Teknika
Jurnal Teknika merupakan jurnal ilmiah yang menyajikan artikel orisinal tentang pengetahuan dan informasi riset atau aplikasi riset dan pengembangan terkini dalam bidang teknologi. Ruang lingkup Jurnal Teknika meliputi Teknik Mesin, Teknik Elektro, Sistem Informasi, Teknik Industri dan Kimia Tekstil. Design Manufacture Konversi Energi Material Data analysis Artificial Intelligence Virtual Reality Information System Data mining Dessision Support System Instrumentation and Control Electrical (Power) Electronics Engineering Industrial Engineering Optimasi Sistem Produksi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Penjadwalan dan Manajemen Operasi/Proyek Computer-Integrated Manufacturing System Sustainable Product Design and Manufacturing Penelitian Operasional dan Decision-Making Model Manajemen Teknologi Pengukuran Kerja, Faktor-Faktor Manusia dan Ergonomi Rekayasa dan Pengendalian Kualitas Sistem Logistik dan Supply Chain Management Perancangan dan Pengembangan Produk Concurrent Engineering Analisis Ekonomi Teknik Pemodelan Sistem dan Analisis Simulasi Perancangan Layout Fasilitas Reliability and Maintenance Engineering Sistem dan Teknologi Informasi Rekayasa Pelayanan (Service Engineering) Technopreneurship dan Inovasi Aplikasi Model Stokastik dalam Teknik Industri Aplikasi Metode Metaheuristik dalam Teknik Industri Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di bidang teknologi. Pemuatan artikel di jurnal ini dialamatkan ke kantor editor. Informasi lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia di dalam setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi mitra bestari dan/atau editor. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun (April dan Oktober).
Articles
73 Documents
KUALITAS LAJU PANAS KONVEKSI PADA MESIN OVEN KOMPOR ROTARY
Joko Yunianto Prihatin;
Heri Kustanto;
Slamet Pambudi;
Satyagraha Maulindra
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (383.346 KB)
Berdasarkan prinsip kerja pemanasan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut menggunakan energi panas. Permasalahan utama adalah akurasi pemanasan awal dan proses pemanasan yang tidak sesuai dengan efisiensi waktu, sehingga biaya beban listrik menjadi naik dan merugikan para pengusaha roti. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif solusi yang bertitik berat kepada kajian kualitas laju panas konveksi pada mesin oven kompor rotary. Metode yang diterapkan adalah membandingkan pengaruh kualitas beban dan akurasi waktunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pemanasan awal 10 menit oven kompor rotary yang efektif adalah 51oC dan 72oC. Nilai pemanasan konveksi yang paling optimal dari mesin oven kompor rotary ini mencapai 121,4 kW.
APLIKASI SENSOR HC-SR04 UNTUK MENGUKUR JARAK KETINGGIAN AIR DENGAN MIKROKONTROL WEMOS D1 R2 BERBASIS IoT
Roedy Kristiyono;
Agus Riyanto
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (395.705 KB)
Air adalah benda yang penting bagi semua makhluk yang hidup di bumi. Air dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Tanpa air, semua makhluk hidup di Bumi akan mati. Air digunakan manusia untuk bertahan hidup. Karena sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air. Air dapat berada dimana saja, mulai dari laut, danau, sungai dan sebagainya. Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Air di tempat tinggi didapatkan berkat air hujan yang didapatkan dari proses siklus air. Air yang berada di tempat tinggi akan mengalir ke tempat rendah melalui sungai atau irigasi. Air yang mengalir melalui sungai dapat memiliki volume yang kecil atau yang besar. Volume air yang besar dapat membuat ketinggian air disungai menjadi tinggi dan jika terus meninggi sampai meluap maka dapat menimbulkan banjir. Penelitian ini berupa sistem alat pengukuran ketinggian air menggunakan mikrokontroler arduino Wemos D1 dengan sensor HC-SR04 (ultarsonik) untuk mendeteksi atau mengukur ketinggian jarak air berbasis IoT (Internet of Things) dan ditampilkan secara display OLED. Berdasarkan rancangan tersebut maka peneliti ingin mengetahui tingkat efektifitas pengukuran ketinggian air berbasis IoT. Dengan sistem pengukuran jarak air berbasis IoT maka untuk mendapatkan informasi ketinggian air akan lebih mudah dan dapat diakses melalui internet secara realtime ketinggian air. Sistem alat pengukur ketinggian air berbasis IoT ini sangat cocok sekali digunakan untuk mendeteksi/memantau banjir dimana sensornya diletakkan di daerah yang rawan banjir seperti di sungai, sehingga setiap saat bisa dipantau kondisi ketinggian air sungai secara realtime melalui internet.
