cover
Contact Name
Ahmad Bahrudin
Contact Email
jurnalkriyaisipp@gmail.com
Phone
+6281328690849
Journal Mail Official
jurnalkriyaisipp@gmail.com
Editorial Address
Jl. Bahder Johan Padangpanjang
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Relief: Journal of Craft
ISSN : -     EISSN : 28092945     DOI : -
RELIEF: Journal of Craft contains scientific articles of research, conceptual ideas, creation of craft, craft design, ornaments, and interdisciplinary studies related to the field of craft (kriya).
Articles 23 Documents
SONGKET TRADISIONAL SILUNGKANG (Kajian Teknik dan Motif) Mutia Budhi Utami
Relief : Journal of Craft Vol 1, No 2 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.597 KB) | DOI: 10.26887/relief.v2i1.2593

Abstract

Makalah ini merupakan sebuah kajian tentang sejarah dari warisan budaya minangkabau yaitu tenun songket Silungkang di Kota Sawahlunto. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis songket tradisional Silungkang pada kajian teknik dan motifnya. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kulitatif deskriptif.Teknik analisis data yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang berupa reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik tenun songket tradisional Silungkang telah menggalami modifikasi dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Motif pada kain tenun songket yang merupakan filosofi masyarakat Minangkabau yang memiliki makna pada setiap motifnya, sekarang telah menggalami perubahan yang tidak lagi memperlihatkan filosofi dan makna pada motifnya.
PEMBUATAN EKSTRAK PEWARNA ALAM KAYU MAHONI UNTUK BENANG SONGKET DI STUDIO PINANKABU CANDUANG KABUPATEN AGAM Eniza Rukyatul Fitri; Adriani Adriani
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3277

Abstract

This research is about mahogany wood natural dye for songket yarn at Pinankabu Studio. The purpose of this study was to describe the recipe, extraction technique and color results of natural mahogany wood at the Pinankabu Canduang studio, Agam Regency. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques include observation, interview, and documentation techniques. Data analysis techniques include data collection, data reduction, data presentation, and data verification. The results showed that the recipe for making mahogany wood extract used a ratio of 1:10, where 1 kg of mahogany was dissolved in 10 liters of water. Then the technique of making mahogany wood extract includes preparing tools and materials according to the dose, natural ingredients are boiled with water until they shrink by half from the initial dose. After that the stew is filtered and cooled. The colors produced by the mahogany wood extract at Studio Pinankabu are beige, blackish ash, and brown.ABSTRAK Penelitian ini tentang pewarna alam kayu mahoni untuk benang songket di Studio Pinankabu. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan resep, teknik pembuatan ekstrak dan hasil warna bahan alam kayu mahoni distudio pinankabu canduang kabupaten agam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resep pembuatan ekstrak kayu mahoni menggunakan perbandingan 1:10, dimana 1 kg kayu mahoni dilarutkan dengan 10 liter air. Kemudian teknik pembuatan ekstrak kayu mahoni meliputi menyiapkan alat dan bahan sesuai takaran, bahan alam direbus dengan air hingga menyusut setengah dari takaran awal. Setelah itu hasil rebusan disaring dan didinginkan. Warna yang dihasilkan ekstrak kayu mahoni di Studio Pinankabu yaitu warna beige, abu kehitaman, dan coklat.
VISUALISASI MOTIF BATIK SUMATERA PADA HIASAN DINDING Yuni Yumarni; Eliya Pebriyeni
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3278

Abstract

Sumatra batik is batik originating from the island of Sumatra. The variety and motifs of Sumatran batik cannot be separated from the elements related to each region of origin. From this, not everyone understands the form, meaning, and meaning behind batik motifs in Sumatra. The object that the author makes in the work is the form of traditional houses in each region in Sumatra. This work is made in the form of traditional houses in each area and applies or places motifs that are appropriate for each region. This work introduces the forms of motifs in Sumatra and also the forms of traditional houses in Sumatra. Helping the community in reintroducing the forms of batik motifs in Sumatra. From these motifs to make Sumatran batik motifs as an idea in creating a work of art in the form of wall decoration. Ten works with the title Aceh, North Sumatra, West Sumatra, South Sumatra, Riau, Riau Islands, Lampung, Jambi, Bengkulu and Bangka Belitung Islands.
ANALISIS TULISAN KAWAT DALAM ESTETIKA DAN SIMBOL Ramadhani Kurniawan
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3279

