cover
Contact Name
-
Contact Email
ijsp@usm.ac.id
Phone
+6224-6702757
Journal Mail Official
ijsp@usm.ac.id
Editorial Address
Gedung A Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang, Jalan Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Spatial Planning
Published by Universitas Semarang
ISSN : -     EISSN : 27230619     DOI : http://dx.doi.org/10.26623/ijsp
Core Subject : Engineering,
Indonesian Journal of Spatial Planning publishes research articles, the best practices and policies of spatial planning in national and international stage
Articles 48 Documents
IDENTIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL MENENGAH) KECAMATAN JEPARA KABUPATEN JEPARA Agus Sarwo Edy Sudrajat; Nella Ardiantanti Siregar
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 2 (2021): VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.165 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.4418

Abstract

Over time, The number of IKMs which continued to increase and were not accompanied by data collection was what ultimately caused problems. The lack of awareness to register a business that is owned is still one of the causes. In fact, this is very important to do. Seeing the above phenomenon makes us aware of the importance of data collection on IKM, especially those in Jepara District, Jepara Regency. This research method uses a qualitative approaches. The analysis technique used is descriptive analysis and normative analysis. The process of validation and data collection is based on the indocators contained in the querstionnaire. 9 indicators in data collection, namely IKM business actors, Business Permits, Type Of Industry, KBLI, Number Of Workers, Raw Materials, Working Capital, Production Capacity, and Investment. The final result of the activity is a data master document for IKM in Jepara District which is compiled in order to support the smooth implementation of goods / services procurement.  
THE TOURISM DEVELOPMENT THROUGH CBT IN PONGGOK VILLAGE Ade Pugara; Brian Pradana
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 1 (2021): VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.537 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i1.3169

Abstract

Community-based tourism (CBT) is the most popular approaches in tourism development. The main principle of CBT is giving access to the community in tourism management and development equally. Furthermore, the main goal of CBT is creating community empowerment in tourism. Therefore, the community has competitive advantages to enhance tourism quality and keep it sustain (Hausler and Strasdas, 2003)..In 2015 Ponggok received the village Annual Budget (Dana Desa) from the central government. Through that budget, the local government establish the Village Company (BUMDes), which is focusing on tourism development. In the tourism development, Ponggok attempt to use Pongok water springs as the main tourist attraction.. Based on these facts, this research wants to examine "is the successes of tourism development in Ponbgok Village belongs to Community-based tourism (CBT)"?. This research uses the deductive – qualitative – rationalistic method. The analytical techniques of this research are descriptive qualitative, comparative and contrast. The tourism development of Ponggok appropriate to the principle, characteristic and dimension of community-based development. It allows the local community to control and involved in tourism management. Moreover, it attracts community empowerment and shares the benefit of tourism development to direct and indirect actors. In the current situation, all people have a job, and the number of poverty can be decreased significantly
PENDEKATAN SPASIAL DALAM MENGIDENTIFIKASI HIERARKI PUSAT PELAYANAN DI KAWASAN STRATEGIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SEMARANG Hendrianto Sundaro
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 1 (2020): VOLUME 1 NOMOR 1 MARET 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v1i1.2316

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan Hierarki dan pusat pelayanan di Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang. Meode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan dan Gayamsari yang menurut Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarag tahun 2011-2031 dinyatakan sebagai Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang. Sampling dalam penelitian ini berupa fasilitas-fasilitas perkotaan yang berada di kawasan tersebut. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data fasilitas perkotaan yakni fasilitas perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan tempat peribadatan di empat kecamatan lokasi kawasan strategis tahun 2014-2018
KAJIAN KARAKTERISTIK AKTIVITAS KOMERSIAL PADA KAWASAN KORIDOR JALAN TLOGOSARI RAYA KOTA SEMARANG Agus Sarwo Edy Sudrajat; Marzuqotul Ilmiyah
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 3, No 2 (2022): VOLUME 3 NOMOR 2 OKTOBER 2022
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.383 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.4261

