cover
Contact Name
Haerawati Idris
Contact Email
haera@fkm.unsri.ac.id
Phone
+6282374485710
Journal Mail Official
jurnal_fkm@fkm.unsri.ac.id
Editorial Address
Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University, Indralaya, Ogan Ilir, South Sumatera, Indonesia
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 20866380     EISSN : 25487949     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) is a scientific peer-reviewed journal. Its aims are to share out, to develop, to facilitate research findings in Public Health that it will give benefit to managers, decision makers, public health officer, health problem practitioners, lecturers, as well as students. The content of the journal includes literature review, research-based article dealing with: 1. Health policy and administration 2. Environmental health 3. Occupational health and safety 4. Public health nutrition 5. Health promotion and behavioral sciences 6. Epidemiology & Biostatistics 7. Others related to public health challenges
Articles 370 Documents
Bukti Keefektifan Program Harm Reduction dalam Mencegah Penyebaran HIV di antara Pemakai Narkoba dengan Jarum Suntik Putu Ayu Indrayathi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.422 KB)

Abstract

Latar Belakang: Jumlah pemakai narkoba suntik (penasun) senantiasa meningkat di hampir semua belahan dunia. Penasun merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya penyebaran virus HIV. Oleh karena itu, stategi untuk menanggulangi penyebaran virus HIV diantara penasun harus segera dikembangkan untuk meminimalkan penyebaran virus HIV dan dampak negative lainnya. Salah satu metode yang bisa dipakai untuk meminimalkan penyebaran virus HIV adalah dengan program harm reduction.Metode: Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah review dari literatur yang ada untuk menganalisa keefektifan program harm reduction untuk mencegah penyebaran virus HIV pada penasun.Hasil: Intisari dari program harm reduction adalah untuk meminimalkan dampak negatif dari penggunaan obatobatan terlarang melalui jarum suntik seperti penyakit yang menular melalui darah,overdosis, komplikasi medis karena menggunakan obat-obat terlarang dan dampak sosial lainnya tanpa harus menghentikan penggunaan obat secara seketika.Tujuan dari program harm reduction adalah menjaga agar penasun tetap bisa hidup sehat dan produktif sampai program ini dapat mengurangi ketergantungan penasun akan narkoba. Dalam prakteknya, ada beberapa strategi yang dipakai dalam program harm reduction yaitu needle syringe programs (NSP), drug replacement therapy, voluntary counselling and testing (VCT) and HIV Outreach Program and Education. Pendekatan harm reduction telah terbukti efektif mampu mengurangi perilaku beresiko para penasun sehingga mampu mencegah penyebaran virus HIV. Pelaksanaan program harm reduction secara menyeluruh sangat mendesak untuk dilaksanakan, terutama di Negara-negara yang menghadapi peliknya permasalahan HIV/AIDS. Kesimpulan: Harm reduction bertujuan untuk meminimalkan permasalahan yang timbul karena penggunaan obat-obatan terlarang terutama pengguna narkoba suntik. Program ini aman untuk diterapkan dan tetap menjunjung harkat,martabat dan hak asasi para penasun.Kata kunci: harm reduction, HIV, penasun, needle syringe program and VCT.
Faktor Determinan yang Berhubungan dengan Kejadian Miopia Sigit Purwanto
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.256 KB)

