cover
Contact Name
Putu Laras Purnamasari
Contact Email
larassukanadi@gmail.com
Phone
+628990133366
Journal Mail Official
batarirupa.fkip.upmi@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Jalan Seroja, Tonja, Denpasar, Bali Email: jurnal.batarirupa@gmail.com
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Batarirupa : Jurnal Pendidikan Seni
ISSN : -     EISSN : 29639522     DOI : -
Core Subject : Education, Art,
Dinamika ilmu pendidikan seni amatlah pesat, diperlukan sebuah wadah atau sarana untuk menghimpun dan menyosialisasikan perkembangan ilmu pendidikan seni tari, drama dan musik, serta seni rupa. Wadah atau sarana ilmiah ini juga bertujuan membangun dan menjaga atmosfer akademik baik di dalam maupun di luar fakultas sehingga dapat mengedukasi masyarakat ilmiah. Berdasarkan kesadaran dan komitmen secara kolektif civitas akademika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mewujudkan idealisme ilmiah melalui Jurnal Batarirupa : Jurnal Pendidikan Seni yang terbit dua kali setahun, yakni periode bulan April dan Oktober. Dengan demikian diharapakan para peneliti baik yang masih pemula maupun berpengalaman memiliki banyak alternatif untuk mempublikasikan artikel hasil penelitian maupun pemikiran konseptual sehingga gairahnya semakin tinggi untuk menghasilkan sebuah karya penelitian. Jurnal Batarirupa : Jurnal Pendidikan Seni yang terbit dua kali dalam setahun (April dan Oktober). Jurnal berisi tentang gagasan konseptual, hasil penelitian, kajian dan aplikasi teori pendidikan seni tari, drama dan musik, serta seni rupa.
Articles 50 Documents
ANALISIS BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA LAGU KEBYAR-KEBYAR CIPTAAN GOMBLOH Chrisna Ayusta Ririhena; I Made Suarta; I Ketut Lanus
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.128 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang keberadaan tari Joged Pingitan di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.Tari Joged Pingitan masuk kedalam tarian sakral yang dipercayai memiliki nilai religius dan magis yang kuat oleh masyarakat Banjar Senganan Kanginan. Nilai religius yang dimiliki dari tari Joged Pingitan dapat dilihat dari fungsinya sebagai tari wali/sakral untuk menjadi pengiring upacara. Dalam penelitian ini mengangkat tiga permasalahan pokok, yaitu tentang keberadaan tari Joged Pingitan, fungsi tari Joged Pingitan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab semua rumusan masalahdan menggali lebih dalam tentang tari Joged Pingitan.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tari Joged Pingitan di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan keberadaannya sampai saat ini tetap dilestarikan, memiliki fungsi utama yaitu sebagai pengiring dan pelengkap pada saat upacara keagamaan dan mengandung banyak nilai-nilai seperti nilai estetika yang merupakan nilai keindahan, nilai religi, nilai pendidikan, dan nilai sosial.
CERMINAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH YUDISTIRA DALAM LAKON SANGUT DADI RAJA OLEH DALANG I MADE SIJA I Nyoman Adi Sujayantara; Komang Indra Wirawan; I Ketut Muada
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.455 KB)