Abstract

Perkembangan kota tidak terlepas dari berkembangnya kegiatan ekonomi, Kota Semarang termasuk salah satu kota yang kegiatan ekonominya berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya aktivitas komersial yang berkembang mengikuti koridor jalan. Aktivitas komersial yang berkembang di sepanjang koridor jalan Tlogosari Raya merupakan salah satunya. Tidak hanya berkembang di sepanjang koridor jalan akan tetapi pada jalan-jalan penghubung yang menghubungkan jalan utama Tlogosari Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sampel yang digunakan adalah pemilik bangunan komersial atau pelaku usaha/ pihak yang menjalankan aktivitas komersial seperti pedagang kaki lima dan konsumen serta menggunakan teknik purposive sampling atau teknik sampel yang dimana dalam penelitian tersebut menentukan kriteria-kriteria tertentu dalam pengambilan sampelnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa aktivitas komersial yang ada di kawasan koridor Jalan Tlogosari Raya terdiri dari berbagi bentuk aktivitas komersial. Bentuk-bentuk tersebut dibedakan atas dasar bentuk, jenis, sifat kegiatan, jenis komoditas yang ditawarkan dan lokasi pelayanannya. Aktivitas komersial yang ada di kawasan koridor Jalan Tlogosari Raya termasuk ke dalam kawasan aktivitas komersial dengan bentuk aktivitas komersial yang di dominasi oleh makanan, dari segi jenis adalah kost dan dari segi sifat kegiatan adalah Convenience Shop.Kata Kunci : Aktivitas Komersial; Karakteristik; Koridor Jalan
ANALISIS EVALUASI KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PADA KAWASAN PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (KASUS KABUPATEN NUNUKAN) Muhammad Miftah Mubarak
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 1 (2021): VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.97 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i1.3192

Abstract

ABSTRAK (dalam Bahasa Indonesia)Kabupaten Nunukan sebagai salah satu wilayah yang berada pada kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia memiliki paradigma pembangunan dengan fokus pada pembangunan secara fisik guna memacu peningkatan kesejahteraan. Untuk mendukung hal tersebut, maka terdapat beberapa ketentuan yang ditetapkan pada Kabupaten Nunukan yaitu sebagai wilayah PKSN pada Kecamatan Semenggaris dan Nunukan serta wilayah Pulau Sebatik sebagai Wilayah Pengembangan Strategis menjadikan Kabupaten Nunukan sebagai pusat-pusat pertumbuhan utama di Kalimantan Utara. Penetapan tersebut memacu munculnya pembangunan infrastruktur bagi Kabupaten Nunukan selama beberapa tahun terakhir.  Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa ketersediaan infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi serta kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Nunukan selama tahun 2015 hingga 2019. Untuk menentukan ketersediaan infrastruktur didasarkan pada Kepmen Kimpraswil No.534. KPTS 2001 dan SNI 03-1733-2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak 2015 hingga 2019 ketersediaan infrastruktur di Kabupaten Nunukan seperti infrastruktur jalan, pertokoan, pasar, SMP dan perguruan tinggi sudah memenuhi standar sedangkan untuk infrastruktur listrik, air bersih, SD, SMA/SMK dan klinik secara keseluruhan belum mampu untuk memenuhi standar ketersediaan. Pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Nunukan, jumlah pekerjaan masyarakat, tingkat pendidikan, dan pendapatan selalu mengalami peningkatan setiap tahun sedangkan permasalahan seperti tingkat pengangguran memiliki jumlah yang naik turun sejak tahun 2015 hingga 2019 dan tingkat kemiskinan sejak tahun 2015 hingga 2019 selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya.  Kata Kunci : Kawasan Perbatasan; Evaluasi; Infrastruktur ABSTRACT Kabupaten Nunukan as one of the regions in the border area of Indonesia-Malaysia has a development paradigm with a focus on physical development to spur increased welfare. To support of this, several provisions have been established to Kabupaten Nunukan namely as PKSN in Kecamatan Semenggaris, Kecamatan Nunukan and Pulau Sebatik as a Strategic Development Regions making Kabupaten Nunukan as the main growth centers in North Kalimantan. This determination has spurred the appearance of infrastructure development for Kabupaten Nunukan in the last few years. This study aims to identify and analyze social and economic infrastructure as well as the socio-economic conditions of the public in Kabupaten Nunukan during 2015 to 2019. To determine the availability of infrastructure, it is based on Kepmen Kimpraswil No.534. KPTS 2001 and SNI 03-1733-2004. The results of this study, in the availability of infrastructure in 2015 to 2019 in Kabupaten Nunukan such as road infrastructure, shops, markets, junior high schools and universities that have met the standards, while electricity, clean water, elementary schools, high schools/ vocational schools and clinics as a whole have not been able to meet the standards availability. In the socio-economic conditions of the public of Kabupaten Nunukan, the amount of community work, education level, and income has always increased every year, while the problems such as the unemployment rate have fluctuated from 2015 to 2019, and the poverty rate from 2015 to 2019 has always increased every year.Keyword: Border area; Evaluation; Infrastructure
POTENSI REDUKSI LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN METODE SOIL CONSERVATION SERVICE - CURVE NUMBER DI KELURAHAN RAWA BUNTU Steffany Trifena; Dwi Prabowo
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 2 (2020): VOLUME 1 NOMOR 2 OKTOBER 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.823 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i2.3107

