cover
Contact Name
-
Contact Email
ijsp@usm.ac.id
Phone
+6224-6702757
Journal Mail Official
ijsp@usm.ac.id
Editorial Address
Gedung A Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang, Jalan Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Spatial Planning
Published by Universitas Semarang
ISSN : -     EISSN : 27230619     DOI : http://dx.doi.org/10.26623/ijsp
Core Subject : Engineering,
Indonesian Journal of Spatial Planning publishes research articles, the best practices and policies of spatial planning in national and international stage
Articles 48 Documents
OPTIMASI RUTE PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA LAMONGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX Wardatul Jannah
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 2 (2020): VOLUME 1 NOMOR 2 OKTOBER 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.175 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i2.3108

Abstract

The system and transport of waste is one of the most expensive elements of waste management  system  in  city.  According  to  Apaydin  (2007),  the  system  and transport  of  waste  requires  about  85%  of  the  total  waste  management  system. Meanwhile, according to Damanhuri (2010) transportation costs of waste is 50% - 60% of the total cost of waste management. Limitations of funds allocated by the Lamongan  District  Government  for  waste  management  is  another  problem  that adds to the complexity of waste problems, especially by means of waste transport. The  impact  is  waste  accumulation  in  some  areas.  This  research  is  conducted  to give recommendation of waste transportation route optimally using saving matrix method in the Lamongan city. Saving Matrix method is one of the methods used to determine the optimal route of waste transportation by minimizing the distance and travel time based on the transport load so that the shortest route and minimum transportation  cost  are  obtained.  This  research  resulted  14  routes  of  waste transportation  at  Lamongan  City  with  total  distance  120.24  km  with  total  time 180.33 minutes. Total cost monthly is Rp. 9.288.540, -. So from the use of saving matrix method can save costs Rp. 656.625- per month or Rp. 7.879.500 - per year. 
IDENTIFIKASI MORFOLOGI KAWASAN PESISIR PANTAI DI KOTA SEMARANG DAN PERKEMBANGANNYA (STUDI KASUS : PANTAI MARINA) Tiasa Adimagistra; Wahjoerini Wahjoerini
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 1 (2020): VOLUME 1 NOMOR 1 MARET 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.118 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i1.1897

Abstract

The city and its development is one of the complex things that occurs in the arrangement of spatial activities. The city's shape and dynamic city developments are influenced by physical and non-physical aspects such as social, economic, cultural, and technological evolving over time and following human needs. The change in the city form called the morphology of the city will never finish and become perfect such as building architecture, circulation system, open space, and urban infrastructure facilities. The city's morphological approach in identifying and identifying the shape of the city is not only covering the physical appearance, but also involves non-physical elements that contribute to the process of changing the city.The city of Semarang as a big city in Java Island is included in the coastal areas whose morphological development from time to time is very dynamic which grows expanding to the surrounding area. It is no exception at Marina Beach which located at PRPP Complex, Tawangsari district. This area is a residential development and settlement area planned by the developer and is now an important area for the economic growth of Semarang, with the new international airport, the airport Ahmad Yani International So this area is interesting to do a study of morphological identification and how it develops. The purpose of this research is to identify the morphology and architecture of the city in the coastal areas of Semarang in the pre-independence period, post-independence to the present. The step that will be done is to identify the pattern of the Marina coastal area based on satellite imagery and then three methods of analysis, namely the historical analysis of the region, the analysis of the area pattern, the analysis of the City room product City image analysis, townscape analysis, and building style analysis and building type. From the results of the analysis will be conducted morphological identification and how the development of coastal areas of Semarang especially in Marina beach. 
TIPOLOGI EKOSISTEM INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN: POTENSI PRODUKTIVITAS INOVASI DI PROVINSI JAWA BARAT Nabilla Dina Adharina
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 2 (2021): VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.637 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.4521

