cover
Contact Name
Paelani Setia
Contact Email
formaca@uinsgd.ac.id
Phone
+6282262310068
Journal Mail Official
formaca@uinsgd.ac.id
Editorial Address
Sekretariat Formaca, Lantai 2, Gedung Pascasarjana, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Jalan Cimencrang, Panyileukan, Gedebage, Kota Bandung Indonesia, 40292.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Definisi: Journal of Religion and Social Humanities
ISSN : -     EISSN : 28287878     DOI : http://dx.doi.org/10.1557/djash
Definition: Journal of Religion and Social Humanities is an open access journal and peer-reviewed scientific work both theoretically and practically in religious studies and humanities in various parts of the world.
Articles 18 Documents
Pengalaman Keagamaan Masyarakat Industri: Studi pada Karyawan PT Indorama Synthetics Tbk Purwakarta Faisal Muzzammil
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 1 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i1.15334

Abstract

Problematika serta realita heterogenitas dan kompleksitas latar belakang sosial, budaya dan agama para karyawan PT Indorama Synthetics Tbk Purwakarta, menjadi latar belakang dilakukannya studi tentang pengalaman keagamaan  masyarakat industri. Tujuan utama dari studi ini ialah untuk mengungkpa dan menggmbarkan pengalaman keagamaan masyarakat industri dalam tiga wujud, yaitu: (1) Pemikiran; (2) Perbuatan; (3) Persekutuan. Studi ini belandaskan pada teori tentang pengalaman keagamaan yang dikemukakan oleh Joachim Wach. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, dan teknik pengumpulan datanya berupa obseverasi dan wawancara. Berdasrkan analisis data hasil observasi dan wawacara, ditemukan tiga temuan strategis dalam studi ini, yaitu: Pertama, pengalaman keagamaan masyarakat industri dalam wujud pemikiran ialah bersifat normatif; Kedua,  pengalaman keagamaan masyarakat industri dalam wujud perbuatan ialah bersifat partisipatif; Ketiga, pengalaman keagamaan masyarakat industri dalam wujud persekutan ialah bersifat inklusif. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pengembangan kajian religious.
Fulfillment of The Right to Protection Guarantee for Witnesses and Victims of Crime in Indonesia Lailatul Masrurah; Ali Ridwan; Iskandar Iskandar
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 2 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i2.17977

Abstract

Because the testimony of witnesses and victims is the primary evidence in criminal law, the rules and regulations control how witnesses and victims' rights are to be fulfilled. Victims-as-witnesses have rights guaranteed by law, but in practice, these rights are seldom honored by authorities, and many witnesses are subjected to threats and intimidation from the offender, my family, and even law enforcement officials. As a result, the protection of witnesses and victims' rights becomes a concern. Using the legal definition of a witness, as well as the rights and duties of victims who serve as witnesses, this paper examines how Indonesian courts ensure the rights of witnesses and victims are upheld. Qualitative research is utilized in the study of normative law. Legal documents of both major and secondary importance are used as the basis for this research. To be a witness, a person must fulfill the formal and material standards, and must have personal knowledge of the events they are reporting. Physical and psychological security from threats and intimidation as well as monthly pay for traveling expenses are among the rights given by the law against witnesses. In many laws and regulations, particular provisions are included for the protection of victim-witness rights. Keywords: Rights, Witnesses, Victims
Hak Asasi Manusia (HAM) Sebagai Bentuk Kebijakan Politik Dalam Pelaksanaan Perlindungan Shinta Azzahra Sudrajat
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 1 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i1.16226

Abstract

Human rights are a problem, which cannot be ignored for any reason, including in Indonesia, actually it is exigent to have a human rights law enforcement. Human rights enforcement law is a policy to protect human rights. In human rights principles, the state is a human rights holder and every individual under its auspices is a human rights holder. A country has an obligation to respect, fulfill and protect its people. In addition to these obligations, the state also has a responsibility in solving problems regarding human rights violations that occur to try and enforce the rights for human. Society is a social creature that needs a handle in its life, norms are born as written and unwritten laws. Aims to provide justice in its place. Human rights describes the state's position on human rights issues.
Lembaga Independen Negara dalam Ketatanegaraan Indonesia Irma Mangar; Muhammad Rosyid Ridho
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 2 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i2.18040