Abstract

Development in Rawa Buntu Subdistrict caused land use change and made green space  area  in  Rawa  Buntu  Subdistrict  decreased,  so  it  could  cause  flood.  This research  was  conducted  to  know  the  potential  of  rainwater  runoff  reduction  in each type of land cover in Rawa Buntu Subdistrict to serve as the basis for better planning in the future. The Soil Conservation Service - Curve Number (SCS-CN) method  is  used  to  calculate  the  total  rainfall  runoff  that  can  be  reduced  and  to know  the  role  of  green  space  in  reducing  rainwater  runoff.  The  result  of  the research shows that residential area dominates Rawa Buntu Subdistrict about 65% and  green  space  is  only  about  18%.  The  volume  of  rainfall  runoff  that  can  be reduced  each  month  on  AMC  I,  AMC  II  and  AMC  III  is  74,4MGal,  37,8MGal and  17,9MGal  with  green  space  contribution  of  27%,  31,2%  and  36,4%  of  the total rainfall runoff that can be reduced for each AMC condition.
PEMANFAATAN BANGUNAN PUBLIK SEBAGAI TITIK KUMPUL BENCANA GEMPA DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI KELURAHAN LAKARSANTRI, SURABAYA Fatimah Ratna Nur Irsyad; Cahyono Susetyo; Siti Nurlaela
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 2 (2021): VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.999 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.4482

Abstract

Kelurahan Lakarsantri merupakan salah satu wilayah dengan risiko dan kerentanan sedang saat terjadi gempa bumi karena kedekatan dengan patahan Surabaya yang masih aktif. Sebagai langkah mitigasi penentuan titik kumpul sementara diperlukan untuk meminimalisisr dampak pada saat bencana. Bangunan publik dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dlaam menjadi titik kumpul sementara. Dari hasil weighted overlay yang dilakukan, mendapatkan hasil bahwa bangunan publik yang dapat digunakan sebagai titik kumpul sementara di Kelurahan Lakarsantri adalah Posko Dinas Kebakaran Kota Surabaya, Kantor Kecamatan Lakarsantri, Kantor Kelurahan Lakarsantri, SD Negeri Lakarsantri 3 dan Masjid At-Taufiq.
INDEKS VEGETASI PADA KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN PEKALONGAN Brian Pradana; Ade Pugara; Bagus Nuari Priambudi
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 1 (2021): VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v2i1.3185

