cover
Contact Name
Nasrul ZA
Contact Email
nasrulza@unimal.ac.id
Phone
+6282164699680
Journal Mail Official
cejs@unimal.ac.id
Editorial Address
Jalan Batam nomor 02 Laboratorium Teknik Kimia Universitas Malikussaleh Bukit Indah Lhokseumawe
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)
ISSN : -     EISSN : 28074068     DOI : https://doi.org/10.29103/cejs.v1i4.6176
Core Subject : Engineering,
Chemical Engineering Journal Storage adalah jurnal akses terbuka yang menerbitkan makalah tentang Teknik Kimia. Topik-topik berikut termasuk dalam ilmu-ilmu ini: 1. Proses Kimia 2. Teknik Reaksi Kimia 3. Perpindahan massa dan panas, 4. Pemodelan 5. Material 6. Lingkungan 7. Teknologi Bioproses 8. Review Artikel.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022" : 10 Documents clear
PENYERAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FREE FATTY ACID) PADA CPO (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN ADSORBENT ARANG SEKAM PADI DENGAN AKTIVASI H2SO4 Octaviani Pasaribu; Meriatna Meriatna; Lukman Hakim; Nasrul ZA; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.4513

Abstract

Crude Plam Oil (CPO) mempunya ciri-ciri fisik agak kental, berwarna kuning jingga kemerah merahan. CPO yang telah dimurnikan mengandung asam lemak bebas (ALB) sekitar 5% dan karoten atau pro-vitamin E (800-900 ppm). Limbah sekam padi dapat digunakan sebagai adsorpsi karena memiliki selulosa tinggi, kandungan karbon tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan adsorpsi arang aktif sekam padi dan mengetahui kondisi optimum adsorpsi dengan memvariasikan jumlah massa adsorben dengan waktu adsoprsi, Perlakuan pertama terhadap sekam padi yaitu di furnace dengan suhu 300 oC selama 2 jam kemudian dilakukan penetralan karbon untuk pengujian dilakukan pentitrasian. Analisa Nilai optimum kapasitas adsorpsi pada kesetimbangan sebesar 0,0133 mg/g. Penurunan kadar FFA optimum menunjukkan nilai 6,3018% hingga turun menjadi 3,7673% pada saat massa adsorben sebanyak 40 gram dan waktu adsorpsi selama 5 jam. Nilai optimum kadar air juga menunjukan 0,0546% menjadi 0,0232% pada peoses adsorpsi 5 jam. Model Isoterm yang didapat adalah Isotern Freundlich.  Model kinetika yang didapat adalah orde dua semu karena nilai R2 yang didapat senilai 0,8768. 
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DARI BAWANG PUTIH DENGAN PENAMBAHAN SABUN CUCI PIRING Rahmat Rizky; Jalaluddin Jalaluddin; Ishak Ishak; Rizka Nurlaila; Lukman Hakim
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.4599

Abstract

Bawang putih merupakan tanaman umbi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ciri khas bawang putih adalah aromanya yang khas dan sangat menyengat. Dalam kehidupan sehari-hari bawang putih dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Bukan hanya pada bumbu masakan, ternyata bawang putih juga berkhasiat untuk menyehatkan tanaman. Ekstrak bawang putih diketahui berguna untuk mengendalikan beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), baik itu hama serangga, bakteri maupun jamur patogen. Pada penelitian ini bawang putih di jadikan pestisida nabati untuk membasmi serangga. Selain itu semut juga sering membuat sarang di dalam tanaman dan itu sangatlah mengganggu. Lalu mengganlisa senyawa flavonoid dengan menggunakan FTIR pada daerah serapan panjang gelombang 3.452,58 cm-1  merupakan gugus OH, daerah serapan panjang gelombang 2.929,87 cm-1  merupakan gugus C-H,daerah serapan panjang gelombang 1.635,64 cm-1  merupakan gugus C=C, kemudian daerah serapan panjang gelombang 1.440,83 cm-1   merupakan gugus C-H, daerah serapan gelombang 1.296,16 cm-1  merupakan gugus C-O, dan daerah serapan gelombang 700.16 cm-1  merupakan gugus C-H. Sehingga yang di dapat pada penelitian senyawa flavonoid dengan adanya gugus fungsi OH, C-H, C=C, dan C-O. Pada penelitian ini perendaman 5 jam lebih ekonomis dibandingankan dengan perendam 1 jam dikarena kan penambahan sabun cuci piring yang digunakan itu lebih sedikit dan bisa membunuh serangga lebih dari 50% atau setengah dari organisme, Dan lebih efektif untuk di jadikan pestisida pembasmi serangga. 
Penurunan Kadar FFA (Free Fatty Acid) Minyak Kelapa Sawit Menggunakan Adsorben Pencampuran Bentonit Dan Tanah Liat (Lempung) Melalui Proses Adsorpsi Ayu Sutia Amanda; Azhari Azhari; Sulhatun Sulhatun; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.4676