KONTROL DAN MONITOR SISTEM OTOMASI AUTOMATIC WATER TREATMENT SYSTEM BERBASIS PLC MENGGUNAKAN HMI WEINTEK MT8071iP
Gilang Wibisono;
Kaleb Priyanto;
Haikal;
Rahmat
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (646.304 KB)
Human Machine Interface (HMI) adalah suatu sistem yang menghubungkan manusia dengan mesin melalui sebuah perangkat. Sistem ini berupa pengendalian dan visualisasi status mesin yang bersifat realtime. Umumnya HMI berbentuk monitor touchscreen dimana visualisasinya dapat diprogram. Sistem otomasi berbasis PLC dapat dikontrol dan dimonitor melalui HMI. Penelitian ini mengunakan trainer automatic water treatment systems berbasis PLC Omron CP1E-NA20DR-A sebagai alat peraga untuk pembuatan program HMI. Pemrograman HMI menggunakan software EasyBuilder Pro versi 6.04.01. Komunikasi antara PLC dan HMI menggunakan kabel dengan konektor DB9P yang mempunyai aturan wiring tertentu. Kebutuhan transfer data baik upload maupun download program HMI dari dan ke Personal Computer melalui kabel ethernet dan USB flashdisk. Percobaan yang dilakukan, HMI mampu memberikan variasi kontrol dan monitor yang lebih banyak. System HMI mampu ditambahkan mode manual untuk proses secara manual. Pemilihan volume dan suhu air dapat dilakukan melalui HMI. Monitoring proses serta data volume dan suhu dapat ditampilkan pada HMI baik berupa grafik batang maupun tampilan angka. Data volume yang diterima PLC dapat ditampilkan pada HMI dengan kondisi yang sudah diskala (scaling data). Scaling data diperlukan karena data yang diterima PLC dan yang akan ditampilkan mempunyai nilai yang berbeda. Event log display memudahkan pengguna untuk melihat proses maupun history proses.
PENGARUH MODIFIKASI SPLITTING NICKS TOOL DRILL TERHADAP SPINDLE LOADS DAN WAKTU PROSES DRILLING MATERIAL S45C
Nanda Hadi Pranata;
Edy Suryono;
Burhanudin;
Bambang Margono
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (293.414 KB)
Splitting nicks adalah modifikasi pada mata potong sebuah tool drill yang bertujuan untuk memotong chips ketika proses drilling. Penelitian ini membandingkan antara tool drill standar dan tool drill modifikasi pada proses drilling terhadap waktu proses dan spindle load. Parameter urama berupa kecepatan putaran spindel sebesar 530 RPM dan feeding sebesar 199,2 mm/min. Variasi yang digunakan adalah depth of cut pada 1 mm, 2 mm, dan 3 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tool drill modifikasi memiliki waktu proses yang relative lebih singkat dibanding tool drill standart. Waktu proses drill terlama terjadi pada parameter depth of cut 1 mm untuk mata bor standar, yaitu sebesar 130.51 detik. Sedangkan waktu proses tercepat terjadi pada depth of cut 3 mm untuk mata bor termodifikasi, yaitu sebesar 70.27 detik. Parameter depth of cut yang digunakan memberikan hasil yang berbanding terbalik terhadap waktu prosesnya, semakin besar depth of cut yang digunakan maka waktu prosesnya akan semakin cepat. Tool drill dengan splitting nicks memiliki waktu proses yang lebih cepat sebesar 2.6% dibandingkan menggunakan mata bor yang standar. Spindle loads terbesar terjadi pada depth of cut 3 mm untuk mata bor standar, yaitu sebesar 85%. Sedangkan spindle loads terendah terjadi pada depth of cut 1 mm untuk mata bor modifikasi, yaitu sebesar 58%. Selain itu modifikasi tool drill dengan splitting nicks berhasil menurunkan spindle loads sebesar 14.03% dibanding spindle load pada tool standart.
