cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jx.santo@gmail.com
Phone
+6287836107190
Journal Mail Official
jurnalteokristi@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Jl. Raya Solo Purwodadi km 7, Selorejo, Wonorejo, Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani
ISSN : -     EISSN : 27971651     DOI : -
Teokristi adalah akronim dari Teologi dan Pelayanan Kristiani. Penggunaan nama Teokristi sebagai nama jurnal merujuk kepada focus dan scope jurnal ini. Teokristi adalah jurnal ilmiah teologi dengan warna Injili, merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup. Focus dan Scope penelitian Teokristi adalah Teologi Kontekstual, Teologi Pastoral, Misiologi, Pelayanan Kristiani. Teokristi menerima artikel dari dosen dan para teolog yang ahli di bidangnya, dari segala institusi teologi, baik dari dalam maupun luar negeri. Artikel yang telah memenuhi persyaratan akan dinilai kelayakannya dalam proses peer-review sebelum diterbitkan. Teokristi terbit dua kali setiap tahun, Mei dan November.
Articles 24 Documents
Masa Persiapan Di Masa Intertestamental Bagi Misi Gereja Mula-Mula I Gede Puji Arysantosa
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.99 KB)

Abstract

Misi Allah kepada dunia adalah tema sentral yang mengikat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Inilah hal yang terus dilakukan Allah dalam sejarah manusia, termasuk pada masa intertestamental.  Titik penghubung di antara kedua perjanjian itu adalah janji Tuhan kepada Abraham untuk memasukkan semua suku dan bangsa di bumi masuk ke dalam anugerah berkat-Nya.Alkitab sesungguhnya dimulai dengan tema misi di Kitab Kejadian dan terus bergerak tanpa henti sepanjang keseluruhan Perjanjian Lama dan berlanjut ke dalam Perjanjian Baru. Jika kita hendak mengenali teks Amanat Agung di Perjanjian Lama, maka pasti yang dimaksud adalah Kejadian 12:3 – “olehmu (Abraham) semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Inilah sebuah pernyataan paling awal dari fakta bahwa merupakan tujuan dan rencana Allah untuk melihat berita tentang anugerah dan berkat-Nya sampai kepada setiap orang di atas planet bumi. Kalau kita melihat lebih dalam lagi, sesungguhnya berita itu tidak dimulai di sana. Dasar dari berita itu berasal dari Kejadian 3:15, tetapi di Kejadian 12:3 terdapat deklarasi dan pengumumannya dalam bentuk yang paling ringkas. Apa yang dinyatakan sejak zaman Abraham berlanjut pada masa intertestamental. Dengan demikian masa intertestamental menjadi masa persiapan (time of preparation)untuk kedatangan Tuhan Yesus dan misi Paulus serta misi yang dilakukan oleh gereja mula-mula.
Kesukaran Hidup Menurut Teologi Lukas dan Aplikasinya bagi Hidup Orang Kristen pada Masa Kini Efraim Sinaga
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.194 KB)

