cover
Contact Name
Miftakhul Faizin
Contact Email
miftakhulfaizin69@gmail.com
Phone
+6289527336603
Journal Mail Official
jasna@unisnu.ac.id
Editorial Address
Jl. Taman Siswa Pekeng Tahunan, Jepara, Jawa Tengah., Kab. Jepara, Provinsi Jawa Tengah, 59427
Location
Kab. jepara,
Jawa tengah
INDONESIA
JASNA : Journal For Aswaja Studies
ISSN : 27744051     EISSN : 27749282     DOI : 10.34001/jasna
Core Subject : Religion,
JASNA Journal For Aswaja Studies adalah jurnal kajian Islam yang diterbitkan oleh Pusat Studi Aswaja, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Jurnal ini berfokus pada topik topik keIslaman inter, multi, dan transdisipliner. Ruang lingkup artikel meliputi, Ahlu As sunnah wa al jamaah, Filsafat Islam, Pemikiran dan Sastra Islam, Islam dan Perdamaian, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban dalam Islam, Islam di Daerah, Komunitas Muslim, Pendidikan Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam dan Studi Bisnis, Al-Quran dan Hadits.
Articles 37 Documents
Konsep Tasawuf Al-Ghazali dan Kritiknya Terhadap Para Sufi (Telaah Deskriptif Analitis) Mohammad Rohmanan
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.144 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i2.2206

Abstract

AbstractTasawwuf is one of the most valuable aspects of Islamic teachings. Al-Ghazali had a great influence on the world of Sufism and the Sufis. His thoughts are used as a reference by Muslim and non-Muslim scientists in the fields of psychology.. In this article, the author tries to discuss the concept of tasawwuf al-Ghazali and his criticisms of the Sufis. This research is a literature study with content analysis of the data that has been collected. The results of this study are: 1. al-Gh azali’s tasawwuf is a psychomoral tasawwuf which emphasizes moral development and purification of the soul; 2. Al-Ghazali's criticisms were aimed at Sufis who forgot or were far from the essence of Sufism itself.Keywords: al-Ghazali, Criticism, Islamic Psychology, Psychology, Sufi, Tasawwuf
Pokok-pokok Ajaran Aswaja Menurut KH. Ma'ruf Irsyad Kudus Fathur Rohman
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.373 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.943