PERBANDINGAN CHIPS MORFOLOGI DAN TINGKAT KEAUSAN PADA PROSES DRILLING DENGAN TWIST DRILL STANDAR DAN TWIST DRILL BER SPLITTING NICKS
Muhammad Nur Askhuri.;
Edy Suryono;
Burhanudin
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (442.701 KB)
Splitting nicks merupakan sebuah profil yang dibuat pada twist drill. Splitting nicks bertujuan untuk memecah chips dan mempermudah chips keluar yang dihasilkan dari proses drilling. Selain itu pembuatan profil splitting nicks mampu mengurangi tingkat keausan twist drill. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara twist drill standar dengan twist drill berprofil splitting nicks. Parameter utama yang digunakan adalah kecepatan putaran spindel sebesar 530 rpm, kecepatan pemakanan 199,2 mm/min. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi depth of cut pada proses drilling yaitu 1 mm, 2 mm, dan 3 mm. Chips yang dihasilkan dari twist drill ber splitting nicks berbentuk kecil, panjang dan cenderung lurus. Sedangkan twist drill standar mempunyai bentuk chips spiral dan cenderung kesulitan untuk keluar melalui flutes. Selain itu pemberian profil splitting nicks juga berpengaruh pada menurunnya tingkat keausan twist drill sebesar 49,6% dan menurunkan jumlah puntiran chips sebesar 68,3%.
PENEMPATAN TRANSFORMATOR GUNA PERBAIKAN PENYALURAN DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI KAB. KARANGANYAR
Maju Binoto;
Slamet Pambudi;
Budi Nugroho
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (333.052 KB)
Sistem distribusi adalah sistem tenaga listrik yang menyalurkan energi listrik dari pembangkit sampai ke konsumen dalam skala tegangan menengah sampai dengan tegangan rendah. Penyaluran energi listrik biasanya diperlukan jarak yang cukup jauh dari GI (Gardu Induk) untuk sampai pada konsumen atau pelanggan, ditambah dengan dalam penyalurannya diperlukan arus yang cukup besar. Hal ini mengakibatkan adanya regulasi tegangan yang cukup besar sepanjang saluran sampai menuju konsumen. Pada kenyataannya terdapat transformator distribusi yang jaraknya cukup jauh dari GI sehingga terjadi penurunan tegangan (drop voltage) yang sampai pada sisi primer transformator distribusi lebih dari yang diijinkan. Oleh karena itu, maka diperlukan penataan ulang dengan mengatur penempatan transformator dari segi panjang saluran sistem distribusi primer agar kinerja transformator menjadi lebih baik. Penelitian ini akan membahas pengaruh panjang saluran distribusi primer terhadap jatuh tegangan dan rugi-rugi daya yang dimulai dari GI Palur sampai pada transformator distribusi pada kawasan PT. PLN UPJ Palur, Karanganyar. Apabila jatuh tegangan pada saluran distribusi primer lebih dari batas toleransi, maka akan dilakukan analisa kembali penempatannya, sehingga kinerja transformator distribusi tersebut menjadi lebih baik. Hasil analisa data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pada transformator distribusi yang besar tegangan jatuh pada sisi saluran distribusi primernya lebih dari 5%, maka panjang saluran yang dirubah adalah pada sisi yang terjauh dari pelanggan. Pengaruh penambahan transformator meningkatkan daya listrik rata-rata sebesar 23,155 %. Dengan demikian, efisiensi daya listrik meningkat rata-rata sebesar 3,5 %.
