cover
Contact Name
Saleha Sungkar
Contact Email
ejki.fkui@ui.ac.id
Phone
+6282123550275
Journal Mail Official
ejki.fkui@ui.ac.id
Editorial Address
Departemen Parasitologi FKUI Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Pusat
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
eJournal Kedokteran Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 23381426     EISSN : 23386037     DOI : http://doi.org/10.23886/ejki
Core Subject : Health, Science,
eJournal Kedokteran Indonesia (eJKI) is a general medical journal, published quadrimester (April, August, December) by Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. eJKI aims to published the manuscript of students (Bachelor of Medicine (S.Ked), study Program of Medical Profession, magister/specialist, doctoral, and fellow). The journal is a general medical journal that covering all areas of biomedical science, basic medical science, clinical science, medical technology, and medical education. The journal accepts editorial, research article, reviews, evidence-based case report, and also interesting case reports/case study. This work was supported by Faculty of Medicine, Universitas Indonesia.
Articles 107 Documents
Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa Tingkat Akhir FKUI terhadap COVID-19 pada Tahun Ajaran 2020/2021 Fanny Michelle; Menaldi Rasmin
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 9, No. 3 - Desember 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.571 KB) | DOI: 10.23886/ejki.9.94.213-9

Abstract

COVID-19 adalah penyakit pernapasan akibat SARS-CoV-2 yang merupakan pandemi dunia. Dalam menghadapi COVID-19, diperlukan pengetahuan dan perilaku pencegahan yang baik di masyarakat. Sebagai calon dokter, mahasiswa kedokteran tingkat akhir perlu memiliki pengetahuan baik agar dapat mengedukasi masyarakat serta perilaku baik agar dapat melindungi diri dan menjadi contoh bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku, hubungan pengetahuan dengan perilaku, serta hubungan faktor sosiodemografi dan sumber informasi dengan pengetahuan dan perilaku terhadap COVID-19 pada mahasiswa tingkat akhir FKUI tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel seluruh mahasiswa tingkat akhir FKUI. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19) yang disebarkan secara daring. Data dianalisis dengan uji chi-square dan uji Fisher. Tingkat pengetahuan subjek yang tergolong sangat baik adalah 70%. Tingkat perilaku subjek mayoritas tergolong cukup yakni 65,5%. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku (p=0,403), namun terdapat hubungan antara jenis kelamin dan sumber informasi utama dengan pengetahuan (p=0,011 dan 0,005). Pengetahuan mahasiswa kedokteran tingkat akhir mengenai COVID-19 tergolong sangat baik, namun perilaku tergolong cukup. Untuk meningkatkan perilaku, diperlukan intervensi langsung secara struktural dari universitas, tidak hanya dengan peningkatan pengetahuan.
Dermatomiositis: Diagnosis dan Tata Laksana Anandika Pawitri; Eliza Miranda
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.255 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.98.81-9

Abstract

Dermatomiositis adalah kelainan autoimun yang jarang terjadi dengan gejala inflamasi di kulit dan otot, serta berkaitan dengan 10-20% kasus keganasan organ dalam. Diagnosis dermatomiositis sulit ditegakkankarena hanya sekitar 20% pasien mengalami lesi kulit yang khas bahkan tanpa keluhan otot. Gejala khasdermatomiositis adalah heliotrope sign, gottron’s papules, dan gottron’s sign. Patogenesis penyakit ini berhubungan dengan gangguan imunitas, baik sistem imun alami maupun sistem adaptif. Dibuktikan dengan tingginya kadar interferon yang diinduksi oleh gen dan protein dalam darah, otot, dan kulit berkorelasi denganaktivitas penyakit. Faktor lingkungan, misalnya pajanan sinar matahari, infeksi, dan keganasan juga dapatmemicu terjadinya dermatomiositis. Pilihan terapi topikal dermatomiositis adalah dengan kortikosteroid danpenghambat kalsineurin topikal. Selain itu terapi sistemik terdiri atas kortikosteroid, antimalaria, steroid sparingagent, metotreksat, mikofenolat mofetil, azatioprin, dan penghambat kalsineurin. Pengobatan dermatomiositisterkini adalah imunoglobulin, rituksimab, abatasep, dan lenabasum yang sedang dikembangkan dalam faseuji klinis fase III.
Progress Test pada Pendidikan Dokter: Sebuah Refleksi Kemampulaksanaan dan Manfaat bagi Mahasiswa Kedokteran Agus Cahyono; Astrid P. Susilo; Aking S. Pribadi; Dwi M.N Aditya
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.922 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.103.46-50

