cover
Contact Name
Gesnita Nugraheni
Contact Email
gesnita@gmail.com
Phone
+6281357351183
Journal Mail Official
editorjfk@ff.unair.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno, Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60115
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Farmasi Komunitas
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 23555912     EISSN : 23555912     DOI : https://doi.org/10.20473/jfk.v9i1.24085
Core Subject : Health,
The aim of Jurnal Farmasi Komunitas (JFK) is to publish exciting, empirical research, recent science development, and high-quality science that addresses fundamental questions in pharmacy practice. JFK publishes articles in pharmacy practice area including: 1. Clinical and Community Pharmacy 2. Public Health 3. Psychology 4. Medicine, and other health related topics.
Articles 75 Documents
PENGGUNAAN DAN PENGETAHUAN SUNSCREEN PADA MAHASISWA UNAIR Michael Wadoe; Dwi S. Syifaudin; Wildhani Alfianna; Fini F. Aifa; Narlika D. P.; Rifdah A. Savitri; Margareta D. Andri; Nuraini, Dinda M. Ikhsan; Aisyah Manggala; Intan Q.K. Fauzi; Nandya Ayu; Mutrikah Mutrikah; Arie Sulistyarini
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.069 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i1.21821

Abstract

Paparan sinar matahari yang tinggi di Indonesia menyebabkan perlunya perlindungan terhadap kulit dengan pemakaian sunscreen. Wanita lebih sering menggunakan sunscreen daripada pria, oleh karena itu survei ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku dalam penggunaan sunscreen pada mahasiswa S1 pria. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pengambilan sampel secara accidental sampling pada mahasiswa S1 pria di Universitas Airlangga. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan tentang pengetahuan dan 8 pertanyaan tentang perilaku penggunaan. Dari 130 responden, 81% responden memiliki pengetahuan dengan kategori sedang, 14% responden memiliki pengetahuan dengan kategori rendah, dan hanya 5% responden yang memiliki pengetahuanb dengan kategori baik. Dari 130 responden, hanya 52 orang menggunakan sunscreen. Perilaku penggunaan sunscreen dari 52 responden tersebut menunjukan 51% responden berkategori kurang, 49% responden berkategori sedang, dan tidak seorangpun responden berkategori baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan dan perilaku responden survei ini dalam penggunaan sunscreen masih kurang baik, sehingga edukasi terkait pentingnya penggunaan sunscreen perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini.
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI DAERAH JOYOBOYO TENTANG PENYAKIT MATA DAN SEDIAAN OBAT MATA An N. N. Laila; Fiona L. Yulinar; Andi M. R. Nurussalam; Artheswara Nandiwardana; Ayu S. Erlitasari; Ruth E. M. Damayanti; Soniyah Soniyah; Romani Romani; Abdullah P. Adi; Rosa I. Elfadiana; Ryan A. Perdana; Firly F. Imani; Catur D. Setiawan
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.112 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i1.21822

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Joyoboyo tentang iritasi mata dan penggunaan serta penyimpanan obat mata. Iritasi mata merupakan salah satu gangguan pada mata yang banyak di alami oleh masyarakat. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab iritasi mata, salah satunya adalah seringnya terkena polusi udara. Penting diketahui oleh pasien tata cara dalam penggunaan dan penyimpanan obat mata, karena ketidaktahuan pengguna obat mata dalam menggunakan dan menyimpan obat mata yang benar dapat memperburuk keadaan mata. Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunan obat untuk mengatasi gangguan mata, menyebabkan masyarakat mengabaikan kesehatan mata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu ibu rumah tangga yang ada di daerah sekitar Joyoboyo dengan besar sampel sebanyak 120 responden. Pengambilan data dilakukan dengan metode survei dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data. Hasil menunjukkan bahwa 13,3% responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, 77,5% memiliki tingkat pengetahuan sedang dan sisanya 9,2% memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Sehingga perlu dilakukan edukasi dalam bentuk promosi kesehatan terkait obat tetes mata antibiotika, aturan pemakaian obat tetes mata, cara penggunaan obat tetes mata pada orang dewasa dan anak-anak, pembuangan obat tetes mata dan cara penggunaan obat salep mata.
PROFIL PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN VAKSINASI HPV SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KANKER SERVIKS PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA Ajeng D. Sari; Nabilah Lutfi; Hudiya Syadida; Dirani Dirani; Nurul Cholifah; Tiara P. Asriningrum; Pertiwi K. Yekti; Binati Binati; Intan A. Cahyasari; Nur S. Hidayatullah; Lia A. Mulya; Akbar T. Firman; Gesnita Nugraheni
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.32 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i1.21824