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang lembaga independen negara dalam ketatanegaraan di Indonesia. Dalam artikel ini membahas tentang konsep lembaga independen negara, kedudukan lembaga independen negara dalam ketatanegaraan Indonesia, serta kewenangan efektivitas lembaga negara dalam menjalankan fungsi tugas dan wewenang. Tujuan penulisan artikel ini yaitu agar mengenal maksud dari adanya kelembagaan independen di indonesia sudah efektif dan efisien dalam menjalankan wewenangnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis merupakan metode dalam penelitian ini dan pendekatanya menggunakan pendekatan yuridis normatif. Kesimpulan dari artikel ini yaitu banyaknya lembaga independen negara tersebut berakibat pada tumpang tindih sehingga hubungan antar lembaga negara serta konflik yang tidak dapat dihindarkan. penguatan lembaga-lembaga tersebut lewat peraturan perundangan untuk mempunyai jaminan hukum yang kuat serta dapat menjalankan fungsi check and balances, Meminimalisir kewenangan DPR dalam memilih pempinan lembaga independen, Pemberian Kewenangan Yang bersifat mandiri, Penegasan Ketentuan non partisan. Solusi tersebut dimaksudkan agar lembaga independen negara dapat berjalan sesuai dengan prinsip independen.
Moderasi Beragama di Lingkungan Pesantren: Pengalaman Pesantren di Bandung Barat, Jawa Barat Luthfiansyah Hadi Ismail
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 1 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i1.16713

Abstract

Salah satu isu yang menarik perhatian para cendekiawan Muslim adalah pengarusutamaan moderasi beragama adalah pesantren. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua dan asli di Indonesia, tidak terlepas dari persoalan tersebut. Kajian ini mengkaji tentang perkembangan moderasi sebagai ide dasar pesantren. Tulisan ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, memperkenalkan artikulasi moderasi di pesantren dari berbagai perspektif. Kedua, membahas gagasan Arkoun dan gagasan al Jabiri serta kaitannya dengan moderasi dan pesantren. Ketiga, mengelaborasi moderasi pesantren dari kurikulum dan kegiatan ekstrakurikulernya. Tulisan ini membahas bagaimana moderasi Islam telah dibentuk dan disebarluaskan melalui proses pembelajaran di pesantren?. Selanjutnya, penelitian ini dilakukan di lima pesantren di Bandung Barat, Jawa Barat dengan mempertimbangkan tipologi dan pengelolaannya. Dengan menggunakan metode wawancara, studi pustaka dan observasi mendalam, penelitian ini telah menghasilkan data yang berkaitan dengan tema penelitian. Kemudian, hasil penelitian untuk menggali kompleksitas dan kontinuitas moderasi Islam di pesantren dan membuktikan bahwa pengarusutamaan moderasi di akar rumput tidak statis tetapi dinamis serta cair dan multi-dimensi melalui proses pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan pesantren
Bentuk dan Tujuan Tasybih dalam Al-Quran: Studi Aplikatif Analisis Balaghah dengan Objek Kajian Juz ‘Amma Muhammad Panji Romdoni
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 1 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i1.16715

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan tujuan tasybih dalam juz ‘Amma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan bersumber dari kajian pustaka dan pendekatan analisis balaghah. Tasybih biasanya digunakan untuk menyampaikan masalah-masalah yang sangat penting dan krusial yang sulit digambarkan dengan kata-kata biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 ayat yang memiliki gaya bahasa yang menggunakan tasybih yang tersebar dalam beberapa surat dalam juz ‘Amma, yakni surat al-Naba’, al-Nazi’at, al-Muthaffifin, Al-Qari’ah, dan Al-Fiil. Bentuk tasybih yang ada adalah tasybih baligh, tasybih mursal, dan tasybih mujmal. Tujuan penggunaan tasybih dalam juz ‘Amma adalah untuk menjelaskan kondisi dari musyabbah, menjelaskan ukuran dari musyabbah dan menjelaskan kemungkinan adanya musyabbah.
Pembentukan Lingkungan Bahasa Arab dalam Meningkatkan Penguasaan Bahasa Arab pada Pesantren Bahasa Arab (MIM LAM) Muhammad Awwaludin; Stevan Malik; Nopri Dwi Siswanto
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 1 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i1.16716

Abstract

Lingkungan berbahasa Arab adalah tempat seseorang berinteraksi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa Arab sebagai alat komunikasi. Lingkungan merupakan fasilitas pertama bagi seseorang untuk memperoleh bahasa apapun baik bahasa ibu maupun bahasa kedua. Lingkungan berbahasa Arab di pesantren Bahasa Arab merupakan sarana untuk pengembangan keterampilan dasar berbahasa Arab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa strategi pembentukan lingkungan bahasa menjadi faktor utama dalam keberhasilan pembelajaran keterampilan berbicara asing khusunya Bahasa Arab. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah musyrif pondok yang berjumlah 2 orang dan objeknya adalah mahasiswa/i semester 3 sampai dengan 7 yang berjumlah 72 orang.  Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam serta menelaah dan mengekploarasi beberapa artikel jurnal, buku-buku, dan sumber informasi lainya yang dianggap relevan dengan kajian. Instrumen ini digunakan guna untuk mengumpulkan data-data tentang strategi pembentukan lingkungan berbahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pembentukan lingkungan bahasa harus menjadi tanggung jawab pengelola pesantren dan semua pengurus asrama dengan melibatkan seluruh mahasiswa. Dengan demikian lingkungan bahasa dapat berjalan baik. Pembentukan lingkungan bahasa dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas kebahasaan, antara lain: pengembangan kosa kata (mufrodat), pemajangan kosa kata bahasa arab (poster) di fasilitas lingkungan bahasa, praktek bahasa arab dalam komunikasi sehari-hari, praktek pidato dan radio bahasa Arab.
Basic Legal Theory in Indonesian Constitution: Reviewing Developmental, Progressive, and Pancasila Legal Theories Andri Prasetio
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 2 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i2.19594

