cover
Contact Name
Benny Hidayat
Contact Email
bendayat@gmail.com
Phone
+6281396675484
Journal Mail Official
jpt@gmail.com
Editorial Address
03, Prof. A. Sofyan Street Campus USU, Medan 20155- Indonesia
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
PERTANIAN TROPIK
ISSN : 26557576     EISSN : 23564725     DOI : https://doi.org/10.32734/jpt.
Core Subject : Agriculture,
Tropical Agriculture Journal (JPT) is a peer-reviewed online journal of Agriculture Postgraduate Study Program Universitas Sumatera Utara (USU). Journal is a result of research, or scientific reviews of researchers, students and agricultural institutions, and others related to agricultural studies in the tropical region. Published in Indonesian and English language with 3 volumes/year (April, August, December). These articles are indexed by Google Scholar, PKP Indexing, RootIndexing, Portal Garuda, Indonesian Publication Index (Garuda Portal), One Search Perpustakaan Nasional, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), and Directory of Research Journal Indexing (DRJI), JPT is member of AJPI (Association of Indonesian Agriculture Journal, and strives to be a means of periodic, accredited, national scientific publications or reputable international publications through.
Articles 335 Documents
PENINGKATAN KETERSEDIAAN FOSFAT DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L) DENGAN MENGGUNAKAN Talaromyces pinophilus INDIGENOUS DAN PUPUK SP36 PADA ANDISOL TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG SINABUNG Mariani Sembiring; Deni Elfiati; Edi Sigit Sutarta
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 2 No. 3 (2015): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.319 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v2i3.2938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Jamur pelarut Fosfat, Dosis Pupuk P dan kombinasi jamur Pelarut Fosfat dan Dosis Pupuk P terhadap Pertumbuhan, P-tersedia dan produksi tanaman kentang (Solanum tuberosum L) pada Andisol terdampak erupsi Sinabung. Parameter yang diamati: Berat kering tanaman diukur pada akhir masa vegetatif, Produksi tanaman, Serapan P tanaman dan Analisa P tersedia tanah,dengan metode Bray II diukur pada akhir masa vegetatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi perlakuan Jamur pelarut fosfat (T. pinophilus )dan SP36 berpengaruh terhadap peningkatan P-tersedia pada perlakuan J1P2 yaitu sebesar 71.65% bila dibanding dengan kontrol walaupun secara statistik tidak berpengaruh nyata. Pada parameter serapan P tanaman aplikasi perlakuan T. pinophilus dan SP36 berpengaruh nyata dalam peningkatan serapan P tanaman, perlakuan yang terbaik adalah T3P2 tetapi menurun dengan peningkatan dosis SP36 (P3=13g). Berat kering tanaman perlakuan T3P2 yang terbaik dan menurun dengan meningkatnya dosis SP36 (13 g). Peningkatan produksi tanaman kentang yang tertinggi yaitu J2P1 dengan produksi sebesar 1017.5g sedangkan tanaman kontrol 610 g.Peningkatan produksi tanaman kentang yaitu sebesar 66.8% lebih tinggi bila dibanding dengan kontrol. Aplikasi T. pinophilus sebanyak 20 mL dan 6.5g SP36 memiliki produksi yang terbaik, produksi menurun dengan peningkatan dosis T. pinophilus dan pupuk SP36.
OPTIMALISASI PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI TANAH SPODOSOL Muhdan Syarovy; Eko Noviandi Ginting; Dimas Wiratmoko; Heri Santoso
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 2 No. 3 (2015): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.6 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v2i3.2942

Abstract

Semakin terbatasnya lahan yang optimal, membuat pengembangan kelapa sawit saat ini diarahkan ke lahan marginal. Lahan dengan jenis tanah spodosol merupakan salah satu lahan marginal yang telah dimanfaatkan untuk pengembangan kelapa sawit. Selain memiliki lapisan spodik, faktor pembatas lain dari tanah spodosol ialah memiliki tekstur kasar (terbentuk dari bahan pasir atau pasir berlempung) dengan iklim dingin dan tropika basah serta bersifat masam. Akibatnya, tanah tersebut memiliki kemampuan yang rendah dalam menahan air dan pencucian hara akan menjadi lebih tinggi. Pengolahan yang tepat sangat diperlukan agar kelapa sawit yang ditanam pada tanah spodosol dapat tumbuh dengan optimal. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi tanah spodosol dan tingkat kedalaman lapisan spodik, memperbaiki media pertumbuhan tanaman, memperbaiki iklim mikro dan pemupukan yang tepat.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN LAHAN SAWAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI Silvia Nora; Abdul Rauf; Deni Elfiati
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 2 No. 3 (2015): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.367 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v2i3.2943