Abstract

Kanker serviks merupakan pembunuh wanita nomor satu di Indonesia dengan angka kejadian 50% dari 15.000 kasus penderita meninggal dunia. Penyebab utama dari kanker serviks ini adalah HPV (Human Papilloma Virus) serta beberapa faktor resiko lain. Pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV. Pengetahuan tentang kanker serviks masih rendah sehingga hal ini mempengaruhi keyakinan remaja putri dalam melakukan vaksinasi HPV. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil pengetahuan dan keyakinan vaksinasi HPV pada mahasiswi di Universitas Airlangga Surabaya dengan menggunakan teori Health Belief Model (HBM). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah kuota non random sampling sehingga digunakan sejumlah 120 sampel yang berstatus mahasiswi dari fakultas kesehatan dan non kesehatan di Universitas Airlangga Surabaya. Sebanyak 70,8% mahasiswi dikategorikan menjadi kelompok dengan nilai pengetahuan yang tinggi, namun pengetahuan tidak signifikan mempengaruhi niat untuk melakukan vaksinasi HPV. Pada teori HBM, keyakinan responden untuk melakukan vaksinasi HPV sebanyak 90,8% memiliki persepsi yang tinggi terhadap persepsi keseriusan dan 92,5% terhadap persepsi manfaat yang didapatkan setelah melakukan vaksinasi HPV. Adanya dukungan keluarga menunjukkan hubungan yang signifikan mempengaruhi niat untuk melakukan vaksinasi HPV (p<0,05). Maka, upaya peningkatan pengetahuan dan keyakinan perlu dilakukan untuk mahasiswi beserta keluarga agar niat melakukan vaksinasi HPV meningkat.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEBERHASILAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB Diah A. Retanti; Pristia Rakhmawati; Fadzrin H. Ningsih; Zahratus S. Aliyah; Rosy D. Nurcholida; Alfis Z. Khoir; Diyah Pujiastuti; Mita A. Ardita; Sonia K. Nisa; Lovely Q. Ilmiah; Gusti N. V. Achmad
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.285 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i1.21825

Abstract

Alat kontrasepsi merupakan metode yang digunakan untuk upaya pengaturan kehamilan. Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016 akseptor pil KB (Keluarga Berencana) tertinggi terletak di Kecamatan Tambaksari yaitu sebesar 4440 akseptor. Namun berdasarkan data WHO, tingkat kegagalan pil KB mencapai 90 per 1000 orang. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan informasi terkait hal-hal yang dapat menurunkan efektivitas pil KB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan keberhasilan metode pil KB. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya pada 100 subjek wanita yang sedang ataupun pernah menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional dengan teknik sampling non probability sampling. Dari hasil uji statistik yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat pengetahuan masyarakat yang berhasil maupun tidak berhasil dalam penggunaan pil KB.
PENGETAHUAN DAN PERAN APOTEKER TENTANG DISASTER MANAGEMENT Lina Dwi Setiyarini; Devita Ardina Prameswari; Rachmad Luisa; Sisca Melani Panggono; Achmad Aziz Choiri; Nailul Fithriyah; Almira Alodia; Istna Nur Ainul Yaqin; Gusti Ayu Manik Suartha Putri; Farah Najla; Anisa Ikrimatun Nikmah; Elida Zairina
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.184 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i1.21827

