cover
Contact Name
Amos Lekiwona
Contact Email
jurnalkapatateologi@gmail.com
Phone
+6282248854712
Journal Mail Official
jurnalkapatateologi@gmail.com
Editorial Address
Provinsi Maluku kota Ambon
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : 27229033     EISSN : 27229033     DOI : 10.55798/kapata
dalam meningkatkan kompetensi dalam penelitian tetapi juga penulisan maka kami sangat merasa penting untuk bergabung dalam jurnal Garuda sehingga dapat menjadi wadah untuk kami dapat membagikan karya-karya kami terkait dengan perkembangan ilmu teknologi terkhususnya bagi eksistensi taman yang begitu pesat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 22 Documents
Perkembangan Metode Pedagogi Pendidikan Agama Kristen Di Indonesia dan Maknanya Di Era Digital Tirsa Anggreini Sambul; Addy Purnomo Lado; Sanga Harapan
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.858 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.23

Abstract

The pedagogy method plays a significant role in the learning process to achieve the predetermined purpose of learning. The methods of Christian pedagogical education should be present by every teacher, teacher at the school, a parent at home, or shepherd or builder in the church. However, the authors have unearthed several facts that teachers have not fully understood pedagogy's methods, particularly in Christian religious education. The authors still find that the educators lack creativity in teaching learners. In addition, the writer has discovered that some teachers are less familiar with the development of the pedagogical method in Christian religious education. Thus the writers have found it necessary to study the ways of Christian education pedagogical in the light of the history of Christian religious education in Indonesia and its significance for the practice of Christian religious education in the digital age. It is hoped that the study will help teachers learn the pedagogical methods of the history of Christian education and improve the digital age's academic ability to support learners in learning Christian religious education both in schools, in churches, and families.AbstrakMetode pedagogi sangat berperan penting dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Metode pedagogi Pendidikan Agama Kristen seharusnya dimiliki oleh setiap pengajar baik guru di sekolah, orang tua di rumah, maupun gembala atau pembina di gereja. namun, penulis menemukan beberapa fakta yang menunjukkan bahwa para guru belum sepenuhnya memahami metode pedagogi khususnya di dalam Pendidikan Agama Kristen. Penulis masih menemukan bahwa kurangnya kreatifitas para pendidik dalam mengajar peserta didik. Selain itu, penulis juga menemukan fakta bahwa ada beberapa guru kurang memahami sejarah perkembangan metode pedagogi dalam pendidikan Agama Kristen. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk meneliti tentang metode pedagogi Pendidikan Agama Kristen dilihat dari perkembangan sejarah Pendidikan Agama Kristen di Indonesia serta maknanya bagi praktek Pendidikan Agama Kristen di Era Digital. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengajar untuk bisa belajar metode pedagogi dari perkembangan sejarah Pendidikan Agama Kristen serta dapat mengembangkan kemampuan mendidik di era digital guna mendukung para peserta didik dalam belajar pendidikan agama Kristen baik di sekolah, gereja dan keluarga.
Peran Guru Kristen Dalam Perkembangan Anak Sekolah Dasar Rony Zadrach Dupe; Wiyun Philipus Tangkin
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.73 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i1.22

Abstract

Pada masa pandemi COVID-19 proses pembelajaran dalam pendidikan berubah dari proses pembelajaran secara langsung  menjadi proses pembelajaran jarak jauh berbasis daring. Perubahan proses pembelajaran yang terjadi memengaruhi kondisi perkembangan psikologi anak pada masa sekolah dasar. Hal ini selaras dengan hasil survei Riset Kesehatan Dasar terdapat 16.000 anak di Jawa Timur mengalami depresi selama masa COVID-19. Perubahan proses pembelajaran menjadi faktor yang dapat memengaruhi kondisi sosioemosi anak. Penulisan ini bertujuan untuk membangun pemahaman guru dalam melihat dan merespons perubahan yang saat ini berdampak pada perkembangan psikologis anak. Pada masa pandemi COVID-19 ini penting untuk memerhatikan perkembangan psikologi anak terkhususnya sosiemosinya. Proses pembelajaran jarak jauh tidak menghambat guru dalam menuntun anak memiliki pemahaman yang benar mengenai situasi yang terjadi dan sikap untuk menghadapinya. Pembahasan dalam makalah ini dilakukan menggunakan metode kajian literatur yang didasarkan pada kebenaran Alkitab. Dapat disimpulkan bahwa guru Kristen harus memiliki pemahaman yang benar berdasarkan Alkitab dan membagikannya kepada anak. Pemahaman tersebut dapat membantu anak mengerti cara  yang tepat menyikapi sebuah masalah berdasarkan kebenaran Alkitab.Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki pemahaman yang benar sesuai Alkitab. 
Makna Penggunaan Gaya Bahasa Ironi dalam Narasi Hakim-Hakim 4:1-24 Giyarto Giyarto; Daniel Lindung Adiatma
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.346 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.13