Abstract

AbstractKH. Ma'ruf Irsyad is one of the Kiai from Kudus city who is very consistent and eager in fighting for the teachings of Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah. Besides being active in the PCNU management of Kudus Regency, he also actively campaigned aswaja teachings through madrasa and majlis ta'lim. According to him, Aswaja is the best way to carry out Islamic teachings because Aswaja was pioneered by the Salaf scholars whose scientific sanad continued to the Prophet and his companions. Kiai Ma'ruf refused propaganda “back to the Qur'an and Hadith” because digging Islamic teachings from its immediate source is not an easy matter that can be done by just anyone. Without the tools of science and high integrity,  exploring  Islamic  teachings  directly  from  the  source  will  actually  leadto  being  lost  and misleading. Therefore, the safest way to practice Islam is by following the salaf scholars. This article discusses  the  important  points  of  the  teachings  of  Ahl  al-Sunnah  wa  al-Jama'ah  according  to  KH. Ma'ruf  Irsyad  Kudus.  There  are  nine points  presented  by  KH.  Ma'ruf  Irsyad  about  the  Aswaja teachings,  namely:  using  mizan  al-syar'i,  consistent  with  the  truth,  maintaining  unity,  following  the salaf scholars, prioritizing the Shari'a rather than reason, the Shari'ah as a measure of good and bad,  taqwa in all conditions, benefiting humans, doing sincerely.Keywords: Principles of teaching, Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, KH. Ma’ruf IrsyadAbstrakKH. Ma’ruf Irsyad adalah salah satu Kiai asal kota Kudus yang sangat konsisten dan getol dalam memperjuangkan  ajaran  Ahl  al-Sunnah  wa  al-Jama’ah. Selain aktif dalam kepengurusan PCNU Kabupaten Kudus, ia juga aktif mengkampanyekan ajaran Aswaja melalui madrasah dan majlis ta’lim. Menurutnya, aswaja adalah jalan terbaik dalam melaksanakan ajaran Islam karena aswaja dipelopori oleh para ulama salaf yang sanad keilmuannya bersambung kepada Rasulullah dan para sahabat. Kiai ma’ruf menolak propaganda “kembali kepada al-Qur’an dan Hadits” karena menggali ajaran Islam dari sumbernya langsung bukanlah perkara mudah yang bisa dilakukan oleh sembarang orang. Tanpa perangkat keilmuan dan integritas yang tinggi, menggali ajaran Islam langsung dari sumbernya justru akan menyebabkan tersesat dan menyesatkan. Oleh karena itu, jalan yang paling aman dan selamat dalam menjalankan Islam adalah dengan mengikuti para ulama salaf. Artikel ini membahas tentang poin-poin  penting  ajaran  ahl  al-sunnah  wa  al-jama’ah menurut KH. Ma’ruf Irsyad Kudus. Ada sembilan  poin  yang  disampaikan  oleh  KH.  Ma’ruf  Irsyad  tentang  ajaran  Aswaja  a  ntara  lain menggunakan mizan al-syar’i, konsisten pada kebenaran, menjaga persatuan, mengikuti ulama’ salaf, mendahulukan syariat daripada akal, syari’at sebagai ukuran baik dan buruk, taqwa dalam segala kondisi, memberikan manfaat bagi manusia, berbuat dengan ikhlas.Kata kunci: Prinsip-prinsip pengajaran, Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, KH. Ma'ruf Irsyad
Ekonomi Islam untuk Keberlanjutan Umat Beragama (Studi Faktor yang Mempengaruhi Minat Anggota Non Muslim dalam Menyimpan di BMT Artha Sejahtera Bantul) Sartika Sari; Mohamad Faozy
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.222 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v2i1.2296

Abstract

AbtractThis  research  comprehensively  examines  how  the  Islamic  economy  is  able  to  move  the  progress  of religious communities, which in this case will be studied related to the factors that influence the interest of  non-Muslim members  in  saving  at  KSPPS  BMT  Artha  Sejahtera  Srandakan Bantul  Yogyakarta.  The research  method  is  field  research  with  data  collection  through  three  stages,  namely  observation, interviews,  and  documentation.  The  data  analysis  uses  the  analysis  from  Miles  and  Huberman  model, namely  data  presentation,  data  reduction,  and  drawing  conclusions.  The  research  results  reveal  that KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta is a non-governmental organization that was originally  initiated  by  several  groups  of  people  who  care  about  the fate of  small  and  medium  business actors. The factors that influence the interest of non-Muslim members in saving at BMT Artha Sejahtera Srandakan  Bantul  Yogyakarta  from  some  respondents'  perceptions  consist  of:  location,  service,  profit sharing,  company  reputation,  promotion,  curiosity  about  the  institution's  sharia,  close  friends,  and  no administrative deductions. From the perception of the community, it is more dominant towards large profit sharing from the company. Therefore, the existence of BMT Artha Sejahterais actually used as one of the pioneers of Islamic economics for the welfare of religious people at large.Keywords: Islamic Economics, Religious Sustainability, Non-Muslims, BMT.AbstrakPenelitian  ini  mengkaji  secara  komprehensif  bagaimana  ekonomi  syariah  mampu  menggerakkan kemajuan   umat   beragama,   yang   dalam   hal   ini   akan   dikaji   terkait   dengan   faktor-faktor   yang mempengaruhi minat anggota non-muslim untuk menabung di KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pengumpulan data  melalui  tiga  tahap  yaitu  observasi,  wawancara,  dan  dokumentasi.  Analisis  data  menggunakan analisis model Miles dan Huberman, yaitu penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian   mengungkapkan   bahwa   KSPPS   BMT   Artha   Sejahtera   Srandakan   Bantul   Yogyakarta merupakan  lembaga  swadaya  masyarakat  yang  pada  awalnya  digagas  oleh  beberapa  kelompok masyarakat  yang  peduli  terhadap  nasib  para  pelaku  usaha  kecil  dan  menengah.  Faktor-faktor  yang mempengaruhi  minat  anggota  non-muslim  menabung  di  BMT  Artha  Sejahtera  Srandakan  Bantul Yogyakarta  dari  beberapa  persepsi  responden  terdiri  dari:  lokasi,  pelayanan,  bagi  hasil,  reputasi perusahaan,  promosi,  rasa  ingin  tahu  tentang  syariah  lembaga,  teman  dekat,  dan  tidak  ada  potongan administrasi. Dari persepsi masyarakat lebih dominan terhadap bagi hasil yang besar dari perusahaan. Oleh  karena  itu,  keberadaan  BMT  Artha  Sejahtera  sebenarnya  dijadikan  sebagai  salah  satu  pelopor ekonomi syariah untuk mensejahterakan umat beragama secara luas.Kata kunci: Ekonomi Islam, Keberlanjutan Religius, Non-Muslim, BMT
Potret Ideal Sikap Moderat Kiai di Era Millenial Muhammad Idlom Dzulqarnain
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.713 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i2.2876