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE THERMAL SPRAY COATING
Tri Wahyu Setiawan;
Y. Yulianto Kristiawan
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (438.069 KB)
Powder flame spray coating merupakan salah satu jenis pelapisan dari metode thermal spraying, dimana pengunaan serbuk sebagai pelapis berfungsi untuk menyelubungi permukaan substrat dalam meningkatkan ketahanan yang baik terhadapat keausan atau erosi, oksidasi dan korosi temperatur tinggi, serta dengan biaya rendah. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi suhu pemanasan awal (preheating) terhadap sifat fisis dan sifat mekanik baja karbon rendah. Variasi suhu pemansan awal (preheating) yang digunakan yaitu suhu 500oC, 600oC dan 700oC. Hasil penelitian menunjukaan bahwa substrat yang mendapatkan perlakuan powder flame spray coating dapat meningkatkan ketebalan. Terbukti pada spesimen pengujian variasi 528oC mendapatkan rata-rata ketebalan sebesar 912,3 ?m. Selanjutnya pengaruh yang diberikan dari variasi suhu pemanasan awal terhadap substat dapat meningkatkan nilai kekerasan yang signifikan. Terbukti bahwa dari spesimen suhu 624oC mendapatkan nilai kekerasan sebesar 926,3 VHN. Selain itu permukaan baja karbon rendah mengalami kenaikan nilai kekerasan dibuktikan hasil pengujian didapatkan rata-rata nilai kekerasan sebesar 600 VHN. Pada sisi lain pada pengujian metalografi struktur mikro yang terlihat dari baja karbon rendah adalah fasa ferit dan fasa perlit, sedangkan pada coating NiBSiCr terdapat struktur lamellar dengan fasa light lamellar, fasa half melted dan porositas.
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON SEDANG DENGAN METODE THERMAL SPRAY COATING
Budi Yunus Prameswara;
Y. Yulianto Kristiawan;
Moch. Chamim
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (321.835 KB)
Thermal spray coating adalah metode pelapisan dalam bentuk cair, semi cair atau padat ke material inti dalam kondisi panas, salah satu metode pelapisan panas (thermal coating) yaitu powder flame spray coating. Proses ini dilakukan dengan menyemprotkan material pelapis dalam bentuk serbuk melalui nyala api (dari bahan bakar gas elpiji dan Oxygen) dengan panas melebihi suhu leleh material pelapis ke permukaan material yang dilapisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan sifat mekanik pada hasil pelapisan thermal spray coating pada baja karbon sedang. Variasi pemanasan awal (pre-heating) yaitu suhu 602oC, 712oC dan 828oC. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa spesimen menggunkan pemanasan awal (pre-heating) 602oC lebih tinggi kekerasannya dari ketiga variasi suhu yang diteliti. Terbukti bahwa, pada variasi suhu pemanasan awal 602oC nilai kekerasan yang dapat dicapai sebesar 994,2 HVN yang berada didaerah coating dan rerata sebesar 832,4 HVN. Perlakuan thermal flame spray coating berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan pada material induk (S45C). Terbukti bahwa, dari 4 titik uji kekerasan di setiap spesimen variasi pada material induk (S45C) rata-rata kekerasan sebesar 667 HVN. Thermal spray coating berpengaruh pada ketebalan atau perbesaran diameter karena diakibatkan pada penambahan lapisan.
