cover
Contact Name
Eko Didik Widianto
Contact Email
rumah.jurnal@live.undip.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
genericsjournal@gmail.com
Editorial Address
Pharmacy Study Program, Faculty of Medicine, Diponegoro University Prodi Farmasi FK Undip, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Generics: Journal of Research in Pharmacy
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27749967     DOI : -
Core Subject : Health,
Pharmacy practice, pharmacy education, social pharmacy, clinical pharmacy, Phytochemistry, Pharmacoeconomics, Pharmacokinetics, Pharmacology, Pharmaceutics, Pharmaceutical Pharmacy, Biology Pharmacy, Medicinal Chemistry, and related topics in Pharmacy
Articles 47 Documents
Perbandingan Aktivitas Penurunan Glukosa pada Ekstrak dan Nanoekstrak Daun Insulin (Tithonia diversifolia) dengan Metode In Vitro Melati Aprilliana Ramadhani; Anita Kumalahati; Armin Hari Jusman; Novel Fibriani L
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.555 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i2.11077

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang berhubungan dengan gangguan metabolic, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah adalah daun insulin (Tithonia diversifolia). Pada penelitian ini dilakukan modifikasi sediaan yaitu nanopartikel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi ekstrak dan nanoekstrak daun insulin terhadap penurunan kadar glukosa secara in vitro.Metode Penelitian ini adalah eksperimental dengan melakukan analisis uji aktivitas penurun kadar glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin secara in vitro dengan metode Nelson Somogyi.Hasil karakteristik sediaan nanoekstrak daun insulin yaitu ukuran partikel sebesar 286 nm, nilai PDI yaitu 0,211 dan % Transmitan adalah 99,95. Aktivitas penurunan glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin yaitu ekstrak daun insulin dapat menurunkan kadar glukosa secara optimal pada konsentrasi 90 ppm dengan % penurunan sebesar 54,54%, serta nilai EC50 sebesar 87,30 ppm, sedangkan pada nanoekstrak daun insulin dapat menurunkan kadar glukosa secara optimal pada konsentrasi 90 ppm dengan % penurunan sebesar 69,18% serta nilai EC50 sebesar 72,30 ppm. Aktivitas penurunan glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin berbeda nyata (p = 0,000 <0,05), dengan aktivitas penurunan glukosa pada nanoekstrak daun insulin yang lebih baik.Kata kunci :  Ekstrak Daun Insulin, Nanoekstrak Daun Insulin, Penurun Glukosa, In Vitro
Systematic Review Perbandingan Efektifitas Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) dan Daun Afrika (Vernonia amygdalina) dalam Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Fidya Aulannisa; Isnaini Nur Jannah; Erna Ayu Wulandari; Vira Cesar Oktaviani; Eka Saputri
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.608 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i2.11148

Abstract

Objective: Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar glukosa darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. Daun pada tanaman insulin atau yacon (Smallanthus sonchifolius) dan tanaman afrika (Vernonia amygdalina Del.) telah diketahui memiliki kemampuan menurunkan kadar glukosa darah. Penulisan systemtic review ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan kadar glukosa darah tikus putih yang diberi perlakuan daun insulin (Smallanthus sonchifolius) dan daun afrika (Vernonia amygdalina Del).Metode: Pencarian jurnal dilakukan pada tanggal 31 Maret 2021 melalui electronic data base, yaitu Google Schoolar Scopus, Scienes Direct, dan Pubmed. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian meliputi daun insulin (Smallanthus sonchifolius), daun afrika (Vernonia amygdalina), diabetes, tikus putih.Hasil: Penyaringan terakhir berdasarkan kesesuaian data mengenai pengaruh daun insulin dan daun afrika terhadap kadar glukosa darah pada tikus yaitu menjadi 6 artikel. Hasil penurunan kadar glukosa darah dari 6 jurnal yaitu Gymnanthemum amygdalinum Delile (daun afrika) sebesar 72,30%, Vernonia amygdalina (daun afrika) 71,6%; dan  74,61%. Sedangkan objek penelitian Smallanthus sonchifolius (daun insulin) diperoleh hasil penurunan kadar glukosa darah sebesar  22,8%; 28,71%; dan 0,28%.Kesimpulan: Tanaman yang memiliki potensi lebih besar dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetes adalah daun afrika ( Vernonia amygdalina )  hingga > 70%.Kata kunci : daun insulin, daun afrika, diabetes, glukosa darah
Evaluasi Pengelolaan Obat pada Tahap Distribusi, Penyimpanan, serta Penggunaan Obat Pada Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mutiara Bunda Tahun 2019 Syahrizal Ramadhani; Depy Oktavian Akbar; Jose Refor Wan
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 2, No 1 (2022): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 2, Edisi 1, 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.405 KB) | DOI: 10.14710/genres.v2i1.14650

