cover
Contact Name
Ni Luh Putu Tejawati
Contact Email
tejawati@mahadewa.ac.id
Phone
+6281338170686
Journal Mail Official
nirwasita@mahadewa.ac.id
Editorial Address
Jl. Seroja No.57, Tonja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80235
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
ISSN : -     EISSN : 27746542     DOI : 10.5281/zenodo.6393309
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Nirwasita dikelola dan diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia yang diterbitkan dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Jurnal ini berisi tulisan ilmiah tentang pendidikan sejarah serta kajian sosial budaya yang berkaitan dengan pengembangan pembelajaran sejarah
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial" : 11 Documents clear
Penerapan Strategi Perang Gerilya dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta Sandyka Pratama
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai latar belakang dan strategi perang gerilya yang digunakan dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui dan menganalisa latar belakang Serangan Umum 1 Maret dan strategi perang gerilya yang digunakan dalam menghadapi Belanda. Hasil dari penelitian ini adalah strategi perang gerilya digunakan dalam melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 ini. Seluruh komponen bangsa dilibatkan dalam serangan ini seperti TNI, Kepolisian, rakyat biasa, pejuang, keraton semuanya bersatu untuk menunjukan kepada dunia bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang berdaulat dan merdeka
JEJAK SIWA DI PURA MASCETI, KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI: Trails Of Siwa In Apuan Village, Susut District, Bangli District Ni Luh Wika Kristina; Ni Luh Putu Tejawati; Dewa Made Alit; Yizriel Pote Pasa; Imelda Yola
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sebelum masuknya agama Hindu Ke Bali. Masyarakat Bali mengenal aliran-aliran atau sekte-sekte kepecayaan pada saat itu. Salah satu sekte yang paling dominan adalah Sekte Siwa Siddantha. Aliran Siwa Siddantha merupakan aliran merupakan ajaran hasil dari akulturasi dari banyak ajaran Agama Hindu yang ada di Bali yang menjadi satu sehingga menjadi terpadu yaitu dalam ajaran Tattwa yang menjadi intisari ajaran Agama Hindu. Tidak banyak peninggalan Siwa yang ada di Bali namun salah satu bukti yang bisa di jadikan jejak dari Siwa adalah lingga yang berada di Pura Masceti, Desa Apuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum dari Desa Apuan serta mengetahui jejak Siwa di Desa Apuan sebagai living Monument yang masih digunakan pada saat ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahap-tahap; (1) Heuristik (tehnik observasi, tehnik wawancara, dan studi dokumen) (2) Kritik sumber (kritik eksteren dan kritik internal), (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Desa Apuan merupakan desa yang memiliki begitu banyak peninggalan sejarah salah satunya adalah Pura Masceti. Berbagai tinggalan ada di Pura Masceti mulai dari arca, hingga lingga yang membuktikan adanya jejek Siwa di Desa Apuan. Lingga yang disakralkan dan dikramatakan oleh warga Desa Apuan menjadi living Monument yang masih digunakan pada saat ini.
Pura Melanting Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bangli, Kecamatan Susut Apuan: Pura Melanting Temple As A Historical Tourist Attraction In Bangli Regency, Susut District Ekarista Murni Murni; Marini Rambu Kanata
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) sejarah berdirinya Pura Melanting di Desa Apuan (2) perkembangan Pura Melanting, sebagai destinasi pariwisata di Bali (3) teknik penentuan lokasi penelitian (4) teknik penentuan informan (5) teknik pengumpulan data (6) teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, ada dua sumber mengenai Pura Melanting yaitu sumber tertulis dan sumber lisan. Perkembangan Pura Melanting sebagai objek wisata di Bali, Kontribusi keberadaan Pura Melanting bagi pendidikan sejarah antara lain :(a) Pura Melanting menyimpan amanat yang terkandung dalam kisah sejarah yaitu tentang keberadaan Pura Melanting itu sendiri, (b) Menumbuhkan kesadaran kesejarahan dan wawasan budaya pada diri siswa untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan peninggalan purbakala /sejarah yang ada disekitar kita,(c) Menumbuhkan kecintaan siswa atau peserta didik terhadap peninggalan sejarah / budaya yang menjadi warisan leluhur Bali,(d) Kunjungan ke Pura Melanting dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih gamblang tentang materi-materi pembelajaran disekolah yang berkaitan materi sejarah lokal. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) sejarah berdirinya Pura Melanting di Desa Apuan (2) perkembangan Pura Melanting, sebagai destinasi pariwisata di Bali (3) teknik penentuan lokasi penelitian (4) teknik penentuan informan (5) teknik pengumpulan data (6) teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, ada dua sumber mengenai Pura Melanting yaitu sumber tertulis dan sumber lisan. Perkembangan Pura Melanting sebagai objek wisata di Bali, Kontribusi keberadaan Pura Melanting bagi pendidikan sejarah antara lain :(a) Pura Melanting menyimpan amanat yang terkandung dalam kisah sejarah yaitu tentang keberadaan Pura Melanting itu sendiri, (b) Menumbuhkan kesadaran kesejarahan dan wawasan budaya pada diri siswa untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan peninggalan purbakala /sejarah yang ada disekitar kita,(c) Menumbuhkan kecintaan siswa atau peserta didik terhadap peninggalan sejarah / budaya yang menjadi warisan leluhur Bali,(d) Kunjungan ke Pura Melanting dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih gamblang tentang materi-materi pembelajaran disekolah yang berkaitan materi sejarah lokal.
