cover
Contact Name
Zahratul Aini
Contact Email
dr.zahratulaini@unsyiah.ac.id
Phone
+62812388847262018
Journal Mail Official
m.zainudin@uii.ac.id
Editorial Address
Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
ISSN : 20854145     EISSN : 25272950     DOI : 10.208885/JKKI.Vol10.Iss3.art5
Core Subject : Health,
JKKI: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia is a peer-reviewed journal in the field of medical and health sciences. This journal is designed as a place of dissemination of information and scientific knowledge, which publishes three times a year. It publishes original article, article review, and case report. These comprise of biomedical sciences, clinical medicine, public health sciences, and medical science education.
Articles 372 Documents
KOLONISASI NYAMUK Aedes aegypti MENGGUNAKAN TEHNIK MEMBRAN ARTIFISIAL DI LABORATORIUM Novyan Lusiyana; Mira Sagita Tri Cahyani
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 3, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang  Kolonisasi nyamuk  Aedes aegypti  di laboratorium  dapat menggunakan AMF (Artificial Membrane Feeding). Membran artifisial yang sering digunakan seperti parafilm M, latek kondom, dan kulit mencit.  Penggunaan membran artifisial  mempengaruhi  kemampuan reproduksi nyamuk  Ae. aegypti.    Tujuan  Mengetahui pengaruh penggunaan membran artifisial parafilm M, latek kondom, dan kulit mencit  terhadap persentase nyamuk dewasa yang mampu menghisap darah, rerata jumlah telur dan persentase daya tetas telur nyamuk  Ae. aegypti di laboratorium.   Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Nyamuk  Ae. aegypti  sebanyak 30 ekor (8 replikasi) dimasukkan ke dalam gelas  rearing  yang telah diberi AMF berisi darah dengan membran yang berbeda  jenisnya yaitu, parafilm M, latek kondom dan kulit mencit. Blood feeding dilaksanakan selama 60 menit, setelah 60 menit kemudian dihitung jumlah nyamuk yang mampu menghisap darah. Nyamuk yang telah menghisap darah kemudian dimasukkan ke dalam gelas rearing secara individu untuk bertelur. Jumlah telur yang diproduksi dihitung setelah 7 hari paska pemberian umpan darah. Telur kemudian direndam dengan air selama 7 hari untuk pengamatan daya tetas. Hasil dianalisis dengan Uji One way ANNOVA.     Hasil Persentase  nyamuk  Ae. aegypti  yang mampu menghisap darah menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,000) antara membran parafilm M (88,33%), latek kondom (45,42%), dan kulit mencit (86,66%).  Jumlah telur  per ekor nyamuk betina  juga menunjukkan beda signifikan (p=0,002) antara membran parafilm M (51,63), latek kondom (50,53), dan kulit mencit (53,65),  sedangkan persentase daya  tetas  telur  juga menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,02) antara membran parafilm M (99,94%), latek kondom (99,91%), dan kulit mencit (99,96%).   Kesimpulan Membran  artifisial  kulit mencit  menunjukkan hasil yang lebih baik sehingga lebih direkomendasikan sebagai metode rearing nyamuk Ae. aegypti di laboratorium.   Kata kunci: Artificial Membrane Feeding (AMF), blood feeding, membran parafilm M,  latek kondom dan kulit mencit
HUBUNGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DENGAN JUMLAH PARITAS DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2013 Eriet Hidayat; Diah Hydrawati Sari; Yasmini Fitriyati
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 3, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang  Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Berdasarkan data World Health Organization  (WHO), lebih dari 250.000 wanita meninggal akibat kanker serviks pada tahun 2005, dan yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Di Indonesia terdapat 100-900 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Salah satu faktor risiko yang memiliki hubungan dengan kanker serviks adalah jumlah paritas  Tujuan  Untuk mengetahui hubungan antara kejadian kanker serviks dengan jumlah paritas di RSUD Dr. Moewardi periode Januari 2013 – Desember 2013.  Metode  Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif kategorik dengan metode pendekatan  case control.  Data diambil dari rekam  medis pasien dengan menggunakan tehnik  consecutive sampling.  Kelompok kasus yaitu pasien yang terdiagnosis kanker serviks dan kelompok kontrol adalah pasien yang datang ke RSUD DR. Moewardi untuk antenatal care (ANC).   Hasil Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak  41  pasien kanker serviks dan 41  pasien tidak dengan kanker serviks. Uji hipotesis dengan Chi-square  didapatkan hasil bahwa jumlah paritas (OR = 16,033; 95% CI 4,773  –  53,855), berpengaruh terhadap kejadian kanker serviks. Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kejadian kanker serviks dengan jumlah paritas > 3.  Kesimpulan Jumlah paritas memiliki hubungan dengan terjadinya kanker serviks.  Kata Kunci : kanker serviks, jumlah paritas, case control