Abstract

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang memiliki luas lahan pertanian ± 11.046 ha atau 48, 9 % dari luas Kecamatan ini, dimana seluas 7.048 ha adalah lahan sawah yang potensial namun belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan UU No 41 tahun 2009 bahwa perencanaan pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan harus berdasarkan pada kriteria kesesuaian lahan yang dapa dilakukan dengan dukungan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik tingkat kesesuaian lahan sawah dan lahan kering di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, untuk menganalisis usaha–usaha perbaikan yang perlu dilakukan dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan untuk membuat peta kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial tanaman padi sawah dan beberapa tanaman lahan kering di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Metode analisisnya adalah dengan metode membandingkan (matching) menurut FAO. pemilihan satuan unit lahan berdasarkan peta tanah yang terdiri dari 12 titik bor dan 6 lobang profil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah (Oryza sativa) adalah cukup sesuai (S2) seluas 14.093, 883 ha dan sesuai marginal (S3) seluas 17.347,141 ha. Untuk tanaman jagung (Zea mays) termasuk cukup sesuai (S2) seluas 19.391, 019 ha dan sesuai marginal (S3) seluas 12.050,005 ha. Untuk tanaman kedelai (Glicine max) termasuk sesuai marginal (S3) seluas 31.441,024 ha. Untuk tanaman ubi kayu (Manihot utilissima) termasuk kelas sesuai marginal (S3) seluas 31.441,024 ha. Untuk tanaman ubi jalar (Ipomea batatas) termasuk kelas sesuai marginal (S3) seluas 31.441,024 ha. Untuk tanaman sawo (Achras zapota) termasuk kelas cukup sesuai (S2) seluas 17.660,583 ha dan kelas sesuai marginal (S3) seluas 13.780,441 ha. Untuk tanaman mangga (Mangifera indica) termasuk kelas sesuai marginal (S3) seluas 31.441,024 ha. Untuk tanaman sukun (Astocarpus astilis) termasuk kelas cukup sesuai (S2) seluas 17.660,58 ha dan kelas sesuai marginal (S3) seluas 13.780,44 ha.
AERATED BUNKER COMPOSTING (ABC) SYSTEM Erwanda Surya; H.O. Williams; Edison P. Sihombing
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 2 No. 3 (2015): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3864.722 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v2i3.2945

Abstract

Pabrik kelapa sawit menghasilkan berbagai jenis limbah yang dapat mencemari lingkungan. Pengolahan limbah pabrik kelapa sawit (tandan kosong, sludge, ashes dan limbah cair) menjadi kompos sangat efektif untuk mengurangi pencemaran lingkungan tersebut.Socfindo telah melakukan pengolahan limbah tersebut menjadi kompos dengan metode “Aerated Bunker Composting (ABC) System”. Pembuatan kompos dilakukan di pabrik kelapa sawit kebun Bangun Bandar mulai tahun 2012 sampai dengan sekarang.ABC system ini menghasilkan kondisi yang optimum bagi perkembangbiakan mikroorganisme, menghasilkan kompos dalam waktu yang lebih singkat dengan kandungan hara yang lebih baik. Hasil ABC system sampai saat ini dapat mengurangi pembuangan limbah cair lebih dari 50%, substitusi pupuk anorganik lebih dari 40%, sehingga secara tidak langsung mengurangi emisi gas methane. Serta berpotensi untuk mendapatkan kompensasi dari “carbon credit”.
PERAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PUPUK ANORGANIK DALAM MENINGKATKAN SERAPAN HARA N, P, K DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KENAF (Hibiscus cannabinus L.) Redina Marlina Batubara; Deni Elfiati; Erwin Nyak Akoeb
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 3 No. 1 (2016): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.947 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v3i1.2951