Abstract

Progress test (PT) tidak diterapkan seluruh fakultas kedokteran di Indonesia walaupun berbagai studi di banyak negara melaporkan manfaatnya. Beberapa institusi menganggap persiapan dan administrasi PT membebanidibandingkan dengan manfaatnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemungkinan PT dapat dilakukan danmanfaatnya di Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya). Penelitian dilakukan pada April 2021 dandiikuti oleh seluruh mahasiswa FK Ubaya yang mengikuti PT secara daring. Durasi PT selama 150 menit dan terdiriatas 150 soal dengan cetak biru yang sesuai dengan Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter.Mahasiswa menerima umpan balik individu atas performa mereka dan mengisi kuesioner yang tervalidasi untukmenggali pandangan tentang PT. Kuesioner menggunakan skala Likert (1= sangat setuju hingga 5= sangat tidaksetuju). Sebanyak 225 mahasiswa menyelesaikan PT dengan rerata nilai 29,4 (Standar Deviasi 6,89), 41,27 (SD8,37), 48,46 (SD 11,69), 50,03 (SD 8,97), dan 51,51 (SD 8,53) secara berurutan dari mahasiswa tahun pertama hinggakelima. Analisis butir menunjukkan 89 soal dapat membedakan antara mahasiswa pintar dan kurang. Sebanyak191 mahasiswa (85%) mengisi kuesioner. Persepsi mahasiswa terhadap kemampuan PT menilai pembelajaranakademik dengan rerata 3,17 (SD 0,35), mendukung pembelajaran klinis 2,18 (SD 0,44), dan dampak PT terhadappersiapan ujian 3,33 (SD 0,38). PT mungkin dilakukan dan bermanfaat sebagai indikator kualitas pendidikanmeskipun pelaksanaannya memerlukan persiapan khusus. Perbaikan nilai konsisten dengan tahun mahasiswa.Kuesioner menunjukkan tanggapan positif mahasiswa terhadap pelaksanaan PT.
Konferensi Web untuk Pembelajaran Online: Pemicu Computer Vision Syndrome Alidina Nur Afifah; Oktarina Oktarina; Lismandasari Lismandasari; Fildzah Siti Ghassani; Luthfan Ahnaf Ghaus
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.498 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.104.51-7

