cover
Contact Name
Fridarti
Contact Email
fridartifridarti69@gmail.com
Phone
+6281267330096
Journal Mail Official
fridartifridarti69@gmail.com
Editorial Address
Jln. Tamansiswa No. 9 Padang (25138), Sumatera Barat-Indonesia Telp. (0751) 40020 Faks. (0751) 444170
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Embrio
ISSN : 2085403X     EISSN : 28089766     DOI : 1031317
Jurnal Embrio adalah jurnal yang berfokus pada bidang Eksakta yang meliputi : 1. Pertanian (Agronomi, Hama & Penyakit Tanaman, Ilmu Tanah, Sosial Ekonomi Pertanian, Pertanian Organik, Bioteknologi Pertanian, Teknologi Pascapanen) , 2. Peternakan (Nutrisi Ternak Unggas, Nutrisi Ruminansia, Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak, Bioteknologi peternakan, Sosial Ekonomi Peternakan), 3. Biologi Umum, 4. Agribisnis
Articles 89 Documents
pengaruh frekuensi pengambilan straw semen beku Terhadap MOTILITAS SPERMATOZOA dan angka kebuntingan Inseminasi BuataN Sapi turunan Simmental Di Kecamatan Lintau Buo Utara Ikhsan Putra; syafrizal syafrizal; devi dianti
Jurnal Embrio Vol 11 No 02 (2019): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.42 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v11i02.452

Abstract

Semen beku adalah semen yang telah diencerkan kemudian dibekukan di bawah titik beku air. Pembekuan semen merupakan usaha untuk menjamin daya tahan spermatozoa dalam waktu yang lama. Rendahnya kualitas semen dan tidak optimalnya teknik penanganan semen beku yang digunakan, kondisi reproduksi sapi betina, serta manajemen ternak dan keterampilan inseminator merupakan faktor yang menghambat keberhasilan IB. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh frekuensi pengambilan straw semen beku terhadap motilitas spermatozoa dan angka kebuntingan sapi turunan Simmental. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) Tj.Bonai, kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar. Menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 (tiga) perlakuan yaitu frekuensi pengambilan straw semen beku A (frekuensi pengambilan 1 kali), B (frekuensi pengambilan 2 kali), C ( frekuensi pengambilan 3 kali). Setiap perlakuan diulangi sebanyak 7 kali. Analisis keragaman menunjukkan bahwa frekuensi pengambilan straw semen beku berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap angka motilitas spermatozoa dan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap angka CR.
PENGARUH ADITIF TEPUNG JAGUNG DAN FRAKSI HIJAUAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA SILASE TERHADAP KANDUNGAN (BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, DAN KADAR AIR) syabruddin syabruddin; Fridarti Fridarti; sri mulyani
Jurnal Embrio Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.66 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v13i2.707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aditif tepung jagung dan fraksi hijauan jagung (Zea mays L.) pada silase terhadap kandungan bahan kering, bahan organik, dan kadar air. Penelitian ini dilaksanakan di jalan kaliberantas No. 19, Alai Parak Kopi Padang, dan dianalisa di Laboratorium Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan yang mana faktor A adalah hijauan jagung (a1 = fraksi atas dan a2 = fraksi bawah) dan faktor B adalah tepung jagung (b1 = 4%, b2 = 8 %, dan b3 = 12%). Peubah yang diukur adalah kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Kadar Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aditif tepung jagung sampai 12% pada fraksi hijauan jagung berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan kering, bahan organik dan kadar air silase fraksi hijauan jagung. Sedangkan interaksi faktor A (a1 dan a2) dan faktor B (b1, b2, dan b3) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan organik silase fraksi hijauan jagung, tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan bahan kering dan kadar air silase fraksi hijauan jagung.
OPTIMALISASI INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG MELALUI AKURASI KEBUNTINGAN DINI TERHADAP UJI PUNYAKOTI DAN PALPASI REKTAL ferry lismanto
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.204 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.353