Abstract

Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit yang kemudian diolah lagi menjadi minyak goreng sawit (MGS). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (mesocarp) dan inti (kernel). CPO memiliki kandungan asam lemak bebas (FFA) yang merupakan penentu dari kualitas CPO, karena hal ini memberi pengaruh pada sifat fisik dan kimianya. Dalam penelitian ini, adsorpsi asam lemak bebas (FFA) dari CPO dengan Bentonit Ujong Pacu dan tanah liat Krueng Geukueh sebagai adsorben diteliti dalam serangkaian studi skala laboratorium secara batch. Parameter operasi yang efektif seperti suhu adsorpsi, berat adsorben, ukuran serbuk adsorben telah diselidiki dan Isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyerapan adsorpsi asam lemak bebas (FFA) menggunakan bentonit dan tanah liat meningkat, %FFA setelah adsorpsi menurun setelah dilakukannya adsorpsi dan ditemukan bahwa adsorben dengan berat 10 gr, suhu 60oC, ukuran serbuk 80 Mesh dan waktu 30 menit adalah perlakuan optimal untuk %FFA. Nilai optimum efisiensi penyerapan adsorpsi pada kesetimbangan sebesar 67,77%. Model isoterm Langmuir paling baik menggambarkan data kesetimbangan yang mengindikasikan permukaan pori-pori adsorben yang bersifat homogen dan menunjukkan lapisan adsorbat yang berbentuk pada permukaan adsorben adalah monolayer.
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI MELINJO(GNETUM GNEMON) SEBAGAI BAHAN BAKAR TERBARUKAN DALAM PEMBUATAN BIOPELET Chairina Chairina; Eddy Kurniawan; Zainuddin Ginting; Rozanna Dewi; Ishak Ishak
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6007

Abstract

Penelitian Pembuatan Biopelet dari Cangkang Biji Melinjo (Gnetum Gnemon) yang menggunakan Tepung kanji sebagai perekat telah selasai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Cangkang Biji Melinjo (Gnetum gnemon) sebagai Bahan Bakar Terbarukan dalam pembuatan Biopelet dengan Memanfaatkan Limbah Cangkang Biji Melinjo (Gnetum Gnemon) dari Produsen Emping Melinjo di Kabupaten Pidie. Peneltian ini dilakukan Beberapa tahapan proses yaitu pengumpulan bahan baku, pengeringan bahan baku dan pemisahan berdasarkan ukuran (pengayakan). Kemudian Serbuk tersebut di campur perekat dengan variasi perekat menggunakan tepung kanji dan Perbedan massa Sampel. Kemudian dicetak berbentuk slinder dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 110oC. Komposisi Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon)  dengan perekat kanji yang terbaik adalah dengan komposisi Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon)  50  gr Bahan  dengan Perekat kanji 5%  mendapatkan 3,1%  Kadar air , 10,6% Kadar zat terbang, 4,3% Kadar abu, 82% Kadar karbon terikat, dan Nilai kalor yang dimiliki adalah  1,7302 j/g atau 4,1352 cal/g dari hasil uji Nilai kalor antara dua Membedakan Massa Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon)  pada Nilai kalor Biopelet Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon) dengan berat 50 gram dan Perekat Tepung kanji 5% dengan Nilai kalor 17302 J/g. Sedangkan Nilai kalor Biopelet Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon) dengan berat 100 gram dan Perekat Tepung kanji 5% dengan nilai kalor 17004 J/g atau 4,0640 cal/g. Dalam pembuatan Biopelet, moisture briket (kadar air) sangat mempengaruhi Nilai kalor semakin banyak kadar air maka nilai kalor biopelet semakin rendah.
PEMBUATAN GLUKOSA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BONGGOL JAGUNG Nurdina Hayati; Masrullita Masrullita; Ishak Ishak; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6009