Abstract

Penggunaan konferensi web memicu paparan layar monitor yang tinggi dan dapat menyebabkan gangguan  penglihatan. Ketidaknyamanan di mata akibat penggunaan komputer memiliki proporsi yang berbanding lurus dengan lamanya seseorang menggunakan komputer. Penelitian ini mengkaji dampak penggunaan konferensi web terhadap timbulnya Computer Vision Syndrome (CVS) selama pembelajaran online di masa pandemi. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta pada bulan Maret- Juni 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan desain cross sectional. Variabel dependen yang diteliti adalah CVS dan durasi paparan konferensi web. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner mengenai daftar keluhan yang diukur menggunakan skala Likert 1-4 dan penghitungan frekuensi berkedip secara serial. Durasi paparan konferensi web merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diisi secara mandiri menggunakan formulir online. Subjek penelitian sebanyak 288 mahasiswa kedokteran yang dipilih dengan metode consecutive sampling. Terdapat 223 subjek dengan mayoritas angkatan 2018 (41,3%), perempuan (78%), dan usia 19-23 tahun (91,5%). Sebanyak 48,9% mengalami CVS dengan keluhan terbanyak sakit kepala (73,1%). Terdapat hubungan yang bermakna antara konferensi web dengan kejadian CVS (uji Wilcoxon, p=0.000) dan penurunan frekuensi berkedip (uji Wilcoxon, p=0,004). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan konferensi web menimbulkan kejadian CVS terhadap mahasiswa FKK UMJ. Terdapat hubungan signifikan antara penurunan frekuensi berkedip selama konferensi web dengan kejadian CVS. Faktor yang mempengaruhi kejadian CVS adalah penggunaan kacamata dan lensa kontak.  
Clinical Characteristics of Down Syndrome with Congenital Heart Disease Safira Azzahra; Agustini Utari; Anindita Soetadji
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.793 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.108.33-8

Abstract

Down syndrome (DS) or trisomy 21, causes overexpression of genes in most affected organs, including congenital heart disease (CHD). CHD is found in 40-60% of people with DS, with a high mortality rate in early life.Clinical signs and symptoms often found are essential indicators of early diagnosis of CHD. This study aimed todetermine the clinical characteristics of DS children with and without CHD. This study was a retrospective study.The study was conducted on August until October 2019. We took data from the inpatient and outpatient medicalrecords database for the years 2017-2019 in Dr. Kariadi Hospital, Semarang, Indonesia. Some informationincludes clinical signs and symptoms, nutritional status, comorbidities, and frequency of hospitalization in amonth were collected.  A total of 66 patients were diagnosed with DS, consisting of 44 DS patients with CHDand 22 DS patients without CHD. There were no differences in nutritional status, interrupted breastfeeding, chestretraction, respiratory rate, thyroid disorder, hearing abnormalities, acute otitis media, and obstructive sleepapnea in both groups (p> 0.05). There were significant differences in the clinical characteristics of cyanosis(p=0.005), heart murmur (p=<0.001), and frequency of acute respiratory tract infection in a year (p=<0.001), andfrequency of hospitalization per month (p=0.039) in DS children with and without CHD. In conclusion, we foundsignificant difference in clinical characteristic in DS children with and without CHD.
Evaluasi Persepsi dan Kompetensi Pendidikan Interprofesional Mahasiswa di Rotasi Klinik Gita Sekar Prihanti; Diantha Soemantri; Ardi Findyartini
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.331 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.109.4-12

Abstract

Kolaborasi interprofesional terbukti meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pendidikan interprofesional (IPE) di tahap pendidikan akademik dan klinik penting untuk menanamkan kemampuan kolaborasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan kompetensi IPE mahasiswa sebelum dan sesudah IPE rotasi klinik. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan pada bulan November 2020 hingga Januari 2021 di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (FK-FIKES UMM). Pengambilan sampel dilakukan dengan consequtive sampling. Penelitian ini melibatkan 278 mahasiswa dari tiga program studi yaitu, 152 mahasiswa kedokteran (54,7%), 80 farmasi (28,8%) dan 46 keperawatan (16,5%). IPE di rotasi klinik berlangsung selama dua minggu menggunakan metode pembelajaran aktif. Persepsi IPE diukur menggunakan Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) sedangkan Interprofessional Collaborative Competency Attainment Survey (ICASS) untuk menilai kompetensi IPE sebelum dan sesudah IPE. Hasil menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0,033) dan persepsi (p=0,000) mempengaruhi kompetensi IPE sesudah IPE. Tidak didapatkan perbedaan persepsi dan kompetensi IPE antar profesi sebelum maupun sesudah IPE, namun semua mahasiswa mengalami peningkatan persepsi dan kompetensi secara bermakna. Di awal pembelajaran, persepsi (61,29±6,537) dan kompetensi IPE (121,92±14,039) mahasiswa kedokteran berada di urutan kedua setelah keperawatan. Setelah IPE, persepsi mahasiswa kedokteran menempati urutan tertinggi (65,22±8,63) sedangkan kompetensi IPE mahasiswa kedokteran berada di urutan terendah (126,08±4,345) dibandingkan dua kelompok lain. Jenis kelamin dan persepsi berperan penting untuk mempengaruhi kompetensi IPE. Upaya berkelanjutan diperlukan untuk membangun persepsi IPE agar dapat meningkatkan kompetensi IPE sehingga menghasilkan kolaborasi yang baik.
Prevalensi Retinopati Diabetik di Puskesmas di Bandung Raya Periode Januari 2019-Desember 2020 Tiara Shaniaputri; Erwin Iskandar; Angga Fajriansyah
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.372 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.119.39-45

