cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
deskripsi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Department of Languages and Literatures, Building R. Soegondo, second Floor, Sosiohumaniora Street No. 1, Bulaksumur, Universitas Gadjah Mada
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Deskripsi Bahasa
ISSN : 26157349     EISSN : 26866110     DOI : https://doi.org/10.22146
Deskripsi Bahasa [DB] merupakan jurnal untuk menyebarluaskan hasil penelitian atau pemikiran bahasa yang diterbitkan sebanyak 2 nomor dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan Oktober oleh Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Forum Linguistik. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ini difokuskan pada bidang linguistik deskriptif, linguistik sosial, dan penerjemahan. Dosen, mahasiswa, dan peneliti bahasa diharapkan dapat memanfaatkan jurnal ini untuk berbagi pengetahuan hasil penelitian atau pemikirannya. DB mencakup naskah luaran kegiatan penelitian dengan kajian khusus linguistik.
Articles 93 Documents
Sistem Sapaan Bahasa Bima: Sebuah Kajian Sosiolinguistik Wardatul Jannah
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 1 (2018): 2018 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.418 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i1.320

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk sapaan bahasa Bima yang berhubungan erat dengan keadaan sosiokultural masyarakat setempat. Cara penyampaian sapaan yang unik dengan mengubah nama sapaan menjadi fokus dalam penelitian ini. Misalnya sesorang yang bernama Hasan akan berubah panggilannya menjadi Heso ketika beliau menjadi kepala desa, nama Saleh akan berubah menjadi Sile ketika beliau menjadi ustadz di daerah setempat, dan lain sebagainya. Secara linguistik pengubahan sapaan ini ditandai dengan gejala bahasa apokop (pengurangan fonem di akhir leksikon), terbentuk menjadi dua silabe, serta munculnya fonem o, i, serta u sebagai penanda gender. Hal ini memperlihatkan bahwa dalam sistem sapaan bahasa bima menunjukkan adanya perbedaan status sosial masyarakat yang ada. Perbedaan status sosial ditunjukkan dari sistem sapaan yang ditandai dengan proses pengubahan nama orang-orang tertentu yang dianggap lebih terhormat. Penelitian ini selain bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sapaan bahasa Bima juga bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan sapaan bahasa Bima, serta menjelaskan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan sapaan bahasa Bima. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak bebas libat cakap, kuisioner atau teknik cakap tansemuka, serta wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan eksplanatoris.
Wae Grahe dan Wamlana: Dua Dialek Bahasa Buru dengan Daya Hidup yang Berbeda Mukhamdana Mukhamdana
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 1 (2018): 2018 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.487 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i1.321

Abstract

Perubahan ekosistem linguistik dan khususnya faktor ekonomi dan marjinalisasi masyarakat pribumi yang bersifat intrinsik membawa dampak bagi situasi pergeseran bahasa. Pergeseran bahasa dan penyebabnya merupakan hal yang mendapat perhatian cukup besar dari para linguis atau ahli bahasa. Bahasa yang mempunyai potensi terancam punah dianggap mengalami penurunan yang cepat dalam jumlah dan kualitas, terutama pada wilayah yang menggunakan bahasa lain dengan nilai atau potensi tertentu. Kajian ini berupaya menjelaskan daya hidup bahasa Buru terutama dialek Buru Utara, di Wamlana yang merupakan daerah pesisir yang dipenuhi oleh para pendatang serta daya hidup dialek Rana di Wae Grahe sebagai daerah yang masih “asli”. Kontak bahasa, perkawinan campuran, urbanisasi, prestise bahasa lain, system pendidikan formal yang menggunakan bahasa nasional, serta kurangnya transmisi bahasa ibu antargenerasi menjadi ancaman terhadap kelangsungan sebuah bahasa. Dengan menggunakan data primer dari 54 responden di dua wilayah tadi, serta dengan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif, kajian ini memaparkan daya hidup bahasa Buru di Wamlana dan Wae Grahe. Hasil kajian menunjukkan bahwa daya hidup dua dialek ini tidak sama. Daya hidup yang cenderung kuat dimiliki oleh dialek Wae Grahe sebagai dialek yang dituturkan di daerah yang cenderung homogen (secara budaya dan agama), jauh dari pusat pemerintahan dan pusat ekonomi, kontak bahasa yang kecil, serta masih terjadinya transmisi bahasa ibu. Sementaraitu, dialek utara di Wamlana cenderung berada pada daya hidup rendah. Perkawinan antarsuku, masyarakat yang heterogen, kontak bahasa, serta tidak adanya transmisi bahasa ibu, menjadi penyebabnya.
Aneka Fungsi Bahasa Syair- Syair Lagu Ismail Marzuki I Dewa Putu Wijana
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.279 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.326