Abstract

Keterkaitan antara kewirausahaan dan produktivitas inovasi pada suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi telah mendorong banyak penelitian yang menunjukan bahwa inovasi dan kewirausahaan berkembang pada ekosistem tertentu. Dengan menggunakan analisis kluster, artikel ini membuat tipologi ekosistem inovasi dan kewirausahaan pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat berdasarkan atribut-atribut yang mencerminkan produktivitas inovasi dan kewirausahaan, artikel ini menunjukan bahwa di Provinsi Jawa Barat hanya Kota Bandung yang memiliki ekosistem inovasi dan kewirausahaan yang baik jika dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya. Selain itu, artikel ini mendapatkan bahwa aglomerasi perkotaan juga dapat menjadi penentu ekosistem inovasi dan kewirausahaan. Temuan dalam artikel ini dapat menjadi wawasan baru terutama dalam menyusun kebijakan terkait kewirausahaan dalam mendorong perekonomian baik lokal dan regional. 
Preliminary Study :Faktor Determinan Aktivitas Parkir Kapal Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Air Sungai Silugonggo Boby Rahman; Muhammad Sidiq Aryanto
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 1 (2021): VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.368 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i1.3187

Abstract

ABSTRAK Sungai Silugonggo merupakan salah satu sungai di Kabupaten Pati Kecamatan Juwana yang memiliki aktivitas sungai yang padat. Salah satu aktivitas Sungai Silugonggo adalah parkir kapal yang berjejer hingga muara laut. Aktivitas parkir kapal ini memiliki potensi untuk dapat mencemari sungai. Sehingga dianalisis variabel parkir kapal apa yang secara determinan dapat memberikan pengaruh terhadap pencemaran sungai. Dengan metodologi kuantitatif dan Teknik analisis determinan, maka didapatkan bahwa variabel lama waktu parkir kapal dan lama parkir berdasarkan ukuran kapal mempunyai pengaruh terhadap tingkat pencemaran sungai.Kata Kunci : Parkir kapal, Analisis Determinan, Pencemaran Sungai ABSTRACT Silugonggo River is one of the rivers in Pati District, Juwana District, which has dense river activity. One of the activities of the Silugonggo River is parking the boats that line the mouth of the sea. This boat parking activity has the potential to pollute the river. So that the ship parking analysis variable can determinedly have an influence on river pollution. With quantitative methodology and determinant analysis techniques, it is found that the variables of ship parking time and length of time are determined based on the size of the ship which affects the level of river pollution.Keywords: ship parking, determinant analysis, river pollution
BAGAIMANA INOVASI GAGAL: PEMBELAJARAN DARI KLASTER INDUSTRI SARUNG MAJALAYA Nabilla Dina Adharina; Puri Seruni
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 2 (2020): VOLUME 1 NOMOR 2 OKTOBER 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.847 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i2.2972

Abstract

Pentingnya peran inovasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi menekankan kebutuhan lokal dan wilayah untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi perkembangan inovasi. Klaster industri, melalui kedekatan spasialnya menjanikan lingkungan yang dapat memelihara perkembangan inovasi. Namun, menggunakan kasus klaster industri Sarung Majalaya, dengan pendekatan deduktif dan metode kualitatif, penelitian ini mendapatkan bahwa kedekatan spasial bukan satu-satunya faktor yang mendorong terjadinya inovasi. Terdapat faktor-faktor non-fisik yang memiliki peran penting di dalam proses difusi pengetahuan, yaitu proses yang menghasilkan inovasi. Faktor tersebut adalah kemampuan dalam memperoleh, mengasimilasi, dan transformasi pengetahuan baru. Kemampuan tersebut mewakili kemampuan serap atau daya serap dalam proses difusi pengetahuan. Keterbatasan kemampuan individu, kolektif, dan lingkungan pada kapasitas tersebut menyebabkan proses difusi pengetahuan terhambat dan inovasi tidak berkembang di dalam klaster industri Sarung Majalaya. Sebagai pertimbangan kebijakan, mendorong inovasi dalam klaster dapat dilakukan melaui pengembangan infrastruktur, baik infrastruktur dasar serta infrastruktur di bidang penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan industri di dalamnya. Selain itu, adaptasi kolektif juga ternyata penting dalam proses difusi pengetahuan sehingga kapasitas sosial pelaku ekonomi di dalam kawasan perlu diderkuat. The importance of innovation in driving economic growth emphasizes the need for local and regional to create a convenient environment for innovation development. Industrial cluster, through spatial proximity, promises the environment nurturing innovation. However, by using industrial klaster of Sarung Majalaya, incorporating a deductive approach and qualitative method, this study found that spatial proximity is not the only factor promoting innovation. There are non physical factors playing important role in a process named knowledge diffusion which creates innovation. They are the capacities of knowledge acquirement, knowledge assimilation, and knowledge transformation which represent the absortive capacity in knowledge diffusion. As a policy consideration, promoting innovation within cluster can be conducted by developing basic infrastructure as well as research and development infrastructure. Furthermore, collective adaptation also plays an important role in the process of knowledge diffusion hence social capacity in the cluster should be strengthened.  
ANALISIS SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN DEMAK Hendrianto Sundaro
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 3, No 1 (2022): VOLUME 3 NOMOR 1 MARET 2022
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v3i1.4864