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan wilayah pesisir yang luas dan terpanjang di dunia. Negara dengan wilayah pesisir yang luas memiliki potensi terkena bencana tinggi, khususnya bencana banjir. Banjir di kota Surabaya dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, serta infeksi lainnya. Apoteker memiliki peran dalam manajemen bencana dalam menangani pra, selama, dan pasca bencana. Penelitian merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan peran apoteker di Kota Surabaya, pengambilan sampel dilakukan dengan non-random sampling pada apoteker yang bersedia menjadi responden. Kuesioner digunakan untuk pengambilan data dan diisi langsung oleh apoteker yang bersedia berpartisipasi. Hasil jawaban kuesioner pada masing-masing bagian akan dilakukan skoring dengan kategori baik, cukup, dan kurang. Skor kurang (0-3), cukup (4-6), dan baik (7-9) pada masing–masing pertanyaan. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang memadai tentang peran apoteker dan kesediaan untuk menyiapkan obat dan perangkat medis jika terjadi bencana. Dari 104 apoteker yang menjadi responden, 99 orang diantaranya (95,2%) memiliki pengetahuan yang baik tentang peran apoteker, 5 responden (4,8%) dengan pengetahuan cukup, dan 0 responden (0%) dengan pengetahuan kurang. Kesediaan responden untuk menyiapkan obat-obatan dan peralatan medis yang cukup jika terjadi bencana ada pada kategori baik sejumlah 43 (41,3%), cukup sejumlah 58 (55,8%), dan kurang sejumlah 3 (2,9%). Responden memiliki pengetahuan yang baik tentang peran apoteker dalam penanggulangan bencana dan bersedia memberikan obat-obatan dan peralatan medis saat terjadi bencana.
PENGETAHUAN DAN POLA PENGGUNAAN INSEKTISIDA ANTINYAMUK OLEH IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN MOJO SURABAYA Muhammad Hisyam; Adinda Adelia W; Aqila Afifa R.; Eka Dewi P; Lutfa Qurrota A; Muhammad Zulfikar F.; Pratiwi Yustisari; Putri Repti F; Rr. Vianda Wivana B; Siti Aminatul S; Catur Dian Setiawan
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.355 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i2.21841

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegepty masih menjadi masalah kesehatan yang sering dijumpai di Indonesia. Data puskesmas terkait kasus gigitan nyamuk Aedes aegepty menunjukkan bahwa Kelurahan Mojo merupakan salah satu wilayah dengan  kasus DBD yang cukup banyak. Pada tahun 2013, di Kelurahan Mojo terdapat 54 kasus kejadian DBD, jumlah tersebut meningkat dari tahun 2009 yang terdapat 37 kasus kejadian DBD. Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam mencegah terjadinya DBD adalah dengan  menggunakan produk insektisida antinyamuk. Oleh karena itu, ketepatan penggunaan produk insektisida antinyamuk ini perlu diperhatikan. Sampel yang dipilih adalah ibu rumah tangga di Kelurahan Mojo dan dipilih secara accidental sampling dengan jumlah sampel yag diperoleh sebanyak 100 ibu rumah tangga. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan pola penggunaan produk insektisida antinyamuk oleh ibu rumah tangga Kelurahan Mojo. Hasil penelitian menunjukkan 35% (n=100) responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik terkait macam, cara penggunaan, cara penyimpanan, dan cara pembuangan produk insektisida antinyamuk. Terkait pola penggunaan dari para responden, insektisida antinyamuk yang paling banyak digunakan adalah jenis semprot. Alasan utama dalam menggunakannya adalah praktis, lama penggunaan lebih dari sepuluh tahun serta frekuensi penggunaan satu kali per hari.
PROFIL PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PERSIAPAN OBAT DAN PENCARIAN INFORMASI TEMPAT TUJUAN SEBELUM BEPERGIAN Elida Zairina; Noor Annisa Mones; Nadhifah Dhia Zahrah; Firdausa Rahmah; Naufal Hafizalwan; Lilla Sapta Ratri; Fitri Amalia Siswanto; Diyna Rusayliya Purwanto; Yusuf Alif Pratama; Yuhan Adelina Wihda Fikriyah; Balqis Sofea Binti Borhan
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.487 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i2.21847