Abstract

This article intends to reveal various language functions consisted in Ismail Marzuki’s song lyrics in the frame of the widely known Jakobson’s language function theory. By using data gathered from various sources, the research findings shows that Ismail Marzuki’s song lyrics are dominated by the use of language which is exploited to bear poetic function in order to enable the audiences experiencing the song’s messages and other language functions aesthetically. All Marzuki’s song lyrics concern with extralinguistic world. Accordingly, it is not surprising that none of the song lyric is used to convey metalinguistic function for explaining the internal structure of a language.
Kesepadanan Penerjemahan Iklan Kecantikan dalam Brosur Travel in Style Faridatun Nida
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.34 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.327

Abstract

Kesepadanan penting untuk dicapai dalam terjemahan teks vokatif. Pengujian terhadap kesepadanan dapat dilakukan melalui analisis terhadap teknik yang diterapkan dalam terjemahannya. Menggunakan teori teknik terjemahan dari Molina-Albir, Newmark serta Vinay-Darbelnet, penelitian ini akan menguji kesepadanan pada terjemahan teks vokatif. Teks tersebut bersumber dari dua brosur iklan kecantikan dengan judul yang sama yaitu Travel in Style, masing-masing versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Data diambil melalui metode simak dengan teknik sadap dan catat. Setelah diklasifikasikan berdasarkan tekniknya, data selanjutnya dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif. Hasil analisis menunjukan bahwa kesepadanan dapat tercapai melalui beberapa teknik. Teknik - teknik tersebut menjadikan terjemahannya mengalami penyesuaian pada makna dan gaya bahasa teks sasaran. Penyesuaian dilakukan dengan pergeseran struktur, perubahan sudut pandang, implisitasi dan eksplisitasi terhadap informasi didalamnya, serta terjemahan bebas dengan tetap memperhatikan kata kunci dan efek stilistikanya.
Padanan Terjemahan it ke dalam Bahasa Indonesia dalam novel Harry Potter and The Order of The Phoenix Anna Nurawalia; Tri Mastoyo Jati Kesuma
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1513.724 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.328

Abstract

Kesulitan utama penerjemah adalah menerjemahkan konsep, konteks yang berbeda dari dua bahasa selain pola, fitur-fitur linguistik dan gaya bahasa yang tentu berbeda pula. Quirk (1985) mengklasifikasikan 'it' hanya dalam penggunaan 'it' sebagai anticipatory. Di lain sisi, Bolinger dalam grammar sederhana (1977) menyatakan bahwa kata ‘it’ adalah kata benda pasti yang memiliki fungsi rujukan tertentu untuk menciptakan wacana yang kohesi dan koherensi. Namun, menurut Halliday (1984) dan Matthiessen (1989), fungsi kata 'it' seharusnya tidak hanya terbatas pada struktur kalimat secara sintaksis. Oleh sebab itu, penelitian ini mengkaji kembali bentuk gramatikal dan makna kata ‘it’ pada pergeseran padanan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bentuk, kesepadanan makna dan ketidaksejajaran bentuk. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif komparatif dengan 500 data berupa kata, frasa dan kalimat dari novel Harry Potter and The Order of The Phoenix, karya J.K Rowling dan terjemahannya dalam TSu (Bahasa Indonesia) dengan metode padan referensial dan padan terjemahan. Berdasarkan analisisi data, hasil menemukan bahwa kata it yang secara semantis tidak bermakna adalah it yang tidak memiliki rujukan pada TSu terutama ketika membahas mengenai kondisi lingkungan yang mengekspresikan waktu, jarak, dan cuaca merupakan it yang bersifat impersonal dan anticipatory yang paling banyak ditemukan mengalami perubahan gramatikal yang menyebabkan pergeseran bentuk dari TSu ke dalam TSa sebagai akibat dari tipologi bahasa yang berbeda antara TSa dan TSu, dan konsep katait yang tidak terdapat dalam TSu.
Analisis Wacana Kritis terhadap Pemberitaan “Kandungan Acrylamid di dalam Kopi Starbucks” pada Tempo.co Catharina Dian Ikawati Susilo; Dian Indira
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.762 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.329