Abstract

Jagung adalah salah satu bahan makanan yang sangat potensial dijadikan produksi berbagai makanan. Hasil panennya melimpah di Indonesia, begitu pula dengan limbah bonggol jagung yang dihasilkan. Bonggl jagung merupakan bahan lignoselulosa yang berpotensi tinggi untuk diolah menjadi berbagai produk. Gula sederhana yang dihasilkan dapat dimanfaatkan antara lain untuk bioetanol, asam karboksila tdan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan glukosa dari limbah bonggol jagung. Hidrolisis asam encer dari bonggol jagung untuk produksi glukosa mengalami hambatan karena adanya lignin. Untuk menghilangkan lignin yang terkandung didalam bonggol jagung digunakan proses delignifikasi basa menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dengan waktu selama 4 jam. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH yang optimal untuk pengurangan lignin adalah konsentrasi 15% dengan kadar lignin yang diperoleh yaitu sebesar 5%. Bonggol jagung yang telah didelignifikasi selanjutnya dihidrolisis menggunakan larutan H2SO4dengan konsentrasi 0.75%. Waktu yang digunakan bervariasi yaitu 60 menit, 120 menit, 180 menit dan 240 menit dan suhu yang digunakan yaitu 80oC, 90 oC dan 100oC. Setelah dianalisis kandungan glukosanya menggunakan spectrometer didapatkan glukosatertinggi yaitu sebesar 19% pada suhu 100oC dan pada waktu 240 menit. 
EKSTRAKSI OLEORESIN DARI AMPAS JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) LIMBAH PENGOLAHAN JAHE DENGAN METODE EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING) Khoirunnisa Al Fadhilah Ritonga; Muhammad Muhammad; Masrullita Masrullita; Syamsul Bahri; Azhari Azhari
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6391

Abstract

Oleoresin merupakan salah satu produk hasil ekstraksi rempah-rempah yang digunakan untuk bahan perasa karena lebih mudah penggunaannya. Oleoresin jahe yang dikenal dengan gingerol diperoleh dari hasil ekstraksi jahe menggunakan pelarut yang memiliki sifat-sifat tertentu dan tidak beracun bagi makanan. Pemanfaatan ampas pengolahan jahe sebagai bahan baku penelitian pembuatan oleoresin jahe menggunakan pelarut etanol dan aseton dengan variasi volume pelarut, suhu dan ukuran ampas jahe dengan metode ekstraksi pada-cair (Leaching). Ampas jahe dilakukan pengeringan dan pengecilan ukuran menjadi mesh 50 dan mesh 80, lalu diekstraksi persampel dengan variabel bebas variasi suhu 35⁰C, 45⁰C dan 55⁰C, dan volume pelarut 300 ml, 400ml, dan 500 ml menggunakan pelarut etanol dan aseton. Adapun variabel tetapnya berupa massa tiap sampel yaitu 100gr, waktu ekstraksi selama 3 jam dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Dari penelitian didapatkan kondisi terbaik untuk menghasilkan rendemen, densitas oleoresin dari ekstraksi ampas jahe yaitu pada kondisi suhu ekstraksi 55⁰C, volume 500ml dan mesh 50 menggunakan pelarut etanol dengan rendemen 21%, densitas 0,838 gr/cm³ dan indeks bias 1,496535. Sedangkan, esktrasi menggunakan pelarut aseton dengan perlakuan yang sama didapatkan rendemen 5,3%, densitas 0,826 gr/cm³ dan indeks bias 1,407505.
BIOFOAM BERBAHAN PATI SAGU (Metroxylon rumphii m) DENGAN BAHAN PENGISI (FILLER) SERAT BATANG PISANG DAN KULIT PISANG MENGGUNAKAN METODE THERMOPRESSING Feni Lestari Berutu; Rozanna Dewi; Muhammad Muhammad; Zainuddin Ginting; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6420