Abstract

This study aims to identify the leading sectors in Demak Regency. The research objective are: 1) Knowing the basic and non-basic sectors . 2) Knowing whether there is a shift in the regional economic structure  during the 2016-2020 period by looking at the regional components. 3) Knowing the typology of economic sectors. The method used in this study is a quantitative method. The data needed in the form of secondary data, namely PDRB data for Demak Regency in 2016-2020 and PDRB data for Central Java Province in 2016-2020. The analysis was carried out using Location Quotion (LQ) analysis, Klassen Typological Analysis, Shift Share analysis and compilation analysis to obtain a relative ranking of the leading sectors in Demak Regency.The Results of the analysis provide information that have been identified. First rank (Leading Sector) namely the Trade Sector, Water Supply Sector, Waste Management, Waste and Recycling Sector, Education Services Sector, Second Rank (Potential Sector) Processing Industry Sector, Sector Construction, Information and Communication Sector, Financial and Insurance Services Sector, Real Estate Sector, Health Services Sector and Social Activities. Sector providing accommodation and food and drink, Other service sectors. Ranked third (Developing Sector), Agriculture, forestry and fisheries sector, electricity and gas supply sector, transportation and warehousing sector, corporate services sector, government administration sector, mining and quarrying sector.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU MOBIL SATU GARASI PROVINSI DKI JAKARTA Wahjoerini Wahjoerini; Andarina Aji Pamurti
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 2 (2021): VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.062 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.3975

Abstract

Kebijakan mengenai kepemilikan kendaraan bermotor disertai dengan kepemilikan garasi telah tertuang Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 140. Namun karena berbagai kendala, peraturan yang terbit pada tahun 2014 belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Satu diantara metode yang sangat berguna dalam kajian kebijakan adalah Institutional Analysis Development (IAD) yang dikembangkan oleh Elinor Ostrom pada tahun 1994. kebijakan terkait kepemilikan garasi bagi pemilik kendaraan bermotor khusus nya mobil terdapat tumpang tindih dengan kebijakan yang kedudukannnya diatasnya yang saling terkait. kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antar stakeholder terkait implementasi sementara itu jika dirinci lebih lanjut, terdapat kemungkinan konflik kepentingan dan potensi yang dapat dikembangkan melalui interaksi antar stakeholder. Masalah yang ada berakar dari ketiadaan aturan teknis dan kurangnya koordinasi antar sektor pemerintahan baik dalam skala nasional maupun lokal (provinsi). Kedua akar masalah tersebut menghasilkan permasalahan yang terjadi saat ini seperti perbedaan peraturan dan kepentingan antar Lembaga. Kemudian belum adanya mekanisme kontrol perizinan dan pengawasan yang terstruktur dan terintegrasi antar Lembaga. 
ANALISA KINERJA BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG KORIDOR II TERMINAL TERBOYO-TERMINAL SISEMUT Agnesia Putri Kurnianingtyas; A`izzatul Mardliyah; Kiki Lana Fauzizah
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 2 (2020): VOLUME 1 NOMOR 2 OKTOBER 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.891 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i2.3117

Abstract

Semarang as one of the big cities in Central Java has provided public transportation which is Bus Rapid Transit (BRT) as an effort to reduce congestion and the use of private transpotation. There are eight main corridor and one special corridor that are provides until 2021, one of them is Corridor II with Terboyo-Sisemut Route. This study is aim to analyze the servce performance of Corridor II with the optimalization the use of BRT in this route, find the problem factors that influence and formulate the step for quality services improvement. The method of this study is quantitative method by calculating the weight value through assessment indicators based on the standards of the Director General of Transportation. These indicators are obtained from the results of dynamic surveys and static surveys. From the analysis, the service performance of BRT Corridor II at Terminal Terboyo-Sisemut PP is in good category. The number of fleets needed in corridor II is 21 units. Based on the results of the evaluation, one recommendation to improve the quality service of BRT is to make a special lane for BRT to make travel time faster, so that users are more interested in using BRT.
PENGARUH ORIENTASI SELUBUNG BANGUNAN KACA GELAP TERHADAP BESARNYA PERPINDAHAN PANAS MATAHARI PADA GEDUNG SUKOWATI SEMARANG Andarina Aji Pamurti
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 1 (2020): VOLUME 1 NOMOR 1 MARET 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.984 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i1.1989

