cover
Contact Name
Praditya Firmansyah
Contact Email
p3gipasuruanok@gmail.com
Phone
+6285231484696
Journal Mail Official
p3gipasuruanok@gmail.com
Editorial Address
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Jl.Pahlawan Nomor 25 Pasuruan 67126, Indonesia
Location
Kab. pasuruan,
Jawa timur
INDONESIA
Indonesian Sugar Research Journal
ISSN : 27752100     EISSN : 27985415     DOI : https://doi.org/10.54256/isrj.v1i1.2
Indonesian Sugar Research Journal contains original articles of research results, findings, and ideas from various fields of science, especially fields related to sugar plantations and its processes, from researchers, lecturers, students, and related parties. The scope of the Indonesian Sugar Research Journal are: agronomics, agribusiness, plantation management of sugar and sweetener-producing crops, processing of sugar products and materials, post-harvest technology and basic research related to sugar and sweeteners.
Articles 25 Documents
Population Dynamics of Sugarcane Moth Borers in Indonesian Cane Fields Nader Sallam; Etik Mar'ati Achadian; Ari Kristini; Rob Magarey; Emily Deomano
Indonesian Sugar Research Journal Vol 1, No 1 (2021): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.67 KB) | DOI: 10.54256/isrj.v1i1.14

Abstract

We conducted monthly monitoring of lepidopterous moth borers in four sugarcane fields in Java, Indonesia, from May 2009 to May 2011. Fields sampled belonged to Pesantren Baru, Jombang Baru, Gondang Baru and Subang sugar factories. Three main moth borer species were found to inflict damage to sugarcane plantations in all regions, and these are the stalk borers Chilo sacchariphagus (Bojer) and Chilo auricilius Dudgeon and the top borer Scirpophaga excerptalis (Walker). Tetramoera (Eucosma) schistaceana (Snellen) was also encountered but only caused minor damage. Borer populations increased with plant age and reached a peak around January – May in most cases, with the onset of rainfall triggering population rise. All borers coexisted in the same plant with no evidence of competition between the two stalk borers (C. sacchariphagus and C. auricilius) over their specific feeding location (internode) or between the two stalk borers and the top borer (S. excerptalis) over the same plant. This suggests that an infestation by one species does not make the plant less desirable to be colonised by another. Parasitism rates by natural enemies were very low which reflects the challenges facing biological control efforts in Java. Knowledge generated through this project will improve our understanding of borer dynamics in South East Asia and will enhance our preparedness for potential introduction by any of these pests into Australia
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Petani Berusahatani Tebu (Studi Kasus: Wilayah Kerja Pabrik Gula Gempolkrep, PT Perkebunan Nusantara X) Danang Permadhi; Trikuntari Dianpratiwi
Indonesian Sugar Research Journal Vol 1, No 2 (2021): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.745 KB) | DOI: 10.54256/isrj.v1i2.18

Abstract

Penurunan luas lahan tebu rakyat (TR) di wilayah kerja PG Gempolkrep mengindikasikan minat petani dalam berusahatani tebu menurun. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi minat petani dalam berusahatani tebu. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari 77 petani tebu dengan menggunakan kuisioner terstruktur. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan alat bantu software SPSS 16. Data sekunder diperoleh dari Kementerian Pertanian, PTPN X dan PG Gempolkrep. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi minat petani dalam berusahatani tebu adalah penguasaan lahan, pendapatan berusahatani tebu, peran petugas PG, peran KPTR dan peran dinas terkait. Nilai determinasi R Square sebesar 0,562 menunjukkan bahwa variabel X (independent variable)  dapat menjelaskan variabel Y (dependent variable) sebesar 56,2%, sedangkan sisanya 43,8% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain di luar model.
Pengaruh Long Hot Water Treatment terhadap Perkecambahan dan Produksi Benih Tebu Bagal Mata 1 dan 2 Wiwit Wicaksono Jati; Ari Kristini; Lilik Koesmihartono Putra
Indonesian Sugar Research Journal Vol 1, No 1 (2021): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.058 KB) | DOI: 10.54256/isrj.v1i1.4