Abstract

The book of judges is an important historical theological book in Old Testament Canon. This book uses narrative literature as common narrative books in Old Testament. Judges 4:1-24 is part of narrative book of Judges. Some interpretation books do not pay attention to literary approach. Especially on Judges 4:1-24 some interpretation only concern to Deborah dan Barak and their success. Irony is one of the language styles used in describing a narrative. This article aims to examine the meaning of the use of irony in the narrative of Judges 4: 1-24. Through narrative literary research and the use of irony in language, the interpreters discover the theological meanings that contained in the narrative of Israel's deliverance of the oppression. Abstrak Kitab Hakim-Hakim merupakan kitab sejarah teologis yang penting dalam kanon Perjanjian Lama yang memakai sastra narasi. Tidak banyak buku tafsir yang memeriksa penggunakan unsur sastra dalam menafsirkan kitab Hakim-Hakim 4:1-24. Ironi adalah salah satu gaya bahasa yang dipakai dalam melukiskan narasi. Artikel ini bertujuan meneliti makna penggunaan gaya bahasa ironi dalam narasi Hakim-Hakim 4:1-24. Melalui penelitian sastra narasi dan penggunaan gaya bahasa ironi, penafsir menemukan kekayaan makna teologis yang terkandung dalam narasi pembebasan Israel dari penindasan raja Kanaan. 
Kemuliaan Karya Keselamatan Allah Tritunggal: Studi Eksposisi Efesus 1:3-14 Sigit Wijoyo
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.742 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i1.7

Abstract

The letter of Paul to the Ephesians gives us insight about God’s works in salvation history. This article intends to explain about doxology of Paul because of God’s salvation. Some interpretation using topical approach to interpreting Ephesians 1:3-14, so that deviated of Paul’s motive in his script. The author stresses on structure and grammatical arrangement of Paul’s writings to find a properly interpretation of Ephesians 1:3-14. AbstrakSurat Paulus kepada jemaat di Efesus memberi kita wawasan tentang karya-karya Allah dalam sejarah keselamatan. Artikel ini bermaksud menjelaskan tentang doksologi Paulus karena keselamatan Allah. Beberapa penafsiran menggunakan pendekatan topikal untuk menafsirkan Efesus 1: 3-14, sehingga menyimpang dari motif Paulus dalam naskahnya. Penulis menekankan pada struktur dan pengaturan tata bahasa dari tulisan-tulisan Paulus untuk menemukan interpretasi yang tepat dari Efesus 1: 3-14.
Guru sebagai Fasilitator dalam Pembelajaran Daring ditinjau dari Perspektif Kristen Kristina Simamora; Wiyun Philipus Tangkin
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.938 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.28