EFEK LARVISIDA RESIDU MINYAK ATSIRI BUNGACENGKEH (Syzygium aromaticum L.) TERHADAP LARVA INSTAR III NYAMUK Aedes aegypti DI LABORATORIUM Ninda Devita; Siti Isti’anah
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 3, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang  Pemberantasan vektor secara alami adalah salah satu cara pengendalian demam berdarah dengue. Minyak atsiri bunga cengkeh diketahui memiliki efek larvisida.Syarat larvisida yang baik adalah memiliki persistensi yang cukup lama.   Tujuan Mengetahui efek larvisida residu minyak atsiri bunga cengkeh  (Syzygium aromaticum L.) terhadap larva instar III nyamuk Ae. Aegypti.  Metode Penelitian ini bersifat eksperimental  laboratorium dengan rancangan randomized post test only control group design. Larva dibagi menjadi 4 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 25 ekor larva dengan  konsentrasi 0,03% v/v, 0,3% v/v, 3% v/v, dan kontrol. Pengukuran mortalitas dilakukan setelah 48 jam perlakuan,setelah satu minggu, larva baru dimasukkan kemudian diamati mortalitasnya. Hal ini dilakukan pada minggu ke I,II,III dan IV.   Hasil Residu minyak atsiri bunga cengkeh dengan konsentrasi 0,03% v/v memiliki efek larvisida sebesar 91,33%  pada minggu I,  sebesar 82,67%  pada minggu II,  sebesar 37,33%    pada minggu III, dan  sebesar 14%  pada minggu ke IV. Sedangkan pada residu minyak atsiri bunga cengkeh  konsentrasi 0,3% v/v dan 3% v/v memiliki efek larvisida  terhadap larva instar III nyamuk Ae.aegyptisebesar 100% pada minggu I, II, III, dan IV.   Kesimpulan Residu minyak atsiri bunga cengkeh memiliki efek larvasida.  Kata Kunci : residu minyak atsiri, Syzygium aromaticum L., Aedes aegypti, larvasida
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN MLANGI NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA Ulya Diana Hilma; Lutfi Ghazali
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 3, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang:  Pesantren merupakan salah satu tempat yang memiliki faktor risiko tinggi untuk terjadinya penyakit skabies.  Prevalensi skabies  yang  masih tinggi  dapat dipengaruhi faktor risiko seperti rendahnya tingkat ekonomi, higiene yang buruk, hunian padat, promiskuitas seksual, tingkat pengetahuan, usia dan kontak dengan penderita.   Tujuan:  Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, frekuensi kontak tidak langsung, tingkat higienitas dan kepadatan hunian dengan kejadian skabies.  Metode:  Penelitian ini  bersifat  noneksperimental dengan desain potong lintang.  Sampel  diambil dengan teknik total sampling dengan jumlah 53 responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan uji alternatif Fisher (p<0,05; CI 95%) serta Analisis Regresi Logistik.  Hasil:  Hasil penelitian didapatkan 29 (54,7%) responden terdiagnosis skabies dan 24 (45,3%) tidak terdiagnosis skabies. Tingkat pengetahuan memiliki hubungan terhadap kejadian skabies dengan  p=0,038; RP 4,261 (CI 0,684-26,543). Frekuensi kontak tidak langsung berhubungan terhadap kejadian skabies dengan  p=0,008; RP 1,917 (CI 1,205-3,049). Tingkat higienitas tidak memiliki hubungan terhadap kejadian skabies dengan  p=0,4; RP 1,247 (CI 0,732-2,123). Kepadatan hunian tidak memiliki hubungan dengan kejadian skabies.  Simpulan:  Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan frekuensi kontak tidak langsung terhadap kejadian skabies, tetapi  tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat higienitas dan kepadatan hunian dengan kejadian skabies.  Kata Kunci: Skabies, tingkat pengetahuan, frekuensi kontak tidak langsung, tingkat    higienitas, kepadatan hunian, pondok pesantren.
In Situ Hybridization PADA KANKER PAYUDARA Ni Putu Diah Witari
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 3, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesulitan yang dijumpai pada penanganan kanker payudara adalah terjadinya kekambuhan atau relaps.  Deteksi status HER2 pada pasien merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi terjadinya relaps dan juga untuk menentukan jenis terapi yang ada diberikan. Ekspresi protein HER2 dapat dideteksi dengan  immunohistochemistry  (IHC),  sedangkan mutasi  gen  HER2  dapat dideteksi dengan  teknik in situ hybridization baik berupa fluorescence in situ hybridization  (FISH) ataupun  chromogenic  in situ hybridization (CISH). Metode yang digunakan antara penggunaan CISH maupun FISH serupa. Hal yang membedakan antara keduanya adalah  pada CISH  pewarnaannya  bersifat permanen dan terdapat gambaran back-ground. Kelebihan lain yang diperoleh pada aplikasi CISH adalah reaksi peroksidase yang terjadi dapat divisualisasikan pada mikroskop cahaya.   Kata kunci: kanker payudara, HER2, in situ hybridization, CISH, FISH
Resistensi Antibiotik, Akankah Dapat Dikendalikan ? Sufi Desrini
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art1