Abstract

AbstractThe problem of the breakdown of unity is a latent problem as well as a threat to the integrity of the nation. Ideological  divisions  and  conflicts  do  not  occur  between  religions,  races,  or  groups.Splits  and disintegration are also vulnerable to occur between religious leaders or kiai, andalsobetween students. Starting  from the result  of  blind fanaticism,  old-fashioned thinking,  and  lack  of  awareness  of  tolerance. Therefore, there needs to be an awareness of the kiai to be moderate. Because the kiai's thoughts have a lot of influence on theirstudents. This study aimedto analyze how the indicators of moderate, as well as the ideal portrait of the moderate attitude of the kiai. This study usedqualitative methods and descriptive analysis.  The  results  of  the  study  show  that  several  indicators  of  moderate  kiai  can  be  mapped  on  four aspects. Firstly, the aspect of aqidah or ideology. The kiai in using arguments need to be balanced between naqli arguments and aqli arguments, so it is not easy to judge others wrong. Secondly, the social aspect. The  kiai  need  to  get  along  with  all  groups,  prioritize  common  affairs,  and  peace.  Thirdly,  the  cultural aspect. Kiai need to emphasize prevention rather than punishment with violence, democracyand get used to a culture of deliberation in deciding cases. A culture of tolerance while maintaining good old culture or methods,  and  remaining  open  to  newness  or  technology.  Fourthly,  the  national  aspect.  Kiai  need  to maintain the existence of national unity by upholding tolerance, respecting and obeying the government as long as it does not deviate from norms and religion, expresses opinions or criticisms to the authorities in a wise manner without violence.Keywords: kiai, moderation, pesantrenAbstrakProblem  pecahnya  persatuan  menjadi  masalah  laten sekaligus ancaman keutuhan bangsa.  Perpecahan dan  konflik ideologi tidak  hanya  terjadi  antar  agama,  ras,  atau  kelompok.  Perpecahan  dan  disintegrasi juga  rentan  terjadi  antar  pemuka  agama  atau  kiai,  dan  antar  santri.  Mulai  dari  akibat  fanatisme  buta, pemikiran yang kolot, dan kurangnya kesadaran toleransi. Oleh karena itu perlu ada kesadaran kiai untuk bersikap  moderat. Karena pemikiran  kiai  memiliki  banyak  pengaruh  terhadap  para  santri.  Tujuan penelitian  ini  untuk  menganalisis  bagaimana  indikator  moderat,  serta  potret  ideal sikap  moderat kiai. Penelitian  ini  menggunakan  metode kualitatif  dan  analisis  deskriptif. Hasil  penelitian  menujukkan beberapa inidikator moderat kiai dapat dipetakan pada empat aspek. Pertama, aspek aqidah atau ideologi.  Para kiai dalam menggunakan dalil perlu seimbang antara dalil naqli maupun dalil aqli,sehingga tidak mudah memvonis orang lain salah. Kedua, aspeksosial. Para kiai perlu bergaul dengan semua golongan, mengutamakan urusan bersama, dan perdamaian. Ketiga, aspek budaya. Kiai perlu menekankan preventif dari pada  punishment  dengan kekerasan, demokratis  dan  membiasakan  budaya  musyawarah  dalam memutuskan perkara. Budaya toleransi dengan tetap menjaga budaya atau metode lama yang baik, dan tetap terbuka dengan kebaruan atau teknologi. Keempat, aspek kebangsaan. Kiai perlu menjaga eksistensi kesatuan bangsa dengan menjunjung sikap toleransi, menghormati serta menaati pemerintah selama tidak menyimpang dari norma dan agama, menyampaikan pendapat atau kritik kepada penguasa dengan cara bijak tanpa kekerasan.Kata Kunci: kiai, moderat, pesantren
Methodology for Determining the Halal of Medicinal and Food Products in Maslahah Perspective Muhammad Nusran; Abdul Muher; Sitnah A. Marasabessy; Nurlaila Abdullah
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.389 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i2.2203