Abstract

Everyone's difficulties in life can be experienced. And usually they are always shunned because this is uncomfortable for the human mind and body. Every human being always tries to make the difficulties live away from their life. But the reality is that life's hardships are unavoidable, especially during the Covid-19 Pandemic. All affected people, even many believe, are also affected in terms of economy, work, health and so on. Many of them respond by complaining, grumbling and even blaming God for making their faith weaker, but there are also those who respond by bringing themselves closer to God. Therefore, it is necessary for a Christian to know how the Bible views the difficulties of life that they are experiencing, so that their faith does not deteriorate further, they can be strengthened and continue to struggle in facing any difficulties in life that they experience. This paper will answer it, but the writing only contains the viewpoint of a Luke only. Luke's guide to life's difficulties can be explained by a simple exegesis of Luke's writings, namely the Gospel of Luke and the Acts of the Apostles.Kesukaran hidup dapat dialami oleh setiap orang. Dan biasanya selalu dijauhi karena hal ini tidak mengenakkan bagi fisik maupun batin manusia. Setiap manusia selalu berusaha supaya Kesukaran hidup jauh dari kehidupan mereka. Tetapi kenyataanya Kesukaran hidup tidak dapat dihindarkan, secara khusus di masa Pandemi Covid-19 ini. Semua orang terdampak bahkan banyak percaya pun juga ikut terdampak baik dari segi ekonomi, pekerjaan, kesehatan dan lain sebagainya. Banyak di anatara mereka yang meresponinya dengan mengeluh, bersungut-sungut bahkan sampai menyalahkan Tuhan yang membuat iman mereka menjadi semakian lemah, tetapi ada juga yang meresponinya dengan membawa dirinya semakin dekat kepada Tuhan. Oleh sebab itu perlu bagi seorang Kristen untuk mengetahui bagaimana pandangan Alkitab tentang kesukaran hidup yang sedang mereka alami, sehingga mereka iman mereka tidak semakin merosot, mereka dapat semakin dikuatkan dan terus berjuang dalam menghadapi setiap Kesukaran hidup yang mereka alami. Tulisan ini akan menjawabnya tetapi tulisan hanyalah memuat tentang pandagan seorang Lukas saja. Pandangan Lukas mengenai kesukaran hidup ini akan dapat dijelaskan melalui eksegesis sederhana terhadap tulisan-tulisan Lukas, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul.
Tinjauan Terhadap Perayaan Natal Berdasarkan Lukas 2:8 Menurut Alkitab dan Roh Nubuat Janes Sinaga; Sarwedy Nainggolan; Juita Lusiana Sinambela
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.716 KB)

Abstract

Hari natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus sebagai mesias dan Juruselamat manusia. Pada umumnya setiap Kristen menyambut peryaan natal penuh sukacita, sebagai titik awal rencana keselamatan kepada manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Namun dalam hal penerimaan perayaan natal masih ada perbedaan pandangan bahkan dalam penetapan tanggal natal tersebut. Penelitian ini membahas tujuan utama orang Kristen menyambut natal secara khusus menurut Alkitab dan tulisan Roh Nubuat yang dipercaya menjadi petunjuk dan nasehat bagi umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pada masa kini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui daftar Pustaka Alkitab, buku dan media online lainnya dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang tepat dan konfrehensip tentang perayaan natal.
Pentingnya Hikmat Dalam Menghadapi Keadaan Yang Serba Sulit: Refleksi Surat Yakobus Gideon Hardiyanto
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.959 KB)

Abstract

Setiap orang percaya tidak luput dari segala tantangan dan kesulitan hidup, untuk itu dibutuhkan hikmat guna menghadapinya. Tuhan berjanji memberikan hikmat bagi setiap orang yang meminta dalam iman. Berdasar pada surat Yakobus, paper ini mengemukakan bagaimana memperoleh hikmat yang sejati dari Allah sehingga orang Kristen dapat menghadapi keadaan yang serba sulit tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan pustaka, dan diperoleh kesimpulan bahwa hikmat yang berasal dari Allah menuntun langkah setiap orang percaya dalam bersikap, berperilaku dan menilai realitas yang terjadi, menjamin perilaku yang murni yang membuahkan buah-buah yang baik, serta menaungi dan mengarahkan untuk menghadapi segala persoalan kehidupan yang Tuhan izinkan untuk dialami.
Penderitaan Manusia dalam Pandangan Surat Yakobus Pipit Widayanti
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.38 KB)

Abstract

Everyone has experienced problems or suffering in their life. Sometimes in his suffering the question arises why this should be so. The epistle of James contains lessons for its readers in dealing with suffering. This research was conducted with the aim of describing human suffering in light of the epistle of James and its application to Christian life today. The method used is descriptive qualitative through a literature study approach. The results of this study indicate that God's purpose behind human suffering is that God wants His people to be perfect, God wants his people to obey, and God wants to test His people.Setiap orang pernah mengalami masalah atau penderitaan dalam hidupnya. Kadang-kadang dalam penderitaannya tersebut muncul pertanyaan mengapa hal itu harus terjadi. Surat Yakobus berisi tutunan bagi pembacanya dalam menghadapi penderitaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan penderitaan manusia dalam pandangan surat Yakobus dan penerapannya bagi kehidupan orang Kristen pada masa sekarang. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui pendekatan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan Allah di balik penderitaan manusia adalah Allah ingin umat-Nya menjadi sempurna, Allah ingin umatnya dapat taat, dan Allah ingin menguji umat-Nya.
Kemerdekaan Menurut Roma 6:1-14 dan Penerapannya bagi Generasi Z Monika Tuan; Joseph Christ Santo; Agustin Soewitomo Putri
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.78 KB)