Abstract

Bangunan bergaya modern semakin berkembang di Indonesia, dengan gaya yang minimalis, simpel, mengusung keutamaaan fungsi bangunan serta terkesan mewah ini cocok dengan life style masyarakat perkotaan di Indonesia. Bangunan modern didominasi oleh penggunaan bahan – bahan pabriksasi, terutama kaca. Bahan pabriksasi ini apabila penggunaannya tidak tepat serta dengan desain arsitektur yang tidak memperhatikan iklim tropis lembab di Indonesia, mengakibatkan ketidaknyamanan penghuni. Hal tersebut meliputi penggunaan bahan pada selubung bangunan yang menyangkut mutu dan warna bahan serta desain sistem pembayangan baik berupa sun shading device maupun komposisi bangunan, disamping itu orientasi bangunan juga merupakan hal yang penting terhadap perolehan panas matahari. Studi dilakukan pada bangunan modern yaitu gedung Sukowati Semarang yang minim akan sun shading device dengan selubung bangunan yang didominasi oleh kaca, terutama pada  facade timur dengan persentasi kaca 67 % dan facade selatan dengan prosentasi kaca                55 %. Kaca yang digunakan adalah kaca berwarna gelap jenis panasap atau kaca warna. Hasil penelitian menunjukkan facade timur dan selatan memiliki nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV) adalah di atas standard 45 Watt / m2, maka terjadi ketidaknyamanan penghuni. Perpindahan panas matahari yang masuk ke dalam ruangan, salah satunya dipengaruhi oleh orientasi, Window to Wall Ratio (WWR), serta bahan bangunan. Kaca berwarna gelap memilki Shading Coefficient yang lebih rendah dibanding kaca bening, hijau atau biru. Namun kaca berwarna gelap pada Gedung Sukowati Semarang belum mengatasi permasalahan akan naungan panas matahari dikarenakan kurang tepatnya penggunaan jenis kaca. Kata Kunci : Orientasi, Selubung Bangunan, Kaca Gelap, Perpindahan Panas Matahari
EVALUASI SARANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR KECAMATAN BATUNUNGGAL, KOTA BANDUNG Ainurrahmi Novianti; Tia Adelia Suryani
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 2 (2021): VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3372.353 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.4582

Abstract

Pendidikan anak usia sekolah dasar merupakan hal penting dalam tumbuh kembangnya. Suatu kota yang baik harus dapat menyediakan sarana Pendidikan yang layak. Salah satu kebijakan terbaru yang diterapkan oleh Pemerintah adalah system Zonasi. Kota Bandung terdiri dari 4 (empat) zonasi, yaitu Zona A, Zona B, Zona C, dan Zona D. Kecamatan Batununggal termasuk dalam Zona C. Semenjak adanya aturan zonasi sekolah, beberapa permasalahan mulai bermunculan. Evaluasi sarana Pendidikan sekolah dasar menjadi penting untuk diteliti agar dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul di kemudian hari. Sarana Pendidikan SD di Kecamatan Batununggal dievaluasi berdasarkan jangkauan pelayanan dan aksesibilitasnya. Aksesibilitas yang dimaksud berupa kondisi fasilitas pejalan kaki, keberadaan zebra cross, dan rute angkutan umum yang ada di masing-masing sekolah. Metode yang digunakan adalah dengan analisis spasial buffering serta observasi kondisi eksisting Hasil penelitian menunjukkan seluruh SD yang ada di Kecamatan Batununggal sudah mampu melayani daerah sekitar bahkan hingga keluar Kecamatan. Terdapat 3 (tiga) SD yang memiliki fasilitas jalur pejalan kaki dan 3 (tiga) sekolah yang memiliki zebra cross sebagai sarana menyeberang jalan. Rute angkutan umum telah melayani semua zona pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) dengan 6 (enam) trayek yang tersedia di Kecamatan Batununggal, namun untuk zona sekolah yang berada di area permukiman, menjangkaunya harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan pribadi.