Pura Penataran Sasih sebagai Objek Wisata Sejarah di Kabupaten Gianyar: Penataran Sasih Temple as A Historical Tourism Object in Gianyar Regency Jesita Ananta Kahi Temba Temba; Maria Lediana Lamut
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tempat suci Hindu adalah suatu tempat maupun bangunan yang dikeramatkan oleh umat Hindu atau tempat persembahyangan bagi umat Hindu dan biasa di sebut Pura. Pura Penataran Sasih adalah salah satu contoh Pura di Bali. Yang berada di Desa Pejeng, yang memiliki kekayaan yang amat banyak dan tak ternilai harganya, terutama di bidang warisan budaya. Bahkan ada sebuah peninggalan yang memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan budaya, yang berasal dari jaman prasejarah (Jaman Perunggu), yaitu berupa sebuah neraca perunggu yang tersimpan di pura penetaran sasih, yang lebih dikenal dengan sebutan “Bulan Pejeng”. Penelitian terhadap Pura Penataran Sasih berdasarkan pengamatan peneliti untuk mengetahui sejarah Pura Penataran Sasih. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawacara, literature yang berupa jurnal, dokumentasi. Nama pura diambil dari salah satu peninggalan purbakala yang terkenal ditempat ini yakni Neraca Pejeng.
Pengaruh Politik Etis Terhadap Bangkitnya Nasionalisme Di Bali Tahun 1914 – 1941: The Influence of Ethical Politics on the Rise of Nationalism in Bali Dewa Made Alit
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kondisi sosial politik masyarakat Bali pada akhir abad XIX, (2) pelaksanaan politik etis di Bali tahun 1914-1941, dan (3) pengaruh politik etis terhadap bangkitnya nasionalis-me di Bali tahun 1914 - 1941. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sehingga mengkuti prosedur kerja sejarah yang meliputi heuristik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menemukan: Pertama, kodisi sosial politik masyarakat Bali pada akhir abad XIX pada umumnya adalah: (1) struktur pemerintahan di Bali menganut sistem kerajaan, (2) susunan pemerintahan diatur mengikuti saluran hirarkhi, (3) corak dan struktur pemerintah tradisional Bali pada umumnya tidak terdapat perbedaan, (4) hubungan raja dengan rakyat diatur melalui suatu sistem birokrasi tradisional, (5) tata kehidupan para bangsawan tercermin di dalam tata kelakuan, tata kehidupan, lambang-lambang kebangsawanan, dan (6) dilihat dari pelapisan masyarakat di Bali, maka sistem kasta ikut menentukan adanya sistem status di dalam pemerintahan. Kedua, politik etis dilaksanakan karena adanya perubahan dalam sistem pemerintahan Belanda yang bisa menjadi tenaga-tenaga yang efisien dalam administrasi pemerintah Belanda. Walaupun kenyataannya pelaksanaan politik Etis menyimpang dari teori dan tujuan semula, karena semuanya disesuaikan dengan kepentingan pihak pemerintah Belanda. Namun dampak yang ditimbulkan adalah membawa perubahan pada sebagian rakyat Indonesia. Akhirnya mempengaruhi pula seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Ketiga, pengaruh politik etis terhadap bangkitnya nasionalisme di Bali adalah: (1) munculnya golongan terdidik akibat adanya edukasi dari Politik Etis, (2) perluasan pendidikan melahirkan banyak kaum intlektual yang menjadi pelopor dan tenaga pengerak dalam kebangkitan nasional Indonesia, (3) timbulnya pergerakan Nasionalisme Indonesia dari sistem tradisional ke perjuangan dengan mempergunakan organisasi yang modern, dan (4) memberikan kesempatan kepada golongan Triwangsa dan golongan Jaba untuk mendapatkan pendidikan serta melalui edukasi muncul kaum intlektual yang nantinya sebagai modal dalam pergerakan kebangkitan nasionalisme di daerah Bali.