PENGARUH PERBEDAAN BESAR ARUS PADA SPOT WELDING MENGGUNAKAN GTAW DENGAN MATERIAL STAINLESS STEEL 304
Moch Chamim;
Petrus Heru Sudargo;
Haikal
Teknika Vol 6 No 1 (2019): March 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (290.304 KB)
ABSTRAK Las titik merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik dimana dua logam atau lebih dijepit diantara dua elektroda logam. Arus yang kuat dialirkan melalui elektroda yang terbuat dari tembaga, karena aliran listrik yang harus melalui kedua logam yang dijepit maka pada tempat jepitan akan timbul panas karena adanya resitansi listrik yang menyebabkan logam ditempat tersebut mencair dan kemudian tersambung. Proses penjepitan membutuhkan peralatan yang komplek karena harus kuat. Sehingga peralatan las titik tidak digunakan oleh industri kecil sheet metal. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini mencoba mengubah metode pengelasan titik dengan menggunakan model Tungsten Inert Gas Welding (TIG welding) yang langsung ditekankan diatas material. Variasi arus digunakan 90A, 100A, 110A digunakan untuk menyambung model single lap joint pada material stainless steel grade 304 tebal 2 mm ditahan selama 5 detik. Data yang diambil hasil kekuatan uji tarik dengan menganalisa metalografi makro untuk melihat ikatan material. Hasil pengelasan dengan 90 ampere penetrasi paling dalam dengan kekuatan tarik 408,5 N/mm2. ABSTRACT Spot welding is one way of welding electrical resistance where two or more metals are clamped between two metal electrodes. Electric current is flowed through an electrode made of copper, because the electric current must go through the two clamped metals so that the clamps will heat up due to electrical resistance that causes the metal in the place to melt and then connect. The clamping process requires complex equipment because it must be strong. So that point welding equipment is not used by home sheet metal industries. With the background of these problems, this study tries to change the method of point welding by using a TIG welding model that is directly emphasized on the material. Electric cCurrent variations used 90, 100, 110 A are used to connect the single lap joint model to stainless steel grade 304 with 2 mm thick material held for 5 seconds. The data is taken by tensile strength test results by analyzing macro metallography to see the bonding of the material. Welding results with 90 amperes of deepest penetration with a tensile strength of 408.5 N / mm2.
PENGARUH TEKANAN TEMPA DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION WELDING LOGAM TAK SEJENIS SS-316 DAN AISI-4140
Bambang Margono;
Haikal;
Moch Chamim
Teknika Vol 6 No 1 (2019): March 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (456.563 KB)
ABSTRAK Pengelasan gesek (friction welding) merupakan proses penyambungan logam tanpa terjadinya peleburan (solid state process), yang mana proses pengelasan terjadi sebagai akibat gesekan melalui penggabungan antara laju putaran salah satu benda kerja yang berputar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekana tempa dan waktu pengelasan terhadap sifat fisik dan mekanik sambungan logam tak sejenis antara baja tahan karat SS 316 dan AISI 4140. Variasi tekanan tempa yang digunakan 110 kg/cm2, 130 kg/cm2 dan 150 kg/cm2, sedangkan variasi waktu pengelasan yang digunakan adalah 35 detik, 50 detik dan 65 detik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya variasi tekanan tempa dan waktu pengelasan mengakibatkan berkurangnya panjang spesimen, dikarenakan terjadi proses pelumeran pada daerah sambungan pengelasan pada kedua material. Sedangkan semakin berkurangnya panjang spesimen disisi lain mengakibatkan melebarnya panjang flash yang dihasilkan. Hasil struktur mikro terlihat terjadi pengkasaran butir (grain coarsened) terjadi pada daerah HAZ bentuk dan ukuran butiran berbeda jika dibandingkan dengan logam induk. Nilai kekerasann daerah sambungan rerata sebesar 246,4 HVN. Nilai kekerasan pada logam induk material AISI 4140 rerata sebesar 354,7 HVN. Sedangkan logam induk material SS 316 rerata sebesar 183,5 HVN. Nilai kekerasan antara kedua logam induk tersebut sangat berbeda jauh dikarenakan fasa pada baja AISI 4140 lebih dominan fasa perlit yang memiliki kekerasan tinggi. Nilai kekuatan tarik yang optimal dihasilkan pada variasi tekanan tempa130 kg/cm2 variasi waktu gesek 35 detik dengan nilai sebesar 455.02 N/mm2.