Abstract

This study aims to present metal wires as visual objects in creating works as well as providing articulation, interaction with the audience of the work, as well as providing awareness to observe carefully. The analysis of wire writing in aesthetics and symbols became the inspiration in this research. The method used in this creation is the making of craft art, namely exploration, design, and embodiment using brainstorming, improvisation and imaginary methods, as well as media and technique exploration. Wire writing that is assembled and connected as a whole is a beauty that gives unity values to the signs that surround us, with a series of words arranged randomly and regularly. Using techniques, twisting, bending, connecting and wire using pliers manually. Wire is part of the extraordinary power that becomes an inspiration when people see and observe the uniqueness in aesthetics and symbols.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan kawat logam sebagai objek visual dalam penciptaan karya serta memberikan artikulasi, interaksi terhadap si penikmat dengan karya, juga memberikan kesadaran penikmat untuk  mengamati dengan seksama. Analisis tulisan kawat dalam estetika dan simbol menjadi inspirasi dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penciptaan ini adalah penciptaan seni kriya yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan dengan metode brainstorming, improvisasi dan imajiner, serta ekplorasi media dan teknik. Tulisan kawat yang dirangkai dan disambung secara keseluruhan merupakan keindahan yang memberikan nilai kesatuan terhadap tanda-tanda yang ada di sekeliling kita, dengan rangkaian kata yang disusun secara acak dan teratur. Menggunakan teknik, melilit, menekuk, menyambung dan memotong kawat memakai tang secara manual. Kawat menjadi bagian dari kekuatan tulisan sehingga menjadi inspirasi ketika orang melihat dan mengamati keunikan dalam estetika dan simbol.
BENTUK SUNTIANG SEBAGAI MOTIF PAKAIAN WANITA DENGAN TEKNIK BATIK TULIS Wilda Zahara
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3274

Abstract

Suntiang is a Minangkabau women’s headdress at weddings. In making this final work using the technique of written batik with primisima cloth media on women’s clothing which aims to provide information to the public about various kinds of suntiang in Minangkabau, make the suntiang form a new motif by not leaving the form of a typical West Sumatran motif . Seven outfits, including five women’s tops and two scarves with the title of work: suntiang pisang saparak (Payakumbuh), suntiang bungo pudieng, suntiang pisang saparak (Solok Salayo), suntiang ketek, suntiang kipeh limo jurai, suntiang takondai solok and suntiang matua palambaian.ABSTRAK Suntiang adalah hiasan kepala perempuan Minangkabau pada acara pernikahan. Dalam pembuatan karya akhir ini menggunakan teknik batik tulis dengan media kain primisima pada pakaian wanita yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang berbagai macam suntiang di Minangkabau, menjadikan bentuk suntiang sebagai motif baru dengan tidak meninggalkan bentuk motif khas Sumatera Barat, karya batik ini diaplikasikan menjadi tujuh pakaian, diantaranya lima pakaian atasan wanita dan dua selendang dengan judul karya: suntiang pisang saparak (Payakumbuh), suntiang bungo pudieng, suntiang pisang saparak (Solok Salayo), suntiang ketek, suntiang kipeh limo jurai, suntiang takondai solok dan suntiang matua palambaian.
BATIK TULIS UBA DI SMKN 8 PADANG Anggi Aulia Novella; Ernis Ernis
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3275