CANDI TEBING GUNUNG KAWI SEBAGAI OBJEK WISATA SEJARAH DI KABUPATEN GIANYAR: GUNUNG KAWI CLICK TEMPLE AS A HISTORIC TOURISM OBJECT IN GIANYAR REGENCY aloysius; Ni Putu Novita Dewi
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerajaan Hindu-Budha khususnya di Bali sangat banyak meninggalkan bentuk peninggalan sejarah. Salah satunya adalah Candi Tebing Gunung Kawi yang berada di kabupaten Gianyar Bangunan candi memiliki arsitektur yang sangat unik. Candi Tebing Gunung Kawi meupakan bangunan peninggalan dari dinasti Udayana (Warmadewa) pada pertengahan abad ke-11. Secara tata letak kesepuluh candi dibagi menjadi 3 titik Lima diantaranya berada pada disisi timur sungai pakerisan, dan sementara sisanya berada di sebelah sisi barat dari sungai dan Candi sisi timur dianggap sebagai bagian utama dari kompleks Candi Tebing Gunung Kawi Bali yang saat ini dikenal sebagai pulau dengan perkembangan pariwisata yang sangat maju Salah satunya adalah Candi Tebing Gunung Kawi yang saat ini dikenal sebagai wisata kebudayaan dan sejarah, Dilakukannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat dari masyarakat mengenai tinggalan sejarah khususnya pada Candi Tebing gunung Kawi. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi lain dari Candi Tebing Gunung Kawi. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Fungsionalisme karena berdirinya bangunan seperti Candi Tebing Gunung Kawi tentu memiliki fungsinya tersendiri yaitu sebagai tempat persembahyangan. Teori Modernisasi karena teori ini mendasari tentang adanya suatu pola perubahan yang terjadi pada masyarakat yang menyebabkan pergeseran fungsi pada Candi Tebing Gunung Kawi yang bermula hanya digunakan sebagai sarana persembahyangan hingga dijadikan tempat wisata. Adapun untuk metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode heuristik yang dimana Dalam prosesnya metode penelitian ini menggunakan dua jenis, yaitu metode wawancara semi-struktur secara langsung Candi Tebing Gunung Kawi serta metode kepustakaan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui sumber-sumber berupa jurnal, buku, artikel, dan karya ilmiah lain yang memiliki hubungan dengan sejarah Candi Tebing Gunung Kawi dan metode menggunakan metode dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data berupa foto dan video melalui dokumentasi pribadi dengan meninjau langsung ke lokasi penelitian yang berada di daerah kabupaten Gianyar.
Mengungkap Makna Dibalik Arca Durgamahisasuramardini di Pura Kahyangan Jagat Bukit Dharma Durga Kutri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar: Revealing the Meaning behind the Durgamahisasuramardini Statue at the Kahyangan Jagat Temple Bukit Dharma Durga Kutri, Buruan Village, Blahbatuh District, Gianyar Regency Ribit Rantausari; Ni Luh Putu Tejawati
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berfokus pada Arca Durgamahisasuramardini di Pura Kahyangan Jagat Bukit Dharma Durga Kutri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, merupakan sebuah arca yang disakralkan oleh masyarakat Kutri. Melihat bahwa arca Durgamahisasuramardini memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali di bidang spiritual. Membuat penulis tertarik untuk mengupas makna di balik penggambaran yang ada pada Arca Durgamahisasuramardini. Untuk bisa mendapatkan data dibutuhkannya metode pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara dan studi kepustakaan melalui pendekatan kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman terkait makna yang terselubung pada Arca Durgamahisasuramardini, sehingga hasil dari makna yang terkandung ini mampu dijadikan sebagai upaya penyadaran dan pembelajaran khususnya di bidang pendidikan, terhadap masyarakat luas melalui penggambaran yang ditampilkan pada Arca Durgamahisasuramardini.