Abstract

Starbucks merupakan salah satu kedai kopi terkenal di seluruh dunia. Belakangan ini muncul berita mengenai temuan zat berbahaya yang terdapat dalam kopi yang dipasarkan oleh salah satu gerai Starbucks. Temuan ini pertama kali dimuat oleh Reuter, mengenai zat berbahaya yang terdapat dalam kopi siap saji tersebut. Analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) merupakan suatu metode baru dalam penelitian ilmu-ilmu sosial budaya serta kebaruan dalam linguistik. Analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing satu sama lain. Penelitian ini mencoba mengangkat kasus ini melalui pendekatan kualitatif paradigma kritis. Metode kualitatif memusatkan perhatian pada prinsipprinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Hal-hal yang akan coba dikaji adalah: (1) mengapa tempo mengangkat berita mengenai zat berbahaya yang ditemukan pada kopi di salah satu gerai terkenal di dunia ; (2) ideologi apa yang ingin dicapai oleh Tempo. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan, bahwa sebuah perusahaan minuman kopi sekelas Starbucks, harus lebih memperhatikan kesehatan konsumen. Kesalahan sedikit saja yang ditemukan oleh seseorang terutama dalam sebuah media, akan sangat berpengaruh dalam pemberitaan dalam media. Ideologi dari penerbit berita, ingin mengarahkan pembaca untuk lebih peduli terhadap kesehatan masyarakat.
Kekerabatan secara Ekolinguistik Bahasa Bima di NTB dan Bahasa Sabu di NTT I Gede Budasi
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1338.483 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.330

Abstract

Bahasa Bima di NTB dan Sabu di NTT dihipotesis diturunkan dari Protobahasa Autronesia Tengah bagian Tengah (Central Malayo Polynesia). Dua bahasa ini merupakan dua bahasa yang berbeda berdasarkan analisis kuantitatif sesuai hasil studi terdahulu (Budasi, 2014). Dalam studi tersebut kedua bahasa itu telah ditetapkan kedekatan kekerabatannya pada angka 26% dan keduanya tidak tergolong dalam satu subkelompok bahasa di daerah tersebut. Dalam studi ini, beberapa kosakatanya ditemukan memiliki kesamaan dan kemiripan fonetik. Kemiripan bentuk itu dapat dijumpai pada 56 pasangan kognat dari dua bahasa itu melalui penelusuran 200 kosakata pada Daftar Kosakata Swadesh. Pantulan etimon Proto Austronesia (PAn) pada kedua bahasa itu ada yang berbentuk tetap (retensi) atau mengalami perubahan fonem, penghilangan, penambahan fonem, atau keduanya, atau substitusi fonem. Selanjutnya, dari 56 kognat itu ditemukan 28 leksikon di antaranya berkaitan erat dengan lingkungan hidup pada Suku Bima di NTB dan Suku Sabu di NTT. Kosakata kognat itu meliputi: kosakata yang bermakna cacing, kutu, dan telur (yang tergolong binatang dan satwa); kayu, daun, akar, bunga, dan buah (yang tergolong tumbuhan dan tanaman); jarum, tali, abu, api, air, minyak, kabut, bulan, asap, batu, pasir, dan air (tergolong benda dan lingkungan alam); tipis, baru, takut, mati, hidup, tajam busuk, dan panas (tergolong kategori sifat dan keadaan). Dengan demikian, kekerabatan kedua bahasa itu tidak hanya nampak pada kekerabatan dekat secara kuantitatif dan kualitatif saja, namun juga memiliki kedekatan kekerabatan dekat secara ekolinguistik disamping adanya kekerabatan yang disebabkan oleh peristiwa politis dan kawin-mawin pada masa-masa kerajaan Sabu-Bima-Makasar di jaman dulu.
Pandangan Hidup Masyarakat Sasak dalam Leksikon Nama Sѐsѐkan: Sebuah Tinjauan Linguistik Antropologi Ilfat Isroi Nirwani
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.619 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.331

