pesan yang disampaikan, agar maksud dan tujuannya sebagai penyampaian informasi kepada khalayak dapat tercapai. Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota melakukan promosi untuk meningkatkan kunjungan pemustaka ke perpustakaan serta meningkatkan kegemaran membaca di Kabupaten Lima Puluh Kota. Metode penulisan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan pengumpulan data sesuai dengan tugas yang penulis laksanakan. Hasilnya dapat disimpulkan, media yang dipilih dalam mempromosikan perpustakaan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai, promosi yang dilaksanakan harus sesuai dengan sasaran, dan yang terpenting harus memiliki dukungan dana. Sehingga tujuan dapat tercapai, gemar membaca semakin meningkat, begitu juga dengan kunjungan ke perpustakaan semakin meningkat.Iklan yang efektif harus didukung oleh pesan yang disampaikan, agar maksud dan tujuannya sebagai penyampaian informasi kepada khalayak dapat tercapai. Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota melakukan promosi untuk meningkatkan kunjungan pemustaka ke perpustakaan serta meningkatkan kegemaran membaca di Kabupaten Lima Puluh Kota. Metode penulisan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan pengumpulan data sesuai dengan tugas yang penulis laksanakan. Hasilnya dapat disimpulkan, media yang dipilih dalam mempromosikan perpustakaan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai, promosi yang dilaksanakan harus sesuai dengan sasaran, dan yang terpenting harus memiliki dukungan dana. Sehingga tujuan dapat tercapai, gemar membaca semakin meningkat, begitu juga dengan kunjungan ke perpustakaan semakin meningkat.
Entrepreneurship Pustakawan di Era Persaingan Global Rinawati Rinawati
Media Pustakawan Vol 18, No 2 (2011): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.643 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v18i2.811

Abstract

AbstrakPengaruh dunia cyber yang memanjakan pengguna informasi menuntut kemampuan  merubah paradigma kepustakawanan, dengan semboyan berikan layanan pengguna dengan informasi yang tepat pustakawan harus berani melakukan insiatif dan aksi hingga terbentuk jiwa entrepreneurship. Nilai bisnis kepustakawanan sebagai usaha mendapatkan peluang dan tantangan baru pada bisnis jasa informasi dengan kenyakinan dan komitmen sebagai wujud keikutsertaan pustakawan pada persaingan global
Peningkatan Kompentensi Pustakawan dengan Penelitian Sukirno Sukirno
Media Pustakawan Vol 20, No 3 (2013): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.706 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v20i3.944

Abstract

Profesi pustakawan direduksi hanya menjadi kegiatan teknis menerima, menyimpan, dan menjaga buku. Akibatnya apresiasi dan kiprah pustakawan belum mendapatkan pengakuan. Profesi pustakawan di Indonesia sudah berjalan cukup lama dan telah diakui oleh pemerintah sebagai tenaga fungsional. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Kompetensi pustakawan mencakup dua aspek, (1) kompetensi personal, (2) kompetensi profesional. Kompetensi profesional, terkait dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber informasi, teknologi, manajemen, penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi. Kompetensi penelitian bagi pustakawan merupakan sesuatu yang penting agar profesionalisme pustakawan tidak direduksi hanya menjadi kegiatan teknis. Manfaat yang diperoleh pustakawan sebagai peneliti antara lain; (1) pengembangan keilmuan di bidang perpustakaan, (2) melatih dasar pengambilan keputusan, (3) membangun cara berfikir kritis pustakawan. Untuk itu, agar pustakawan dapat melakukan penelitian kebijakan di bidang dana merupakan dukunganan penting bagi pustakawan dalam melakukan penelitian. Pustakawan sebaiknya membentuk komunitas atau kelompok peneliti pustakawan sebagai sarana untuk diskusi atau berbagi pengalaman dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian.
Analisis Gaya Kepemimpinan menggunakan Theory Behavioral Leadership di Perpustakaan ICBC Yogyakarta Nurrohmah Hidayah; Fitriana Tjiptasari; Jamzanah Wahyu
Media Pustakawan Vol 25, No 4 (2018): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.27 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v25i4.201