Abstract

Latar Belakang: Miopia adalah kelainan refraksi yang paling umum dan dapat diatasi dengan mudah apabila penderita memakai kacamata. Secara umum miopia diklasifikasikan berdasarkan dari derajat keparahannya. Miopia ringan kekuatan lensanya d”3 Dioptri, miopia sedang antara > 3 – 6 Dioptri, sedangkan miopia berat nilainya > 6 Dioptri. Prevalensi global kelainan refraksi diperkirakan sekitar 800 juta sampai 2,3 milyar. Insidensi miopia dalam suatu populasi sangat bervariasi dalam hal umur, negara, jenis kelamin, ras, etnis, pekerjaan, kebiasaan, lingkungan, dan faktor lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor determinan yang berhubungan dengan miopia. Instrumen penelitian berupa kuesioner 14 pertanyaan.Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi cross sectional dengan variabel bebas adalah genetik, kebiasaan, lingkungan, pendapatan orangtua, dan pendidikan ayah sedangkan variabel terikat adalah tingkat miopia. Jumlah responden sebanyak 59 pelajar di SMA Negeri 2 Palembang. Analisis dilakukan dengan univariat dan bivariat menggunaka Chi-Square (X2).Hasil: Sebanyak 59 pelajar berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square (á < 0,05) terdapat hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan (p value= 0.031), kebiasaan (p value= 0,018) dengan miopia. Tidak adanya hubungan bermakna antara genetik (p value=0,347), pendidikan ayah (p value=0,088) dan pendapatan orangtua(p value= 0.145) dengan miopia.Kesimpulan : Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian miopia adalah faktor lingkungan dan kebiasaan.Kata kunci: Miopia, refraksi, kornea, lensa, kacamata
Kontribusi Aktifitas Fisik dan Asupan Zat Gizi terhadap Densitas Massa Tulang Pegawai Negeri Sipil Azrimaidaliza; Idral Purnakarya; Dien Gusta Anggraini Nursal
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.249 KB)

Abstract

Latar Belakang: Penyakit osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling sering didapat, disebut juga silent disease yang tidak memiliki gejala sampai penderita mengalami patah tulang. Prevalensi osteopenia di Indonesia mencapai 41,8 % sedangkan osteoporosis 10,3 % (2005). Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan aktifitas fisik dan faktor lain yang berhubungan dengan densitas massa tulang.Metode: Desain penelitian yang digunakan cross sectional study dengan sampel pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Sumatera Barat yang diperiksa densitas massa tulangnya oleh PT. Fonterra Brands Indonesia pada bulan Februari 2009.Hasil: Hasil penelitian didapatkan 52,1% responden laki-laki, 64,9 % berpendidikan perguruan tinggi, 10,4 % mempunyai riwayat keluarga osteoporosis dan 22,2 % responden wanita menggunakan alat kontrasepsi. Asupan kalsium responden 100 % kurang, sedangkan asupan fosfor dan vitamin D responden kategori lebih berturutturut 28,7% dan 18,1%. Aktifitas fisik responden 40,4% kurang aktif, 41,5% mengalami gizi lebih, 16 % menderita osteoporosis dan 40,4 % osteopenia.Kesimpulan: Dari hasil analisis korelasi regresi diketahui semakin tinggi aktifitas fisik responden maka semakin tinggi densitas massa tulang responden (r = 0,225). Disarankan pegawai perlu meningkatkan aktifitas fisik terutama berolahraga secara teratur, terutama olahraga yang berhubungan dengan kepadatan tulang, seperti senam beban atau senam osteoporosis dan meningkatkan intensitas kegiatan di luar ruangan sehingga dapat terpapar sinar matahari pagi hari atau sore hari yang mengandung ultraviolet yang baik untuk mengaktifkan vitamin D sehingga dapat membantu penyerapan kalsium dan fosfor.Kata Kunci: aktifitas fisik, densitas massa tulang, pegawai, olahraga, kalsium
Upaya Keluarga dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis (TB) Paru ke Anggota Keluarga Lainnya di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Pagaralam Tahun 2010 Jaji
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.597 KB)

