cover
Contact Name
Tri Astutik Haryati
Contact Email
jousip@uingusdur.ac.id
Phone
+6281803964461
Journal Mail Official
jousip@uingusdur.ac.id
Editorial Address
Jl. Pahlawan KM. 5 Rowolaku, Kajen, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah 51161 Indonesia
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy
ISSN : 27758362     EISSN : 2797779X     DOI : https://doi.org/10.28918/jousip
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy is a periodical scientific journal with ISSN Print: 2775-8362 & ISSN Online: 2797-779X, published by Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. This journal specializes in the study of Islamic Sufism and psychotherapy. The managers invite scientists, scholars, professionals, and researchers in Islamic scholarship disciplines to publish their research results after the selection mechanism of the manuscript, the review of the reviewer, and the editing process. JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy is published in May and November each year. This journal has been indexed in a reputable indexing agency.
Articles 28 Documents
Upaya Santri Miftahul Qiro’ah Melawan Covid-19 dengan Berkhalwat Sarja Sarja
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 1 No. 2 (2021): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, November 2021.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.716 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v1i2.4456

Abstract

Awal Tahun 2020 terjadi krisis kesehatan bagi Indonesia. Semua manusia merasa khawatir akan terpapar covid-19. Dibutuhkan kerendahhatian dari seluruh elemen masyarakat untuk menyerahkan penanganan pandemi Covid-19 kepada para ahli di bidangnya, termasuk juga penyerahan diri manusia kepada Sang Pencipta covid-19, yaitu Allah s.w.t. Selalu ada sikap-sikap non-ilmiah yang harus dilakukan oleh masyarakat luas dalam menghadapi suatu kondisi tertentu (pandemi Covid-19) sebagai konstruksi berpikir untuk memahami pandemi tersebut. Upaya yang dilakukan oleh santri di pondok pesantren Miftahul Qiro’ah Bojong Mengger Ciceungjing Ciamis untuk memberikan rasa damai, tenang, tidak panik dalam menghadapi kondisi ini adalah dengan pendekatan khalwat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi objek yang alamiah, yaitu aktivitas para santri melakukan khalwat di pondok pesantren Miftahul Qiro’ah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melawan covid-19 di pondok pesantren Miftahul Qiro’ah adalah dengan menggunakan dua cara pendekatan. Pertama, melalui pendekatan spiritual dengan melakukan khalwat, yaitu semua santri mengasingkan diri di pesantren dengan memfokuskan mendekatkan diri kepada Allah. Kegiatan tersebut mencakup pemaknaan nilai-nilai kemanusiaan yang non material, seperti kebenaran, kebaikan, keindahan, kesucian dan cinta, rohani, kejiwaan sepi dari hiruk pikuk dunia. Kedua, pendekatan dengan secara medis yaitu mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah yang terdiri atas 5M. Semua santri melakukan cuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Relevansi Konsep Neurosains Spiritual Taufiq Pasiak terhadap Psikoterapi Sufistik Hermala Fitriani; Zuhair Abdullah
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 1 No. 2 (2021): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, November 2021.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.965 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v1i2.4458

Abstract

Taufiq Pasiak merupakan seorang ilmuwan neurosains Indonesia yang berhasil memetakan sirkuit spiritual pada otak ketika seseorang mengalami pengalaman spiritual. Aktivitas spiritual menjadi media penyembuhan pada proses psikoterapi sufistik untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun mental seseorang. Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep neurosains spiritual menurut pemikiran Taufiq Pasiak, dan mengetahui relevansi konsep neurosains spiritual tersebut terhadap proses penyembuhan pada psikoterapi sufistik. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode dokumentasi. Sumber data utama berasal dari buku-buku dan karya Taufiq Pasiak, sementara sumber data pendukung berasal dari referensi-referensi yang sesuai dengan topik pembahasan. Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep neurosains spiritual menurut Taufiq Pasiak merupakan sebuah kajian untuk melihat spiritualitas manusia dari perspektif kesehatan dan kedokteran dengan pendekatan ilmu otak. Taufik Pasiak berhasil memetakan empat komponen otak yang bekerja ketika seseorang melakukan aktivitas spiritual yang disebut sebagai operator neurospiritual (ONS). Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat relevansi antara neurosains spiritual dan psikoterapi sufistik yang berupa aktivitas zikir, shalat, puasa, membaca shalawat, dan berdoa. Pada saat melakukan aktivitas psikoterapi sufistik terdapat sirkuit otak yang bekerja pada bagian korteks prefrontal, area asosiasi, sistem limbik, dan sistem saraf otonom yang juga berpengaruh terhadap kesehatan.
The Role of Tarekat in Awakening the Spirit of Nationalism (Study of the Thought and Movement of Habib Luthfi bin Yahya) Gea Novita Rohmah
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 1 No. 2 (2021): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, November 2021.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.964 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v1i2.4831