Abstract

Salah satu penyakit penting terbawa benih adalah penyakit pembuluh yang disebabkan bakteri Leifsonia xyli sub sp xyli.  Perlakuan LHWT dapat mengendalikan penyakit tersebut tetapi menyebabkan penurunan perkecambahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh LHWT terhadap perkecambahan beberapa varietas tebu bina dan produksi benih tebu varieta bina. Penelitian dilakukan pada tahun 2015, di P3GI Pasuruan Jawa Timur. Bahan yang digunakan yaitu benih tebu 5 varietas, fungisida benomil 0,6 gram/liter, urea 3,6 gram/liter. Peralatan yang digunakan yaitu water tank, termometer, waring, drum atau ember besar. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi. Petak utama terdiri dari 5 varietas yaitu PSDK 923, Bululawang, VMC 76-16, PSJK 922, PS 862. Anak petak terdiri dari 6 perlakuan yaitu kontrol benih bagal mata 1 dan mata 2, LHWT dengan perendaman larutan fungisida dan urea pada bagal mata 1, LHWT dengan perendaman larutan fungisida dan urea pada bagal mata 2, perawatan air panas suhu 50 0C 10 menit diikuti LHWT dan perendaman pada larutan fungisida dan urea pada bagal mata 1, dan perawatan air panas suhu 500C 10 menit diikuti LHWT dan perendaman pada larutan fungisida dan urea pada bagal mata 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pre treatment pada suhu 50 0C 10 menit yang diikuti LHWT dengan perendaman dalam larutan fungisida dan urea 20 menit pada benih tebu bagal mata 1 dan 2 dapat mengurangi penurunan perkecambahan dan pertumbuhan tebu lebih baik dibandingkan dengan post treatment tunggal. LHWT yang diikuti pre treatmen dapat meningkatkan produktivitas benih tebu dibandingkan LHWT tanpa pre treatmen.
Sebaran Serangan Penyakit Busuk Akar Pangkal Batang Xylaria spp. (Xylariaceae; Ascomycota) di wilayah PG Cintamanis Retno Widowati; Winarno Winarno; Candra Sulaksono; Nova Dwi Guntur
Indonesian Sugar Research Journal Vol 2, No 1 (2022): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.825 KB) | DOI: 10.54256/isrj.v2i1.59

Abstract

 Penyakit busuk akar pangkal batang menyebabkan gejala daun menguning, akar dan pangkal batang tanaman tebu menjadi busuk, tanaman menjadi layu dan mati. Penyakit ini menjadi masalah serius di areal perkebunan tebu PG Cintamanis sejak musim tanam (MT) 2013/2014. Karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran penyakit busuk akar pangkal batang di wilayah PG Cintamanis mulai MT 2013/2014 – 2019/2020. Pengamatan dilakukan diseluruh wilayah tanaman tebu dengan mengamati gejala yang muncul dan dihitung luas petak yang terserang. Hasil pengamatan menunjukkan pada MT 2013/2014 terdapat 178 petak terserang dan di MT 2019/2020 menjadi 1220 petak terserang. Semua varietas tebu terserang dengan luas serangan yang berbeda. Varietas tebu yang lebih sering terserang ialah PS 5051, KK, PS 882, PS 901 dan CM 0902. Selanjutnya tanaman ratoon lebih banyak terserang dibanding tanaman pertama. Petak-petak terserang di MT sebelumnya dapat terserang kembali meskipun dibongkar dan ditanami varietas berbeda.  Kata kunci: sebaran,  penyakit tebu,  Xylaria
Kualitas dan Nilai Nutrisi Silase Daun Sorgum Manis untuk Pakan Ternak Simping Yuliatun; Triantarti Triantarti
Indonesian Sugar Research Journal Vol 1, No 2 (2021): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.893 KB) | DOI: 10.54256/isrj.v1i2.19