Abstract

Penelitian ini berisi leksikon sèsèkan dengan teori linguistik antropologi Duranti dan Wierzbecka. Penamaan leksikon sèsèkan tidak tanpa sengaja, tetapi ada makna dan faktor-faktor tertentu yang terkandung di dalamnya. Makna dan faktor budaya tertentu itulah yang ingin diketahui oleh penulis. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana pandangan masyarakat Sasak terhadap sèsèkan berdasarkan leksikon-leksikon sèsèkan tersebut. Penggunaan teori linguistik antropologi untuk mengkaji leksikon sesekan diasumsikan sebagai pilihan yang tepat karena dapat mengungkapkan budaya masyarakat Sasak. Metode dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Data penelitian diperoleh dari studi lapangan dan studi pustaka. Analisis data dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis data disajikan secara informal. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa sèsèkan memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan masyarakat Sasak. Hal ini terbukti dari penyebutan leksikon-leksikon nama sèsèkan dengan sangat mendetail sesuai fungsi dan makna yang terkandung di dalamnya. Leksikon-leksikon sèsèkan memberi gambaran tentang kehidupan sosial, agama, dan budaya masyarakat Sasak. Leksikon sèsèkan dalam pandangan masyarakat memiliki fungsi budaya, keagamaan, dan sosial yang terklasifikasi sebagai benda pakai sehari-hari, perlengkapan upacara, dan benda magis.
Bahasa Buru di Pesisir Utara Pulau Buru: Sebuah Tinjauan Awal terhadap Daya Hidupnya Inayatusshalihah Inayatusshalihah
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.363 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.332

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak bahasa daerah. Namun, kepunahan mengancam keberadaan bahasa-bahasa itu terutama di wilayah Indonesia bagian timur seperti Maluku. Ancaman kepunahan dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Kedua faktor itu bersama-sama menghentikan transmisi bahasa dan tradisi kultural antargenerasi. Tulisan ini memaparkan daya hidup bahasa Buru yang dituturkan oleh masyarakat Desa Wamlana, Kecamatan Fena Leisela di pesisir utara Pulau Buru, Maluku dengan menggunakan sembilan faktor vitalitas dan keterancaman UNESCO. Data mengenai daya hidup bahasa Buru dijaring dengan kuesioner. Hasil analisis menunjukkan daya hidup bahasa Buru di Desa Wamlana mengalami ancaman pada beberapa faktor vitalitas. Dari segi rasio penutur dalam total populasi, mayoritas penduduk Desa Wamlana merupakan etnis Buru, tetapi bahasa Buru hanya digunakan oleh generasi orang tua ke atas. Sementara anak-anak tidak mampu menuturkan bahasa Buru secara aktif karena terinterupsinya transmisi bahasa antargenerasi. Penggunaan bahasa Buru mengalami pergeseran ke arah penggunaan bahasa Melayu Ambon. Bahasa Buru hanya digunakan pada ranah dan fungsi yang terbatas. Letak Desa Wamlana di daerah pesisir merupakan salah satu faktor yang memengaruhi daya hidup bahasa Buru. Di wilayah tersebut didapati banyak pendatang dari etnis lain, seperti Buton, Bugis, dan Jawa sehingga kontak bahasa tidak dapat dihindari. Selain itu, ketiadaan regulasi pemerintah berkaitan dengan pelindungan bahasa Buru juga turut menjadi penyebab lemahnya daya hidup bahasa Buru di Desa Wamlana.
Penghilangan dalam Penerjemahan Subtitle Da Vinci’s Demons Rizky Arif Afandi; Hayatul Cholsy
Deskripsi Bahasa Vol 1 No 2 (2018): 2018 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.744 KB) | DOI: 10.22146/db.v1i2.333

Abstract

Penghilangan dalam penerjemahan subtitle merupakan bagian strategi penerjemahan yang lazim ditemukan. Meskipun telah lazim ditemukan, penghilangan pada penerjemahan, menurut beberapa ahli, masih menimbulkan permasalahan mengenai keutuhan pesan yang disampaikan di dalam teks target dan cenderung dilakukan berdasarkan intuisi penerjemah. Terkait hal ini, pada serial televisi Da Vinci’s Demons ditemukan penghilangan dalam frekuensi yang cukup tinggi dan hal inilah yang menjadi tujuan penelitian ini untuk mengkajinya. Penelitian yang bersifat deskriptif komparatif ini menggunakan teori penghilangan Mona Baker mengenai penghilangan, dan meninjau penghilangan dari konten informasinya. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa penghilangan dalam penerjemahan memang tidak bisa dielakkan karena beberapa alasan, yakni; (1) keterbatasan jumlah karakter dalam subtitle; (2) adanya gambar dan suara yangmewakili penghilangan, dan (3) adanya perbedaan budaya.

Page 2 of 10 | Total Record : 93