Abstract

The Sufism movement that transformed into a tarekat was a response to social and political conditions as well as nationalism. Habib Luthfi bin Yahya is one of the tarekat figures who focus on the issue of nationalism. The problem studied in the research is how Habib Luthfi bin Yahya thinks about the tarekat and nationalism and what movements are carried out in awakening the spirit of nationalism through the tarekat. This study uses a qualitative method through a sociological approach. Data collection techniques are by observation, interviews and documentation. Analysis of the data used is descriptive analytic that is exploring and clarifying about a phenomenon or social reality, by describing a number of variables with the problem and unit being studied, then analyzed in depth. The results of this study reveal that the tarekat according to Habib Lutfi bin Yahya is the path to Allah SWT, the tarekat is the fruit of the shari'ah. The source of the tarekat itself is the Qur'an and Hadith. The tarekat strengthens the position of nationalism, the tarekat experts feel they have the homeland given by Allah SWT as a form of gratitude for the grace of Allah SWT. Habib Luthfi bin Yahya said love for the homeland must be inflamed to avoid and threaten the nation’s disintegration. Habib Luthfi bin Yahya’s movement in awakening the spirit of nationalism is carried out through movements in various fields, including economic, cultural, political, religious, social, and environmental fields.
Konsep Makna Syifā’ dalam Wacana Tafsir Sufi Heriyanto Heriyanto
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 1 No. 2 (2021): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, November 2021.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.228 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v1i2.4959

Abstract

Al-Qur’an menggunakan kata al-Syifā’ untuk merujuk makna pengobatan, tidak menggunakan istilah al-Ṭibb yang lebih identik dengan pengobatan berdasarkan petunjuk dari hadis nabi. Al-Qur’an maupun hadis pada dasarnya memiliki posisi yang sama dalam membahas pengobatan, yakni sama-sama sebagai sumber pengetahuan untuk melakukan treathment terhadap berbagai penyakit, baik fisik maupun non fisik. Kajian ini akan menyoal tentang pemaknaan para sufi terhadap konsep Syifā’ dalam Al-Qur’an. Kajian akan diarahkan untuk menemukan bagaimana konsep makna Syifā’ tersebut dalam tafsir-tafsir sufi. Riset ini merupakan bagian dari library research yang datanya diambil dari sumber-sumber kepustakaan. Sumber data yang digunakan dalam riset ini adalah daftar penulis tafsir sufi yang sudah diklarifikasi oleh Al-Zahabi dalam kitab Tafsīr wa al-Mufassirūn. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini menggunakan model tematik dengan memperhatikan aspek-aspek pemaknaan terhadap terminologi Syifā’ dalam Al-Qur’an. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam memaknai kata Syifā’, para sufi cenderung mengedepankan aspek-aspek metafisis dari teks. Penafsiran mereka terhadap makna Syifā’ mengerucut pada pemahaman tentang pengobatan-pengobatan yang berdimensi spiritual (batin) yang orientasinya adalah mengobati hati manusia. Hampir semua ayat yang ditafsirkan selalu dihubung-hubungkan dengan obat-obat yang berdimensi batin, seperti obat untuk membersihkan jiwa (hati) dari segala keburukan yang melingkupinya seperti, obat rindu kepada Allah, obat untuk mengatasi keraguan, obat untuk dapat bersikap tawaḍu’ dan obat agar selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Tasawuf Enterpreneurship dalam Pengelolaan Desa Wisata Sembungan-Dieng Shochifah Diyah Puspitasari
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 2 No. 1 (2022): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, May 2022.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.18 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v2i1.5369