Abstract

No Abstract
EKSTRAK KEDELAI DETAM 1, DAUN JATI BELANDA SERTA KOMBINASINYA TERHADAP BERAT BADAN DAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS WISTAR Meilinah Hidayat; Sylvia Soeng; Roro Wahyudianingsih; Jeanny Ervie Ervie Ladi; Yonathan Ari Krisetya; Vera Elviora
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art2

Abstract

Latar Belakang Biji kedelai Detam 1 dan daun jati Belanda berefek menghambat kenaikan berat badan, akan tetapi dikhawatirkan mempengaruhi organ hepar. Tujuan penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak etanol biji kedelai Detam 1 (EEKD), ekstrak etanol daun jati Belanda (EEJB) dan kombinasinya terhadap penghambatan kenaikan berat badan dan gambaran histopatologis hepar pada tikus Wistar yang diberi pakan tinggi lemak (PTL). Metode penelitian Penelitian merupakan eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap bersifat komparatif. Sebanyak 40 ekor tikus Wistar jantan dibagi secara acak menjadi 8 kelompok perlakuan, masing masing terdiri dari 5 ekor. Selanjutnya diberi perlakuan selama 28 hari, semua kelompok kecuali kelompok kontrol negatif (KN), tetap diberi PTL. Pada hari ke-29, seluruh tikus dikorbankan dan semua hepar tikus, kecuali kelompok Orlistat (K6), dibuat sediaan histopatologis dengan pewarnaan Haematoxylin Eosin (HE). Hasil Penghambatan kenaikan berat badan terjadi pada semua kelompok perlakuan, kelompok K3 (EEKD 10 mg : EEJB 20 mg) menunjukkan penghambatan kenaikan berat badan yang paling baik dan potensinya setara dengan kontrol positip (KP) atau Orlistat. Pada semua kelompok perlakuan (K1, K2, K3, K4 dan K5) terjadi perubahan struktur arsitektur dan inflamasi di daerah portal namun tidak menyebabkan bengkak keruh dan degenerasi lemak. Kesimpulan: Pemberian kombinasi EEKD 10 mg : EEJB 20 mg menunjukkan penghambatan kenaikan berat badan yang paling baik. EEJB sediaan tunggal menyebabkan perubahan gambaran histopatologis hepar paling buruk pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak. Kata kunci : kedelai Detam 1, jati Belanda, berat badan, histopatologis hepar, Tikus Wistar
HUBUNGAN PENGALAMAN MENYUSUI DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN BARUKAN, KECAMATAN MANISRENGGO, KABUPATEN KLATEN Beta Woro Hastuti; Soeroyo Machfudz; Tien Budi Febriani
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art3