Abstract

Melihat merosotnya nilai moral manusia, mengingatkan betapa pentingnya posisi wayang sebagai kesenian dalam membantu membentuk manusia yang berkarakter. Menanggapi hal tersebut, perlu kiranya menanamkan nilai pendidikan karakter dengan becermin pada tokoh Yudistira. Penelitian ini mengambil objek cerminan nilai-nilai pendidikan karakter dari tokoh Yudistira pada lakon Sangut dadi raja. Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis konteks, yaitu membahas sekaligus sebagai kerangka berpikir untuk mengumpulkan semua data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan menganalisis, meringkas dan mengambarkan kondisi, situasi dari berbagai data yang di kumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan. Hasil dalam penelitian ini meliputi pengertian wayang, filsafat yang terkandung dalam karakter maupun bentuk wayang Yudistira, fungsi wayang dalam tatanan kehidupan masyarakat Bali dan cerminan nilai-nilai pendidikan karakter dalam tokoh Yudistira. Dengan semua ini diharapkan dapat sebagai cerminan dan refleksi untuk membantu pembentukan manusia yang berpendidikan karakter.
EKSISTENSI SENI PERTUNJUKAN DRAMATARI ARJA RRI DENPASAR PADA MASYARAKAT BALI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.424 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai keberadaan Dramatari Arja RRI Denpasar di era revolusi 4.0. Sajian virtual tidak menutupi dari keberadaan Arja RRI Denpasar semakin berinovasi, berkarya dengan memanfaatkan era revolusi industri 4.0. Dengan mengangkat dua permasalahan pokok, yaitu tentang keeksistensian seni pertunjukan dramatari Arja RRI Denpasar pada masyarakat Bali di era revolusi industri 4.0, serta peran era revolusi industri 4.0 dalam menunjang keeksistensian dramatari Arja RRI Denpasar. Memiliki tujuan yaitu untuk menjawab semua rumusan masalah. Menggunakan teori dramatari, teori arja, teori eksistensi, dan teori revolusi industri 4.0. Menggunakan metode yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumen. Kesimpulan penelitian ini menawarkan bahwa keeksistensian Arja RRI Denpasar pada era revolusi industri 4.0 sangat berkaitan dengan kecendrungan masyarakat Bali yang saat ini lebih berbalut dengan interkonektifitas. Dalam pertunjukannya selalu berisi ilmu pendidikan, hiburan, serta pelestarian bentuk arja gede melalui gerak tari pengarjaan, tembang yang sarat akan makna dan informasi.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA NUSANTARA (SENI TARI) KELAS X (MM) 1 DI SMK NEGERI 1 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2020/2021 Putu Alit Risma Dewi; Pande Wayan Bawa; I Wayan Sugama
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.128 KB)

Abstract

Pembelajaran secara daring melalui e-lerning smkn1denpasar berupaya untuk menggantikan pembelajaran secara tatap muka yang dilakukan sebelumnya. Dalam hal ini ditemukan permasalahan yang dialami oleh siswa pada tanggung jawab dan respon siswa pada pembelajaran, maka dari itu peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan materi pelajaran. Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan respon dan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran Seni Budaya Nusantara (Seni Tari) dalam pembelajaran secara daring. Pada Penelitian ini ditemukan rendahnya respon dan tanggung jawab siswa yaitu 20% yang mendapatkan predikat baik (B), dan 32% mendapatkan predikat cukup (C) dengan perolehan nilai rata-rata 67,87 dan tergolong cukup dan dibawah KKM 75. Pada penerapan model pembelajaran koopeatif tipe Jigsaw terjadi peningkatan yang cukup signifikan dengan ditemukan sebanyak 87,5% siswa yang mendapatkan predikat Baik (B) dan 12,5% yang mendapatkan predikat cukup (C) dengan perolehan nilai rata-rata 79,12 yang ditentukan KKM 75. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat berpengaruh terhadap peninggkatan respon dan tanggung jawab siswa dalam melaksanakan pembelajaran Seni Budaya Nusantara (Seni Tari) kelas X MM 1 secara daring di SMK Negeri 1 Denpasar.
EKSISTENSI SENI PERTUNJUKKAN TARI JOGED PINGITAN DI BANJAR SENGANAN KANGINAN, KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN Sindy Noviantari Subiartha; I Wayan Sugama; I Ketut Muada
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.797 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang keberadaan tari Joged Pingitan di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.Tari Joged Pingitan masuk kedalam tarian sakral yang dipercayai memiliki nilai religius dan magis yang kuat oleh masyarakat Banjar Senganan Kanginan. Nilai religius yang dimiliki dari tari Joged Pingitan dapat dilihat dari fungsinya sebagai tari wali/sakral untuk menjadi pengiring upacara. Dalam penelitian ini mengangkat tiga permasalahan pokok, yaitu tentang keberadaan tari Joged Pingitan, fungsi tari Joged Pingitan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab semua rumusan masalahdan menggali lebih dalam tentang tari Joged Pingitan.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tari Joged Pingitan di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan keberadaannya sampai saat ini tetap dilestarikan, memiliki fungsi utama yaitu sebagai pengiring dan pelengkap pada saat upacara keagamaan dan mengandung banyak nilai-nilai seperti nilai estetika yang merupakan nilai keindahan, nilai religi, nilai pendidikan, dan nilai sosial.
BENTUK DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN TARI PERTIWI JATI DALAM UPACARA PERANG TIPAT BANTAL (ACI RAH PENGANGON) DI DESA ADAT KAPAL I Gusti Ayu Sukma Yanti; Pande Wayan Bawa; Anak Agung Gede Agung Rahma Putra
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.609 KB)