Abstract

The tourism sector is an alternative in improving the welfare of a community. It's just that in the process often what happens rubs against religious norms and values, especially Islam. Therefore, in the management of a tourism object, an Islamic approach, which in this context, the concept of entrepreneurship Sufism, can be an option in anticipating these various impacts. Using this type of qualitative field research with a phenomenological approach, this article tries to explore how the implementation of entrepreneurial Sufism in the management of the Sembungan-Dieng tourist village. The results of this study found that the management of the Sembungan Dieng tourist village is based on the main concepts of entrepreneurship Sufism, namely takhalli, tahalli, and tajalli. Takhalli is realized by LMDH Giri Tirto by making Sembungan Village clean of immoral practices and things that are seen as socially negative. Tahalli is applied by maintaining the local wisdom they have. The local wisdom that exists in the Sembungan community has indeed taught nobility and how to interact with fellow human beings. Tajalli they do with two forms of innovation, namely innovation for external benefit (tourists) and innovation for internal benefit (the Sembungan village community). All three are carried out in the context of realizing mutual prosperity in accordance with the corridors of Islamic teachings.
Layanan Bimbingan Klasikal Berbasis Psikoterapi Islam Untuk Meningkatkan Kontrol Diri: Studi Eksperimen pada Siswa MTs Al-Uswah Bergas Semarang Khusnul Maqfiroh; Widayati Lestari; Wahidin Wahidin
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 2 No. 1 (2022): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, May 2022.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.799 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v2i1.5498

Abstract

Self-control is a person's ability to control himself from various aspects such as behavior, feelings and ability to socialize in this case can be done by inculcating spiritual values, emotional mental and good morals in each individual. This study aims to determine the effectiveness of Islamic Psychotherapy-based Classical Guidance services to improve student self-control at MTs Al Uswah Bergas. The method used is quantitative using one group pre-test post-test by doing tests before and after the treatment is given. Data was collected through the distribution of questionnaires and subject documentation. The subjects in this study were students of class VIII MTs Al Uswah Bergas with a population of 124 students and a sample of 31 students. The data from this study were obtained with the help of SPSS for Windows Version 25.0. The results of this study indicate that prior to the implementation of Islamic psychotherapy-based classical guidance on self-control, students obtained an average of 86.97 or in the percentage of 58%, which means that they are in the low category. Meanwhile, after being given classical guidance services based on Islamic psychotherapy, the average score was 127.1 or in the percentage of 85%, which means that it is in the high category. This is evidenced by the simple paired t-test which obtained the value of sig. (2-tailed) of 0.000 < 0.05, so it can be concluded that the alternative is accepted.
Implementation of Reading Asmaul Husna: an Effort to Increase Spiritual Intelligence Amalia Sholekha
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 2 No. 1 (2022): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, May 2022.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.57 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v2i1.5610

Abstract

The general public tends to prioritize aspects of intellectual intelligence (IQ) over other aspects, such as spiritual intelligence (SQ). In higher education, this is reflected in the phenomenon among students who experience a lot of spiritual emptiness in studying. The education system that only teaches students in terms of academic aspects is not enough to fulfill intelligence for students. Therefore, this study aims to determine the implementation of Asmaul Husna reading in increasing the spiritual intelligence of students of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Da'wah (FUAD), State Islamic Institute (IAIN) Pekalongan. This type of research is field research. The method of data collection was carried out using the method of observation, interviews, filling out questionnaires, and documentation. The data that has been obtained is then analyzed using descriptive quantitative and qualitative descriptive methods. The results showed that the reading of Asmaul Husna at FUAD had a positive influence on the spiritual intelligence of students. In general, students were very enthusiastic about participating in the reading of Asmaul Husna. Research respondents who came from students obtained spiritual intelligence scores in the category range 148-246 referring to the assessment of Ary Ginanjar Agustian. The score is in the good/high category. Students implement Dhikr Asmaul Husna according to the stages in achieving the example of Dhikr Asmaul Husna, namely increasing ma’rifah through knowledge and piety; freeing oneself from the bondage of lust and lust, and purifying the soul by way of morals with the character of Allah Swt.
Javanese Indigenous Healing for Physical and Mental Health Cintami Farmawati; Endro Puspo Wiroko; Hairenanorashikin Sharip; Nada Ibrahim
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 2 No. 1 (2022): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, May 2022.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.209 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v2i1.5658