Abstract

Abstrak Di sebuah organisasi pasti akan ditemukan seseorang yang dianggap lebih berperan daripada yang lain, yang kemudian ditunjuk sebagai pemimpin. Pemimpin sebuah organisasi diharapkan memiliki kemampuan kepemimpinan, yang menunjukkan keahliannya dalam memimpin organisasi. Seorang pemimpin di perpustakaan membutuhkan keterampilan dalam pengelolaan perpustakaan dan kepemimpinan pada umumnya untuk menciptakan suasana kerja yang baik dan mendorong staf perpustakaan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna. Demikian pula dengan Perpustakaan ICBC. Perpustakaan ini mempunyai seorang kepala Perpustakaan. Sejak tahun 2007 sampai sekarang, telah berganti dari Laila N ke Edward Theodorus. Kajian ini berupaya untuk mengetahui kepemimpinan kepala perpustakaan di ICBC yang berhubungan dengan jalannya organisasi perpustakaan, dari layanan sampai pada pengembangan sumber daya manusia yang ada di perpustakaan. Dalam kajian ini, penulis melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan, wawancara dan analisis dokumen. Ditemukan bahwa kepala perpustakaan memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis, pemimpin yang melibatkan staf dalam pengambilan keputusan. Dari hasil analisis mengunakan teori behavioral leadership dapat disimpulkan bahwa perpustakaaan LCBC Analisis gaya kepemimpinan dalam Teori Behavioral Leadership ini menggunakan lima dimensi. Kelima dimensi tersebut merupakan karakteristik dari gaya kepemimpinan dalam teori perilaku, yaitu pemenuhan kebutuhan pustakawan, keterlibatan dengan karyawan, komunikasi dengan karyawan, power dalam reward dan pengambilan keputusan.
Pemanfaatan Facebook dalam Promosi UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Mutia Watul Wardah
Media Pustakawan Vol 23, No 2 (2016): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6328.346 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v23i2.850

Abstract

Pandangan masyarakat terhadap perpustakaan dapat dipastikan berbeda antara satu sama lainnya. Ada perspektif masyarakat bahwa perpustakaan merupakan tempat penyimpanan buku saja, bahkan perpustakaan adalah gudang buku. Sebagian perspektif masyarakat bahwa perpustakaan bukan hanya sekedar buku saja. Seiring dengan kebutuhan pengguna perpustakaan, perkembangan zaman dan teknologi informasi menuntut pustakawan untuk dapat menjawab tantangan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan perpustakaan untuk mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat melalui media sosial facebook. Facebook dinilai sangatlah efektif dalam promosi perpustakaan. Salah satu perpustakaan yang memanfaatkan facebook dalam promosinya adalah UPT Perpustakaan Univesitas Syiah Kuala. Pemanfaatan facebook yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala adalah dengan mempromosikan akreditasi A yang diperoleh dengan memanfaatkan facebook sebagai bagian dari promosi perpustakaannya.
Analogi Masjid Dalam Pengusahaan Perpustakaan Sigit Solihin
Media Pustakawan Vol 14, No 3&4 (2007): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.241 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v14i3&4.981

Abstract

Suatu kenyataan bahwa di Indonesia masjid dan juga surau jumlahnya berpuluh-puluh ribu. Pendirian, kelangsungan hidup dan perkembangannya dibiayai oleh sumbangan dari masyarakat, tanpa banyak campur tangan pemerintah. Keberhasilan ini patut ditiru untuk diterapkan dalam pendirian, kelangsungan hidup dan perkembangan perpustakaan, sehingga diharapkan jumlah perpustakaan di Indonesia dapat menyaingi jumlah masjid dan surau, yang akan sangat bermanfaat sebagai fasilitas peningkatan minat baca masyarakat Indonesia.
Peran Pustakawan dalam Mewujudkan Transformasi Perpustakaan yang Berkontribusi pada Pengembangan Sumber Daya Manusia Kusairi Kusairi
Media Pustakawan Vol 24, No 3 (2017): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.973 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v24i3.459

Abstract

Abstrak Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi. Kini keberadaan perpustakaan telah bertransformasi dari hanya sebagai tempat untuk membaca dan meminjam buku, ada hal lain yang menunjang pengembangan perpustakaan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat yaitu peningkatan kualitas layanan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) seperti komputer dan internet, kegiatan-kegiatan pelibatan masyarakat, serta peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana. Hal tersebut terbukti berdampak positif bagi perpustakaan diantaranya adalah mampu meningkatkan citra perpustakaan, peningkatan anggaran, dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun swasta. Sedangkan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah adanya peningkatan dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan sektor lainnya seperti peningkatan minat baca masyarakat. Dengan demikian transformasi perpustakaan turut berkontribusi nyata pada pengembangan sumberdaya manusia (human capital development). Hal ini tidak lepas dari peran pustakawan yang terlibat langsung dalam berbagai kegiatan di perpustakaan seperti peningkatan kualitas layanan, pelibatan masyarakat, penyediaan sumber- sumber informasi terkini, promosi, kemitraan, layanan internet gratis 24 jam, Kunang-Kunang Manajemen Internet dan Survey, dll.
Prosedur Pembentukan Perpustakaan Sekolah Supriyanto Supriyanto
Media Pustakawan Vol 19, No 3 (2012): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.038 KB)