Abstract

Biomassa sorgum manis yang berupa daun sorgum berpotensi sebagai pakan ternak yang melimpah saat panen. Pembuatan silase daun sorgum merupakan upaya mendapatkan pakan yang tersedia sepanjang musim dengan cara diawetkan melalui proses ensilasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas dan nilai nutrisi silase daun sorgum manis. Pembuatan silase daun sorgum menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum dengan perlakuan penambahan tetes dan urea. Contoh sebelum dan sesudah ensilasi dianalisis pH, acid detergent fiber (ADF), neutral detergent fiber (NDF), selulosa, lignin,  kadar air, kadar N dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan ensilasi dapat menurunkan pH silase daun sorgum dengan penurunan pH antara 0,13 - 1,33 poin. Kualitas silase daun sorgum tergolong sedang hingga sangat baik dengan nilai FN 56- 92. Nutrisi silase daun sorgum berdasar kandungan protein yang tersedia termasuk kelompok kualitas cukup dan sedang yaitu berkisar antara 8-12%. Nilai nutrisi silase daun sorgum berdasar kandungan serat yang sulit dicerna (ADF), total serat yang dapat dicerna (TDN) dan energi metabolisme pakan (ME)  termasuk dalam kelompok kualitas baik hingga sangat baik dengan nilai ADF kurang dari 37%, TDN lebih dari 54%, dan ME lebih dari 0,94 Mkal/lb.
Effect of Fresh Vinasse Application on Soil Chemical Characteristics Simping Yuliatun; Firmansyah Bagus Ilham Akbar
Indonesian Sugar Research Journal Vol 2, No 2 (2022): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v2i2.80

Abstract

The application of fresh vinasse waste is still controvertion. The objective of this research was to determine the effect of the doses of vinasse given on land on chemical characteristics for soil quality. It was conducted in a randomized block design with 4 doses of vinasse in 3 replications. There were 4 kinds of vinasse doses, namely 75,000, 150,000, 225,000 and 300,000 litres/ha. The control was the administration of 0 litre of vinasse, in which sampling was carried out at the beginning before the land was sprayed  vinasse. Statistical design for analysis  of chemical data including the element of  phosphorous, potassium, nitrogen, C/N ratio,  humic substances, pH, organic matter, and  cation exchange capacity (CEC) were analyzed by One-way ANOVA. The average value of the treatment was tested with a least significant difference test (LSD) with a control comparison. The results showed that the dose of vinasse sprayed to land between 75,000 to 300,000 liters/ha had a significant effect on the increasing in nitrogen content, C/N ratio, phosphorus, potassium, cation exchange capacity and humic substances when compared to the control. Meanwhile, the soil pH conditions between control and treatments with vinasse dose were not significantly different. Sprayed of vinasse to the land up to a dose of 300,000 litres/ha showed a positive effect on soil quality and soil fertility.
Pola serangan penggerek batang Chilo sacchariphagus Bojer. (Lepidoptera: Pyrallidae) pada ruas tebu Etik Mar'ati Achadian; Yusuf Mahalli; Daniel Siahaan
Indonesian Sugar Research Journal Vol 2, No 2 (2022): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v2i2.81

Abstract

Ulat penggerek batang tebu Chilo sacchariphagus menyerang tanaman tebu dengan cara menggerek, membuat lubang dan lorong gerek di dalam ruas batang. Pada serangan berat, ruas yang digerek mulai bawah hingga mendekati titik tumbuh. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati pola serangan penggerek C. sacchariphagus pada ruas batang tebu. Pengamatan dilakukan pada petak yang diaplikasi insektisida berbahan aktif klorantraniliprol dengan dosis 150 gr ha-1 dan petak kontrol tanpa aplikasi insektisida. Hasil pengamatan menunjukkan pola serangan pada kedua petak hampir sama, hanya batang terserang pada petak yang diaplikasi insektisida lebih rendah dibanding petak kontrol. Ruas yang paling banyak terserang ialah ruas ke 14-20 baik pada petak kontrol maupun petak yang diaplikasi insektisida. Curah hujan sangat mempengaruhi serangan penggerek pada ruas batang tebu. Semakin tinggi curah hujan, semakin tinggi ruas batang terserang. Dengan demikian prediksi curah hujan setiap tahun, dapat membantu mengantisipasi serangan penggerek di kebun.
Pengendalian Penyakit Luka Api pada Tanaman Tebu dengan Fungisida Flutriafol Ari Kristini; Herwan Cahyono Adi; Alfarina Kardianasari; Faizal Donny Rifai; Wiwit Wicaksono Jati
Indonesian Sugar Research Journal Vol 2, No 2 (2022): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v2i2.86