Abstract

Distribusi, penyimpanan dan penggunaan obat merupakan faktor penting dalam pengelolaan obat. Dampak yang terjadi akibat distribusi tidak berjalan dengan baik mengakibatkan terjadinya kekosongan obat yang mempengaruhi pada pelayanan terhadap pasien. Dampak yang terjadi jikaproses penyimpanan tidak berjalan dengan baik seperti kesalahan dalam pengambilan obat yang berbahaya bagi pasien serta terdapat barang ataupun stok yang melewati masa kedaluwarsa. Dalampenggunaan obat, masalah yang muncul adalah penggunaan obat tidak rasional dapat memberikan dampak negatif baik secara medis, ekonomis, maupun sosial, dan belum adanya evaluasipengelolaan obat pada tahap tersebut. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasisistem pengelolaan obat pada tahap distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat di Rumah SakitMutiara Bunda dibandingkan dengan nilai indikator standar. Rancangan penelitian bersifatdeskriptif dan evaluatif dengan metode observasi menggunakan data retrospektif dan concurrent.Data dianalisis dengan indikator pengelolaan obat yang telah ditetetapkan didukung dengan hasil wawancara petugas. Hasil penelitian yang tidak sesuai standar pada tahap distribusi; indikator kecocokan antar jumlah fisik obat dengan kartu stock (94,8%); tahap penyimpanan, presentase stok mati (9,30%); dan tahap penggunaan, jumlah item obat perlembar resep (2,44).
Efikasi Terapi Epidermal Growth Factor Receptor-Tyrosine Kinase Inhibitor (Egfr-Tkis) pada Kanker Paru Fitri Wulandari; Widyaningrum Utami; Evieta Rohana; Wimzy Rizqy Prabhata
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 1 (2021): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 1, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.5 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i1.9870

Abstract

Adanya identifikasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) sebagai target molekular mempengaruhi model terapi kanker paru jenis Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC) stadium lanjut dari standar kemoterapi, individual terapi hingga terapi molekuler tertarget. EGFR tyrosine kinase inhibitors (TKIs) saat ini menjadi terapi yang telah diaplikasikan secara klinis khususnya pada penderita NSCLC dengan mutasi EGFR positif. Ulasan ini akan membahas mengenai efikasi dari agen EGFR-TKIs yaitu gefitinib, erlotinib dan afatinib berdasarkan gambaran Overall Survival (OS) atau Progression Free Survival (PFS) pada penderita kanker paru NSCLC. Hasil efikasi dari berbagai sumber penelitian yang dimuat dalam ulasan ini sangat bervariasi. Hal ini dimungkinkan berkaitan dengan perbedaan karakteristik agen terapi dan subjek dalam penelitian. Namun secara umum, terapi EGFR-TKIs menunjukkan efikasi yang lebih baik bila digunakan pada pasien NSCLC dengan EGFR mutasi positif dan efek samping yang minimal dari terapi EGFR-TKIs menunjukkan toleransi penggunaan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kemoterapi. Studi lebih lanjut dan ulasan yang lebih rinci dengan memuat kemungkinan adanya resistensi terapi diperlukan agar didapatkan informasi mengenai efikasi EGFR-TKIs secara utuh.
Hubungan antara Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Hipertensi di RSND Semarang Era Ayuk Adistia; Intan Rahmania Eka Dini; Eva Annisaa&#039;
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 2, No 1 (2022): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 2, Edisi 1, 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.103 KB) | DOI: 10.14710/genres.v2i1.13067

Abstract

Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah sistol ≥ 140 mmHg dan diastole ≥ 90 mmHg. Prevalensi hipertensi pada penduduk ≥ 18 tahun di Kota Semarang berada pada urutan ke-5 dengan penderita sebesar 40,69%. Pemilihan obat yang rasional pada pasien hipertensi menjadi bagian yang penting dalam mencapai keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antihipertensi, hubungan antara usia, jenis kelamin, pola penggunaan obat dan penyakit penyerta terhadap keberhasilan terapi serta mengetahui gambaran rasionalitas penggunaan antihipertensi dan keberhasilan terapi pasien hipertensi rawat jalan di RSND Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan rekam medis pasien hipertensi dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Uji chi-square digunakan untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik untuk analisis multivariat. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara rasionalitas penggunaan antihipertensi dan usia dengan keberhasilan terapi pasien hipertensi (p < 0,05) dan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, pola penggunaan obat dan penyakit penyerta dengan keberhasilan terapi (p > 0,05). Penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di RSND Semarang menunjukkan tepat indikasi 100%, tepat obat 83,9%, tepat dosis 92,9% dan tepat pasien 94,9%. Secara keseluruhan rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pasien sebesar 73,7%. Sebanyak 44,4% pasien dapat mencapai target tekanan darah dan 55,6% pasien tidak dapat mencapai target tekanan darah.
Kajian Sistematik : Efek Anti Diabetes Buah Pare (Momordica charantia Linn.) Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Tikus yang Diinduksi Aloksan Vina Puspitasari; Nisrina Choerunisa
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.077 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i2.11052