NILAI – NILAI KESUCIAN RUMPUT ALALANG DALAM AJARAN AGAMA HINDU: Holy’s Values of Alalang Grass From Hindu’s Religion Thought I Nyoman Kartika Yasa
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adiparwa sebuah kitab Hindu yang yang mengandung sifat siwastik yang mengandung ajaran tatwa, susila dan acara dengan plementasi dalam kehidupan manusia terkait dengan melaksanakan panca yadnya. Salah satu menggunakan serana upacara dari berbagai tumbuhan sebagai persebahan maupun serana penyucian berupa daun Alalang. Daun alalang memiliki kesarkralan dalam serana / alat penyucian, yang dapat dibentuk sebagai simbul atau niyasa dari kesucian berupa sirowista, karowista, sahet mimang maupun dipergunakan siwa lingga ,sebagai perwududan bagi orang meninggal yang diaben dan dipergunakan sebagai penyiratan tirtha oleh pinandita dan pandita di saat pemujaan berlangsung serta dipasang pada siwapakarana sang sulinggih. Penelitian ini merupakan penelitian kwalitatif, yang mana termasuk dalam pendekatan kwalitatif tatwa / filsafat kepustakaan, etika dan acara panca yadnya sebagai pelementasi dari tattwa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan lapangan. Hasil yang diproleh dari pnelitian ini adalah nilai – nilai tiga kerangka dasar ajaran Agama Hindu,yaitu ; tattwa, susila, dan acara, terkait dengan aktivitas panca yadnya. Rumput lalang merupakan salah serana sebagai penucian selain serana serana yang lainnya.
Pura Masceti Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Gianyar: Masceti Temple as a historical tourist attraction in Gianyar Regency Bonifasius Hariyanto; Gregorius Kumat
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Sejarah berdirinya Berdirinya Pura Masceti (2) Perkembangan Pura Masceti, sebagai destinasi Pariwisata di Bali (3) Tekenik penentuan lokasi penelitian (4) Teknik Penentuan informan (5) Teknik pengumpulan data (6) Teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, ada sumber mengenai Pura Masceti yaitu sumber tertulis. Perkembangan Pura Alas Kedaton sebagai objek wisata di Bali, kontribusi keberadaan Pura Masceti bagi pendidikan Sejarah antar lain : (a) Pura Masceti menyimpan amanat yang terkandung dalam kisah sejarah yaitu tentang keberadaan Pura Masceti itu sendiri, (b) Menumbuhkan kesadaran kesejarahan dan wawasan budaya pada diri siswa untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan peninggalan purba kala/sejarah yang ada disekitar kita, (c) Menumbuhkan kecintaan siswa atau peserta didik terhadap peninggalan sejarah/budaya yang menjadi warisan leluhur bali, (d) Kunjungan ke Pura Masceti dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih gambling tentang materi-materi pembelajaran disekolah yang berkaitan dengan sejarah local.
Pura Agung Besakih Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem: Pura Agung Besakih Temple As A Historical Tourist Attraction In Karangasem Regency, Rendang District Viona Rosalia Berti; Anastasia Nensi Purnama
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) sejarah berdirinya Pura Agung Besakih di Desa Redang(2) perkembangan Pura Agung Besakih, sebagai destinasi pariwisata di Bali (3) teknik penentuan lokasi penelitian (4) teknik penentuan informan (5) teknik pengumpulan data (6) teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, ada dua sumber mengenai Pura Agung Besakih yaitu sumber tertulis dan sumber lisan. Perkembangan Pura Agung Besakih sebagai objek wisata di Bali, Kontribusi keberadaan Pura Agung Besakih bagi pendidikan sejarah antara lain :(a) Pura menyimpan amanat yang terkandung dalam kisah sejarah yaitu tentang keberadaan Pura Agung Besakih itu sendiri, (b) Menumbuhkan kesadaran kesejarahan dan wawasan budaya pada diri siswa untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan peninggalan purbakala /sejarah yang ada disekitar kita,(c) Menumbuhkan kecintaan siswa atau peserta didik terhadap peninggalan sejarah / budaya yang menjadi warisan leluhur Bali,(d) Kunjungan ke Pura Agung Besakih dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih gamblang tentang materi-materi pembelajaran disekolah yang berkaitan materi sejarah lokal.

Page 1 of 2 | Total Record : 11