cover
Contact Name
ROBERT PURBA
Contact Email
jurnalpneumatikos@stapin.ac.id
Phone
+6281329494800
Journal Mail Official
jurnalpneumatikos@stapin.ac.id
Editorial Address
Linkungan Pasir Asih No. 802-821 RT. 03 RW. 10 Majalengka 45411
Location
Kab. majalengka,
Jawa barat
INDONESIA
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi/Kependetaan
ISSN : 22524088     EISSN : 26858022     DOI : https://doi.org/10.56438
PNEUMATIKOS merupakan wadah untuk memublikasikan hasil penelitian teologi, baik penelitian literatur maupun lapangan, yang dilakukan oleh para dosen Sekolah Tinggi Teologi STAPIN Majalengka dan STT lain di seluruh Indonesia. Focus dari Jurnal ini ialah: Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) Dogmatika Kristen Historika Gereja Pentakostalisme Teologi Praktika
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2: Januari 2020" : 6 Documents clear
Kualifikasi dan Tanggung Jawab Gembala Jemaat: Perspektif Teologis Pieter Anggiat Napitupulu
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.355 KB)

Abstract

Pastors as pastors have a strategic position in church leadership. Is it right for a pastor without qualified qualifications to lead the congregation? The profession of a pastor should not be considered a lower occupation than other professions. A shepherd must be willing to emulate Jesus who gave His life for the flock (His people). Thus a shepherd must understand correctly his responsibilities. He must prepare himself in such a way before becoming a shepherd. Having ability and commitment in carrying out his duties according to the vision in the church where he serves. Duties and responsibilities and operational tasks that are not light should be done as well as possible. He can fulfill the mandate of God's trust in caring for the sheep that God has entrusted to him. Abstrak Pendeta sebagai gembala jemaat memiliki posisi strategis dalam kepemimpinan jemaat. Apakah tepat seorang gembala jemaat tanpa kualifikasi yang mumpuni dalam memimpin jemaat? Profesi seorang gembala tidak boleh dianggap sebagai pekerjaan yang lebih rendah dibanding profesi lain. Seorang gembala harus bersedia meneladani Yesus yang menyerahkan nyawa-Nya untuk kawanan domba (umat-Nya). Dengan demikian seorang gembala harus mengerti dengan benar akan tanggung-jawabnya. Dia harus mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sebelum menjadi gembala. Mempunyai kecapakapan dan berkomitmen dalam melaksanakan tugasnya sesuai visi dalam satu gereja di mana dia melayani. Tugas dan tanggung-jawab serta tugas opera-sionalnya yang tidak ringan hendaknya dilakukan sebaik-baiknya. Dia dapat menunaikan amanah kepercayaan Tuhan dalam memelihara domba-domba yang Tuhan percayakan kepadanya.
Menerapkan Manajemen Pelayanan Berbasis SOP di Gereja Maria Wijiati
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.202 KB)

Abstract

When viewed at the present time, church service management based on SOP (Standard Operating Procedures) in providing quality of service is less considered. This can be seen by the dependence of subordinates / workers / staff to the leader in running the service so that errors often occur in it and as a result can not provide good quality of service to the congregation, the services provided by the church are not in accordance with the expectations of the congregation. Management of church services is a very important process in serving the congregation. Every minister in all areas of service in a church should have a standard operating procedure that has been determined. Such as the attitude of serving the congregation, appearance when serving the congregation, knowledge and skills in serving the congregation according to their respective fields of service. The purpose of this paper is to determine the quality of services that exist in the church, to know the extent of service management based on SOP (Standard Operating Procedures) in the church and to determine the standardization of service management in the church. Based on the results of this paper, we get the fact that by implementing service management based on SOP (Standard Operating Procedures) in the church, the congregation can be served well and effectively so as to produce satisfaction for the congregation. Abstrak Jika dilihat pada masa sekarang ini, manajemen pelayanan gereja yang berbasis SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam memberikan kualitas pelayanan kurang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya ketergantungan bawahan/ pengerja/ staff kepada pemimpin dalam menjalankan pelayanan tersebut sehingga seringkali terjadi kesalahan di dalamnya dan akibatnya tidak dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada jemaat, pelayanan yang diberikan oleh gereja tidak sesuai dengan harapan jemaat. Manajemen pelayanan gereja ini merupakan proses yang sangat penting dalam melayani jemaat. Setiap pelayan dalam semua bidang pelayanan di gereja seharusnya mempunyai standar operasional prosedur yang sudah ditentukan. Seperti sikap melayani jemaat, penampilan saat melayani jemaat, pengetahuan dan keterampilan dalam melayani jemaat sesuai bidang pelayanan masing-masing. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan yang ada pada gereja, mengetahui sejauh mana manajemen pelayanan berbasis SOP pada gereja dan untuk mengetahui standarisasi manajemen pelayanan yang ada pada gereja. Berdasarkan hasil penulisan ini, memperoleh fakta bahwa dengan diterapkannya manajemen pelayanan berbasis SOP di gereja, maka jemaat dapat terlayani dengan baik dan efektif sehingga menghasilkan kepuasan bagi jemaat.
Jiwa Entrepreneurship Pemimpin dalam Penatalayanan Gereja Markus Kusni
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.393 KB)