Abstract

Latar Belakang Angka pemberian ASI eksklusif masih belum memenuhi target. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu, anak, keluarga, dan petugas kesehatan. Rendahnya angka pemeberian ASI juga menjadi salah satu faktor masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Pada tahun 2012, AKB di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengalaman menyusui dan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek penelitian merupakan ibu-ibu yang datang ke posyandu di Kelurahan Barukan, Kecamatan Manirenggo, Kabupaten Klaten. Data yang digunakan merupakan data primer berupa kuisioner pemberian ASI eksklusif. Hasil Jumlah ibu yang menjadi subjek penelitian yaitu 57 orang. Persentase ibu yang memberikan ASI Eksklusif adalah 71,9% danyang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 28,1%. Berdasarkan tingkat pendidikan, Ibu yang berpendidikan rendah adalah 93% dan yang berpendidikan tinggi adalah 7%. Hasil analisis dengan Fisher's Exact Test menunjukkan nilai p=0,312 (p > 0,05). Berdasarkan pengalaman menyusui didapatkan bahwa ibu yang tidak pernah menyusui ASI eksklusif sebelumnya adalah 82,5% dan yang pernah memberikan ASI eksklusif sebelumnya adalah 17,5% dan setelah dianalisis dengan Fisher's Exact Test didapatkan nilai p=0,000 (p < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan hanya variabel pengalaman menyusui yang lebih berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pemberian ASI eksklusif, terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman menyusui dan pemberian ASI eksklusif, dan pengalaman menyusui merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : pengalaman menyusui, tingkat pendidikan, ASI eksklusif
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN PADA LANJUT USIA DI DESA UMBULMARTANI, SLEMAN TAHUN 2015 Ridwansyah -; Maftuhah Nurbeti Nurbeti; Sunarto -
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art4

Abstract

Latar Belakang Lansia secara bertahap mengalami penurunan fisiologis, sehingga mudah lelah. Namun, hampir separuh lansia (45,41%) di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja. Oleh karena itu, perlu diteliti mengenai faktor apa yang berkaitan dengan kelelahan pada lansia Tujuan Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada lansia, khususnya di Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Provinsi DIY Tahun 2015 Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross- sectional. Jumlah populasi lansia adalah 534 lansia, sedangkan sampel penelitian adalah 84 lansia. Teknik penentuan sampel menggunakan concecutive sampling melalui pertemuan- pertemuan lansia. Analisis data yang digunakan ialah analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan uji Fischer untuk variabel yang tidak memenuhi syarat uji Chi Square, serta analisis multivariat regresi logistik. Hasil Variabel yang berhubungan dengan kelelahan pada lansia di Desa Umbulmartani ialah nyeri sendi (p=0,034) dan gangguan tidur (p=0,000). Sedangkan aktivitas berlebih (p=0,546), status gizi (p=0,053), riwayat DM (p=0,162), dan perilaku merokok (p=0,171) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kelelahan pada lansia. Pada analisis multivariat diperoleh model akhir dengan p value 0,000 pada gangguan tidur. Kesimpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara nyeri sendi dan gangguan tidur dengan kelelahan pada lansia di Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY Tahun 2015. Variabel gangguan tidur merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kelelahan lansia. Kata Kunci: Kelelahan, Lansia Faktor Risiko
PENGARUH EKSTRAK ETANOL Centella asiatica TERHADAP JUMLAH SEL NEURON DI KORTEKS PREFRONTALIS TIKUS YANG DIBERI PERLAKUAN STRES Ayu Kurnia Priyantiningrum; Kuswati -; Ety Sari Handayani
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art5

Abstract

Latar Belakang Stres berdampak pada penurunan fungsional tubuh yang dapat menimbulkan suatu penyakit seperti ketidakmampuan kognitif yang serius, diketahui bahwa kemampuan kognitif diatur pada Korteks Prefrontalis di otak. Respon tubuh terhadap stress berupa kemampuan untuk bertahan hidup hingga apoptosis. Centella asiatica merupakan tanaman obat yang memiliki senyawa triterpen sebagai antioksidan yang mampu memproteksi sel untuk dapat terhindar dari apoptosis. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) terhadap jumlah sel neuron di korteks prefrontalis tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi perlakuan stres Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan post test-with control group. Subyek penelitian ini menggunakan 12 tikus dewasa (Rattus norvegicus) galur Wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subyek terbagi sama rata menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Kedua kelompok dilakukan stres restrain selama 21 hari. Tiga puluh menit sebelum stress, kelompok kontrol diberikan Pulvis Gum Arabica 3%. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol pegagan 300 mg/kgBB/hari. Perbedaan jumlah sel neuron rerata pada seluruh lapang pandang setiap kelompok dianalisis dengan uji T-test independent. Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah sel neuron rerata di Korteks Prefrontalis setelah pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol (p-value 0,004; CI 95%). Kesimpulan Pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) signifikan meningkatkan jumlah sel neuron di Korteks Preftontalis tikus (Rattus norvegicus) yang diberi perlakuan stres, dibanding tikus kontrol yang tidak diberikan pegagan Kata Kunci: Stres Restrain, Centella asiatica, Korteks Prefrontalis, Rattus norvegicus

Page 3 of 38 | Total Record : 372