Abstract

Latar Belakang : Menurut data dari Dinas Kesehatan kota Pagaralam jumlah penderita TB Paru tiga tahun terakhir dari tahun 2007-2009 berjumlah 182 orang penderita. Penyakit TB Paru sangat rawan untuk terjadi penularan terhadap orang-orang terdekat pasien seperti pada keluarga penderita TB Paru, oleh karena itu perlu diketahui secara mendalam mengenai pengalaman keluarga dalam upaya pencegahan penularan TB Paru ke anggota keluarga lainnya di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Pagaralam tahun 2010.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan metode observasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara mendalam pengetahuan mengenai penyakit TB Paru, cara penularan TB Paru, cara pencegahan penularan TB Paru dan tindakan yang dilakukan keluarga untuk mencegah penularan penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Pagaralam tahun 2010.Hasil Penelitian :Hasil penelitian ini adalah tindakan yang telah dilakukan keluarga dalam upaya pencegahan penularan TB Paru adalah dengan membuka jendela rumah setiap hari, menjemur kasur yang dipakai penderita TB Paru secara rutin, mengingatkan pasien penderita TB Paru untuk menutup mulut saat batuk, menyiapkan tempat khusus untuk pasien penderita TB Paru membuang dahak dan melakukan imunisasi pada balita di rumah.Kesimpulan: Saran hasil penelitian ini untuk Puskesmas Sidorejo Pagaralam agar dapat menambah dan memodifikasi program penanggulangan TB Paru. Selain itu perlu dilakukan pengawasan secara berkala atau kunjungan rumah secara rutin untuk memantau pengobatan dan pencegahan penularan TB Paru yang dilakukan keluarga di rumah.Kata Kunci :Tuberkulosis, penyakit menular, pencegahan, batuk, dahak
Status Kesehatan Ibu di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2009: A Need for Comprehensive Approach Putu Ayu Swandewi Astuti; Partha Muliawan; A.A.S. Sawitri
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.016 KB)

Abstract

Latar Belakang:Dusun Muntigunung terletak di ujung timur Pulau Bali dan dikenal sebagai daerah asal pengemis yang biasanya dijumpai di beberapa kota di Bali. Berdasarkan observasi awal di daerah ini, beberapa masalah kesehatan dihadapi oleh masyarakat termasuk masalah kesehatan reproduksi. Oleh karena itu,diadakan eksplorasi terhadap masalah kesehatan dalam hal ini termasuk status kesehatan ibu.Metode: Penelitian ini merupakan survey potong lintang yang melibatkan 212 sampel ibu rumah tangga yang mempunyai balita. Sampel dipilih secara acak sistematik. Data survey dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Pengumpulan data juga dilakukan secara kualitatif melalui diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan piranti lunak computer dan analisis tematik untuk data kualitatif.Hasil: Dari survey didapatkan lebih dari setengah (55.7%) ibu adalah grande multipara, dengan rata-rata paritas 4.1. Sebagian besar persalinan dan ditolong oleh suami atau anggota keluarga lainnya (77%). Persalinan tersebut dilakukan dirumah dengan hygiene yang buruk dan tali pusat dipotong dengan bambu (“ngad”). Pemeriksaan ANC masih rendah (61.5%) dengan rata-rata kunjungan sebanyak 2 kali. Sebanyak 19% ibu menderita kekurangan energi kronis (KEK) dan 60.5% menderita anemia. Beberapa faktor yang terkait dengan kondisi ini adalah rendahnya status social ekonomi, kondisi geografis yang sulit dan kering, rendahnya tingkat pendidikan dan kepercayaan kalau persalinan yang normal adalah persalinan di rumah.Kesimpulan: Kondisi kesehatan ibu yang rendah merupakan masalah serius yang akan memberikan dampak pada anak serta masyarakat di Muntigunung. Untuk meningkatkan status kesehatan ibu ini upaya penanggulangan yang komprehensif dan kolaboratif sangat diperlukan. Upaya yang mungkin ditempuh antara lain 1) pendidikan dan promosi kesehatan tentang masalah kesehatan dan juga cara bercocok tanam di daerah kering, 2) meningkatkan status sosial ekonomi melalui income generation program, 3) meningkatkan akses yang secara tidak langsung bisa terkait peningkatan social ekonomi dan 4) perbaikan sistem pelayanan kesehatan.Kata kunci: Kesehatan ibu, KEK, anemia, sosial ekonomi lemah dan persalinan di rumah
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Berisiko Terinfeksi PMS di Kalangan Waria Binaan PKBI Sumatera Selatan Retri Primasari; Nur Alam Fajar; Misnaniarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.509 KB)