Abstract

Belum banyak perpustakaan sekolah di Indonesia memiliki Surat Keputusan (SK) pembentukan perpustakaan sekolah. Mereka berasumsi bahwa keberadaan perpustakaan sekolah sama dengan keberadaan berdirinya sekolah. Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki perpustakaan. Dari Jumlah Sekolah di Indonesia sebanyak 258.326 buah dan yang memiliki perpustakaan hanya 118.599 (46%) (Renstra Perpustakaan Nasional RI Tahun 2010-2014). SK pembentukan perpustakaan dianggap penting karena sebagai sebuah institusi, perpustakaan sekolah memiliki dasar yang kuat untuk mengembangkan diri, baik dalam hal gedung/ruang, tenaga, koleksi, sarana dan prasarana maupun untuk kerjasama dengan pihak lain.Prosedur pembentukan perpustakaan pekolah ini membantu pengelola perpustakaan sekolah untuk mewujudkan keinginannya memiliki SK pembentukan perpustakaan sekolah. Selain memuat persyaratan pembentukan perpustakaan, dalam tulisan ini juga berisi proses pengajuan pembentukan perpustakaan sekolah. Pada bagian akhir dilengkapi dengan contoh SK pembentukan perpustakan sekolah. Syarat minimal pembentukan perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi, gedung/ruang, sarana dan prasarana, tenaga serta anggaran. Sedangkan proses pembentukan perpustakaan, dimulai dengan surat permohonan pengajuan pembentukan perpustakaan, klarifikasi permohonan pembentukan perpustakaan, penerbitan SK pembentukan perpustakaan dan pemberitahuan pembentukan erpustakaan ke Perpustakaan Nasional RI.

Page 4 of 37 | Total Record : 365


Filter by Year

2007 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 30, No 1 (2023): April Vol 29, No 3 (2022): Desember Vol 29, No 2 (2022): Agustus Vol 29, No 1 (2022): April Vol 28, No 3 (2021): Desember Vol 28, No 2 (2021): Agustus Vol 28, No 1 (2021): April Vol 27, No 3 (2020): Desember Vol 27, No 2 (2020): Agustus Vol 27, No 1 (2020): April Vol 26, No 4 (2019): Desember Vol 26, No 3 (2019): September Vol 26, No 2 (2019): Juni Vol 26, No 1 (2019): Maret Vol 25, No 5 (2018): Desember -- edisi khusus Vol 25, No 4 (2018): Desember Vol 25, No 3 (2018): September Vol 25, No 2 (2018): Juni Vol 25, No 1 (2018): Maret Vol 24, No 4 (2017): Desember Vol 24, No 3 (2017): September Vol 24, No 2 (2017): Juni Vol 24, No 1 (2017): Maret Vol 23, No 2 (2016): Juni Vol 23, No 1 (2016): Maret Vol 22, No 4 (2015): Desember Vol 22, No 3 (2015): September Vol 22, No 2 (2015): Juni Vol 22, No 1 (2015): Maret Vol 21, No 3 & 4 (2014): DESEMBER Vol 21, No 2 (2014): JUNI Vol 21, No 1 (2014): Maret Vol 20, No 3 (2013): September Vol 20, No 2 (2013): Juni Vol 20, No 1 (2013): Maret Vol 19, No 4 (2012): Desember Vol 19, No 3 (2012): September Vol 19, No 2 (2012): Maret Vol 18, No 4 (2011): Desember Vol 18, No 3 (2011): September Vol 18, No 2 (2011): Juni Vol 18, No 1 (2011): Maret Vol 17, No 3&4 (2010): SEPTEMBER & DESEMBER Vol 17, No 1&2 (2010): Maret dan Juni Vol 16, No 3&4 (2009): September Vol 16, No 1&2 (2009): Maret Vol 15, No 1&2 (2008): Juni Vol 15, No 3 (2008): September Vol 14, No 3&4 (2007): Desember Vol 14, No 2 (2007): Juni Vol 14, No 1 (2007): Maret More Issue