Abstract

Upacara Perang Tipat Bantal (Aci Rah Pengangon) di Pura Desa Adat Kapal. Pada sebuah ritus ini muncul banyaknya karya seni salah satunya yaitu karya tari Pertiwi Jati. Penelitian dengan judul Karya Tari Pertiwi Jati . Tujuan penelitian ini adalah keberadaan Tari Pertiwi Jati dalam Upacara Perang Tipat-Bantal (Aci Rah Pengangon) di Pura Desa Adat Kapal. Berdasarkan analisa yang dibuat dapat di simpulkan bahwa tari Pertiwi Jati terinsipirasi dari tradisi perang Tipat Bantal di Desa Adat Kapal, Mengwi, Badung. Tipat dan bantal sebagai simbolisasi purusa-pradhana.Pada Karya Tari Pertiwi Jati yang terinspirasi dari Upacara Perang Tipat Bantal ini telah berhasil mencetak kejuaraan ditingkat Nasional. Di samping itu, Karya Tari Pertiwi Jati dalam Upacara Perang Tipat Bantal ini mengandung unsur nilai-nilai pendidikan, diantaranya nilai sosial, nilai religius, nilai estetika, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai menghargai prestasi, nilai bersahabat atau komunikatif, nilai cinta damai, nilai peduli lingkungan.
PENERAPAN MEDIA GOOGLE FORM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS X AP2 SMK PGRI 1 BADUNG TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.833 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta respon dan dampak atas penerapan media Googel Form dalam mata pelajaran Seni Budaya siswa kelas X AP 2 SMK PGRI 1 Badung tahun pelajaran 2020/2021. Media Google Form ini merupakan layanan google docs yang dapat digunakan survei, undangan, absensi, kuis online. Media Google Form digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga jika minat belajar siswa meningkat, hasil belajar siswa pun meningkat. Hasil penelitian menunjukan sebelum penerapan media Google Form nilai rata-rata 69,5. Setelah penerapan media Google Form rata-rata menjadi 85,17 dengan ketuntasan klasikan 100% pada siklus I yang menunjukan peningkatan yang signifikan sebesar 17,01. Hasil observasi respon siswa sebelum menggunakan media Google Form dengan rata-rat 67,27. Setelah menggunakan Google Form rata-rata menjadi 86,6. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan penerapan media Google Form telah berhasil meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Seni Budaya siswa kelas X AP2 SMK PGRI 1 Badung tahun pelajaran 2020/2021.
PERKEMBANGAN SENI LUKIS FLORA DAN FAUNA PENGOSEKAN
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.091 KB)

Abstract

Seni lukis tradisional Bali merupakan salah satu warisan budaya Bali, yang diwariskan secara turun temurun. Dalam karya lukis tradisional terdapat unsur pakem, style atau gaya serta nilai-nilai spiritual agama Hindu. Khususnya di desa Pengosekan, muncul lukisan bertema flora dan fauna yang mengambarkan keindahan alam seperti bunga-bunga, dedaunan, serangga, burung gelatik, bangau, bebek, tupai dan jalak Bali. Perkembangan seni lukis flora dan fauna Pengosekan dipengaruhi oleh faktor berdirinya organisasi Pita Maha pada tahun 1937. Secara teknik juga berkembang dengan teknik chiarroscuro atau teknik gelap terang yang menampilkan volume pada bentuk tidak lagi pipih seperti dalam seni lukis wayang. Salah satu tokoh penggerak dalam perkembangan seni lukis flora dan fauna Pengosekan adalah I Dewa Nyoman Batuan. mendirikan sebuah organisasi yang menghimpun sebagian seniman Pengosekan pada tahun 1970 yang diberi nama Community of Pengosekan Artist. Perkembangan seni lukis flora dan fauna dipengaruhi oleh kunjungan wisatawan asing ke Bali. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui perkembangan seni lukis flora dan fauna Pengosekan dari unsur tema, visual serta periode awal tahun 1980 hingga 2020. (2) Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembang seni lukis flora dan fauna Pengosekan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan, seni lukis flora dan fauna Pengosekan, estetika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, wawancara dan observasi. Hasil penelitian ditemukan unsur visualnya seperti garis, komposisi, bentuk, warna, ruang. Terdapat dua tema yang berkembang yaitu cerita tantri dan flora-fauna dalam perkembangan seni lukis flora dan fauna dipengaruhi oleh faktor organisasi pita maha, pariwisata, pendidikan.
EKSISTENSI TARI BARIS SUMBU DI DESA ADAT SEMANIK DESA PELAGA KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.447 KB)