Abstract

AbstractMedicine  and  food  are  the  two  primary  commodities  needed  for  humans.  Both  are  very  important  for maintaining  human survival  and  also  the  environment.  With  the  rapid  development  of  science  and technology  (saintec),  including  the  production  of  food  and  medicine,  there  have  been  many  product innovations that utilize natural resources optimally or reprocess existing resources. It is undeniable that advances in science and technology are able to produce various products that not only make optimal use of resources, but are able to answer the various human needs for medicine and food. With the obligation, especially Muslim consumers, to only consume Halal medicines and foods, problems arise related to the halal status of medicinal and food products. Even though there have been many  writings from  scholars regarding the methodology of stipulating halal law or the prohibition of something, it will be, but with the phenomenon of the very wide variety of medicinal and food industry products, this methodology is still very important  to  be  reviewed  again.  The  aim  of  this  paper  is  to  produce  a  specific  methodology  for  the determination of halal medicinal and food products from a Maslahah perspective. This paper is a literature study  using an analysis of the  istimbath process using the  Maslahah perspective  on medicinal and food products.The  results  of  this  study  are  a  methodology  that  canbe  used  as  a  basis  for  determining  the halalness of medicinal and food products from the Maslahah perspective as well as practical instructions for non-Sharia communities to assess whether a product is Halal or not.Keywords: Halal, medicine, food, istimbath, maslahah, methodology
Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah di SMP Islam Pecangaan Jepara Sirojul Fikar; Ahmad Saefudin
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.106 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v2i1.3266

