cover
Contact Name
Wilayanto
Contact Email
jurnalmisioner.kibaid@gmail.com
Phone
+6281355457450
Journal Mail Official
jurnalmisioner.kibaid@gmail.com
Editorial Address
Jl. Buisun No.4, Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia, 91811
Location
Kab. tana toraja,
Sulawesi selatan
INDONESIA
JURNAL MISIONER
ISSN : 2776494X     EISSN : 27764958     DOI : https://doi.org/10.51770/jm
Jurnal Misioner (JM) invites researchers, writers, and academics who research (field and library research) on Christian theology but not limited to Biblical Studies, Contextual Theology, Systematic Theology, Missiology, Pastoral Counseling, and Christian Education.
Articles 33 Documents
PERJAMUAN KUDUS MENURUT 1 KORINTUS 10-11 DAN FUNGSINYA DALAM LENSA PSIKOLOGI AGAMA Paulus Dimas Prabowo
Misioner Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v2i2.75

Abstract

The holy communion is a special and sacred gathering for believers, as an occasion where they partake of the body and blood of Christ through the bread and wine. Some Christians respond to the holy communion enthusiastically through various meanings, for example as the real presence of the Lord Jesus in bread and wine (transubstantiation), a means of healing the sick, and as a moment of reconciliation between church members. Others are not very enthusiastic in taking part this sacrament. Thus some Christians see the holy communion as having a supernatural and social function, but some do not understand its function at all. Through a combination of biblical methods and the psychology of religion, this article attempts to present the meaning of the holy communion which is lifted from 1 Corinthians 10-11 through a thematic analysis method and looks at its function from the lens of the psychology of religion. As the results, holy communion can be interpreted as koinonia, eucharistia, memorabilia, kerugma, and self-schema, while its functions include cognitive, emotive, and collective aspects. Perjamuan kudus merupakan pertemuan khusus dan kudus bagi orang percaya, sebagai kesempatan dimana jemaat mengambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus melalui roti dan anggur. Sebagian orang Kristen meresponi perjamuan kudus dengan antusias melalui bermacam-macam pemaknaan, misalnya sebagai kehadiran nyata Tuhan Yesus dalam roti dan anggur (transsubstansiasi), sarana penyembuhan sakit-penyait, dan sebagai moment rekonsiliasi antar anggota jemaat. Sebagian lagi tidak terlalu bergairah dalam mengambil bagian dan memaknai sakramen ini. Dengan demikian sebagian orang Kristen melihat perjamuan kudus memiliki fungsi supranatural dan sosial, tetapi sebagian lagi tidak memahami fungsinya sama sekali. Melalui perpaduan antara metode biblika dan psikologi agama, artikel ini bertujuan untuk menyajikan makna perjamuan kudus yang diangkat dari 1 Korintus 10-11 melalui metode analisis tematis dan melihat fungsi dari sudut pandang psikologi agama. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perjamuan kudus dapat dimaknai sebagai koinonia, eucharistia, memorabilia, kerugma, dan self-schema, sedangkan fungsinya meliputi aspek kognitif, emotif, dan kolektif.
PENDIDIKAN KRISTEN DALAM KELUARGA MENURUT HORACE BUSHNELL DAN IMPLEMENTASINYA DI GEREJA KIBAID JEMAAT SALUBARANI Irna Allo Rundun
Misioner Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v2i2.78

Abstract

Abstract. This research is motivated by the fact that there is a lack of attention to Christian education in the family at the KIBAID Church of the Salubarani Congregation. The purpose of this study is to determine the factors that cause families in the Salubarani Congregation not to maximize the implementation of Christian education in the family. This research was developed using a descriptive-library method by placing the families of members of the Salubarani KIBAID Church as the object of research. The results of this study indicate that Christian education is not optimal in the families of the Salubarani Congregation due to the busy work factor which is accompanied by a lack of awareness of the importance of Christian education in the family, as well as the lack of qualifications of faith and Christian character in the parents in the families of the Salubarani Congregation. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi fakta kurangnya perhatian pada pendidikan Kristen dalam keluarga di Gereja KIBAID Jemaat Salubarani. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keluarga-keluarga di Jemaat Salubarani tidak memaksimalkan pelaksanaan pendidikan Kristen dalam keluarga. Penelitian ini dikembangkan dengan metode deskriptif-kepustakaan dengan menempatkan keluarga-keluarga anggota Gereja KIBAID Jemaat Salubarani sebagai objek penelitian. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak maksimalnya pendidikan Kristen dalam keluarga-keluarga Jemaat Salubarani dikarenakan faktor kesibukan bekerja yang dibarengi dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan Kristen dalam keluarga, serta kurangnya kualifikasi iman dan karakter kristiani pada diri para orang tua dalam keluarga-keluarga Jemaat Salubarani.
ANALISIS KINERJA PRESBITER TERHADAP PERTUMBUHAN GEREJA KIBAID JEMAAT MEBALI Melki Bokko'
Misioner Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v2i2.80