Abstract

The indigenous of Javanese is very complex, there are a lot of things to pay attention to, including how to be healthy. In the context of this study, it aims to describe the process of Javanese indigenous healing for physical and mental health. To achieve this goal, this study uses a literature study by collecting data and information about indigenous healing and health of the Javanese. The results of research explain that the concept of Javanese indigenous healing is able to maintain physical and mental health. This research shows that Javanese indigenous healing system for physical health written in the manuscripts of Javanese such as Serat Primbon Jampi Jawi, Serat Primbon Racikan Jampi Jawi, Serat Centhini, Serat Munasiyat Jati and other Javanese manuscripts. In addition, the philosophy of the Javanese community such as nrimo ing pandum is very relevant to the concept of mental health. Maintaining mental health is very important so that the soul is calm and peaceful, so that it can enjoy everyday life and respect others. The people of Javanese who are healthy and feel happiness in their life have the characteristics of being sepuh, wutuh and tangguh. Achieving a healthy personal status and finding happiness is done by holding on to a balanced mind, feeling, word and deed.
Psikosufistik sebagai Pendekatan Penanganan Covid-19 : (Studi pada Masyarakat Kabupaten Kediri, Jawa Timur) Akhmad Hasan Saleh
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 2 No. 1 (2022): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, May 2022.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.298 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v2i1.5755

Abstract

Penyebaran Covid-19 telah ditetapkan sebagai pandemi karena penyebarannya telah mencapai berbagai belahan dunia. Situasi ini menyebabkan peningkatan kecemasan maupun stres di masyarakat. Kondisi stres justru dapat berdampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan seseorang lebih mudah terkena penyakit, termasuk Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penanganan Covid-19 dari aspek terapi untuk mengatasi stres dengan pendekatan agama, seperti do’a, keikhlasan, dan kepasrahan dengan energi psikologi, dimana hal ini merupakan bagian dari pendekatan psikosufistik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara kepada warga masyarakat yang tergabung dalam sebuah kelompok Dzikir Jama’i yang terdampak oleh penyebaran Covid-19. Penelitian ini menggambarkan apa adanya tentang kondisi masyarakat yang sedang melakukan terapi psikosufistik dalam penanganan Covid-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil survei tentang kondisi psikologis masyarakat, penyebaran Covid-19 membuat kecemasan meningkat pada masyarakat Kediri yang menyebabkan terjadi penurunan imun pada sebagian masyarakat yang disurvei. Namun, terapi psikosufistik melalui Dzikir Jama’i yang dilakukan sangat efektif dalam menangani Covid-19. Melalui terapi tersebut terjadi perubahan mindset pada masyarakat, sehingga mengurangi kecemasan yang terjadi sebelumnya. Masyarakat yang tergabung dalam jama’ah Dzikir Jama’i juga mengalami kenaikan imun yang menyebabkan penyebaran Covid-19 di kalangan mereka rendah. Melalui terapi psikosufistik, masyarakat yang terkena Covid-19 juga mengalami kesembuhan secara cepat.
Self Healing: Terapi atau Rekreasi ? Annisa Mutohharoh
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy Vol. 2 No. 1 (2022): JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, May 2022.
Publisher : Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.827 KB) | DOI: 10.28918/jousip.v2i1.5771

Abstract

Penggunaan kata healing sedang populer di masyarakat Indonesia baru-baru ini, terutama di berbagai media sosial. Healing merujuk pada aktivitas untuk mencari kepuasan seperti: jalan-jalan, makan makanan enak, ataupun pergi ke kafe. Hal ini tidak jarang menyebabkan pengeluaran biaya yang mahal. Selain itu, healing juga digunakan sebagai cara untuk melepaskan diri dari rutinitas. Tren healing semakin meluas terutama karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang mudah terpengaruh. Orang yang menggunakan kata ini dianggap keren atau hebat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjernihkan istilah self-healing melalui penjelasan konsep menurut psikologi dan sufistik sehingga masyarakat tidak lagi keliru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis studi kepustakaan (Library Research). Sumber data berasal dari berita, buku, jurnal, artikel, dan referensi lain yang relevan. Hasilnya kata healing berbeda dengan rekreasi, di mana aktivitas masyarakat yang merujuk pada kegiatan jalan-jalan atau penggunaan uang untuk mendapatkan kepuasan bukan termasuk self-healing. Healing adalah bagian dari terapi yang sering digunakan oleh praktisi kesehatan terutama psikiater dan psikolog klinis. Tujuannya untuk mengobati luka atau menerima masa lalu yang berdampak pada kondisi psikologis yang terganggu. Self-healing bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya dengan berbagai macam teknik seperti: relaksasi, menulis, mindfulness, positive self-talk, manajemen diri, membaca al qur’an, dan lainnya.

Page 2 of 3 | Total Record : 28