Abstract

Pada era saat ini hutan memegang peranan yang penting bagi keseimbagan kehidupan baik dari sisi air, tanah dan udara. Keseimbangan ini tentunya perlu dijaga dan dipertahankan agar berfungsi sebagaimana mestinya. Seiring dengan berkembangnya zaman, monitoring kawasan berkembang dengan sangat cepat, dari yang dulunya harus meninjau lokasi satu per satu namun sekarang dapat menggunakan citra untuk membantu melakukan monitoring pada kawasan hutan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui nilai indeks vegetasi yang ada di kawasan hutan Kabupaten Pekalongan. Dalam penelitian ini akan menggunakan citra Landsat 8 sebagai basis datanya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan GIS berbasis indeks vegetasi (NDVI). Hasil yang didapatkan adalah Indeks vegetasi hutan di Kabupaten Pekalongan berkisar antara + - 0,0503681 sampai 0,579192. Untuk indeks nilai min dan max paling tinggi terdapat di Kecamatan Petungkriyono, sedangkan untuk nilai mean paling tinggi adalah di Kecamatan Karangdadap yaitu dengan nilai 0,420. Secara keseluruhan indeks vegetasi hutan di Kabupaten Pekalongan tergolong dalam kategori baik dengan mayoritas merupakan kelas kerapatan tinggi sebesar 43,41% dan kelas kerapatan sedang sebesar 40,72%.
KONSEP PERANCANGAN DI KAWASAN PESISIR PANTAI SARI KOTA PEKALONGAN Wahjoerini Wahjoerini
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 1, No 1 (2020): VOLUME 1 NOMOR 1 MARET 2020
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.378 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v1i1.1988

Abstract

Kawasan pesisir merupakan wilayah yang sangat berarti bagi kehidupan manusia di bumi. Wilayah pesisir memiliki potensi besar terhadap pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang dapat memberikan dampak terhadap ekonomi. Dampak ekonomi dapat dirasakan secara langsung bagi pemerintah maupun masyarakat seperti kontribusi tersebut terhadap pendapatan dan pertumbuhan ekonomi wilayah, pendapatan masyarakat nelayan serta penyerapan kesempatan kerja. Lokasi kawasan pesisir yang strategis pun juga dapat memudahkan terjadinya pedagangan antar kota, daerah dan pulau, yang tentu saja akan dapat meningkatkan perekonomian sekitar. Selain itu keunikan kawasan pesisir adalah menghasilkan sektor bernilai tinggi seperti sektor pangan, pemukiman, pariwisata, perikanan, dan industri. Kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa, pada dasarnya menyimpan beberapa potensi yang dapat dikembangkan bagi pembangunan wilayahnya. Di sekitar kawasan Pantai Pasir terdapat beberapa obyek wisata yang memiliki daya tarik bagi pengunjung dan wisatawan, antara lain galangan kapal, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP) dan TPI, wisata bahari PPNP, obyek wisata pantai Pasir Kencana, koridor Pantai Sari, dan Pekalongan Mangrove Park. Namun dikarenakan pengelolaannya yang kurang optimal oleh pemerintah dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara kualitas lingkungan, obyek-obyek yang berdampingan tersebut tidak dapat terintegrasi dengan baik sebagai satu kawasan wisata yang saling mendukung. Hal ini menyebabkan kawasan wisata potensial ini tidak dapat berkembang secara optimal dan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata pesisir yang berkelanjutan.
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN KECAMATAN SEMARANG TENGAH Wahjoerini Wahjoerini; Rizqy Ridho Prakasa; Andarina Aji Pamurti
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 3, No 1 (2022): VOLUME 3 NOMOR 1 MARET 2022
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v3i1.5253

Abstract

Sarana adalah sesuatu yang beruapa alat yang biasa digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang biasa  digunakan sebagai penunjang utama agar terselenggaranya suatu produksi, sedangkan prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau wilayah sehingga memungkinkan ruang tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Meningkatnya penduduk sebanding dengan peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana permukiman di Kecamatan Semarang Tengah. Metode yang akan digunakan yaitu menggunakan analisis proyeksi penduduk serta proyeksi sarana dan prasarana. Output yang diharapkan yaitu ketersediaan sarana dan prasarana permukiman di Kecamatan Semarang Tengah.