Abstract

Pada era globalisasi, banyak orang bepergian dengan berbagai keperluan, terutama perjalanan liburan. Peningkatan jumlah perjalanan memicu banyaknya orang yang bepergian  terkena penyakit selama atau setelah melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan orang-orang tersebut kurang memiliki pengetahuan tentang pre-travel health preparation. Untuk mengetahui tingkat kesiapan masyarakat terkait kesehatan sebelum bepergian, dilakukan survei di Terminal Bus Bungurasih, Sidoarjo pada bulan September 2019. Penelitian ini didesain secara cross-sectional dengan 150 responden. Pengambilan data dilakukan secara accidental sampling dengan instrumen kuesioner. Dari data survei, diperoleh hasil sebesar 56,7% responden melakukan pencarian informasi terkait tempat tujuan dimana jumlah laki-laki (n=49) lebih banyak daripada perempuan (n=36). Jenis informasi yang dicari responden terkait tempat tujuan paling banyak adalah perihal transportasi (47,3%). Responden yang tidak mencari informasi mengenai tujuan perjalanan (38,7%) umumnya merasa sudah memiliki persiapan yang cukup. Obat pribadi yang paling banyak dibawa pada saat perjalanan adalah minyak kayu putih (n=39) dan sebanyak 46 dari 69 responden mengalami gangguan kesehatan selama perjalanan berupa pusing. Dari hasil survei dapat disimpulkan bahwa perbekalan selama perjalanan terkait dengan obat-obatan tiap individu berbeda tergantung dari tujuan perjalanan. Selain itu, beberapa wisatawan membutuhkan waktu persiapan lebih lama tergantung dari jarak dan tujuan perjalanan.
PROFIL PENGETAHUAN ORANG TUA TERKAIT PENYAKIT CACINGAN DAN PROGRAM DEWORMING SERTA PERILAKU BERISIKO TERKENA CACINGAN PADA ANAK Ella Yurika; Ade Prima A. S.; Nur Fauziah; Arianti Z.C; Naufal Farhan N; Irene Natasia L; Dinda Ayu M.; Diona Eldytananda; Fiqi Ervianoer M; Alvina Dewi A; Rufiatid Darojatul F; Gesnita Nugraheni
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.989 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i2.21848

Abstract

Angka cacingan pada anak usia 1-12 tahun di Surabaya masih terhitung banyak walaupun program Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM) telah dilaksanakan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah yang padat penduduk dengan warga yang pengetahuannya kurang dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian dilaksanakan untuk mengidentifikasi pengetahuan tentang cacingan dan program POPM serta perilaku berkaitan dengan faktor risiko cacingan. Penelitian ini merupakan cross-sectional study dengan survei menggunakan Interviewer-administered questionnaire pada penduduk yang memiliki anak berusia 1-12 tahun dan menetap di Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya lebih dari tiga bulan dengan metode pengambilan data accidental sampling. Hasil survei dari 102 responden menunjukkan bahwa pengetahuan responden masih kurang dalam aspek mengenali gejala cacingan. Data hasil survei menunjukkan bahwa terdapat perilaku berisiko yang dilakukan oleh anak responden seperti tidak menggunakan alas kaki dan bermain di tanah sebanyak 34 (33,3%) dan 31 (30,4%) responden. Hasil Analisis Pearson Correlation menggunakan SPSS versi 22 menunjukkan adanya hubungan positif lemah antara pengetahuan dan perilaku menghindari cacingan (r = 0,199; signifikansi = 0,044). Pengetahuan responden mengenai program deworming atau POPM cukup rendah dengan hanya 34 (33,6%)responden yang mengetahuinya. Peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat di daerah tersebut diperlukan agar angka infeksi cacingan pada anak dapat berkurang, salah satunya dengan penyuluhan dan pelatihan untuk hidup bersih dan sehat.
IDENTIFIKASI PENGETAHUAN DAN PERSEPSI TENTANG KONTRASEPSI PADA GENERASI Z DI SURABAYA Favian Rafif Firdaus; Fathnin Ulya Naima; Wahyu Santika; Honey Dzikri Marhaeny; Eka Pertiwi; Nindya Sofia Anggraeni; Belinda Handi Puspita; Hans Alif Firmansyah; Haniah Hanif; Septiana Syahrani; Luke Wongso; Wahyu Utami
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.664 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i2.21850