Abstract

Penelitian ini bertujuan yaitu; 1. Untuk mengetahui akurasi kebuntingan dini sapi melalui uji metode punyakoti dan palpasi rektal, 2. Untuk menentukan dosis terbaik yang bisa terdeteksi dengan uji Punyakoti terhadap penggunaan biji tanaman. Materi penelitian yang digunakan adalah 30 ekor sapi lokal setelah IB, urine sapi, biji padi, biji jagung dan biji gandum. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah semen sapi, straw, gun IB, glove, dan alkohol. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan 3 tahap yaitu; 1). Uji Punyakoti, 2. Deteksi Kebuntingan Dini dengan Metode Punyakoti dan 3. Palpasi Rektal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji proporsi (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil deteksi kebuntingan menggunakan metode uji punyakoti dan palpasi rektal menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena pada metode uji punyakoti tingkat kebuntingan terdeteksi berturut-turut 80% untuk biji jagung, 76,67% dan 73,33% untuk biji gandum. Jagung memperlihatkan tingkat kebuntingan yang tertinggi pada uji punyakoti karena dari 30 sampel terdapat 24 sampel yang dinyatakan bunting. Sedangkan hasil palpasi rektal terhadap 30 sampel sapi lokal yang sama pada tahap 2 memperlihatkan bahwa semua sapi ternyata bunting dengan artian tingkat kebuntingan sapi pada penelitian ini mencapai 100%. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa deteksi kebuntingan dini pada sapi lokal dapat dilakukan dengan menggunakan metode punyakoti dengan tingkat kebuntingan mencapai 80%. Sementara itu dosis urine yang terbaik adalah 1:12 dan waktu deteksi kebuntingan terpendek adalah 60 hari setelah IB.
Perkembangan Temporal-Spatial Penyakit Layu Stewart (Pantoea stewartii subsp. stewartii) Pada Tanaman Jagung Temporal-Spatial Development of Stewart Wilt (Pantoea stewartii subsp. stewartii) on Corn Yulfi Desi; Trimurti Habazar; Ujang Khairul; Agustian Agustian
Jurnal Embrio Vol 10 No 1 (2018): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.828 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i1.269

Abstract

Penyakit layu Stewart merupakan penyakit penting pada tanaman jagung. Di Indonesia penyakit ini baru dilaporkan pada tahun 2008 dan pada tahun 2015 dinyatakan sebagai organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) kategori A2. Informasi tentang perkembangan dan penyebaran penyakit ini masih terbatas. Tujuan penelitian adalah: Mendapatkan model kurva perkembangan (temporal) dan pola penyebaran (spatial) penyakit layu Stewart pada tanaman jagung pada dua periode tanam. Percobaan lapangan dilaksanakan selama dua musim tanam di Nagari Koto Baru, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian menggunakan bedengan berukuran 5,5 x 11,0 m dengan jumlah populasi 150 tanaman dengan 6 ulangan. Pengamatan meliputi insidensi penyakit (%) dan severitas penyakit (%). Model kurva perkembangan penyakit (temporal) diuji dengan model: logistic, monomolecular, dan exponential. Pola penyebaran penyakit (spatial) dianalisis dengan run dan diuji dengan uji Z: aggregate, regular, dan random. Hasil penelitian mendapatkan: Model kurva perkembangan (temporal) penyakit layu Stewart pada dua periode tanam yang berbeda adalah sama yaitu monomolecular dan Pola penyebarannya (spatial) juga sama yaitu random.
PERBAIKAN SIFAT GANDUM MELALUI MUTASI FISIK IRRADIASI SINAR GAMMA ADAPTIF DATARAN MENENGAH ermawati erma; Irfan Suliansyah
Jurnal Embrio Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/embrio.v12i2.618

Abstract

Mutasi adalah suatu proses dimana suatu gen mengalami perubahan struktur atau segala macam tipe perubahan bahan keturunan yang mengakibatkan perubahan fenotipe yang diwa- riskan dari satu generasi pada generasi berikutnya. Ada dua macam tipe mutasi yaitu mutasi alam dan mutasi buatan. Dengan menggunakan mutagen atau bahan penyebab mutasi pemulia tanaman dapat menciptakan keragaman baru dalam usaha mendapatkan varietas unggul sesuai dengan tujuan pemuliaan. Dengan menggunakan teknik mutasi, tujuan suatu program pemuliaan dapat lebih cepat tercapai dibanding dengan teknik konvensional. Dengan menggunakan teknik mutasi salah satu sifat dari suatu genotipe dapat diperbaiki tanpa merubah sifat yang lain. Mutasi juga dapat menimbulkan sifat baru yang tidak dimiliki oleh tanaman induknya. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah melakukan perbaikan sifat gandum yang dapat berproduksi tinggi di dataran sedang melalui pemuliaan mutasi. Karakter yang akan diperbaiki terutama berproduksi tinggi di dataran sedang. Mutan yang dihasilkan diharapkan dapat berproduksi tinggi. Disamping itu, diharapkan juga diperoleh mutan-mutan lain yang memiliki karakter yang baik untuk dipergunakan dalam program pemuliaan tanaman gandum adaptif dataran menengah. Benih dari genotipe SO3 dan Is-Jerissa dimasukan dalam 11 kantong plastik/kertas masing-masing seberat 200 gram untuk di iradiasi dengan sinar gamma pada dosis 0 kGy (sebagai kontrol); 0.1 kGy; 0.2 kGy; 0.3 kGy; 0.4 kGy; 0.5 kGy, 0.6 kGy; 0.7 kGy; 0.8 kGy; 0.9 kGy; 1.0 kGy. Kadar air benih ketika diiradiasi 14%. Dihasilkannya mutan gandum yang memiliki karakteristik agronomis yang telah diperbaiki, khususnya tanaman gandum berproduksi tinggi di dataran menengah, maka dapat diharapkan produktivitas gandum meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Benih gandum yang telah diiradiasi menyebabkan tingkat kematian yang tinggi bila dosisnya ditingkatkan. Penggunaan iradiasi sinar gamma dengan dosis rendah dapat menstimulasi pertumbuhan benih. Pemberian iradiasi sinar gamma dengan dosis 100 – 400 Gy pada benih dapat mempertahankan daya hidup benih. Perlakuan dosis tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi atau mengakibatkan sterilitas. Pada umumnya dosis yang rendah dapat mempertahankan daya hidup benih. Dari hasil penelitian disarankan mernggunakan iradiasi sinar gamma dengan dosis 100 – 400 Gy.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata Sturt) SEBAGAI RESPON TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR DAUN LAMTORO Sunadi Sunadi Sunadi
Jurnal Embrio Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.986 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v14i2.782