Abstract

Three legal origin theories of Indonesia have influenced the development of study and practice of Law in Indonesia, whether in its thought, creation, implementation, and enforcement. Those three theories are Mochtar Kusumaatmadja's Developmental Legal Theory, Satjipto Rahardjo's Progressive Legal Theory, and Romli Atmasasmita's Integrative Legal Theory. Developmental Legal Theory has been criticized by Progressive Legal Theory and Integrative Legal Theory which rebuilds both Developmental Legal Theory and Progressive Legal Theory. It proves that a theory is built based on previous theories. Viewing these theories (the Developmental Legal Theory, Progressive Legal Theory, and Integrative Legal Theory) from a convergence point generates the Legal Theory of Five Principles known as Pancasila. All these theories are based on living Law in society and primordial values of Indonesian, which are the values of Pancasila as peculiar of social life and volkgeist. Legal Theory of Pancasila is a legal theory based on the importance of Pancasila as an ontological, epistemological and axiological foundation.
Tafsir Al-Quran Bi Al-Quran dalam Kitab Fushul Fi Ushul Tafsir Karya Musa’id Bin Sulaiman Al-Thayyar Hari Fauji; Asep Ahmad Faturohman; Ade Jamarudin
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 2 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i2.19596

Abstract

This study aims to discuss the application of the method of interpretation of the Qur'an using the Qur'an, the implications and objects of the verses of the Qur'an in the book of Fushul Fi Ushul Tafsir by Musaid Bin Sulaiman Al-Thayyar. The research method used is qualitative with descriptive analysis approach. Data were collected from primary sources, and secondary sources. The primary data used is the book of Fushul Fi Ushul Al-Tafsir while the secondary data is Ushul Al-Tafsir Wa Qawaiduhu and Qawaid Al-Tafsir Jam'an Wa Dirasah and other data that support this research. The results of this study are the analysis of interpretations that are in the Qur'an and also in the sunnah are part of Tafsir Bi Al-Riwayah, meaning that in order to explain God's purpose of interpreting the Qur'an based on the Qur'an or based on the Sunnah. al-Nabawiyyah. In the method of interpreting the Qur'an with the Qur'an, six tools were found to be able to interpret the verses of the Qur'an with the verses of the Qur'an, namely bayan al-Mujmal, taqyid al-Muthlaq, takhsis al-'Am, interpretation of al-Mafhum min verse bi verse ukhra, interpretation using lafaz with lafaz, interpretation using meaning with meaning, interpretation of uslub fi verse using uslub fi verse ukhra. And overall the methods of interpretation in the book of fushul fi ushul al-Tafsir there are six methods for interpreting the verses of the Qur'an. In general, what is often mentioned out of the six methods there are four methods, the six methods are the interpretation of the Qur'an with the Qur'an, the interpretation of the Qur'an with the Sunnah, the interpretation of the Qur'an with the words of the Companions, the interpretation of the Qur'an with the words of the Companions. Al-Qur'an with the words of tabi'in, interpretation of the Qur'an with al-Lughah, interpretation of the Qur'an with ratio and al-Ijtihad.
Kasus Penistaan Agama pada Berbagai Era dan Media di Indonesia Yaya Mulya Mantri
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 1, No 3 (2022): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v1i3.19582

Abstract

Religion Blasphemy cases occur in various media based on the era. Cases of blasphemy in the media initially occurred through print media intermediaries, which began during the Dutch colonial era and the New Order. As technology advances, internet media beats print and electronic media. Cases of blasphemy that initially occurred in the media, then mushroomed in the internet media. This article examines four cases of blasphemy that occurred in four different eras. First, the case of Djawi Hiswara, which occurred during the Dutch colonial era, the second case of Arswendo, which occurred during the New Order era, the third case of Ahok, which occurred in the post-reform era, and the fourth Kece cases that occurred during the Covid-19 pandemic. The method used is comparative-descriptive by comparing the four cases and then analyzing them based on tolerance indicators. There are four indicators of tolerance, namely (1) is goal, (2) tolerance is open and receptive to the beauty of difference, (3) tolerance is respect for individuals and differences, and (4) the seed of tolerance is love while the seed of intolerance is indifference. The cases that meet the first indicator are the Djawi Hiswara case and the Ahok case, while the Arswendo case and the Kece case do not meet the first indicator. The four cases did not meet the second, third, and fourth indicators.

Page 1 of 2 | Total Record : 18