cover
Contact Name
Lorensius
Contact Email
amonlorensius@gmail.com
Phone
+6282225111336
Journal Mail Official
gaudiumvestrum.stkpkbi@gmail.com
Editorial Address
Jl. WR. Soepratman, No.2, Samarinda, 75121, Kalimantan Timur
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral
ISSN : 2549581X     EISSN : 2777063X     DOI : -
Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral adalah jurnal pree-review yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda, terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini mempublikasikan penelitian dan kajian bidang Pendidikan Keagamaan Katolik/Kateketik dan Pastoral.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 62 Documents
Partisipasi Umat dalam Pelayanan Pastoral Bagi Kuam Lansia di Stasi Santa Maria Perigiq Supiana; Nikolaus Anggal; Gervasius Panggur Masuri
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.264 KB)

Abstract

The empirical data showed that there were no special pastoral services in the forms of either sacramental service, catechesis service, or prayer gathering service for the elderly. However, the participation takes place beyond the above-mentioned pastoral services, in the forms of taking responsibility and providing services for the elderly in respective neighborhood, by caring, treating and paying proper attention to the elderly in each household. The themes appeared related to the focus of the study, after being grouped and categorized, were mostly related to participation of the Catholics, pastoral services, the elderly situation and condition, and the local community’s tradition. The results of the inter-categories relationship analysis show that the Catholics participation in the services provided for the elderly does not depend on whether there are special pastoral services provided by the Church for the elderly or not. The Catholics participation does not depend either on the situation and condition faced by the elderly. The participation runs naturally based on the local community’s tradition and cultural values. Therefore, the participation of the Catholics in the pastoral service for the elderly at the Santa Maria Church-station, Perigiq is still apparently in the form of traditional participation, based on the tradition and culture of the local community.
Pola Kepemimpinan Dewan Pastoral Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas Maria Regina Kaha; Zakeus Daeng Lio
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.985 KB)

Abstract

The study used qualitative and phenomenological analyses to find the themes and categories of the informant answers. The results of this study show that the categories of the leadership pattern emerged are as the following: the leadership function is serving function, the leadership traits are organic, the leadership style is cooperative, the leadership orientation is the shared of goal, and the actors’ leadership tend to be positive. The general pattern of leadership run by the Pastoral Council at the Parish of Hati Kudus Yesus Mangkupalas is known as the pattern of participative-cooperative leadership. The leadership pattern of participative-cooperative is a suitable pattern offered for the leadership in church community, by putting forward fraternal closeness, shared and mutual negotiation, and encourage self-reliance, so that a common purpose could be reached democratically.
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 7 Penajam Paser Utara dengan Menggunakan Metode Naratif Eksperiensial dalam Pelajaran Agama Katolik pada Materi Gereja sebagai Persekutuan Susanti Ndao Ndiki; Fabianus Sidi
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.861 KB)

Abstract

Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan minat belajar siswa Kelas VIII SMPN 7 Penajam Paser Utara dalam mata pelajaran Agama Katolik, materi Gereja Sebagai Persekutuan, dengan menggunakan metode naratif eksperiensial. Subjek dari kajian ini adalah siswa Katolik yang terdiri dari 6 siswi dan 2 siswa. Objeknya adalah minat belajar siswa. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan signifikan dalam minat belajar siswa dalam mata pelajaran Agama Katolik, materi pelajaran Gereja Sebagai Persekutuan, dengan menggunakan metode naratif eksperiensial. Hal ini bisa dilihat dari persentase peningkatan minat belajar siswa dari 78% pada Siklus I yang menjadi 93% pada Siklus II. Ditunjang lagi dengan peningkatan hasil belajar siswa dari 50% pada Siklus I yang meningkat menjadi 100% pada Siklus II.
Makna Emic Simbol-simbol Perkawinan Adat Dayak Beuaq Kenohan dan Perkawinan Katolik Hiasintus Habibie; Martinus Nanang
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.021 KB)

Abstract

This study aims to describe the Kenohan Benuaq Dayak customary wedding rituals and compare them with the Catholic Church wedding from the aspects of the use of symbols, values and meanings embedded in the symbols. The research was done in the village of Tanjung Jan, the Sub-district of Tanjung Isuy, Kutai Barat, using qualitative method. The research found out the kinds of symbols used in the customary wedding rituals, their emic meanings and searched the similarities with the ones used in the Catholic Church wedding. Fundamentally, in marriage, the Kenohan Benuaq respect the same values as respected by the Catholic Church: love and fidelity.
Fundamentalisme Agama dan Pentingnya Dialog Lintas Agama Hilario Didakus Nenga Nampar
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.992 KB)