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan interaksi terbaik konsentrasi dan interval pemberian POC daun lamtoro bagi pertumbuhan dan produksi jagung manis. Percobaan telah dilakukan di lahan kering ultisol Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, dengan ketinggian tempat ±10 mdpl yang berlangsung pada bulan Oktober 2020 sampai Februari 2021. Rancangan perlakuan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama kosentrasi POC daun lamtoro dengan 4 taraf, yaitu 0, 50, 100, dan 150 ml/L. Faktor kedua adalah interval waktu pemberian POC daun lamtoro dengan 3 taraf, yaitu 1x5 hari, 1x10 hari, dan 1x15 hari. Perlakuan ditempatkan pada RAK dengan 3 ulangan, sedangkan data dianalisis dengan sidik ragam dan uji DNMRT pada taraf 5% dan 1%. Hasil percobaan diperoleh interaksi konsentrasi dan interval waktu pemberian POC daun lamtoro tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi jagung manis kecuali pada parameter ILD. Faktor interval waktu pemberian POC daun lamtoro tidak berpengaruh terhadap semua komponen pertumbuhan dan hasil jagung manis, sedangkan faktor konsentrasi POC daun lamtoro berpengaruh nyata pada semua para meter pertumbuhan dan hasil jagung manis. Secara umum pemberian POC daun lamtoro dapat meningkatkan komponen pertumbuhan dan hasil jagung manis, Produksi pipilan segar tertinggi diperoleh pada kosentrasi POC daun lamtoro 150 ml/L yaitu 5.39 t/ha.
Pengujian Bacillus spp dan pseudomonad fluoresen dalam Mengendalikan Penyakit Layu Bakteri Nilam Secara in planta di Rumah Kaca Chrisnawati Chrisnawati
Jurnal Embrio Vol 4 No 01 (2011): Jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.975 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v4i01.126

Abstract

The study of controlling bacterial wilt disease on patchouli plant (Rasltonia solanaceraum) in Laboratory and Green house of KP Balittro Laing Solok from Mart to Juny 2006. The aims of the study were to find out the effective combination form product of Bacillus spp and Fluorescent pseudomonad. Isolate of Bacillus sp. and Fluorescent pseudomonad in separation and combination as treatments were isolated from the rhizosphere of healthy patchouli plant, and selected based on antagonistic activity against Ralstonia solanacearum screening in vitro, for three months. Further isolates of Bacillus spp. and fluorescent pseudomonads best of the test results are taken for testing the combination in the same way with the previous test. Treatment was arranged in a completely randomized design (CRD) with six replications. The assessment parameters were incubation period of symptoms disease and disease intensity. The results showed that Bacillus sp. Bc26; Bc80 and Bc81 and Fluorescent pseudomonad Pf101; Pf146 and Pf170 could control the bacterial wilt disease better than the others. In addition, the combina-tion of Bacillus spp (Bc26; Bc80; Bc81) and Fluorescent pseudomonad (Pf101; Pf146; Pf170) could control the bacterial wilt disease better than separately. The combination of Bacillus sp. Bc26 with Fluorescent pseudomonad Pf101; Bc26 with Pf 146; and Bc80 with Pf101 could control the bacterial wilt disease better than other combinations that delayed the incubation period of symptom disease from 14 to 50-55 DAI and decreased the disease intensity of bacterial wilt from 69,6 to 4,2-9,9%. The results of the experiment showed that Bacillus sp. Bc26 and Fluorescent pseudomonad Pf101, Pf146 and Pf147 isolates have the highest activity on controlling the bacterial wilt disease either in combination or separation.
PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR LAUT DAN PUPUK KANDANG TERHADAP JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata Sturt) Welly Herman; Fatimah Fatimah; Muhammad Helmi
Jurnal Embrio Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.713 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v12i1.511