Abstract

Independence is a person's freedom against something that makes him feel oppressed, shackled and even bound to a forced rule. Christians who live in sin are slaves to sin. Man's attachment to sin makes his life without freedom in life. Generation Z is a generation that lives in a world where everything is instantaneous, has great innovation and creativity, even this generation can make their own money. The application of freedom according to Romans 6:1-14 in generation Z is important. By using a hermeneutic approach and linking the meaning of freedom according to Romans 6:1-14 with generation Z, the researchers came to the conclusion that generation Z needs to understand that they have been baptized into Christ, need to crucify the old man, should not commit themselves to sin, and must live for God. in Christ Jesus.Kemerdekaan merupakan kebebasan seseorang terhadap sesuatu yang membuat dirinya merasa tertindas, terbelenggu bahkan terikat akan suatu aturan yang dipaksakan. Orang Kristen yang hidup di dalam dosa adalah budak dosa. Keterikatan manusia akan dosa membuat hidupnya tidak memiliki kebebasan dalam hidup. Generasi Z adalah generasi yang hidup di dalam dunia yang serba ada yang tersedia segala sesuatunya yang instan, memiliki inovasi dan kreativitas yang hebat, bahkan generasi ini dapat menghasilkan uang sendiri. Penerapan kemerdekaan menurut Roma 6:1-14 pada generasi Z merupakan hal yang penting. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik dan menghubungkan makna kemerdekaan menurut Roma 6:1-14 dengan generasi Z, peneliti sampai pada kesimpulan bahwa generasi Z perlu memahami telah dibaptis dalam Kristus, perlu menyalibkan manusia lama, tidak boleh menghambakan diri pada dosa, dan harus hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Kesukaran Hidup Manusia dalam Perspektif Injil Yohanes Kriswahono Umbar Afandi
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.239 KB)

Abstract

The background of the writing of this paper is the hardships of life that humans experience in living their lives. The difficulties of life are not only false shadows, but are facts that exist in human life that cannot be avoided in human life. In particular, this paper discusses difficulties according to John's view. The problematic issue of this problem is the hardships of life experienced by humans when Jesus served his ministry. Are the difficulties in life experienced by people is the result of their sins or is there something else? To answer this problem, the researcher used the literature method with a descriptive qualitative approach, the researcher also conducted studies from several sources in the form of theological journals, theology books related to the theme and used the Bible as the primary source. From the research results, the researcher found the answer that the difficulties of living according to Gospel of John are aimed at revealing God's works to humans.Penulisan paper ini dilatarbelakangi dengan adanya kesukaran hidup yang dialami manusia dalam menjalani kehidupanya. Kesukaran hidup bukan hanya bayang-bayang semu saja, tetapi merupakan fakta-fakta yang ada kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Secara khusus paper ini membahas kesukaran menurut pandangan Yohanes, pokok problematis permasalahan ini adalah adanya kesukaran hidup yang dialami oleh manusia pada saat Yesus menjalani pelayananya. Apakah kesukaran hidup yang dialami orang merupakan akibat dari dosanya atau ada yang lain. Untuk menjawab permasalahan ini peneliti menggunakan metode pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, peneliti juga melakukakan kajian dari beberapa sumber berupa jurnal teologi, buku-buku teologi yang berhubungan dengan tema dan menggunakan Alkitab sebagai sumber primer. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan jawaban bahwa kesukaran hidup menurut teologi Yohanes bertujuan untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah  kepada manusia
Studi Kritis Konsep Mengenal Tuhan: Dualisme Berteologi dalam Bingkai Teori dan Aktualisasi Carolina Etnasari Anjaya
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.853 KB)