Abstract

Uba is one of the natural dyes derived from the bark of salam, besides being used as a dye and preserving fish nets, uba can also be used to dye fabrics in batik. This article aims to introduce batik using uba dye and the presence of uba is expected to add to the collection of the diversity of natural batik dyes in Indonesia. This research method is qualitative with descriptive research type. The dyeing was carried out three times using alum fixation, lime and tunjung. Fixation using alum produces a lighter color close to the base color, lime produces a light yellowish color and tunjung produces colors that tend to be dark brown and dark. The longer the soaking and dyeing process, the darker the color of the fabric and the resulting classic and attractive color. Success in the manufacture of uba dye depends on the concentration of the solution, the fixation used, high artistic taste and special care.ABSTRAK Uba merupakan salah satu pewarna alam yang berasal dari kulit batang salam, selain digunakan sebagai pewarna dan mengawetkan  jala ikan, uba juga dapat digunakan untuk mewarna kain pada batik. Artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan batik dengan menggunakan pewarna uba dan kehadiran uba diharapkan bisa menambah koleksi dari keanekaragaman pewarna alam batik yang ada di Indonesia. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pencelupan dilakukan sebanyak tiga kali menggunakan fiksasi tawas, kapur dan tunjung. Fiksasi menggunakan tawas menghasilkan warna yang lebih muda mendekati warna dasar, kapur menghasilkan warna yang terang kekuningan dan tunjung menghasilkan warna yang cenderung cokelat tua dan gelap. Semakin lama proses perendaman dan pencelupan maka warna kain semakin pekat dan warna yang dihasilkan klasik dan menarik. Keberhasilan dalam pembuatan pewarna uba tergantung pada konsentrasi larutan, fiksasi yang digunakan, cita rasa seni yang tinggi serta perawatan khusus.
VISUALISASI BURUNG HANTU MELALUI TEKNIK BATIK TULIS Serly Rizki; Eliya Pebriyeni
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3276

Abstract

The creation of this final work aims to visualize the beauty of owls in Textile Crafts using the written batik technique in the basic form of cloth. The method of creating this final work goes through five stages, namely: 1) preparation, 2) elaboration, 3) synthesis, 4) concept realization, and 5) completion. The embodiment of this idea is summarized in 7 works entitled: 1) Pungguk Karat, 2) Beluk Jampuk,  3) Punggok Cokelat, 4) Serak Jawa, 5) Celepuk Rajah, 6) Ketupa-ketupa, 7) Celepuk Reban                                                                        ABSTRAKPenciptaan karya akhir ini bertujuan untuk memvisualisasikan keindahan dan kecantikan burung hantu dalam karya Seni Kriya Tekstil dengan teknik batik tulis dalam bentuk dasar kain. Metode penciptaan karya akhir ini melalui lima tahap yaitu: 1) persiapan, 2) elaborasi, 3) sintesis, 4) realisasi konsep, dan 5) penyelesaian. Perwujudan dari gagasan ini terangkum di dalam 7 karya dengan judul: 1) Pungguk Karat, 2) Beluk Jampuk, 3) Punggok Cokelat, 4) Serak Jawa, 5) Celepuk Rajah, 6) Ketupa-ketupa, 7) Celepuk Reban
EKSPERIMENTAL MEKANIKA GERAK KINCIA PADA KARYA SENI KINETIK M Fauzul Kiram; Ahmad Bahrudin; Nofrial Nofrial
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 2 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3752

