cover
Contact Name
Ely Nurhidayati
Contact Email
uniplan@untan.ac.id
Phone
+6289668877779
Journal Mail Official
uniplan@untan.ac.id
Editorial Address
Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan Barat, Indonesia.
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning
ISSN : -     EISSN : 27472973     DOI : https://10.26418/uniplan
Uniplan: Journal of Urban and Regional adalah jurnal akses terbuka yang berfokus pada karya ilmiah yang melingkupi: 1. Kajian kota, desa, wilayah, kawasan, lingkungan binaan, perbatasan, sumber daya lahan perairan dan pesisir dalam ranah multi dimensi (spasial, ekonomi, sosial, budaya, kesejarahan, geopolitik, pertahanan dan keamanan); 2. Kajian penelitian empiris, teoritis, dan normatif untuk mengembangkan keilmuan terkait perencanaan, pembangunan dan pengembangan kota dan wilayah; 3. Kajian kebijakan, tata kelola pemerintahan serta pemangku kepentingan, dan manajemen infrastruktur terkait perencanaan, pembangunan dan pengembangan kota dan wilayah di Indonesia dan dunia. Semua manuskrip termasuk penelitian asli, catatan penelitian, dan resensi buku diperbolehkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Articles 33 Documents
Collaborative Management for Public Facilities and Biogas on the Village Land Zaflis Zaim
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.633 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i1.45886

Abstract

A village land is an asset belonging to the village or common goods, not belonging to individuals, foundations, Institution or companies so that it must be used for the benefit of the village or the administration of government. This research identified the constraints on the use of Bengkok as a village land, exploring the format of collaborative management (co-management) in the utilization of Biogas installation and public facilities such as: composting, chopper, water tank, play group, meeting room and warehouse. The research method was taken with in-depth interview and observation to obtain the data through all member of the farmer groups, the religious and community leaders, and village government staff. The results indicated that the utilization and management of the village land by farmer groups were not yet optimal. The cow's milk production was still quite small, volatile, and tended to decline. The decreased milk production resulted in the loss of other processed products such as soap, candy and crackers from milk ingredients. Other impacts included the closing of the business opportunities for fertilizer from livestock manure, and the passive supply of household gas obtained from the biogas installation. This research initiated the need for the role of 5 stakeholders, namely Ungaran Regency government, village government, private parties, social institution, and the local communities in order to collaborate on Biogas and public facilities management. The social institutions were formed to repair or improve the Biogas management and water supply for all facilities on the village land.
Dampak Abrasi Kawasan Pesisir Pantai Tirang Terhadap Lingkungan Fisik di Kecamatan Tugu
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.455 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.56675

Abstract

Pantai Tirang merupakan salah satu pantai yang berada di wilayah barat Kota Semarang dan sering terjadi abrasi pantai di setiap tahunnya. Kondisi ini memberikan dampak terutama dalam lingkungan fisik Pantai Tirang yang dirasakan oleh masyarakat serta pengunjung pantai seperti adanya perubahan garis pantai akibat faktor alami dan  faktor antropogenik. Penumpukan sampah menjadikan salah satu yang mempengaruhi perubahan kondisi fisik di lingkungan Pantai Tirang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak abrasi yang terjadi di Pantai Tirang serta mengkaji faktor penyebab perubahan kondisi lingkungan fisik di Pantai Tirang. Metode dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Adapun pengumpulan data melalui studi pustaka, wawancara in dept interview, observasi, dokumentasi. Serta dalam mengamati perubahan garis pantai secara signifikan pada tahun 2007, 2015, dan 2021 melalui citra satelit WorldView-2 dan citra satelit Quickbird. Terdapat beberapa faktor Pantai Tirang rentan terhadap abrasi seperti kemiringan pantai, kondisi vegetasi, dan kondisi pantai yang berpasir. Namun, pemerintah kota Semarang telah memperbaiki dan mengembangkan kondisi fisik Pantai Tirang menjadi ekowisata. Kata kunci: Abrasi, Pantai Tirang, Perubahan Garis Pantai, Sampah.
Dampak Keberadaan Tukang Becak Dalam Konteks Informalitas Perkotaan Pacitan Luh Salsabil Shafa; Murtanti Jani Rahayu
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v4i1.60469