Abstract

The church exists in the world because of the will of God who wants it as an extension to deliver the message of peace (shalom) to mankind. Peace brought by the church must be conveyed to the people, both the congregation and also other people outside the congregation. The maximum or failure of the church in carrying out God's mission is influenced by the participation of a leader. Church leaders who are not creative and innovative will make the congregation they lead also not fully experience shalom in their lives let alone people outside the church. Leaders who have entrepreneurial spirit are expected to be able to carry out the task of the church. Because entrepreneurs with an entrepreneurial spirit are able to see opportunities and make breakthroughs for progress coming. Leaders with entrepreneurial spirit are already familiar with the pattern of independence, their courage in innovating to make church programs. The author makes this article by taking data sources through the study of yakbi literature through books and also other sources for data collection which are finally compiled into a scientific work. It is hoped that this article can add knowledge and insight, and may even be used as a reference for conducting leadership practices. Seeing the amount of responsibility carried by the church requires determination and persistence and resilience of a leader. Moreover, the church today stands in an environment that has a complexity of problems. The church's challenge in bringing this shalom can be overcome through spiritual leaders with an entrepreneurial spirit. Abstrak Gereja ada di dunia adalah karena kehendak Allah yang menghendakinya sebagai perpanjangtanganannya untuk menyampaikan kabar damai sejahtera (shalom) kepada umat manusia. Damai sejahtera yang dibawa oleh gereja harus tersampaikan kepada umat, baik itu jemaat dan juga orang-orang lain di luar jemaat. Maksimal atau tidaknya gereja dalam menjalankan misi Tuhan tersebut dipengaruhi oleh peran serta seorang pemimpin. Pemimpin jemaat yang tidak kreatif dan inovatif akan membuat jemaat yang dipimpinnya juga tidak sepenuhnya mengalami shalom dalam hidupnya apalagi masyarakat di luar gereja. Pemimpin yang memiliki jiwa enterpreneurship diharapkan mampu mengemban tugas gereja tersebut. Sebab pemimpin yang berjiwa enterpreneurship mampu melihat peluang dan membuat terobosan-terobosan untuk kemajuan diakan datang. Pemimpin berjiwa enterprneurship sudah terbiasa dengan pola kemandiriannya, keberaniannya dalam berinovasi untuk membuat program gereja. Penulis membuat artikel ini dengan mengambil sumber data melalui studi kepustakaan yakbi melalui buku-buku dan juga sumber-sumber lainnya untuk pengumpulan data yang akhirnya disusun menjadi sebuah karya ilmiah ini. Diharapkan artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan, bahkan mungkin bisa juga dijadikan refensi untuk mengadakan praktek kepemimpinan. Melihat besarnya tanggung jawab yang diemban oleh gereja tersebut diperlukan tekat dan kegigihan serta ketangguhan seorang pemimpin. Apalagi gereja di zaman sekarang ini yang berdiri di tengah lingkungan yang memiliki kompleksitas persoalannya. Tantangan gereja dalam membawa shalom ini akan bisa teratasi melalui pemimpin-pemimpin rohani yang berjiwa entrepreneurship.
Penginjilan yang Sesungguhnya: Siapa saja yang Harus Berperan? Eben Munthe
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.336 KB)