Abstract

The role of the teacher as a facilitator aims to provide freedom of learning for students. This role adheres to humanistic learning theory, namely students as centers, teachers as escorts, and facilitators in learning. In the implementation of online learning, teachers only give and collect assignments from students, and education is done without the teacher's help. This shows that the teacher is not adequately performing his role as a facilitator. This paper was written using a research method of literature review with the formulation of the problem of how teachers' role as facilitators in online learning to write to find out how teachers should perform their role as facilitators for elementary school students in online learning. From a Christian perspective, learning is done christ-centered and student-oriented. As a person who has been redeemed, the teacher has a responsibility to introduce students to God; one way is to carry out his role as a facilitator well. The role of teachers as facilitators that can be applied in online learning includes accompanying, directing, listening, making time for students. It is recommended that authors, teachers, and researchers who will continue this research should carry out the role of teachers as facilitators responsibly through the use of available platforms such as teams, zoom, and video calls.  AbstrakPeran guru sebagai fasilitator bertujuan memberikan kebebasan belajar bagi siswa. Peran ini, menganut teori belajar humanistik, yaitu siswa sebagai pusat, guru sebagai pendamping dan fasilitator dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring terdapat guru hanya memberikan dan menagih tugas dari siswa dan pembelajaran dilakukan tanpa dampingan guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak menjalankan perannya sebagai fasilitator dengan baik. Makalah ini ditulis menggunakan metode penelitian kajian literatur dengan rumusan masalahnya adalah bagaimana peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran daring dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana seharusnya guru menjalankan perannya sebagai fasilitator bagi siswa sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Berdasarkan perspektif Kristen, pembelajaran dilakukan dengan berpusat kepada Kristus dan berorientasi kepada siswa. Guru sebagai pribadi yang telah ditebus, memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan siswa kepada Allah, salah satu caranya adalah dengan melaksanakan perannya sebagai fasilitator dengan baik. Peran guru sebagai fasilitator yang dapat diterapkan dalam pembelajaran daring di antaranya, mendampingi, mengarahkan, mendengarkan, menyediakan waktu untuk siswa. Disarankan kepada penulis, guru dan peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini hendaknya melaksanakan peran guru sebagai fasilitator dengan bertanggung jawab melalui melalui penggunaan platform yang tersedia seperti teams, zoom, dan video call.
Makna Pernyataan נִחַם יְהוָה עַל־זֹאת (niHam yhwh (ädönäy) al-zöt ) Dalam Amos 7:3 dan 6 Anon Dwi Saputro; Julio Avner Oktavianus Faot
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.985 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i1.15

Abstract

This article explain the statement of God’s  regret in Amos 7: 3 and 6. This research uses a word study research method and a literary approach by paying attention to prophetic literature in the sub-genre of judgment. This study aims to explore the meaning and get the correct application of God's statement of regret. Some interpreters such as Thomas L. Constable, Jeff Niehaus, B. J. Boland etc. only emphasized the side of repentance and God's change of mind on the evil of Israel. But that word has nothing to do with repenting or turning to God. Immediately this statement was expressed only by the grace of God. The word "regret" refers to emotional or anthropopathic and God changed His plan. Abstrak Artikel ini menjelaskan mengenai pernyataan Allah menyesal dalam Amos 7:3 dan 6. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kata dan pendekatan sastra dengan memperhatikan sastra nubuatan dalam sub genre penghakiman. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna dan mendapat penerapan yang tepat mengenai pernyataan Allah menyesal. Beberapa penafsir seperti Thomas L. Constable, Jeff Niehaus, B. J. Boland dll hanya menekankan kepada sisi petobatan dan perubahan pikiran Allah terhadap kejahatan Israel. Namun kata tersebut tidak ada kaitannya dengan bertobat atau berbalik kepada Allah. Serta merta pernyataan tersebut diungkapkan hanya oleh rahmat TUHAN. Kata “menyesal” menunjuk kepada emosi atau antropopatis dan TUHAN mengubah rencana-Nya.
Prinsip Dasar Pemberitaan Injil Menurut Kisah Para Rasul 28:23-31 Esau Huwae
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.216 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.14