Abstract

ABSTRAKBuah Pare merupakan salah satu tanaman tradisional yang memiliki senyawa aktif untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek anti diabetes buah pare (Momordica charantia Linn.) terhadap kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan. Pencarian secara komprehensif pada 3 database (Pubmed, Scopus, dan Google Scholar) dari tahun 2011-2021. Data yang diekstraksi dari setiap artikel penelitian meliputi identitas artikel (nama peneliti dan tahun penelitian), subjek, tipe preparasi, pelarut ekstraksi, dosis yang digunakan, durasi perlakuan, hasil dan kesimpulan penelitian. Tujuh artikel yang memenuhi kriteria inklusi di identifikasi lebih lanjut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa buah pare memiliki efek antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan melalui proses penghambatan glukoneogenesis di hati, melidungi sel beta pankreas, meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi stres oksidatif. Pada 3 penelitian menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan, sedangkan pada 4 penelitian menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang kurang signifikan. Buah Pare (Momordica charantia Linn.) memiliki efek antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan berkisar antara 36-73 % tergantung pada dosis ekstrak buah pare yang digunakan, durasi perlakuan, dan pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi.Kata kunci : Aloksan, antidiabetes, buah pare, tikus ABSTRACTBitter melon fruit is one of the traditional plants that has active compounds to reduce blood glucose levels. The purpose of the study was to identify the antidiabetic effect of bitter melon (Momordica charantia Linn.) on blood glucose levels in alloxan-induced rats. Data obtained from 3 databases (Pubmed, Scopus, and Google Scholar) from 2011-2021. Data extracted from each research studies includes the identity of the article (author and year of research), subject, type of preparation, extraction solvent, dosage used, duration of treatment, results and conclusions of the study. Seven studies met the inclusion criteria were identified further. The identification results showed that bitter melon has an antidiabetic effect by reducing blood glucose levels in rats induced by alloxan through the process of inhibiting gluconeogenesis in the liver, protecting pancreatic beta cells, increasing insulin sensitivity and reducing oxidative stress. Three studies showed a significant reduction in blood glucose levels, whereas in 4 studies showed a less significant reduction in blood glucose levels. Bitter melon has an antidiabetic effect by reducing blood glucose levels in alloxan-induced rats ranging from 36-73% depending on the dose of bitter melon extract used, treatment duration, and the solvent used in the extraction process.Key words : Alloxan, antidiabetic, bitter melon fruit, rats
Review : Pengaruh Suplementasi Astaxhantin dalam Mencegah Photoaging Nuraini Ekawati; Fitri Wulandari
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.858 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i2.11147

Abstract

Indonesia merupakan negara tropis dengan paparan sinar matahari yang tinggi. Salah satu faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan efek penuaan pada kulit adalah radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari (photoaging). Paparan radiasi UV yang berlebih akan meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga menyebabkan penurunan kemampuan sistem enzim antioksidan endogen dan memungkinkan dibutuhkannya faktor perlindungan dari luar untuk mencegah photoaging. Artikel bertujuan untuk membahas pengaruh suplementasi Astaxanthin (AST) dalam melawan photoaging. AST merupakan pigmen kemerahan yang terdapat pada hewan laut dengan aktivitas antioksidan yang tinggi melalui mekanisme radical scavenging. Suplementasi AST dapat digunakan untuk mencegah photoaging karena kemampuannya dalam menekan produksi ROS, mencegah penipisan lapisan kolagen, mencegah perubahan morfologi kulit dan pembentukan kerutan pada kulit.
Population Pharmacokinetics: Pendekatan Alternatif pada Studi Penggunaan Obat di Indonesia Anggi Gayatri
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 1 (2021): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 1, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.375 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i1.9850