Abstract

Program Keluarga Berencana  (KB) yang dimulai sejak tahun 1970-an memberikan dampak positif untuk pengendalian jumlah penduduk di Indonesia. Jumlah penduduk yang banyak menyebabkan berbagai masalah seperti tingginya angka pengangguran, meningkatnya angka kemiskinan dan kriminalitas. Di era milenial meskipun tidak sepopular dahulu, pengenalan program KB, terutama terkait kontrasepsi, masih diperlukan hingga saat ini. Untuk keamanan dan efektivitas dari penggunaan kontrasepsi tentu diperlukan penjelasan yang cukup dan tepat sasaran. Di era sekarang ini terjadi perubahan pola pemberian informasi, baik dari sisi medianya maupun caranya. Tantangan era milenial adalah pesatnya perkembangan teknologi sehingga semua orang dapat dengan mudah mengakses informasi, tidak terkecuali tentang kontrasepsi. Kelompok masyarakat yang paling terpengaruh dengan perkembangan ini adalah generasi Z selanjutnya disebut GenZ. Oleh karena itu survei ditujukan kepada GenZ di wilayah Surabaya untuk mengetahui persepsi yang dimiliki terkait kontrasepsi serta menentukan strategi yang tepat bagi apoteker muda dalam memberikan informasi yang tepat di masa mendatang. Hasil survei dari 106 responden menunjukkan bahwa sebagian besar GenZ menyatakan telah mengenal istilah kontrasepsi. Mayoritas jawaban responden (21,9%) menyatakan bahwa media sosial merupakan sarana untuk mendapatkan informasi tentang kontrasepsi. Selain media sosial, berturut-turut sarana yang menjadi sumber informasi responden terkait kontrasepsi adalah guru (19,8%), teman (15,6%), media elektronik (14,3%), dan tenaga kesehatan (10,5%).
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PENGGUNAAN OBAT TETES MATA KORTIKOSTEROID Naufal Dhifari Ramadhan; Farah Mahdiyyah; Titania Fiska Ornelia; Wardah Zuhan Nafikhah; Ursulla Yulananda Anugraheni; Mohammad Hefni Hidayat; Antonius Gamma Wardana; Rika Uyunul Mabilla; Muharrom Riezky Prasetyo; Fakhriatun Nisa; I Nyoman Wijaya
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.431 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v6i2.21851

Abstract

Obat tetes mata kortikosteroid merupakan golongan obat tetes mata yang dapat diperoleh di apotek tanpa resep dokter. Obat ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk swamedikasi, padahal penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan glaukoma. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pengetahuan, sikap, dan praktik pengguna obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid pada masyarakat di sekitar Kelurahan Dupak. Survei ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode sampling terpilih adalah teknik non-random sampling jenis accidental sampling. Pengambilan data dilakukan di Kelurahan Dupak dengan cara survei menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan 9 pernyataan benar atau salah untuk kategori pengetahuan, 5 pernyataan untuk kategori sikap dengan 4 skala Likert (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju) serta 10 pernyataan untuk kategori praktik dengan 5 skala Likert (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu) yang telah tervalidasi dengan validasi rupa oleh 40 responden. Jumlah responden pada survei ini adalah 100 orang. Survei dari 39 responden laki-laki dan 61 responden perempuan diperoleh 64% responden memiliki pengetahuan cukup, 67% memiliki sikap yang cukup, dan 55% memiliki praktik yang cukup. Pengetahuan, sikap dan praktik pengguna obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid di Kelurahan Dupak tergolong cukup.