Abstract

AbstractThis  study aims  to  describe the role of  PAI  teachers  in  instilling  the  educational  values of  Ahlussunnah walJamaah  (Aswaja)  in  Pecangaan  Islamic  Junior  High  School.  In  addition,  it  is  also  to  identify  the supporting  and  inhibiting  factors.  This  qualitative  research  type  of  field  research  uses  observation, interview,  and  documentation  techniques  in  data  collection.  The  results  showed  that  the  values of Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah instilled by PAI teachers to students included tawassuth, tawazzun, tasamuh and i'tidal. As conservators, PAI teachers play a role in providing direction in the form of material related to Islamic moderation that can be carried out in daily life such as tolerance, doing good to others, and respecting the opinions of others. PAI teachers are also innovators who have new ideas in instilling the value of Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah. As transmitters, PAI teachers use lecture and da'wah methods to instill the value of Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah. The educational background aspect of the PAI teacher is a supporting factor for the cultivation of Aswaja An-Nahdliyyah's values, in addition to  the  factor  of  student  thinking  maturity.  School  facilities  and  environment  also  add  to  the  carrying capacity  of  the  cultivation  of  these  values.  On  the  other  hand,  the  presence  of  a  teacher  whose undergraduate  linearity  is  not  suitable  is  a  factor  inhibiting  the  cultivation  of  Aswaja  An-Nahdliyyah values.Keywords: PAI teacher, Aswaja An-Nahdliyyah, Ahlus sunnah wal jama'ah, Islamic junior highschool.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) di SMP Islam Pecangaan. Selain itu, jugauntuk  mengidentifikasifaktor pendukung  dan penghambatnya.  Penelitian  kualitatif  berjenis  field  research  ini menggunakan  teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai  ahlussunah  wal  jamaah  An-Nahdliyah yang  ditanamkan  oleh  guru  PAI  kepada  siswa  meliputi tawassuth,  tawazzun,  tasamuh dan  i'tidal. Sebagai konservator,  guru  PAI  berperanmemberikan arahan berupa  materi  terkait  dengan  moderasi  Islam  yang  bisa dilaukandalam  kehidupan  sehari-hari  seperti toleransi,  berbuat  baik  kepada  sesama,dan  menghormati  pendapat  orang  lain.  Guru  PAI juga  selakuinovator yang memiliki ide-ide  baru  dalam  menanamkan  nilai  ahlussunah  wal  jamaah  An-Nahdliyah. Selakutransmitor,guru  PAI memanfaatkan  metodeceramah  dan  dakwah  untuk menanamkan  nilaiahlussunah  waljamaah  An-Nahdliyah. Aspek  latar  belakang  pendidikan  guru  PAI  menjadi  faktor pendukungpenanaman  nilai  Aswaja  An-Nahdliyyah,  di  samping  juga  faktorkedewasan berpikir siswa. Fasilitas dan lingkungan sekolah juga menambah daya dukung penanaman nilai-nilai tersebut. Pada sisi yang  lain, adanya  guru  yang  linearitas  kesarjanaannya  kurang  sesuai  menjadi  faktor  penghambat penanaman nilai Aswaja An-Nahdliyyah.Kata Kunci: Guru PAI, Aswaja An-Nahdliyyah,Ahlus sunnah wal jama’ah, SMP Islam.
Reinterpretasi Hadis Larangan Perempuan Bepergian Tanpa Mahram dan Larangan Melukis (Pendekatan Sosio-Historis dan Antropologis)) Ghufron Hamzah
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.602 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.944

Abstract

AbstractThis article focuses on the interpretation of the prohibition of women traveling without mahram hadith and  the  prohibition  on  writing  which  is  often  understood  textually  as  the  editors  of  the  hadith.  The literature  review  method  with  descriptive  qualitative  analysis  through  contingent  analysis  of  the perspective of the socio-historical and anthropological approaches used in this article. The findings of this study are: (1) The legislation of the ban on women traveling alone if they look at the historical context of the above hadith is security and propriety, the current contextualization is if the security of women traveling alone is guaranteed and women are deemed appropriate more taboo when traveling alone, it does not matter if women travel alone without mahram, (2) Rationes legis from prohibiting the painting of animate creatures, namely the fear of the emergence of shirk by worshiping paintings or sculptures as in the time of ignorance. This prohibition in the concept of usul fiqh can be categorized as sadd al-dzari'ah which is to cut the path of damage (mafsadah) as a way to avoid such damage, in other words it is an anticipatory step.Keywords: reinterpretation, hadith prohibition, anthropological, socio-historical approachAbstrakArtikel  ini fokus  untuk  mengkaji  tentang  penafsiran  hadis  larangan  perempuan  bepergian  tanpa mahram dan larangan menulis yang kerap kali dipahami secara tekstual sebagaimana bunyi redaksi hadisnya.  Metode  kajian  pustaka  dengan  analisis  kualitatif  deskriptif  melalui  analisis  kontent perspektif  pendekatan  sosio-historis  dan  antropologis  digunakan  dalam  artikel  ini.  Adapun  hasil temuan  melalui  kajian  ini  adalah:  (1)  Rationes  legis  dari  pelarangan  bagi  perempuan  bepergian sendirian jika menilik konteks historis hadis di atas adalah keamanan dan kepatutan, kontekstualisasi saat  ini  adalah  apabila  keamanan  perempuan  yang  bepergian  sendirian  sudah  ada  jaminan  dan perempuan sudah dianggap patut tidak lagi tabu ketika melakukan perjalanan sendirian, maka tidak masalah apabila perempuan bepergian sendirian tanpa mahram, (2) Rationes legis dari pelarangan melukis  makhluk  yang  bernyawa,  yaitu  kekhawatiran  munculnya  penyakit  syirik  dengan  melakukan penyembahan terhadap lukisan atau patung sebagaimana pada masa jahiliyah. Pelarangan ini dalam konsep  ushul  fiqh  bisa  dikategorikan  sebagai  sadd  al-dzari’ah yaitu memotong jalanyang  dapat menyebabkan kerusakan (mafsadah) sebagai cara untuk menghindari kerusakan tersebut, dengan kata lain merupakan langkah antisipatif.Kata Kunci : Reinterpretasi, hadis larangan, pendekatan sosio-historis, antropologi
Analisis Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Pedesaan Tri Manunggal Jaya Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang; Perspektif Islam Latifatul Rohmah; Dhea Yustiana Safitri; Erin Wulansari; Muhammad Mumakin; Achmad Nur Alfianto
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.983 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v2i1.2307