Abstract

Latar Belakang: Waria adalah suatu fenomena yang semakin menjamur di Indonesia. Sebagian besar dari waria tersebut berprofesi sebagai penjaja seks komersial (PSK). Tingginya jumlah waria saat ini berdampak pada semakin tingginya angka penularan penyakit menular seksual (PMS) di Indonesia. Oleh karena itu, waria menjadi bagian yang penting untuk diperhatikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi factor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko terinfeksi PMS di kalangan waria.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang didesain berdasarkan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 58 orang, sehingga sampel merupakan seluruh bagian dari populasi.. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan uji Kai Kuadrat.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur (p-value = 0,035; RP=3.636), pendidikan (p-value = 0,020; RP=7,083), pengetahuan (p-value = 0,000; RP=19,286), persepsi kerentanan (p-value = 0,000; RP=15,086), dan persepsi tentang keseriusan yang dirasakan (p-value = 0,035; RP=3,636) terhadap perilaku seksual berisiko terinfeksi PMS di kalangan waria. Tidak ada hubungan antara pekerjaan (p-value = 0,799; RP = 1,486) terhadap perilaku seksual berisiko terinfeksi PMS di kalangan waria.Kesimpulan: Saran dari penelitian ini adalah segera dibuatnya peraturan resmi dari pemerintah yang mewajibkan penggunaan kondom di wilayah prostitusi terutama bagi PSK dan pelanggannya. Selain itu perlu juga dilakukan peningkatan informasi dan pengetahuan mengenai perilaku seksual di kalangan waria serta akibat yang ditimbulkan.Kata Kunci: Perilaku, Seksual, Waria , Penyakit Menular Seksual.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering Ilir Nuryasari Mahani; Misnaniarti; Najmah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.104 KB)

Abstract

Latar Belakang : Demam Chikungunya disebabkan oleh virus famili Togaviridae, genus alfavirus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada September 2009, Kabupaten Ogan Komering Ilir terjadi KLB demam Chikungunya sebanyak 11.598 kasus. Berdasarkan data Puskesmas Kutaraya, demam Chikungunya selalu muncul dari September hingga Desember 2009 sebanyak 45 kasus. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam Chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010.Metode : Penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan menggunakan studi kasus kontrol. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 43 kasus dan 129 kontrol dengan perbandingan 1:3. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square dengan á = 0,05.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan (ñ-value = 0,017) dengan OR = 2,499 (CI 95% : 1,227-5,090), penggunaan obat anti nyamuk (ñ-value = 0,021) dengan OR = 2,416 (CI 95% : 1,192-4,898), dan kepadatan hunian rumah (ñ-value = <0,0001) dengan OR = 4,961 (CI 95% : 2,363-10,415) terhadap kejadian demam Chikungunya.Kesimpulan : Disarankan untuk meningkatkan hygiene perorangan dan menjaga sanitasi lingkungan yang baik sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya demam Chikungunya.Kata kunci : Demam Chikungunya, Sosioekonomi, Perilaku, Lingkungan
Faktor Sosial Ekonomi Kematian Bayi di Dusun Muntigunung Kabupaten Karangasem Provinsi Bali Ni Luh Putu Suariyani; I Ketut Tangking Widarsa; Ni Putu Widarini; Ni Ketut Sutiari; Rina Listyowati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.436 KB)