Abstract

Fenomena fundamentalisme agama, mengajak kita untuk kembali merefleksikan kedalaman penghayatan iman kita. Memang kita rindu agar kebenaran agama kita sungguh dihormati dan dihargai. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa di luar kita ada aneka kebenaran agama yang diimani dan dihayati sesama. Kebenaran agama akan makin sejati saat mau terbuka pada diskursus dan dialog diwarnai rasa ketulusan. Dalam dialog, kebenaran kita akan makin mutlak karena antara kita dan sesama saling melengkapi dan memperkaya. Namun, jika ruang dan peluang diskursus dan dialog tertutup oleh formalis agama semata, rasanya perdamaian makin jauh dari kehidupan kita, dan yang ada hanyalah jerit tangis anak bangsa akibat dilindas oleh “kebenaran mutlak” oknum fundamentalis.
Upaya Memahami Dilema Transformasi Budaya Dayak Zakeus Daeng Lio
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.875 KB)

Abstract

Budaya sebagai warisan leluhur memang akan berubah seiring perjalanan waktu. Kendati demikian, setiap generasi penerus hendaknya memiliki kesadaran untuk tetap melestarikannya sebagai harta yang berharga. Bahkan hendaknya kita terdorong untuk terus memertahankan keaslian budaya sebagai kearifan lokal yang dapat diwariskan pada generasi mendatang. Transformasi budaya hendaknya tidak dilihat sebagai dilema yang menggelisahkan, namun harus dijadikan sebagai tantangan untuk memertahankan kearifan budaya warisan leluhur.
Pola Pemahaman Remaja Tentang Perayaan Ibadat Sabda Hari Minggu dan Hari Raya Maria Goreti Goleng; Wilfridus Samdirgawijaya; Zakeus Daeng Lio
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.944 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman remaja di Stasi Santo Paulus Bumi Etam Kaubun, Paroki Santo Yosef Bontang, tentang Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya. Kajian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan analisis fenomenologis. Instrumen teoritik yang dipakai untuk mengukur pemahaman remaja diambil dari teori Skemp mengenai dua kategori pemahaman yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional, yang bisa berpola siklis ataupun non siklis. Indikator Pemahaman tentang Perayaan Sabda dilihat dari pemahaman terhadap Tata Perayaan Sabda, pemahaman terhadap Tata Gerak dan pemahaman terhadap Petugas dalam Perayaan Sabda hari Minggu dan hari Raya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD), Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman para remaja tentang Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya termasuk kategori pemahaman Relasional Sederhana, karena para remaja memahami dengan baik 2 dari 3 indikator dalam Perayaan Sabda yang disebutkan di atas, yakni Tata Gerak dan Petugas dalam Perayaan Sabda yang saling berkaitan. Sedangkan Pola Pemahaman remaja tentang Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya yang ditemukan adalah Pola Siklis. Pola siklis terjadi dengan adanya pemahaman para remaja mengenai hubungan saling terkait secara terus menerus antara empat aspek yaitu antara aspek sikap, pembelajaran, pemahaman dan keterlibatan. Hubungan antara keempat aspek tersebut timbul dalam kaitannya dengan tiga pemikiran sentral mengenai Perayaan Sabda yaitu Kerinduan Spiritual untuk mengikuti Perayaan Sabda, Menanggapi Undangan Ilahi yang telah mendorong hadir dalam Perayaan Sabda, serta Partisipasi aktif dan sadar dalam Perayaan Sabda.
Makna Nyanyian Syukur dalam Lagu-Lagu Regio Kalimantan Hasil Lokakarya Tering 1985 Samuel Wua Hului; Wilfridus Samdirgawijaya; Gervasius Panggur Masuri
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.485 KB)