Abstract

AbstractThis study aims to analyze the factors that determine the policy implementation in the development of rural areas with a top-downapproach in the rural area of Tri Manunggal Jaya. Factors that determine Policy Implementation include Communication,Resources, Disposition, and Bureaucratic Structure. This study used qualitative research methods by conducting literature reviews, document verification, interviews, and observations. This research produces a theoretical and empirical view of the factors that determine policy implementation in the development of rural areas in Tri Manunggal Jaya. The results  of  this  study  also  can  be  used  to  determine  strategies  to  increase  the  effectiveness  of  the implementation of rural area development policies with a top-downapproach in the Magelang Regency.Keywords: Policy   Implementation,   Top-Down   Approach,   Rural   Area  Development,  Tri Manunggal Jaya AbstrakTujuan   penelitian   ini   adalah untuk   menganalisis   faktor-faktor   yang  menentukan   implementasi kebijakan pengembangan  kawasanpedesaan  dengan  pendekatan  top-down  di DesaTri  Manunggal Jaya.  Faktor-faktor tersebut meliputi komunikasi, sumber daya, disposisi,  dan struktur birokrasi. Penelitian  ini  menggunakan metode  penelitian  kualitatif  dengan  melakukan  studi pustaka,  verifikasi dokumen,  wawancara,  dan  observasi.  Penelitian  ini  menghasilkan  pandangan  teoritis  dan  empiris tentang faktor-faktor yang menentukan implementasi kebijakan dalam pembangunan pedesaan di Tri Manunggal  Jaya.  Hasil  penelitian  dapat  digunakan  untuk  menentukan  strategi untuk  meningkatkanefektivitas implementasi kebijakan pembangunan pedesaan dengan pendekatan top-down di Kabupaten Magelang.Kata kunci: Implementasi  Kebijakan,  Pendekatan  Top-Down,  Pengembangan  Pedesaan,  Tri Manunggal Jaya
Solusi Al-Qur’an Terhadap Problematika Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Muhammad Anwar Idris
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.789 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i2.2192

Abstract

AbstractIndonesia, with all its wealth ranging from ethnicity, culture, and various religions, of course cannot be separated from a problem that results in prolonged conflict, the burning system of places of worship is a frequent occurrence, the understanding of eternal religious verses results in conflict, even though al-Quran forbids it. However, this cannot be avoided because in social terms, a conflict is born that is logged from a social interaction. This is where ta'aruf and ta'asub reason for the term conflict in the Koran with its various derivations,  including  qital  and  al-harb  (war)  al-khasm  (hostile),  ikhtilaf  (disagreement)  and  tanazu' (contradiction).  Then  regarding  the  Qur'anic  solutions  given  regarding  conflicts  between  religious communities,  at  leastthe  author  describes  three  results,  among  others,  tabayun,  deliberation,  mutual forgiveness (gracefulness), four guarantees of religious freedom.Keywords: Conflict, Social, Solution, Al-Qur'an.AbstrakIndonesia dengan segala kekayaannya mulai dari suku, etnis, budaya serta bermacam-macamnya agama, tentunya   tidak   terlepas   dari   sebuah   masalah  yang   mengakibatkan   konflik   yang   berkepanjangan, pembakaran tempat ibadah merupakan hal yang sering terjadi, pemahaman ayat-ayat agama yang sempit mengakibatkan  konflik,  padahal  al-Qur’an melarangnya. Namun hal tersebut tidak dapat dihindarkan karena dalam berinteraksi sosial pasti lahir sebuah konflik yang merupakan konsekuensi logis dari sebuah interaksi sosial. Disinilah perlunya nalar ta’aruf dan ta’asub Istilah konflik di dalam al-Qur’an disebutkan dengan  berbagai  derivasinya  antara  lain  qital  dan  al-harb  (perang)  al-khasm  (bermusuhan),  ikhtilaf (berselisih) dan tanazu’ (pertentangan). Kemudian mengenai solusi Qur’ani  yang  diberikan  mengenai konflik   antar   umat   beragama,   setidaknya   penulis  memaparkan   tiga   hasil   antara   lain,   tabayun, bermusyawarah, saling memaafkan (lapang dada), jaminan  kebebasan beragama.Kata Kunci:Konflik, Sosial, Solusi, Al-Qur’an
Peran Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Citra Dharma Mulya Sebagai Basis Ekonomi Maslahah di Desa Trimulyo Jetis Bantul Trisna Wulandari; Puji Solikhah
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.2 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v2i1.2298