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan pupukanorganik dalam meningkatkan serapan hara N, P, K dan Pertumbuhan tanaman kenaf. Penelitian dilakukan di Desa Martebing Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi SumateraUtara pada bulan April-Agustus 2015 menggunakan Rancangan Faktorial dalam Rancangan AcakKelompok dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis kompos TKKS (O) dengan empat taraf, yaitu0, 10, 20, dan 30 ton ha-1 dan faktor kedua adalah dosis pupuk anorganik (A) dengan empat taraf, yaitu 0,200, 400, 600 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyatapada peubah pengamatan tinggi tanaman dan diameter batang namun berpengaruh tidak nyata terhadapbiomassa. Pemberian kompos TKKS dan pupuk anorganik dan juga peningkatan dosisnya meningkatkanserapan N, P dan K daun. Serapan unsur hara N, P, dan K daun tertinggi berturut-turut adalah 1,65; 0,064;dan 0,31 g/tanaman pada perlakuan kompos TKKS 30 ton ha-1 dan pupuk anorganik 600 kg ha-1.
PEMADATAN TANAH AKIBAT PENYARADAN KAYU DENGAN TRAKTOR CATTERPILLAR D7G DI AREAL HUTAN PRODUKSI PT INHUTANI II, KALIMANTAN UTARA Muhdi
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 3 No. 1 (2016): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.773 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v3i1.2952

Abstract

This research was aimed to study the soil compaction caused by tractor skidding of Caterpillar D7G) in forest concession area of PT Inhutani II, North Kalimantan. The research showed that the bulk density at conventional timber harvesting after skidding of deepness 0-5 cm, 10-15 cm and 25-30 cm was 1.248 g/cm3; 1.253 g/cm3 and 1.225 g/cm3 respectively. The bulk density at reduced impact logging after skidding of deepness 0-5 cm, 10-15 cm and 25-30 cm was 1.090 g/cm3; 1.084 g/cm3 and 1.038 g/cm3 (respectively. This research indicated that the bulk density at RIL was lower than conventional timber harvesting.
KEANEKARAGAMAN DAN KONSERVASI STATUS CAPUNG DI KAMPUS HIJAU UNVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN-INDONESIA Ameilia Zuliyanti Siregar
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 3 No. 1 (2016): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.14 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v3i1.2953

Abstract

Capung merupakan kelompok serangga terbesar dan sebagai predator pada siklus rantai makanan di perairan. Sebanyak sembilan stasiun ditentukan secara acak sebagai lokasi penelitian disekitar kampus USU yang dilakukan selama sebulan (4 November 2013 hingga 28 November 2013). Kemudian Capung dikumpulkan menggunakan sweep net (400 μm mesh, 60cm x 90cm) dengan enam kali ayunan dimulai jam 0900 hingga jam 1200 siang, capung dikumpulkan dan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi capung. Sebanyak 2 sub ordo, 4 famili, 26 genus, 31 species dan 432 individu capung teridentifikasi. Jenis Orthetrum sabina, Pantala flavescens dan Agriocnemis femina merupakan jenis-jenis capung dominan, sedangkan jenis Vestalis/Arethystira amoena dan Aethriamanta gracilis hanya ditemukan di stasiun 3 dan 6. Sebesar 62% famili Libellulidae mendominasi, diikuti famili Coenagrionidae (31%), Gomphidae (6%) dan terkecil sebanyak 1% dicatat dari famili Calopterygidae. Perhitungan nilai indeks dilakukan, meliputi diversitas Shannon, eveness dan indeks Jaccard bervariasi (H’=2.35-3.48, E=0.60-0.79, CJ=0.30-1.00). Berdasarkan status konservasi, dihitung persentase kehadiran capung yang terbagi atas empat kelompok, yaitu spesies yang jarang (5.45%), spesies ada (55.74%), spesies banyak (23.68%) dan spesies sangat banyak (15.13%). Penelitian ini menunjukkan peran capung sebagai bioindikator dan predator di lahan pertanian. Secara ekologi, kampus hijau USU diindikasikan memiliki lingkungan berkategori sangat baik dalam pertumbuhan populasi capung dalam ekosistem lingkungan.
IDENTIFIKASI DAN ANTAGONISME JAMUR ENDOFIT TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DALAM MENGHAMBAT Xanthomonas albilineans L. PENYEBAB PENYAKIT VASKULAR BAKTERI Siti Hardianti Wahyuni; Hasanuddin; Edison Purba
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 3 No. 1 (2016): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.425 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v3i1.2954