Abstract

Peningkatan prevalensi penyandang Diabetes melitus (DM)  dari tahun ke tahun berdampak terhadap peningkatan prevalensi retinopati diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi retinopatidiabetik yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pencegahan dan penatalaksanaan retinopatidiabetik yang lebih baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian potong lintangyang menggunakan data sekunder yaitu data dari 1.835 pasien DM yang mengikuti skrining retinopati diabetikdi puskesmas di Bandung Raya periode Januari 2019-Desember 2020. Variabel yang dinilai pada penelitian iniadalah prevalensi retinopati diabetik dan vision threatening diabetic retinopathy (VTDR) , usia, jenis kelamin,durasi DM  Gula Darah Sewaktu (GDS), Gula Darah Puasa (GDP), Tekanan Darah Sistolik (TDS), TekananDarah Diastolik (TDD). Penelitian ini menunjukkan prevalensi retinopati diabetik dan VTDR sebesar 19,46%dan 7,68% secara berurutan. Prevalensi lebih tinggi  pada perempuan. Pasien dengan durasi DM  10 tahunserta kadar GDS dan GDP  200 mg/dl memiliki prevalensi tertinggi. Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah,prevalensi tertinggi terdapat pada pasien dengan nilai TDS  140 mmHg dan TDD < 90 mmHg. Pada penelitianini didapatkan bahwa kurang lebih 1 dari 4 pasien diabetes pada populasi ini menderita retinopati diabetik.
Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram di Masa Pandemi COVID-19 Jessica Paramitha Aritonang; Ida Ayu Eka Widiastuti; Ida Lestari Harahap
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.596 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.129.58-63

Abstract

Adanya pandemi coronavirus disease (COVID-19) menyebabkan pemerintah membatasi masyarakat untuk keluar rumah dengan mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah sehingga kesempatan untuk menjadi aktif secara fisik dapat terhambat dan kebutuhan beraktivitas fisik tidak terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui jumlah dan tingkat aktivitas fisik mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas KedokteranUniversitas Mataram (PSPD FK Unram). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukanpada mahasiswa PSPD FK Unram menggunakan desain potong lintang dari Agustus 2020 hingga September2020. Tingkat aktivitas fisik dinilai menggunakan International Physical Activity Questionnaire Short Form(IPAQ-SF). Sampel pada penelitian ini berjumlah 271 mahasiswa. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 59mahasiswa (21,4%) termasuk kategori aktivitas fisik rendah, selanjutnya 145 mahasiswa (53,5%) termasukkategori aktivitas fisik sedang, dan sebanyak 68 mahasiswa (25,1%) termasuk dalam kategori aktivitas fisiktinggi. Di masa pandemi COVID-19 ini terdapat lebih dari setengah mahasiswa PSPD FK Unram (53,5%)termasuk ke dalam aktivitas fisik kategori sedang.
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sindrom Terowongan Karpal Boston Versi Bahasa Indonesia Fitri Octaviana; Yoga Putra; Ahmad Yanuar Safri; Winnugroho Wiratman; Luh A. Indrawati; Manfaluthy Hakim
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.424 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.132.18-25