Abstract

AbstractThis study aims to determine the normative, ideal, and factual roles of BKM Citra Dharma Mulya as the maslahah economic base for problems in Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. This study is a qualitative field research with case study. The data collection techniques include primary data, namely observation, interviews, and documentation. While secondary data, namely the collection of books, articles, journals, documentation files, and library materials related to study. The study results showed that: (1) the ideal role of  BKM  in  accordance  with  the  guidelines  for  implementing  PNPM  MandiriUrban,  among  others: mobilizing citizens in a participatory manner to formulate plans for poverty problems, generating various empowerment activities for the poor, and so on. (2) The normative role of BKM Citra Dharma Mulya as a maslahah  economic  base  includes:  work  planning  for  BKM  Citra  Dharma  Mulya,  Secretarial  Work Program, special program for BKM Citra Dharma Mulya, and UPK, UPL, and UPS Work Programs. (3) The  factual  roles  of  BKM  Citra  Dharma  Mulya  include:  organizing  the  community  in  a  participatorymanner  through  decision-making  councils,  upholding  noble  values,  fostering  various  empowerment activities, and supervising the BLM implementation process.Keywords: Role, Community Welfare Agency, Maslahah Economics.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran normatif, ideal, dan faktual BKM Citra Dharma Mulya sebagai basis ekonomi maslahah bagi permasalahan di Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan  penelitian  kualitatif  lapangan  dengan  studi  kasus.  Teknik  pengumpulan  data  meliputi  data primer  yaitu  observasi,  wawancara,  dan  dokumentasi.  Sedangkan  data  sekunder  yaitu  kumpulan  buku, artikel,  jurnal,  file  dokumentasi,  dan  bahan  pustaka  yang  berhubungan  dengan  studi.  Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa:  (1)  Peran  ideal  BKM  sesuai  dengan  pedoman  pelaksanaan  PNPM  Mandiri Perkotaan   antara   lain:   menggerakkan    warga   secara   partisipatif   untuk   merumuskan   rencana penanggulangan  kemiskinan,  melahirkan  berbagai  kegiatan  pemberdayaan  masyarakat  miskin,  dan segera.  (2)  Peran  normatif  BKM Citra  Dharma  Mulya  sebagai  basis  ekonomi  maslahah  meliputi: perencanaan  kerja  BKM  Citra  Dharma  Mulya,  Program  Kerja  Kesekretariatan,  program  khusus  BKM Citra  Dharma Mulya,  dan  Program Kerja  UPK,  UPL,  dan  UPS.  (3)  Peran faktual  BKM  Citra  Dharma Mulya  antaralain:  mengorganisir  masyarakat  secara  partisipatif  melalui  dewan  pengambil  keputusan, menjunjung  tinggi  nilai-nilai  luhur,  membina  berbagai  kegiatan  pemberdayaan,  dan  mengawasi  proses pelaksanaan BLM.Kata kunci: Peran, Badan Kesejahteraan Rakyat, EkonomiMaslahah.

Page 1 of 4 | Total Record : 37