Abstract

New Testament record church growing as result of God works through church and missionary. The failure of Christian mission because they do not understand the basic principles of missionary work. Narration of Luke in Acts 28:23-31 provides basic principles of missionary work. This article examines the passages of Acts 28:23-31 with evangelical approaching. Church and missionary workers must have a pure heart, biblical material, good quality based on Holy Spirit work and continuously follow-up. Thus, the basis of missionary work carry out of God’s will according the scripture. Abstrak Perjanjian Baru mencatatkan tentang pertumbuhan gereja sebagai dampak pemberitaan injil yang dikerjakan Allah melalui gereja dan para pekerja injil. Kegagalan pemberitaan injil yang dilaksanakan oleh gereja atau pemberita injil dikarenakan mereka tidak memahami prinsip-prinsip dasar pemberitaan injil. Narasi Lukas dalam Kisah Para Rasul 28:23-31 memberikan prinsip-prinsip dasar pemberitaan injil. Artikel ini mengkaji nats Kisah Para Rasul 28:23-31 dengan pendekatan yang dipakai oleh kaum injili. Pemberitaan injil harus memiliki pondasi motivasi yang murni, materi yang alkitabiah, mutu sesuai dengan pekerjaan Roh Kudus dan tindak lanjut yang terus menerus. Dengan demikian dasar pekerjaan injil yang dilakukan gereja adalah berdasarkan kehendak Allah yang tertulis dalam Alkitab.
Implikasi Pentingnya Pelaksanaan Disiplin Gereja A Andre; S Susanto
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.234 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i1.1

Abstract

In the development of the church today, the problem that arises is the confusion of people who sin, the church seems to ignore the implementation of church discipline. This neglect is wrong attitude, because it does not carry out church discipline that means the church allows a person to fall into sin the reason of fear for making the person offended even though this kind of attitude makes the person's spiritual growth die. Death spiritual growth will become the root of the problem in the church and have an adverse effect on other congregations, therefore church leaders must be brave in making decisions. The method used in this paper is a qualitative method with a descriptive approach. The results of this study indicate that church discipline is very important in correcting mistakes so that the congregation can live righteously according to God's Word. The church needs to be brave in taking decisions in carrying out church discipline, and must not neglect the implementation of church discipline, because church discipline is God's command according to the truth of God's Word.
Implementasi Pola Pelayanan Gereja Mula-Mula Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 Terhadap Gerakan Kesatuan Tubuh Kristus Masa Pandemi Yohanes Enci Patandean; Iskandar Iskandar
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.647 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.25

Abstract

The author discusses the implementation of the early church ministry pattern in Acts 2:41-47 to the unity movement of the body of Christ during the pandemic. The situation experienced by humans today, the author feels that this issue is important to discuss. The method used by the author is a qualitative method with a thematic descriptive approach. The condition of the early church they lived in one heart and soul; even though they were many, they lived in unity, sharing. Not only that, but they are also getting closer to the Lord Jesus; the early church service pattern was applied in fostering the faith of the congregation to become more mature during the pandemic. Abstrak Penulis membahas implementasi pola pelayanan gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 terhadap gerekan kesatuan tubuh Kristus masa pandemi. Keadaan yang dialami oleh manusia saat ini, penulis merasa bahwa isu ini penting untuk dibahas. Metode yang digunkan penulis adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif tematis. Keadaan jemaat mula-mula mereka hidup sehati, sejiwa, meskipun mereka jumlah yang banyak, mereka hidup kompak, saling berbagi satu sama lainnya. Bukan hanya itu saja mereka juga semakin dekat dengan Tuhan Yesus, pola pelayanan jemaat mula-mula diterapkan dalam membina iman jemaat agar semakin dewasa dimasa pandemi.
The Bible's Encouragement to Be Active Implementing Learning Planning Dwi Ariefin
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.551 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i1.20

Abstract

Planning is an activity that also determines the success of learning. Planning activities in the practical form of compiling learning tools, such as syllabus, RPS, or RPP, cannot be ignored. The teachers have been trained, directed and even supervised to do so. However, some Christian teachers are not necessarily willing to do it diligently. For those who have not or who have done, need to be strengthened with a stronger encouragement. The Bible is the authoritative Word of God and can be a source of encouragement for every Christian, including Christian teachers. Therefore, it is necessary to find Bible truths that are relevant to planning. Excavated Bible passages, especially those relevant to the topic. After investigation, found truths that are ready to be applied; that the planning is: 1) Needs to be done; 2) It is necessary to ask for God's participation in carrying it out; 3) Need to be implemented properly; 4) the activity is closed with submission to God's will. Christian teachers who value the authority of the Bible will pay attention to and obey God's Word to do well in lesson planning.

Page 2 of 3 | Total Record : 22