Abstract

Kincia is one of the cultural products in Minangkabau that functions as a tool for pounding rice by utilizing the power of river water flow. The concept of creation is inspired by traditional technology and cultural values that exist in kincia in Minangkabau, the concept and idea of this creation are realized using the theoretical basis of form, function, aesthetic, and kinetic. The creation of this work goes through several stages, namely exploration, design, and realization In the process of working on this work using craft techniques, namely scroll techniques, lathe techniques, construction techniques and lamination techniques, the materials used in making this work are several types of wood such as Surian wood, jackfruit wood, jelutung wood, and rengas wood. created using a power source from the rotation of the lever which is allowed for direct movement by the audience and some works using a rotating motor such as a dynamo, some works highlight interaction with the audience to provide a different experience that will be felt by the audience. Kincia  adalah salah satu produk kebudayaan di Minangkabau yang berfunfgsi sebagai alat untuk menumbuk padi dengan memanfaatkan tenaga aliran air sungai. Konsep penciptaan ini terinspirasi dari teknologi tradisional dan nilai-nilai budaya yang ada pada kincia di Minangkabau, konsep dan ide penciptaan ini diwujudkan mengunakan landasan teori bentuk, fungsi, estetis, dan kinetic, Penciptaan karya ini melewati beberapa tahapan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan, dalam proses pengerjaan karya ini memakai teknik kriya yaitu teknik scroll, teknik bubut, teknik kontruksi dan teknik laminasi, bahan yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah  beberapa jenis kayu seperti kayu surian, kayu nangka, kayu jelutung, dan kayu rengas, karya yang di ciptakan mengunakan sumber tenaga dari putaran tuas yang di perbolehkan untuk gerakan langsung oleh penikmat dan beberapa karya menggunakan motor putar sepeti dinamo,  beberapa karya menonjolkan interaksi dengan penikmat untuk memberikan pengalaman berbeda yang akan dirasakan penikmat. 
VISUALISASI RANGKIANG DALAM PENCIPTAAN SELENDANG DENGAN TEKNIK BATIK DAN SULAMAN Safira Sherly; Yeni Yeni
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 2 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3748

Abstract

The purpose of creating this artwork is to visualize rangkiang with Minangkabau motifs on shawls using batik and embroidery techniques. The method used in making this shawl goes through the stages of preparation, elaboration, synthesis, concept realization and completion. The results achieved in the creation of this embroidery work are the shawls entitled  motif rangkiang jo motif itiak pulang patang, motif rangkiang jo motif aka cino, motif rangkiang jo motif rantiang babungo, motif rangkiang jo motif kaluak paku, motif rangkiang jo motif siriah gadang, motif rangkiang jo motif padi, motif rangkiang jo motif rantiang babungo.Adanya tujuan penciptaan karya seni ini adalah untuk memvisualkan rangkiang dengan motif Minangkabau pada kain selendang dengan teknik batik dan sulam. Metode yang digunakan dalam penciptaan selendang ini melalui tahap persiapan, elaborasi, sintesis, realisasi konsep dan penyelesaian. Hasil yang dicapai dalam penciptaan karya seni sulaman ini yaitu berjudul motif rangkiang jo motif itiak pulang patang, motif rangkiang jo motif aka cino, motif rangkiang jo motif rantiang babungo, motif rangkiang jo motif kaluak paku, motif rangkiang jo motif siriah gadang, motif rangkiang jo motif padi, motif rangkiang jo motif rantiang babungo.
EKSPRESI RUMAH LONTIOK DAN FENOMENA DI SEKITARNYA PADA KARYA RELIEF KAYU Afiq Setiawan; Purwo Prihatin; Sumadi Sumadi
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 2 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3749

Abstract

Penciptaan karya akhir ini bersumber dari rumah adat lontiok  Kampar Riau sebagai konsep karya seni relief kayu. Karya ini bertujuan mewujudkan kembali rumah lontiok dan mengekspresikan bentuk rumah dengan fenomena yang ada di sekitarnya menjadi bentuk karya relief kayu. Metode penciptaan karya akhir ini menggunakan tiga tahap, yaitu tahap eksplorasi yang dimulai dengan observasi langsung atau melalui kajian literatur, tahap perancangan dengan membuat desain melalui referensi gambar, sketsa alternatif, dan desain pilihan, tahap perwujudan melalui pemilihan bahan kayu  yang berkualitas, penggunaan alat dan teknik ukir. Hasil dari karya yang diciptakan adalah memvisualisasikan bentuk arsitektur rumah lontiok dengan fenomena alam yang terjadi di Kampar melalui karya-karya kriya seni yang memiliki hubungan dengan sosial masyarakat setempat. Karya seni yang dihasilkan berupa hiasan dinding yang memberi pesan kepada masyarakat agar terus menjaga rumah adat lontiok agar tetap terjaga dan lestari. 

Page 2 of 3 | Total Record : 23