Abstract

Tukang becak menjadi salah satu jenis mata pecaharian yang dinilai sebagai bias dari sektor formal. Becak ini menjadi moda transportasi pembantu, kemudian setelah kemunculan moda transportasi pribadi maupun angkutan umum, masyarakat mengalami penurunan minat terhadap becak. Mata pencaharian sebagai tukang becak ini juga ditemukan di Perkotaan Pacitan. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif dengan pendekatan secara deskriptif. Pada penelitian ini akan dibahas secara mendalam fenomena sektor informal tukang becak di Perkotaan Pacitan. Penelitian berkaitan dengan tukang becak di Perkotaan Pacitan membutuhkan beberapa data. Data tersebut untuk analisis spasial, kebijakan, dan modal sosial. Melalui analisa kebijakan diketahui jika peraturan yang mengatur sektor informal khususnya tukang becak hanya diatur melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan. Kemudian pada analisis spasial, faktor yang berpengaruh bagi keberadaan tukang becak Perkotaan Pacitan adalah keberadaan konsumen. Keberadaan tukang becak di Kawasan Perkotaan Pacitan sebagai akibat adanya interaksi desa-kota. Pada analisis modal sosial diketahui modal sosial yang meliputi resiprocity, trust, dan nilai nilai. Beberapa aspek modal sosial yang tidak ditemukan mengindikasikan jika tukang becak menjadi salah satu kelompok mata pencaharian yang rentan. Adanya mata pencaharian ini selain karena faktor ekonomi, juga karena interaksi desa-kota yang ditemukan di Perkotaan Pacitan. Modal sosial yang ada menjadi faktor yang mempengaruhi tukang becak tetap berada di Perkotaan Pacitan. Sementara itu, interaksi desa-kota yang terbentuk memengaruhi kebutuhan mobilitas yang berakibat pada munculnya keberagaman moda transpportasi salah satunya tukang becak.Kata kunci: Becak, Informal, Kebijakan, Modal Sosial, Spasial.
Penggunaan Ruang dan Dampak Aktivitas Home-based Enterprise terhadap Kondisi Lingkungan Sekitar di Kawasan Permukiman Watugong – Kerto, Ketawanggede, Malang
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.61275

Abstract

Kota Malang menjadi salah satu kota yang setiap tahunnya terdapat berbagai pendatang dari berbagai daerah yang bertujuan untuk melanjutkan studinya di Kota Malang. Hal tersebut menyebabkan Kota Malang menajdi semakin berkembang terutama pada kawasan permukiman. Perkembangan kawasan yang paling dekat dengan kampus-kampus pilihan dapat menimbulkan berbagai macam sektor informal Home-Based Enterprise. Keberadaan sektor informal yaitu HBE tersebut telah menjadi salah satu sumber pendapatan dan pekerjaan pada kehidupan masyarakat di sekitar kampus-kampus pilihan yang ada di Kota Malang. Salah satu kawasan permukiman yang menimbulkan berbagai macam HBE yang semakin berkembang tersebut ialah kawasan Watugong – Kerto yang terletak diantara Universitas Brawijaya dan UIN Malik Ibrahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan dan mengetahui dampak dari aktivitas HBE dalam spasial seperti penggunaan ruang dan kondisi lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi langsung di lapangan. Hasil pada penelitian ini yaitu didapatkan tiga strategi yang diimplementasikan oleh masyarakat sekitar yang mengalihfungsikan tempat tinggalnya menjadi HBE, yaitu dengan pembagian ruang, perluasan ruang, dan pergeseran ruang. Namun, Home-Based Enterprise juga berdampak negatif pada kenyamanan penggunaan jalan karena keberadaan  HBE seringkali menimbulkan hambatan samping pada ruas jalan serta menghambat kelancaran pergerakan masyarakat yang berkendara maupun yang berjalan kaki.
Ketersediaan Prasarana Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Raihana Musdalifah; Mufidah Mufidah
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v4i1.61973