Abstract

Pemakaian styrofoam sebagai pembungkus makanan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Penggunaan styrofoam secara terus-menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar, maka untuk mengatasinya diperlukan kemasan alternatif yang ramah lingkungan. Biofoam merupakan kemasan pengganti styrofoam yang dibuat dari bahan baku  alami yaitu pati dan serat. Serat batang pisang dan serat kulit pisang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk dijadikan sebagai alternatif dalam pembuatan biofoam, yaitu sebanyak 60-65 % dan 17,04 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat batang pisang dan kulit pisang terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan, menganalisa pengaruh persentase penambahan serat batang pisang dan kulit pisang terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan. Biofoam dibuat dengan metode thermopressing, waktu pencetakan selama 30 menit, suhu 170 oC, konsentrasi NaOH sebesar 3%, 45, 5%, 6% serta perbandingan serat batang pisang dan kulit pisang adalah 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, dan 0:100. Adapun uji karakteristik biofoam yaitu uji daya serap air, uji densitas, biodegradibilitas, kuat tarik, dan kuat tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH dan penambahan serat berpengaruh terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan. Hasil uji karakteristik biofoam terbaik adalah pada konsentrasi NaOH 5 % dengan perbandingan serat batang pisang dan kulit pisang 75 : 25 % memiliki persentase daya serap air sebesar 11,8682 %, densitas 0,7068%, kuat tarik 2,14 Mpa, kuat tekan 1,80 Mpa, dan nilai biodegradibilitas 22,9884 %.
PENGARUH KONDISI EKSTRAKSI GLUKOMANAN DARI UMBI PORANG (Amosrphopallus muelleri blume) Mutia Sukma; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Nasrul ZA; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6427

Abstract

Porang yang termasuk dalam family Araceae merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Porang memiliki kandungan glukomanan yang bernilai guna tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan bernilai jual tinggi.ada 3 metode yang biasanya diterapkan dalam pembuatan tepung glukomanan yaitu, metode ekstraksi, proses pemisahan secara fisik, dan enzimatis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perbandingan tepung porang dan mengkaji pengaruh waktu ekstraksi proses tepung porang menjadi tepung glukomanan dan menganalisa kandungan kadar air, abu dan pH pada tepung glukomanan. Adapun prosedur kerja pada penelitian ini adalah umbi porang segar dikupas kemudian dicuci sampai bersih, kemudian daging umbi dipotong secara acak, potongan umbi direndam menggunakan NaCl selama 20 menit untuk menghilangkan kandungan asam oksalat, setelah itu umbi dibilas hingga getah tidak lagi menempel pada daging umbi. Daging umbi yang sudah bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 8 jam 2 (dua) hari, selanjutnya dikeringkan lagi didalam oven dengan suhu 800C selama 24 jam. Umbi yang sudah kering dihaluskna kemudian diayak menggunakan mesh ukuran 80. Dari penelitian ini diperoleh kadar air dari sampel tepung porang 6,2% - 14,3%, kadar abu  0,2% - 1%, kadar glukomanan 6,90% - 72,38%, kadar pH 7 dan hasil analisa gugus fungsi (FTIR) menunjukkan gugus yang terkandung pada tepung glukomanan yaitu O-H, C-H, dan C-O. tinggi rendahnya kadar glukomamam dapat dipengaruhi oleh bagian umbinya, perlakuan pendahuluan menjelang pengeringan. Untuk memperoleh kadar glukomanan, diperlukan untuk mengetahui glukosa standar yang diperoleh dari kurva standar tersebut. Diperoleh jumlah glukosa dalam ekstrak  dan hidrolisat tepung glukomanan yang selanjutnya dengan menggunakan rumus kadar glukomanan.
Efektivitas Waktu Dan Berat Serbuk Cengkeh Terhadap Komposisi Senyawa Asap Cair Menggunakan Adsorben Serbuk Cengkeh ( Syzygium Aromaticcum) Hanifah Hanifah; Sulhatun Sulhatun; Lukman Hakim; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6614