Abstract

Pertumbuhan merupakan kemutlakan bagi sebuah jemaat Kristen. Presbiter selaku pemimpin-pemimpin dalam jemaat memiliki peran signifikan di dalamnya. Di Gereja KIBAID Jemaat Mebali, pertumbuhan jemaat hanya mencapai angka 1,46% pertahun. Dengan metode perpustakaan dan teknik wawancara serta observasi terhadap anggota presbiter Gereja KIBAID Jemaat Mebali, penulis menemukan bahwa kemandekan tersebut dikarenakan kurang maksimalnya kinerja para presbiter. Dalam hal ini, kendatipun kinerja presbiter dalam beberapa segi sudah memuaskan, namun penginjilan sebagai satu gerakan mutlak dalam pertumbuhan gereja sesuai amanat agung belum menjadi prioritas untuk dilaksanakan dengan maksimal.
ANALISIS KONSEP MANTUNU DALAM UPACARA RAMBU SOLO’ SEBAGAI PEMBENTUK ETOS KERJA ANAK USIA DINI DI KECAMATAN SESEAN, TORAJA UTARA Yanni Paembonan; Sarce Lu’pi; Ema Ema
Misioner Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. This aims to analyze concept of mantunu in the Rambu Solo’ as a shaper of early childhood work ethic in Sesean, North Toraja. The method used is qualitative to complete the information according to the problem being studied. Parents say that: when parents die "many children, there are more burnt victims ". A paradoxical concept, about the presence of the child in the family as a "money maker". Parents educate their children from their culture. The results of study show that practice of mantunu is part of a life pattern that is ingrained in life of Toraja people specifically in traditional area of Sesean. The concept of mantunu is seen as an act of motivation to children to be hardworking, tenacious, diligent and diligent. Work ethic seen as content of character education in family, which makes parents open to various changes and seeks change the child's life through education. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep mantunu dalam upacara rambu solo’ sebagai pembentuk etos kerja anak usia dini di Kecamatan Sesean, Toraja Utara. Metode yang digunakan adalah kualitatif untuk merampungkan informasi sesuai dengan masalah yang dikaji.Orangtua mengatakan bahwa: ketika orangtua meninggal “banyak anak, maka makin banyak korban bakaran (tunuan)”. Ini merupakan sebuah konsep yang bersifat paradoks, tentang kehadiran anak dalam keluarga sebagai “penghasil uang”. Orangtua mendidik anak-anak mereka dari budaya yang mereka anut. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa praktik mantunu merupakan bagian dari pola kehidupan yang sudah mendarah daging dalam kehidupan orang Toraja secara khusus di wilayah adat Kecamatan Sesean. Konsep mantunu dipandang sebagai tindakan motivasi kepada anak-anak untuk menjadi pekerja keras, ulet, rajin dan tekun. Etos kerja dipandang sebagai muatan pendidikan karakter dalam keluarga, yang menjadikan orangtua terbuka terhadap berbagai perubahan dan berusaha untuk mengubah kehidupan anak melalui pendidikan.
PENTINGNYA PEMURIDAN BAGI PERTUMBUHAN GEREJA PADA MASA KINI MENURUT MATIUS 28:19-20 Boyman Aspirasi Zebua; Suryaman Lugu
Misioner Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses the importance of discipleship in the church. This means that in the early church until today's church there is great emphasis on making discipleship possible, because this is the Great Commission of Jesus before ascending to heaven. The Great Commission in Matthew 28:19-20, this is an order that was delivered directly by the Lord Jesus to His disciples before He ascended into heaven and is now in the teachings of Christianity, in the church. And churches that practice discipleship are not only considered to have a narrow understanding of the Great Commission, they are also considered to be churches that truly have high morality. So this research aims to discuss the importance of discipleship for the growth of the church today according to the Book of Matthew 28:19-20. The research method used in writing this article is the literature method. The results of the study show that discipleship plays an important role, that is, discipleship is carried out to produce disciples of Christ. So, the essence of the whole process of discipleship is so that the individual can grow and become a disciple of Christ, has the values of truth and wants to walk and become a follower who is willing to be formed to make disciples for the next generation, so that the goal of discipleship to become more like Christ can be achieved.
ANALISIS PENERAPAN METODE CERIA DALAM MEMBINA SPIRITUALITAS ANAK SEKOLAH MINGGU USIA 9-11 TAHUN DI GEREJA TORAJA JEMAAT PANGLEON KLASIS REMBON SADO`KO` Rensi Arnice Bangri`; Christian Elyesar Randalele
Misioner Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. Efforts to foster the spirituality of Sunday School Children can be done by teaching the Word of God to children through the application of the Ceria method. The application of the CeriA method is said to be effective if the Sunday School Teacher understands and is able to convey the Bible’s stories in an interesting way that can be understood by children. However, the application of the CeriA method in the congregation is often not optimal because there are still Sunday School Teachers who have not been able to apply and understand the CeriA method well. The goal to be achieved through this research is to find out how to apply the CeriA method in fostering the spirituality of Sunday school children aged 9-11 at the Toraja Church, Pangleon Klasis Rembon Sado'ko Congregation. The research method used in this paper is a qualitative method. The findings of the research carried out are: first, the aplication of the good CeriA method is largely determined by the preparation of the Sunday Shool Teacher. Second, the application of the lively and impressive CeriA method can be an effective method in fostering the spirituality of Sunday School Children. Abstrak. Upaya untuk membina spiritualitas Anak Sekolah Minggu dapat dilakukan dengan mengajarkan Firman Tuhan kepada anak melalui penerapan metode CeriA. Penerapan metode CeriA dikatakan efektif jika Guru Sekolah Minggu memahami dan mampu menyampaikan cerita Alkitab secara menarik serta dapat dipahami oleh anak. Namun penerapan metode CeriA di dalam jemaat sering tidak maksimal karena masih ada Guru Sekolah Minggu yang belum bisa menerapkan dan memahami metode CeriA dengan baik. Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan metode CeriA dalam membina spiritualitas anak Sekolah Minggu usia 9-11 tahun di Gereja Toraja Jemaat Pangleon Klasis Rembon Sado’ko’. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini ialah metode kualitatif. Temuan penelitian yang dilakukan yaitu: pertama, penerapan metode CeriA yang baik sangat ditentukan oleh persiapan Guru Sekolah Minggu. Kedua, penerapan metode CeriA yang hidup dan mengesankan dapat menjadi metode yang efektif dalam membina spiritualitas Anak Sekolah Minggu.
UPAYA PEMURIDAN BAGI PEMUDA MELALUI METODE KAMBIUM Rinaldus Tanduklangi; Setblon Tembang
Misioner Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v3i1.124