Abstract

Ketersediaan prasarana persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sangat penting untuk mengatasi persoalan persampahan, maka dari itu dalam studi ini akan di bahas dan di analisis mengenai ketersediaan prasarana persampahan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. analisis ini akan berguna untuk menyesuaikan ketersediaan prasarana persampahan dengan banyaknya timbulan sampah untuk estimasi waktu sampai sepuluh (10) tahun kedepan. Dalam hal ini berdasarkan hasil analisis Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2041 yang memiliki jumlah penduduk 294.085 jiwa  menunjukkan asumsi proyeksi persampahan pada tahun 2041 sekitar 161.746,75 ton. Dapat diketaui juga, kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada tahun 2041 diprediksi sebanyak 65 unit berupa TPS untuk memenuhi ketersediaan prasarana persampahan guna mengatasi permasalahan persampahan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Korelasi Konsep Home Based Enterprise Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Pemulung Kathleen Meira Berta; Murtanti Jani Rahayu
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.61865

Abstract

Urbanisasi memberi dampak terhadap meningkatnya kebutuhan bermukim dan mata pencaharian. Didorong dengan adanya arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan penyediaan lokasi bermukim dan lapangan kerja, muncul sektor informal berupa perkampungan pemulung. Kampung Pemulung Eks-TPA Lowokdoro menjadi salah satu kampung pemulun terbesar di Kota Malang, baik dari segi wilayah dan skala usaha. Kegiatan memulung di bekas TPA Lowokdoro dikategorikan sebagai kegiatan informal di lahan illegal. Meskipun demikian, sektor ini menjadi pilihan mata pencaharian bagi lebih dari 20 KK di kampung pemulung tersebut selama tiga generasi. Kajian ini akan membahas mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat kampung pemulung jika dikaitkan dengan konsep Home Based Enterprise. Konsep ini dipilih untuk dibandingkan dengan kondisi di kampung pemulung atas dasar kemiripan karakteristik penggunaan ruang dan tingginya potensi peningkatan kesejahteraan dari aplikasi konsep ini. Kampung pemulung dapat menjadi satu entitas ruang ketiga atau third place dalam penerapan konsep home based enterprise.
Strategi Ojek Konvensional Dalam Menghadapi Perkembangan Ojek Online di Kota Malang Dinda Putri Sania
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v4i1.60533

Abstract

Seiring dengan perkembangan teknologi, transportasi semakin berkembang melalui adanya transportasi online berbasis aplikasi. Kehadiran layanan transportasi online berbasis aplikasi menawarkan fitur-fitur yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi oleh jasa transportasi konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji ojek sebagai salah satu pekerjaan informal, (2) menjelaskan gambaran ojek konvensional dan ojek online di Kota Malang, dan (3) menentukan strategi untuk mempertahankan eksistensi ojek konvensional di Kota Malang. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti melakukan kajian pustaka terhadap regulasi mengenai ojek di tingkat nasional dan regional serta melakukan wawancara terhadap pengemudi ojek online dan ojek konvensional yang beroperasi di Kota Malang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada regulasi yang secara nyata mengatur keberadaan ojek baik di tingkat nasional maupun regional. Hal ini menimbulkan adanya aturan-aturan tidak tertulis yang disepakati oleh pengemudi ojek online, pengemudi ojek pangkalan, serta masyarakat sekitar untuk mencegah adanya konflik yang ditimbulkan oleh persaingan. Berdasarkan hasil kajian, strategi yang dapat dilakukan untuk mempertahankan eksistensi ojek konvensional di Kota Malang diantaranya mengembangkan jenis layanan, menurunkan tarif, serta menciptakan zona khusus ojek konvensional dengan batasan yang jelas.
Proyeksi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Acuan Pola Ruang di Kota Banjarmasin Aziza Rachmania; Devi Arina Mahasina; Hapika Rizki Ramadaniar
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v4i1.61423