Abstract

Kesalahan pemahaman konsep mengenal Tuhan membawa umat percaya pada kegagalan memenuhi kehendak Tuhan. Terjadi dualisme dalam berteologi sebagai usaha mengenal Tuhan antara berteologi hanya sebagai teori, terbatas pada pemikiran intelektual tanpa menghidupi firmanNya dan berteologi dalam aktualisasi yaitu dengan menghidupinya. Penelitian ini memiliki tujuan menggungah umat percaya untuk melakukan pemahaman ulang mengenai konsep mengenal Tuhan yang sesuai dengan Alkitab. Metode yang dipergunakan artikel ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dan dilengkapi dengan observasi di lapangan. Kesimpulan dalam riset ini adalah berteologi dalam usaha mengenal Tuhan secara benar tidak dapat dilepaskan dari aktualisasi yaitu menghidupinya dalam keseharian. Terdapat dua cara melakukan pengenalan Tuhan atau berteologi dalam aktualisasi yaitu: pertama dengan cara interaksi melalui doa- komunikasi yang benar kepada Tuhan, dan kedua dengan cara memperoleh informasi yang didapatkan melalui pembelajaran Alkitab. Kedua cara ini saling terkait satu sama lain dan tetap terus dilakukan seumur hidup umat percaya. Komitmen mengenal Tuhan berlaku selama-lamanya dan dapat dibuktikan melalui buah kehidupan. 
Analisis Kata Berkenan Menurut Roma 12:1-2 sebagai Karakter Yesus dan Kerinduan-Nya terhadap Semua Orang Percaya Sigit Ani Saputro
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted to find out the meaning of the word "acceptable" in Romans 12:1-2. In the Gospels it is recorded that Jesus was acceptable to God the Father. This study uses a descriptive qualitative approach, carried out by exegesis on Romans 12:1-2. The purpose of this exegesis is to find out what acceptable to God in His church. This exegesis produces theological principles that can be applied in the context of the church today. The results of this study show three things that make God "acceptable", namely presenting the church's physical body as a sacrifice that is holy and acceptable while alive, stops being conformed to this world, and constantly transforms with the renewal of the mind.Penelitian ini dilakukan untuk menemukan arti kata “berkenan” dalam Roma 12:1-2. Di dalam Injil dicatat bahwa Allah Bapa berkenan kepada Yesus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dilakukan dengan melakukan eksegesis atas Roma 12:1-2. Tujuan dari eksegesis ini adalah untuk mengetahui apa yang membuat Allah berkenan kepada gereja-Nya. Eksegesis ini menghasilkan prinsip-prinsip teologis yang dapat diterapkan dalam konteks gereja masa kini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tiga hal yang menjadikan Allah “berkenan”, yaitu mempersembahkan tubuh jasmani jemaat sebagai persembahan yang kudus dan yang berkenan selagi hidup, berhenti menjadi serupa dengan dunia ini, dan terus-menerus berubah rupa dengan pembaharuan pikiran. 
Pentingnya Pengembangan Potensi Remaja di Gereja Sebagai Generasi Penerus Gereja dan Bangsa Titik Haryani
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article shows the importance of developing the potential of youth in the church who will become the next generation of Church and State. Adolescence is a time of growth. The potential of adolescents is also in the process of growth and development. If from a young age they get support in developing their potential, they will be able to develop optimally. So that teenagers will be able to develop themselves as a whole. The church has a responsibility in educating potential youth. Potential that develops optimally will produce masterpieces for teenagers. The potential of the youth will be the next generation of church and state. Adolescents who have potential will be useful for the nation and the state.Artikel ini menunjukkan bahwa pentingnya pembinaan potensi remaja di gereja yang akan menjadi generasi penerus Gereja dan Negara. Masa remaja adalah masa pertumbuhan. Potensi remaja juga sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Apabila sejak usia remaja mendapatkan dukungan dalam mengembangkan potensinya maka akan dapat berkembang secara maksimal. Sehingga para remaja akan dapat mengembangkan dirinya secara utuh. Gereja memiliki tanggung jawab dalam mendidik potensi remaja. Potensi yang berkembang secara maksimal akan menghasilkan mahakarya bagi para remaja. Potensi yang dimiliki para remaja akan menjadi generasi penerus gereja dan negara. Remaja yang memiliki potensi akan berguna bagi bangsa dan Negara.

Page 2 of 3 | Total Record : 24