Abstract

Abstract. Discipleship is a responsibility mandated by God to the world, especially to the Church. The Church, which is overflowing with the mandate of discipleship, takes a central role in confirming, nurturing and reaching everyone to become disciples of Christ. Youth as an integral part of the church is one of the targets of discipleship that should be considered because they are both a relay and an asset to the church. Discipleship for young people is important so that they are not carried away by the flow of modernity which has the potential to trigger hedonic and materialist attitudes. The KAMBIUM method can be an alternative in reaching youth through discipleship activities. This paper aims to analyze discipleship efforts for youth through the KAMBIUM discipleship method. The research was carried out through a literature study and then the results were analyzed descriptively qualitatively. The conclusion of the research is that the KAMBIUM method is relevant for youth where the pattern of teaching is carried out in three stages namely rooted, growing and bearing fruit in Christ. Abstrak. Pemuridan merupakan tanggung jawab yang diamanatkan Allah kepada dunia khususnya bagi gereja. Gereja yang dilimpahi amanat pemuridan, mengambil peran sentral dalam meneguhkan, memelihara dan menjangkau setiap orang menjadi murid Kristus. Pemuda sebagai bagian integral dari gereja menjadi salah satu sasaran pemuridan yang semestinya diperhatikan sebab mereka adalah estafet sekaligus aset bagi gereja. Pemuridan bagi pemuda penting dilakukan supaya mereka tidak terbawa pada arus modernitas yang berpontensi memicu sikap hedonis dan materialis. Metode KAMBIUM dapat menjadi salah satu alternatif dalam menjangkau pemuda melalui kegiatan pemuridan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis upaya pemuridan bagi pemuda melalui metode pemuridan KAMBIUM. Penelitian dilakukan melalui study pustaka yang kemudian hasilnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kesimpulan pada penelitian adalah metode KAMBIUM relevan diterapkan bagi pemuda di mana pola pengajarannya dilakukan dalam tiga tahap yakni berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus.
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA JUMLAH PERSEMBAHAN DI GEREJA KIBAID JEMAAT SIMBUANG Firdaus Firdaus
Misioner Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v3i1.146