Abstract

Latar belakang: Dusun Muntigunung merupakan daerah kritis di Karangasem dengan jumlah penduduk miskin yang tinggi dan angka kematian bayinya paling tinggi di Karangasem. Sehubungan dengan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor determinan kematian bayi yang potensial di Muntigungung.Metode : Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif ekploratif dengan pendekatan kualitatif berupa studi kasus Dusun Mutigungung dengan menggunakan keluarga yang memiliki kematian bayi satu atau lebih dalam 5 tahun terakhir sebagai kasus. Data kelahiran, kematian bayi, pendidikan, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga serta keadaan geografis dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil wawancara direkam dan dibuatkan transkripnya. Transkrip hasil wawancara dianalisis secara kualitatif sesuai konten factor determinan kematian bayi.Hasil : Dari 8 kasus kematian bayi dari 5 sampel keluarga, 6 meninggal waktu lahir, satu pada umur 2 hari dan satu lagi pada umur 2 bulan. Kemungkinan kematian tersebut disebabkan oleh aspiksia atau infeksi dan meninggal sebelum diobati ke dokter/bidan. Dimana keluarga tersebut memiliki faktor sosial ekonomi yang rendah.Kesimpulan: Faktor sosial-ekonomi keluarga yang meliputi pendidikan ibu dan suami serta pendapatan keluarga yang rendah kemungkinan salah satu faktor penyebab kematian bayi.Kata kunci: Sosial ekonomi, pendidikan, pendapatan, kematian bayi
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Operator SPBU 24.301.118 Palembang Tahun 2010 AS Clarissa Putri Aulia; Hamzah Hasyim; Imelda G Purba
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.314 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pencemaran udara disebabkan oleh kepadatan lalu lintas yang tinggi. Pencemaran udara yang disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor serta faktor manusia dapat menyebabkan gangguan fungsi paru. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru.Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 19 orang operator SPBU 24.301.118. Penggunaan kuesioner untuk mengetahui variabel umur, jenis kelamin, masa kerja, status gizi, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, riwayat pekerjaan, dan riwayat penyakit. Spirometer digunakan untuk mengukur kapasitas vital paru.Hasil Penelitian : Hasil penelitian dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh bahwa ada hubungan antara umur (p value = 0,036), jenis kelamin (p value = 0,017) dan masa kerja (p value = 0,045) dengan kapasitas vital paru. Dan tidak ada hubungan antara status gizi (p value = 1,000), kebiasaan merokok (p value = 0,170), kebiasaan olahraga (p value = 1,000), riwayat pekerjaan (p value = 0,656), dan riwayat penyakit (p value = 0,617) terhadap kapasitas vital paru pada operator SPBU 24.301.118.Kesimpulan : Umur tua, laki-laki dan masa kerja lebih dari 3 tahun adalah faktor resiko kapasitas vital paru.Kata kunci : Kapasitas Vital Paru, Operator SPBU, pencemaran, udara
Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Krisis dalam Penyelenggaraan Warung Makan di Kampus (Alternatif Pencegahan Foodborne Diseases) Hamzah Hasyim
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.23 KB)

Abstract

Penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat, umumnya disebabkan oleh infeksi atau racun yang diakibatkan zat asing yang masuk kedalam tubuh melalui jalur pencernaan atau kontaminasi makanan, dapat bersumber dari bahan kimia, biologi, menyebabkan penyakit kolera, diare dan sejumlah parasitic diseases. Tujuan tulisan ini adalah mengambarkan penerapan analisis bahaya dan pengendalian titik krisis dalam penyelenggaraan warung makan di kampus merupakan hal yang penting mengingat penyelenggaraan makanan erat kaitannya dengan kesehatan dan merupakan suatu sistem pencegahan untuk menjamin keamanan makanan dengan melakukan analisis terhadap kemungkinan terjadinya bahaya pada sistem produksi serta tindakan pengawasan terhadap titik pengendalian kritis.Kata kunci : Penyakit Bawaan Makanan, Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Krisis

Page 3 of 37 | Total Record : 370


Filter by Year

2010 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 11 No. 01 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Mayarakat Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat More Issue