Abstract

This paper briefly describes the results of the study on the comprehension of the Parishioners at the Parish of Keluarga Suci, Tering about the meaning of the Hymns of Thanks: “Berkatilah Ya Tuhan” and “Berkat Tuhan Kami Harap” introduced after the Liturgical Music Workshop conducted at Tering in 1985. The Parishioners’ comprehension about the meaning of the two Hymns, qualitatively belonged to the category of Relational Comprehension. The Parishioners apprehended the two Hymns in the realm of both their Faith Meaning category and their Contextual Meaning category, interrelatedly and integrated. The interconnection between the two meaning categories lies in their Gratitude Meaning in both local people’s Custom and in Church Liturgy. The Faith Meaning is achieved through the Gratitude Meaning in their Church Devotion / Liturgy, and the Contextual Meaning is achieved through the Gratitude Meaning in their local Custom. The Gratitude Meaning in local people’s Custom is apparently very similar to the Gratitude Meaning in Catholic Faith. Faith Meaning was visible from the Parishioners’ comprehension, elucidated the Hymns of Thanks as Faith Meaning, expressing both spiritual participation and physical participation in the forms of gratitude, thanks, hope, request and strength from God’s mercy, by faith in the Holy Trinity. Contextual Meaning on the other hand was visible from the Parishioners’ comprehension, elucidated the Hymns of Thanks in their Contextual Meaning, expressing spiritual and physical participation in a new manner by transforming the local Custom context to the Catholic Church Devotion context. So it can be said that for the Parishioners the Gratitude Meaning in their Catholic Faith is inseparable from the Gratitude Meaning in their local Custom, and on the other way around the Gratitude Meaning in their local Custom is inseparable from the Gratitude Meaning in their Catholic Faith. In such way the Hymns of Thanks: “Berkatilah Ya Tuhan” and “Berkat Tuhan Kami Harap” relate the Contextual Meaning in local Custom and the Faith Meaning of the Hymns in Catholic Church Liturgical Devotion.
Pola Pemahaman Misdinar Tentang Tugas dan Fungsinya dalam Perayaan Ekaristi Girin Franca Wanda; Fransiskus Telaumbanua; Gregorius Verensius Era
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.137 KB)

Abstract

This paper describes the results of a study conducted in order to find out Pattern of the Mass Attendants’ Comprehension about their jobs and functions in the Eucharistic Celebration. The study was conducted at Santo Stefanus Church-station in Bukuan, Samarinda, from December 2015 to February 2016. The study used qualitative approach, and phenomenology analysis. The data gathering method was combination of observation, in-depth interviews and documentation. The results of the study showed that as a whole the Mass Attendants at Santo Stefanus Church-station in Bukuan had a good comprehension of their jobs and functions in the Eucharistic Celebration, with the so-called comprehension pattern of Experience-Learning. The Mass Attendants got the comprehension about their jobs and functions as Mass Attendants from the capacity development program in the forms of training and assignments in the Eucharistic Celebration. The result of this study also revealed that good comprehension about the jobs and functions of Mass Attendants, has significant influence on the implementation of Mass Attendants’ jobs in the Eucharistic Celebration. With the comprehension pattern of Experience-Learning, it was apparent that age as well as experience were visible factors that influenced the Mass Attendants’ comprehension about their jobs and functions as the Mass Attendants. Mass Attendants of the Primary School ages had different level of comprehension compared to Mass Attendants of the Secondary School ages. The Mass Attendants who were just joining the group had different comprehension compared to the Mass Attendants who had joined the group for a long time, whether they were of the Primary School ages or of the Secondary School ages. The differences could be detected from the differences in the implementation of their jobs at Church in the Eucharistic Celebration.
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Anak dalam Mengikuti Kegiatan Temu Minggu Menggunakan Metode Bermain Peran Margaretha; Nikolaus Anggal
Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral VOL. 1, NO. 2 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.329 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peningkatan minat anak-anak usia sekolah dasar dalam mengikuti kegiatan temu minggu di Stasi Santo Matius, Paroki Santo Yosef Bontang. Jumlah Anak-Anak tersebut pada waktu pengadaan penelitian adalah 13 orang. Pendekatan kajian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode bermain peran yang dilakukan dalam 3 siklus kegiatan. minat anak-anak dilihat dari 4 indikator yakni: 1) perasaan senang; 2) ketertarikan; 3) Perhatian; dan 4) Keterlibatan. Di samping minat juga diperhatikan perubahan tingkah laku dan sikap anak-anak, dilihat dari 3 indikator pokok yakni: 1) keberanian untuk tampil; 2) kemampuan berkomunikasi; dan 3) kemampuan untuk mengungkapkan pendapat. hasil kajian ini menunjukkan bahwa penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan minat anak-anak mengikuti kegiatan temu minggu. Peningkatan minat ini disertai juga dengan perubahan tingkah laku dan sikap anak-anak peserta kegiatan temu minggu. oleh karena itu, kegiatan temu minggu bagi anak-anak di stasi perlu diadakan secara teratur dan rutin. Untuk maksud tersebut maka tenaga-tenaga pendamping untuk memberikan pembinaan kepada anak-anak temu minggu di stasi perlu menjadi perhatian serius dewan stasi.