Abstract

Penelitian tentang pengaruh konsentrasi air laut jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays var. saccharata sturt) panen ini dilaksanakan di Lahan Kering Kelurahan Kalumbuk, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat percobaan berlangsung dari Oktober 2018 – Januari 2019.Tujuan dari percobaan ini untukmengetahui pengaruh konsentrasi air laut terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi air laut dan faktor kedua adalah jenis pupuk kandang. Faktor pertama terdiridari 3 tarafyaitu 0 ppm atau 0 ml/l air, 1000 ppm atau 1 ml/l air dan 1500 ppm atau 1,5 ml/l air.Faktor kedua adalah jenis pupuk kandang ayam yakni dengan dosis 15 ton/ha dan pupuk kandang kambing dengan dosis 15 ton/ha. Hasil percobaan menunjukkan konsentrasi air laut dan jenis pupuk kandang terdapat Pengaruh konsentrasi air laut terhadap tinggi tanaman, umur muncul bunga betina dan umur muncul bunga jantan jagung manis pada konsentrasi 0 ppm
MORFOMETRI OVARIUM DAN FOLIKEL SAPI LOKAL SEBAGAI PENGHASIL OOSIT UNTUK FERTILISASI IN VITRO ferry lismanto
Jurnal Embrio Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.551 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1. mengetahui morfometri ovarium sapi lokal pada siklus estrus berbeda, dan 2. mengetahui jumlah folikel dalam menghasilkan oosit pada siklus estrus berbeda untuk fertilisasi in vitro. Materi penelitian yang digunakan adalah ovarium sapi yang telah dipotong sebanyak 40 buah diperoleh dari RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Kota Padang, Sumbar. Sedangkan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. pengambilan ovarium dari RPH, 2. identifikasi ovarium sapi pada status reproduksi berbeda, dan 3. identifikasi jumlah folikel dan koleksi oosit yang dihasilkan. Sedangkan status reproduksi sapi dibedakan atas ovarium yang memiliki CL (Corpus luteum) dan tanpa CL. Peubah/variabel penelitian ini yaitu: 1. ukuran ovarium sapi pada status reproduksi berbeda, 2. identifikasi jumlah folikel dan koleksi oosit yang dihasilkan pada berbagai ukuran dari status reproduksi sapi lokal berbeda. Perolehan hasil penelitian adalah ukuran ovarium sapi lokal yang memiliki CL dengan berat ovarium sebesar 9,10 ± 2,11 gram, panjang ovarium memiliki CL sebesar 3,12 ± 0,52 cm, lebar ovarium memiliki CL sebesar 2,25 ± 0,44 cm dan volume ovarium memiliki CL sebesar 9,55 ± 2,21 gram. Sedangkan berat ovarium tanpa CL sebesar 5,10 ± 2,00 gram, panjang ovarium tanpa CL sebesar 2,87 ± 0,65 cm, lebar ovarium tanpa CL sebesar 1,80 ± 0,52 cm dan volume tanpa CL sebesar 5,47 ± 2,07 cm. Sedangkan ovarium dengan status reproduksi yang berbeda menunjukkan bahwa jumlah folikel pada ovarium yang memiliki CL dengan ukuran 2-6 mm dan >6 mm cenderung lebih banyak dibandingkan ovarium tanpa CL yang masing-masingnya adalah 15,33 ±11,64 dan 2,22 ± 2,22. Sedangkan ovarium tanpa CL diperoleh hanya sebanyak 12,45 ±7,14 dan 2,00 ±1,77. Sedangkan jumlah folikel dari ovarium yang memiliki CL pada ukuran <2 mm lebih sedikit (4,72±3,93) dibandingkan dengan ovarium yang tidak memiliki CL (6,45 ±5,56). Kesimpulan dari penelitian bahwa status reproduksi sapi potong akan mempengaruhi ukuran ovarium dan jumlah folikel yang dihasilkan. ukuran ovarium sapi lokal yang memiliki CL lebih unggul dibandingkan dengan ovarium sapi tanpa CL baik dari dari ukuran berat, panjang, lebar dan volume. Ovarium sapi yang memiliki CL lebih berpotensi besar dibandingkan tanpa CL dalam menghasilkan oosit untuk fertilisasi in vitro.
Tanggap Varietas Kacang Hijau Pada Perlakuan Ekstrak Rhizoma M Zulman Harja Utama
Jurnal Embrio Vol 1 No 01 (2008): jurnal embrio
Publisher : Program Studi Agroteknologi dan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Experiment was aimed investigate the response of variety mung bean to extract rhizome coarse grass for growth and production. Experiment was conducted in farmer land of farmer Alai Parak Kopi Padang, from March to June 2006. Experiment was conducted using random completed design of one factor. Result of experiment showed that variety bhakti tolerant of extract rhizome coarse grass