Abstract

Permasalahan pada Kota Banjarmasin salah satunya adalah pergeseran alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun yang dapat merusak lingkungan.  Tujuan dilakukannya penelitiann ini adalah untuk mengetahui kebutuhan ruang terbuka hijau agar dapat menjamin terpeliharanya kawasan area kota yang menarik serta mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan akibat mispersepsi terkait perancangan peraturan daerah setempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perhitungan proyeksi penduduk serta pendekatan ekologis dengan asumsi dibutuhkan 5 m2 ruang terbuka hijau agar dapat menghasilkan oksigen untuk satu orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2021 Kota Banjarmasin masih kekurangan ruang terbuka hijau. Jika kebutuhan ruang terbuka hijau tidak terpenuhi akan berpengaruh pada penurunan kualitas lingkungan dan juga berpengaruh pada produktivitas masyarakat. Upaya untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau yaitu dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai agar difungsikan sebagai ruang terbuka hijau yang dapat dikembangkan menjadi infrastruktur hijau (green infrastructure) atau infrastruktur ekologis (ecological infrastructure)
Keseimbangan Hak Pejalan Kaki dan Pedagang Kaki Lima di Trotoar Jalan Sigura-gura Aprilia Dwi Karunia; Murtanti Jani Rahayu
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v4i1.60447

Abstract

Ruang publik memiliki pernanan penting bagi kehidupan masyarakat karena merupakan media masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas luar ruangan. Salah satu bentuk ruang publik adalah trotoar yang fungsikan sebagai jalur bagi pejalan kaki. Namun secara eksisting, trotoar di sepanjang koridor Jalan Sigura-gura Kota Malang sendiri terdapat banyak pedagang kaki lima (PKL) menginvasi entitas dari ruang publik tersebut. Tentu saja hal ini menyebabkan beberapa hambatan dalam pemanfaatan trotoar yang mempengaruhi keimbangan hak pengguna di dalam memanfaatkan ruang publik. Namun disisi lain pedagang kaki lima (PKL) merupakan bagian dari sistem sosial yang memiliki hubungan keterkaitan erat dengan masyarakat setempat. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini dilakukan kajian lebih lanjut mengenai mengenai keseimbangan pemenuhan hak ruang publik bagi pengguna di trotoar Jalan Sigura-gura Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kualikatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Selain itu dilakukan pengambilan data di lapangan melalui observasi yang kemudian dianalisis lebih lanjut melalui analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi pedagang kaki lima (PKL) trotoar Jalan Sigura-gura Kota Malang menyebabkan keterbatsan pemenuhan hak pengguna ruang publik lainnya. Namun di sisi lain, masyarakat juga menghendadi pemanfaatan ruang trotoar untuk pihak mereka sendiri (hak apropriasi) yang dapat mengancam keberhadaan pedagang kaki lima (PKL) sebagai pengguna ruang publik. Oleh karena itu berdasarkan data di lapangan, dirumuskan rekomendasi pengoptimalan pemenuhan hak pengguna di dalam ruang publik agar terjadi keseimbangan dalam pemenuhan hak semua pengguna.
Analisis Kedudukan dan Peran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Muhammad Alfian Ali
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/uniplan.v4i1.62105

Abstract

analisis kedudukan dan peran daerah kabupaten hulu sungai tengah dengan menentukan lokasi penelitian, memilah jenis dan sumber data dan wawancara untuk menciptakan efisiensi dan produktivitas yang menyesuaikan dengan kemampuan dan kesesuaian daerah karena penentuan kawasan atau lahan dilakukan pada lokasi yang tepat. hal ini dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam sistem regional yang lebih luas dalam aspek ekonomipenetapan fungsi dan peran daerah kabupaten hulu sungai tengah dalam wilayah lebih luas yang akan mempengaruhi pembentukkan jaringan prasarana, terutama lintas wilayah yang mengemban fungsi layanan dengan skala yang lebih luas dari daerah tersebut dan pembentukkan pola ruang yang serasi dengan kawasan yang berdekatan pada wilyah perbatasan agar terjadinya sinkronisasi dan harmonisasi dalam rangka perwujudan tujuan penataan ruang.analysis of the position and role of the Hulu Sungai Tengah district by determining the location of the research, sorting out the types and sources of data and interviews to create efficiency and productivity that adjusts to the capabilities and suitability of the area because the determination of the area or land is carried out at the right location. this is done to understand the position and linkages of the Hulu Sungai Tengah Regency area in the wider regional system in the economic aspect, the determination of the functions and roles of the Hulu Sungai Tengah Regency area in the wider area which will affect the formation of infrastructure networks, especially across regions that carry out service functions on a large scale. area that is wider than the area and the formation of spatial patterns that are compatible with adjacent areas in the border areas so that synchronization and harmonization occur in the context of realizing spatial planning goals.

Page 3 of 4 | Total Record : 33