Abstract

ABSTRAKDosis terapi yang tepat dalam pemberian obat akan memberikan efek terapi yang optimal dengan efek samping terendah. Namun, seringkali ketika obat pertama kali dipasarkan belum dapat ditentukan dosis optimal untuk populasi khusus seperti pasien anak, ibu hamil dan menyusui. Salah satu solusi permasalahan ini adalah dengan menerapkan metode farmakometriks, yaitu metode analisis farmakokinetik yang menerapkan konsep matematika, statistic, dan farmakologi untuk menjelaskan hubungan dosis, konsentrasi obat dalam plasma, dan pengaruh faktor kovariat terhadap respons obat. Metode ini dapat diaplikasikan pada seluruh aspek pengembangan dan penggunaan obat. Pendekatan populasi dalam studi farmakokinetik yang banyak digunakan adalah pendekatan nonlinear mixed effect model (NONMEM). Langkah awal dalam metode ini adalah dengan pembuatan model farmakokinetik yang dilanjutkan dengan evaluasi ketepatan model dengan metode visual menggunakan grafik ataupun secara numerik berdasarkan parameter statistik. Jika sudah didapatkan model terbaik, maka dapat dilakukan simulasi dengan memasukkan berbagai kemungkinan perubahan dosis ataupun perubahan cara penggunaan obat yang lain sehingga dapat diperoleh kadar terapeutik yang sesuai. Salah satu keuntungan menggunakan metode ini adalah relatif murah, tidak dibutuhkan alat laboratorium yang mahal, namun perlu keahlian khusus dalam pengolahan data. Dengan keuntungan tersebut, diharapkan metode ini dapat mulai dikembangkan dan diterapkan di negara-negara berkembang untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan. Kata kunci : dosis terapi, farmakokinetik, farmakometriks, populasi khususABSTRACTThe correct therapeutic dose in drug administration will provide optimal therapeutic effects with the lowest side effects. However, it is often when the drugs are marketed for the first time, the optimal dose cannot be determined for special populations such as pediatric patients, pregnant women, and breastfeeding mothers. The solution to this problem is to apply the pharmacometric method, whis is a pharmacokinetic analysis method that applies mathematical, statistical, and pharmacological concepts to explain the relationship between dose, drug concentration in plasma, and the effect of covariate factors on drug response. This method can be applied to all aspects of drug usage and development. The population approach in pharmacokinetic studies that is widely used is the nonlinear mixed effect model (NONMEM) approach. The first step in this method is to create a pharmacokinetic model followed by evaluation of the accuracy of the model using visual methods using graphs or numerically based on statistical parameters. If the best model has been obtained, a simulation can be carried out by including various possible changes in dosage or changes in the way of using other drugs so that the appropriate therapeutic level can be obtained. One of the advantages of using this method is that it is relatively inexpensive, does not require expensive laboratory equipment, but requires special expertise in data processing. With these advantages, it is hoped that this method can begin to be developed and applied in developing countries to solve various health problems.Key words : therapeutic dose, pharmacokinetic, pharmacometric, special population.
Pengaruh Jumlah Responden terhadap Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi Rezha Nur Amalia; Ragil Setia Dianingati; Eva Annisaa&#039;
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 2, No 1 (2022): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 2, Edisi 1, 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.446 KB) | DOI: 10.14710/genres.v2i1.12271

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya untuk melakukan pengobatan sendiri. Dalam bidang farmasi sosial, penelitian mengenai swamedikasi tentang pengetahuan dan perilaku merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Tidak jarang, peneliti dituntut untuk membuat kuesioner sendiri. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil.  Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana melakukan uji validitas dan reliabilitas yang baik dengan menggunakan berbagai jumlah responden. Penelitian dilakukan pada masyarakat Wonosobo. Jumlah responden yang digunakan adalah 15, 30 dan 39 orang. Validitas diuji menggunakan pearson product moment dan reliabilitas diuji dengan cronbach’s alpha. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan dinyatakan valid dan reliabel dengan pengujian 39 sampel sedangkan kuesioner perilaku swamedikasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid namun reliabel dengan pengujian 30 sampel, Sedangkan dengan jumlah 15 responden menunjukkan hasil beberapa pertanyaan tidak valid baik dikuesioner pengetahuan maupun perilaku, sedangkan hasil reliabilitasnya kuesioner pengetahuan valid dan perilaku tidak valid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi akan mempengaruhi hasil.
Phytosome as Cytotoxic Agent Delivering System : A Review Widyandani Sasikirana; Eva Annisaa&#039;; Nuraini Ekawati
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.362 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i2.10953

Abstract

Along with the rapid development of herbal medicine formulas, an appropriate drug delivery system is needed to increase its bioavailability. One of them was used the phytosome. As a delivery system, it was known to be able to increase the bioavailability of phytomedicine by increasing the permeability of herbal compounds on cell membranes so the absorption of the compound will be increased. In its development, the phytosome formula was effective for delivering cytotoxic agent compounds, such as quercetin, diosgenin, icariin, tocopherol, and others. Besides, some of these formulas have also been commercialized and patented. The effectiveness and ease of manufacture have made phytosomes a promising drug delivery system in the development of cytotoxic drugs.