Abstract

Kuesioner Sindrom Terowongan Karpal Boston (KSTK-B) merupakan kuesioner dalam dikembangkan dalam Bahasa Inggris untuk menilai derajat keparahan dan status fungsional pada Sindrom Terowongan Karpal(STK). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kuesioner KSTK-B versi bahasa Indonesia yang valid danreliabel. Dilakukan adaptasi dan penerjemahan transkultural KSTK-B ke bahasa Indonesia, dilanjutkan ujivaliditas menggunakan uji korelasi Pearson dan uji reliabilitas menggunakan nilai alpha Cronbach. Penelitiandilakukan pada bulan Juli 2018 hingga September 2018. Subjek penelitian didapatkan sebanyak tiga puluhlima pasien dewasa dengan STK yang datang ke Poli Rawat Jalan Neurologi terdiri dari 31 perempuan, usiaberkisar antara 45 - 71 tahun dengan 32 subyek berusia = 50 tahun. Pada uji validitas domain derajat keparahangejala pada uji pertama nilai r antara 0,484-0,781; r pada uji kedua 0,482-0,760; untuk domain status fungsionaldidapatkan nilai r 0,495-0,825; dan 0,615-0,783 pada uji kedua. Hasil uji reliabilitas, domain derajat keparahangejala nilai alfa Cronbach 0,876 pada uji pertama dan 0,874 pada uji kedua, untuk uji reliabilitas domain statusfungsional pada uji pertama sebesar 0,857 dan 0,854 pada uji kedua. Kuesioner KSTK-B versi Bahasa Indonesiavalid dan reliabel dalam mengevaluasi keluhan serta gejala pada penderita dengan STK.
Identifikasi Perbedaan Ekspresi hsa-miR-331-3p di Plasma Darah Kelompok Usia Tua dan Muda: Peran dalam Mekanisme Penuaan Ana Lucia Ekowati; Daniel Ardian Soeselo; William William; Ignes Nathania
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2355.57 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.139.26-32

Abstract

Jumlah populasi lanjut usia (lansia) di Indonesia terus meningkat dan menyebabkan kerentanan terhadap kondisi terkait penuaan. MicroRNA (miRNA) telah diketahui mengatur berbagai proses biologi di manusiatermasuk penuaan dan mungkin patogenesis penyakit terkait usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasidan menganalisis secara in silico hsa-miR-331-3p di plasma darah yang diduga berperan dalam penuaan danmungkin penyakit terkait usia tertentu. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode potong-lintang dan analitikmenggunakan pendekatan bioinformatika. Penelitian dilakukan pada Januari 2016 sampai Desember 2018 diLaboratorium Biomedis FK Unika Atma Jaya dan Laboratorium mirXES di Singapura. Plasma darah berasaldari dua pasang kakek-cucu laki-laki dengan usia kakek = 65 tahun dan usia cucu 17-25 tahun. Setelah RNAplasma darah diekstraksi dan dilakukan profiling menggunakan metode RT-qPCR, diperoleh daftar 50 miRNAyang diekspresikan secara berbeda bermakna dalam dua kelompok umur (tua dan muda) dengan nilai FoldChange (FC) antara 1,4 – 10,7. Berdasarkan daftar tersebut, dipilih hsa-miR-331-3p, kemudian dilakukan analisisin silico untuk memprediksi gen target dan jalur persinyalan biologisnya. Hasil studi ini adalah hsa-miR-331-3pyang upregulated pada orang tua diduga mentarget kuat gen ERBB2 dan NRP2 yang mungkin berperan dalammekanisme penuaan kronologis. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah hsa-miR-3313pturut berperan dalam mekanisme penuaan maupun patogenesis penyakit kanker.

Page 5 of 11 | Total Record : 107