Abstract

Identification and antagonism test endophytic fungi of sugarcane (Saccharum officinarum L.) to control bacterial vascular (Xanthomonas albilineans). This research aims to find potential endophytic fungi to against X. albilineans on sugarcane with use method autoclaving and membrane filtration sterilization. The research was conducted at Plant Disease Laboratory, Agroecotechnology Program Study, Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan from April to December 2014. It was done by using Completely Randomized Design (CRD) Factorial with three factor and three replications. The first factor were endophytic fungi 1, endophytic fungi 2. The second factor were dilution 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-4. The three factor sterilization method were autoclaving and membrane filtration. The results showed all the endophytic fungi Aspergillus sp. better use membrane filtration sterilization and Hormiscium sp. better use autoclaving sterilization. Both fungi are potentially as biological agents to control bacterial vascular wilt on sugarcane. The best results obtained on Hormiscium sp.with diameter of inhibiting zone 9,04 mm with use autoclaving sterilization
Two Entomophagous Isolated From Sumatera Utara; Potential As Biocontrol Agent Againts Nematode Liana Dwi Sri Hastuti; Jane Nicklin; Ameilia Zuliyanti Siregar
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 3 No. 1 (2016): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.39 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v3i1.2955

Abstract

Two species of nematophagous fungi has been isolated from Sumatera Utara soil, with an aim of harnessing their potential in the biological control of plant parasitic nematodes or animal parasitic nematodes in Indonesia, especially in Sumatera Utara. Soil samples were collected from tobacco plantations, vegetable fields and ornamental plantings in the Berastagi area, and also from livestock in local farms and a dairy farm in Berastagi Area, Karo Regency. Soil also collected from un-cultivated area in Sibolangit National Park, Karo Regency. The pour method described by Larsen (1998) and the sprinkle method described by Jafee et al. (1996) were used to isolate the nematophagous fungi from soil. In this study the Chloramphenicol Water Agar Media has been used as culture media and Ceanorhabditis elegans has been used as bait. Two nematophagous fungi known as insect pathogens (entomophagous) have been isolated and determined as Lecanicillium lecanii and Paecilomyces fumosoroseus
KEMAJUAN GENETIK, HERITABILITAS DAN KORELASI BEBERAPA KARAKTER AGRONOMIS PROGENI KEDELAI F3 PERSILANGAN ANJASMORO DENGAN GENOTIPE TAHAN SALIN Retno Puji Astari; Rosmayati; M. Basyuni
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 3 No. 1 (2016): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.712 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v3i1.2956

Abstract

Konsumsi kedelai di Indonesia terus meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk. Akan tetapi produksi kedelai di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Peningkatan produksi kedelai perlu terus diupayakan. Salah satunya dengan memanfaatkan lahan marginal seperti tanah salin. Pemuliaan tanaman sangat diperlukan untuk merakit tanaman tahan salin dan berproduksi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan genetik melalui heritabilitas dan korelasi karakter agromonis pada progeni kedelai F3 tahan salin dalam upaya perakitan varietas tahan salin. Penelitian dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian USU menggunakan media tanam tanah salin dengan tingkat salinitas 5-6 mmhos/cm yang dilakukan pada bulan Oktober 2015-Januari 2016.Hasil penelitian menunjukkan persentase tumbuh benih tanah salin rendah, pada progeni F3, tetua betina dan jantan masing-masing hanya sebesar 9.39%; 15% dan 15%. Keragaman fenotipe dan genotipe yang luas untuk tinggi tanaman (cm), jumlah ruas (buah), umur berbunga (hari), umur panen (hari), jumlah polong (buah), jumlah biji (butir) dan bobot 100 biji (g), sedangkan keragaman fenotipe sempit pada jumlah cabang (buah) dan bobot biji (g). Nilai dugaan heritabilitas antara 0.05-0.99, heritabilitas tinggi pada tinggi tanaman (cm), jumlah ruas (buah), umur panen (hari), jumlah polong (buah), jumlah biji (butir), bobot biji (g) dan bobot 100 biji (g) dengan kemajuan genetik antara 4,81%-81,04%. Korelasi bobot biji nyata hampir pada seluruh karakter kecuali umur panen. Hasil keragaman, heritabilitas dan korelasi menunjukkan seleksi pada F3 sudah dapat dilakukan karena memiliki keragaman tinggi yang didominasi oleh sifat genetik. Berdasarkan intensitas seleksi 20% terseleksi 10 tanaman F3 tahan salin.

Page 5 of 34 | Total Record : 335