Abstract

Keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang di kenal akan keanekaragaman adat istiadat dan kepercayaan selain dikenal pula sebagai salah satu negara kepulauan yang ada di belahan bumi.. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tradisi kebudayaan yang masing-masing memiliki karakteristik atau ciri-ciri sesuai dengan identitasnya masing-masing. Hal ini menjadikan Indonesia di kenal oleh kalangan Internasional karena ragam budayanya. dalam setiap tradisi kebudayaan yang dimiliki masing masing daerah yang ada di indonesia tidak bisa terlepas dari ajaran agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya meskipun sesungguhnya antara agama dan kebudayaan itu berbeda. Namun di dalam praktiknya antara agama dan kebudayaan berjalan seirama sehingga sulit di bedakan di karenakan setiap prosesi keagamaan selalu di laksanakan dengan cara tradisi budaya setempat Dilihat dari kegunaanya atau fungsi tari-tarian di Bali dapat di klasifikasikan menjadi tiga (3) yaitu: 1. Seni Tari Wali (sakral, religius dance) adalah suatu seni yang dilaksanakan pada saat berlangsungnya upacara keagamaan. 2. Seni tari bebali (ceremonial dance). Adalah tarian yang digunakan sebagai pengiring suatu upacara yadnya .3. Seni Balih-Balihan (secular dance). Tari Baris Sumbu merupakan tari wali dalam kaitannya dengan Upacara Neduh di Desa Adat semanik, Desa Pelaga kecamatan Petang. Tarian ini harus di pentaskan pada saat Upacara Neduh karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian Upacara Neduh. Menurut penututuran masyarakat setempat Tari Baris Sumbu ini sudah diwarisi oleh masyarakat secara turun-temurun dari para leluhurnya. Dengan keyakinan yang dimiliki masyarakat berusaha mempertahankannya serta berupaya mewariskannya kepada generasi selanjutnya. Baris Sumbu adalah bagian yang tak terpisahkan dari ritual lainnya, seperti pelaksanaan upacara panca yadnya lainnya. Sepengetahuan saya yang terbatas ini bahwa setiap yadnya pastilah melibatkan kelima jenis yadnya yang disebut dengan istilah panca yadnya. Hanya saja terdapat penekanannya secara spesifik terhadap masing-masing yadnya dimaksud. Setiap yadnya selalu melibatkan dewa, rsi, manusia, pitra, dan bhuta yadnya. Jika diperhatikan alat-alat yang digunakan dalam Tari Baris Sumbu seperti tipat,bantal, blayag dan sumbu dengan pemaknaan bahwa tipat adalah simbol pradhana, bantal dan blayag adalah simbol purusa, maka secara keseluruhan pementasan Tari Baris Sumbu adalah prosesi untuk memohon anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sanghyang Widhi Wasa berupa benih-benih kehidupan baru (dalam hal ini benih untuk pertanian). Pemaknaan ini dikaitkan dengan empat penari Tari Baris Sumbu sebagai simbol empat saudara yang diajak ketika manusia lahir, sumbu kemungkinan adalah simbol placenta
PEMBUATAN MASKER TENGKORAK (SKULL MASK) MENGUNAKAN TEKNIK CETAK I Putu Karsana; I Nyoman Putrayasa
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.887 KB)

Abstract

Penyakit atau dampak yang ditimbulkan oleh beberapa partikel atau bakteri yang masuk ke dalam paru-paru melalui udara kotor tersebut tidak langsung dirasakan. Hal ini tentu membuat kita para pengendara sepeda motor wajib mewaspadai berbagai kemungkinan dengan mencegah bakteri jahat tersebut masuk ke dalam sistem pernafasan. Namun yang pasti, mengendarai motor tanpa memakai masker sudah tentu, pengendara motor menghirup udara kotor yang masuk ke dalam tubuh pun akan semakin bertambah. Kemudian, udara kotor itu akan mengendap di dalam tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan beragam penyakit. Untuk itulah, penggunaan masker menjadi hal yang sangat vital bagi pengendara motor khususnya yang ada di perkotaan karena udara yang kotor. Melihat kebiasan pengendara motor harus menggunakan masker tersebut muncul ide untuk membuat masker yang lebih variatif dan berbeda dengan menggunakan bahan resin. Bentuk yang dibuat yaitu masker tengkorak (Skull mask).