Abstract

Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh bau terhadap asap cair, Mengkaji pengaruh waktu terhadap cengkeh dan asap cair yang dihasilkan, dan Menentukan karakteristik asap cair hasil percampuran. Variabel yang di variasikan adalah Waktu perubahan bau 20 menit, 30 menit, dan 40 menit, 50 menit dan Massa cengkeh 0,20 gram, 0,25 gram, dan 0,30 gram, 0,35 gram. Cengkeh dibersihkan dengan air, lalu dikeringkan menggunakan oven dengan temperature 60 0C selama 120 menit. Cengkeh yang telah dikeringkan selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah dihaluskan kemudian cengkeh dilakukan pengayakan dengan ukuran mesh 80 mesh. Kemudian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan rendemen yang dihasilkan di pengaruhi oleh waktu dan berat serbuk cengkeh, Nilai densitas terkecil terdapat pada sampel 5 yang memiliki nilai 3,5545 gr/ml dan nilai densitas tertinggi terdapat pada sampel 16 yang memiliki nilai 3,5563 gr/ml, Persentase rendemen tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 52% dan persentase rendemen terendah terapat pada sampel 16 yaitu 30%, Viskositas pada asap cair yaitu 0,0041 dan Berdasarkan hasil uji GC-MS diperoleh senyawa yang dominan dalam ada 2 yaitu : 3-Allylguaiacol dan Benzenol dengan masing-masing area sebesar 31,30% dan 20,05%.
PEMURNIAN BIOGAS MENGGUNAKAN ABSORBER PACKED COLUMN DALAM MENYERAP IMPURITIES CO2 DAN H2S DENGAN SIMULASI ASPEN HYSYS V.10 Amanda Fitria Rahmadani Nasution; Mr Nasrul ZA; Mrs. Novi Sylvia; Mr. Ishak; Mr. Lukman Hakim
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.7075

Abstract

Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan salah satu limbah minyak kelapa sawit yang harus diolah karena dapat berakibat buruk terhadap lingkungan. POME memiliki kandungan gas rumah kaca yang cukup tinggi, yang  berkontribusi  terhadap pemanasan global. Saat ini, salah satu jalur pengelolaan POME adalah dengan mengolah POME menjadi biogas. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan impurities biogas yaitu gas karbon  dioksida  (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) sehingga dapat menghasilkan gas metana (CH4) dengan kemunian yang tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasikan pemurniaan biogas menggunakan absorber packed column pada Aspen Hysys V.10 dengan menvariasikan debit air yg masuk pada absorber packed column serta komposisi awal pada biogas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pemurnian biogas menggunakan air pada absorber packed column dapat meningkatkan kemurnian gas metana (CH4) pada biogas yang diikuti dengan meningkatkan debit air yang digunakan. Namun air yang digunakan sebagai pemurnian biogas juga dapat mengurangi kandungan gas karbon dioksida (CO2) dan gas hidrogen sulfida (H2S) dalam biogas karena kedua gas tersebut memiliki nilai kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas metana (CH4). Dimana kelarutan karbondioksida (CO2) dalam air 1,45 g/L dan kelarutan hidrogen sulfida (H2S) dalam air 4 g/L lebih tinggi ketimbang kelarutan metana (CH4) dalam air yaitu 0,035 g/L. Nilai HHV (High Heating Value) biogas meningkat dengan meningkatnya kemurnian dari gas metana pada biogas karena di dalam biogas, gas yang terkandung paling banyak adalah gas metana. Bertambahnya komposisi dari gas metana pada biogas diikuti dengan meningkatnya debit air yang digunakan pada absorber packed column. Sehingga, nilai HHV (High Heating Value) biogas dapat meningkat yang diikuti dengan meningkatnya kemurnian dari gas metana pada biogas.

Page 1 of 1 | Total Record : 10