Abstract

There are Christians who feel that they can choose (separate), between the gospel message and social service (struggle for equal rights, peace, love, struggle against injustice, oppression and indifference, poverty, hunger, ignorance, economy, politics, liberated oppressed). Some people say: "It might be good if Christians wrestle with social problems, but the gospel message is far more important. I will use my time to win people to Christ. " Another said, "Of course we want people to acknowledge Christ, but the struggle of the church in society is more important now." I will use my time to serve the poor. By investigating through the controversy literature above, it will be deciphered in this article, so that a correct and biblical understanding becomes the right answer to mediate the debate over the debate above and find a solution that will encourage the progress of the gospel message in the future. Finally, the conclusions still lead to the words, thoughts and behavior of Jesus which is the answer to the controversy above. In the ministry of Jesus the 'sign' that God's Kingdom is shown when he casts out demons, heals the sick, performs miracles, brings good news to the poor, freedom of imprisoned people, restoration of vision for the blind, his concern for, politics and the need to free the oppressed presented clearly (Luke 4: 18-19, 7: 21-23). Abstrak Ada orang-orang Kristen yang merasa bahwa mereka bisa memilih (memisahkan), antara pekabaran Injil dengan pelayanan sosial (perjuangan demi persamaan hak, damai sejahtera, kasih, perjuangan melawan ketidak adilan, penindasan dan masa bodoh, kemiskinan, kelaparan, kebodohan, ekonomi, politik, pembebasan yang tertindas). Ada orang berkata: “barangkali ada baiknya kalau orang-orang Kristen menggumuli masalah masalah sosial, namun pekabaran Injil jauh lebih penting. Saya akan memakai waktu saya untuk memenangkan orang-orang bagi Kristus”. Yang lain berkata, “Tentu kita ingin supaya orang-orang mengakui Kristus, tetapi perjuangan gereja dalam masyarakat lebih penting saat ini”. Saya akan memakai waktu saya iuntuk melayani orang-orang miskin. Dengan penyelidikan lewat literatur-literatur kontroversi diatas akan diurai dalam artikel ini, agar pemahaman yang benar dan Alkitabiah menjadi jawaban yang tepat untuk menengahi pendebatan perdebatan yang terdapat di atas dan ditemukan solusi yang akan mendorong kemajuan pekabaran Injil di masa yang akan datang. Akhirnya yang menjadi kesimpulan tetap bermuara pada perkataan, pikiran dan perilaku Yesuslah yang menjadi jawaban terhadap kontorversi di atas. Dalam pelayanan Yesus 'tanda' bahwa Kerajaan Allah ditunjukkan ketika ia mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, melakukan mukjizat, membawa kabar baik kepada orang miskin, kebebasan orang yang terpenjara, pemulihan penglihatan untuk orang buta, kepeduliannya terhadap, politik dan perlunya membebaskan orang yang tertindas tersaji dengan jelas (Luk. 4:18-19, 7:21-23).
Musik dalam Dinamika Pujian Penyembahan Putra Hendra S. Sitompul
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.03 KB)

Abstract

Praising God is part of worship activities carried out by humans, in which there are things that glorify God that is believed by humans. However, praising God is often commanded to humans as an obligation, and certainly does not depend on the atmosphere of feelings or circumstances. Praise and worship are essentially a joint activity that supports one another while doing worship activities. In this day and age, so many new spiritual songs are found and so many creative ways are used in praising and worshiping God, thus it can be concluded that the meaning of using music and its instruments in praising God is as a means to express our feelings to God, both our feelings of gratitude for His grace given to us and our expression of gratitude for forgiveness that He has given. Therefore, how important is the church to give an opportunity to teach and provide church music education to the congregation, so that the congregation does not just sing but can find out what the true meaning of the spiritual music. Abstrak Memuji Tuhan adalah bagian kegiatan beribadah yang dilakukan manusia, yang di dalamnya ada hal-hal yang mengagung-agungkan Tuhan yang dipercaya oleh manusia tersebut. Namun, memuji Tuhan sering diperintahkan kepada manusia sebagai kewajiban, dan jelas tidak tergantung suasana perasaan atau keadaan. Pujian dan penyembahan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan bersamaan yang saling menunjang satu sama lain saat melakukan kegiatan ibadah. Pada zaman sekarang ini, begitu banyak ditemukan lagu rohani yang baru serta begitu banyak cara yang kreatif digunakan dalam memuji dan menyembah Tuhan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makna pemakaian musik dan alat-alatnya dalam memuji Tuhan adalah sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan kita kepada Tuhan, baik itu perasaan syukur kita atas rahmat-Nya yang diberikan kepada kita maupun ungkapan perasaan terima kasih kita terhadap pengampunan yang telah diberikan-Nya. Oleh karena itulah, betapa pentingnya gereja memberi suatu kesempatan untuk mengajarkan dan memberikan pendidikan musik gereja kepada jemaat, agar jemaat tidak hanya bernyanyi saja tetapi dapat mengetahui apa sebenarnya makna dari musik rohani tersebut
Memaknai Pernikahan dalam Membangun Kurikulum Pendidikan Kristiani bagi Pelaksanaan Kursus Pranikah dan Pernikahan Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Yonatan Alex Arifianto
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.179 KB)

Abstract

Hari-hari dari hidup pernikahan tidaklah otomatis selalu gemerlapan seperti yang digambarkan oleh sinetron, drama, dan film, bahkan banyak pernikahan jatuh dalam perpisahan dan tidak sedikit pernikahan Kristen yang diberkati oleh pendeta di geraja pun mengalami kesulitan, perselingkuhan, dan beberapa berakhir dengan perceraian. Hal ini menunjukkan betapa gentingnya pernikahan dan bagaimana diperlukan pemahaman akan makna yang tepat tentang pernikahan sehingga dapat menjalani pernikahan dengan bertumbuh secara sehat. Penelitian ini menggunakan metodologi riset pustaka dari berbagai ahli yang bergerak dalam pelayanan pembinaan pranikah, pernikahan dan keluarga Kristen sehingga pengalaman dan kebenaran-kebenaran Alkitab yang dipraktikkan puluhan tahun dapat memberikan gambaran bagi Pendidikan Agama Kristen bidang pernikahan dalam merumuskan kurikulum pembinaan pranikah dan pernikahan yang tepat sesuai kebutuhan dan tantangan zaman. Hasil penelitian dihasilkan   

Page 1 of 1 | Total Record : 6