Abstract

Penelitian ini berlatar kurangnya persembahan dari anggota jemaat di Gereja KIBAID Jemaat Simbuang. Dengan mengembangkan metode penelitian deskriptif, penelitian bertujuan menemukan faktor-faktor penyebab kurangnya jumlah persembahan jemaat di Gereja KIBAID Simbuang. Berdasarkan analisis faktor yang dikembangkan, peneliti menemukan bahwa penyebab kurangnya jumlah persembahan yakni kurangnya pemahaman anggota jemaat KIBAID Simbuang dalam hal memberi persembahan, gembala jemaat yang belum memberikan pengajaran tentang persembahan secara maksimal, adanya sikap yang salah dalam memberi persembahan, dan juga karena faktor ekonomi jemaat.
KONSEP DIPILIH UNTUK DISELAMATKAN MENURUT 2 TESALONIKA 2:13-14 Dian Purmawati Waruwu
Misioner Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v3i2.70

Abstract

Artikel ini ditulis untuk memaparkan konsep dipilih untuk diselamatkan menurut 2 Tesalonika 2:1314. Ada banyak pemahaman yang berbeda-beda mengenai konsep keselamatan, yang bisa menyebabkan kesalahpahaman tentang dipilih untuk diselamatkan. Keselamatan adalah pembebasan manusia dari dosa yang diberikan Yesus Kristus dengan datang ke dunia. Keselamatan ini Tuhan berikan kepada seluruh umat manusia tanpa kecuali. Sebab Allah dari mulanya telah memilih untuk menyelamatkan. Dipilih berarti ditentukan untuk memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus. Bukan manusia yang dipilih, tetapi Kristus lah yang telah dipilih dari semula sebagai yang sulung untuk menyelamatkan manusia. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan metode yang berkaitan dengan analisa pustaka yang sumber utama adalah Alkitab, menggunakan teori dari tokoh-tokoh teologi penafsir teks itu sendiri, buku-buku penafsir lain dan juga pendapat dari bapa-bapa gereja.
MENERAPKAN SUKACITA MENURUT SURAT FILIPI BAGI JEMAAT GPdI BANGOREJO BANYUWANGI Jeffry Johanis Rindengan; Marsius Sitohang
Misioner Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v3i2.120

Abstract

Rejoicing in God is essential in the life of a believer, especially in abundance, but rejoicing in failure and difficulty is a struggle. To the congregation in Philippi, Paul wrote to rejoice in the Lord always even though Paul was in prison. This article aims to describe the meaning of joy according to Philippians which can be applied to the GPdI Bangorejo Banyuwangi congregation. This research applies a descriptive approach using the Bible as the main source where it is concluded that Paul's theology of joy according to Philippians is joy in suffering, joy in service, joy because of Christ, and joy because of God's blessings. The source of true joy that gives truth to humans. These four things are relevant and can be applied to the GPdI Bangorejo Banyuwangi congregation in living their daily lives, especially in the ministry of preaching the Gospel. Bersukacita dalam keberhasilan adalah hal esential dalam kehidupan orang percaya, terlebih dalam kelimpahan namun bersukacita dalam kegagalan dan kesulitan merupakan pergumulan dan tantangan ini bagaikan ujian yang selalu ada. Kepada jemaat di Filipi, Paulus menuliskan untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan sekalipun Paulus sedang berada dalam penjara. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna sukacita menurut surat Filipi yang dapat diaplikasikan bagi jemaat GPdI Bangorejo Banyuwangi. Penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif menggunakan Alkitab sebagai sumber utama di mana diperoleh kesimpulan bahwa teologi Paulus tentang sukacita menurut surat Filipi adalah sukacita dalam penderitaan, sukacita dalam pelayanan, sukacita karena Kristus, dan sukacita karena berkat Tuhan. Sumber sukacita yang sejati yang memberikan kebenaran bagi manusia. Orang percaya akan selalu bertemu dengan penderitaan ketika mereka melayani Allah dan sering kali tersakiti karena nama Kristus. Maka keempat hal sukacita ini relevan di dapat diterapkan bagi jemaat GPdI Bangorejo Banyuwangi dalam menjalani hidup sehari-hari khususnya dalam pelayanan pemberitaan Injil.

Page 3 of 4 | Total Record : 33