Abstract

Penyakit luka api merupakan salah satu penyakit paling merugikan pada tanaman tebu. Penyakit ini dilaporkan kembali menyerang pertanaman tebu di Indonesia sejak akhir tahun 2016. Salah satu penyebab dari ledakan penyakit luka api akhi-akhir ini adalah adanya penanaman dominasi varietas tebu Bululawang yang rentan terhadap penyakit luka api. Untuk mengurangi serangan penyakit luka api di kebun tebu perlu dicoba pengendalian kimiawi penyakit ini menggunakan fungisida. Oleh karena itu tujuan penelitian ini ialah menguji efikasi fungisida Flutriafol untuk mengendalikan penyakit luka api baik pada tanaman pertama (PC) maupun pada tanaman keprasan (RC). Hasil penelitian menunjukkan fungisida Flutriafol dengan konsentrasi 2,6 mL/L yang diaplikasikan 1 kali saat tanam atau setelah kepras, dapat menekan serangan penyakit luka api pada tanaman PC dan RC sampai dengan umur 6 bulan. Efikasi fungisida Flutriafol pada PC dan RC masing-masing pada kisaran 83-84% dan 81,25-90,08%. Aplikasi fungisida Flutriafol pada konsentrasi yang sama sebanyak 2 kali aplikasi pada tanaman PC mampu menekan kehilangan hasil 58%% dibandingkan kehilangan hasil pada tanaman tebu terserang penyakit luka api tanpa pengendalian apa pun.
Pengaruh Aplikasi Pestisida Pada Tanaman Tebu Terhadap Parasitoid Trichogramma Japonicum L. (Hymenoptera: Trichogrammatidae) The Effect Of Sugarcane Pesticide Application On Parasitoid Trichogramma Japonicum L. (Hymenoptera: Trichogrammatidae) Muhimmatul Aliyah; Shinta Yuliana; Evi Susanti; Etik M. Achadian
Indonesian Sugar Research Journal Vol 2, No 2 (2022): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v2i2.77

Abstract

Produktivitas tebu dapat menurun karena serangan hama dan keberadaan gulma di kebun. Pengendalian penggunaan pestisida masih menjadi pilihan ketika serangan hama dan populasi gulma tidak dapat dikendalikan secara manual. Aplikasi pestisida pada tanaman tebu tidak menutup kemungkinan bersamaan dengan parasitoid Trichogramma sebagai agen pengendali hayati hama penggerek tebu. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi pestisida berbahan aktif klorantraniliprol serta paraquat diklorida dan diuron terhadap proporsi penetasan parasitoid, proporsi malformasi, dan lama hidup parasitoid Trichogramma japonicum. Percobaan Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah kontrol (tanpa perlakuan), infestasi pias T. japonicum pada daun tebu yang terbuka insektisida/herbisida hari ke-0, ke-1, ke-2, dan ke-3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi insektisida berbahan aktif klorantraniliprol tidak berpengaruh nyata terhadap persentase penetasan dan kematian parasitoid tetapi berpengaruh nyata pada persentase malformasi serangga. Adapun aplikasi herbisida berbahan aktif paraquat diklorida dan diuron berpengaruh nyata terhadap proporsi penetasan, malformasi serangga dan kematian parasitoid T. japonicum .Kata kunci : insektisida, herbisida, klorantraniliprol, paraquat diklorida, diuron, Trichogramma  ABSTRACTSugarcane productivity decreases due to the presence of weeds and pest incursion in the field. Pesticide is still an option in controlling pest and weed populations when they cannot be controlled manually. Sometimes pesticide application coincides with the release of parasitoid Trichogramma, a biological control agent of sugarcane borer pests. Therefore, the purpose of this study was to determine the effect of the pesticide application with active ingredients chlorantraniliprole, paraquat dichloride and diuron on the percentage of parasitoid hatching, malformations, and the life span of the parasitoid Trichogramma japonicum.The experiment used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. The treatments tested were control (untreated), T. japonicum infestation on sugarcane leaves exposed to insecticides/herbicides on the 0, 1, 2, and 3 days. The results showed that the application of insecticides with the active ingredient chlorantraniliprole had no significant effect on hatching and parasitoid deaths percentage, but it was a significant different in the percentage of insect malformations. Meanwhile the application of herbicides with the active ingredients of paraquat dichloride and diuron had a significant effect on hatching, malformation and parasitoid deaths percentage of T. japonicum.Key word :   insekticide, herbicide, clorantraniliprol, paraquat diclorida, diuron, Trichogramma 
Agronomic Performance and Productivity of Plant-Cane Sugarcane Under The Application of Various Dosage of Biofertilizer and Inorganic Fertilizer Arinta Rury Puspitasari; Diana Ariyani; Rivandi Pranandita Putra
Indonesian Sugar Research Journal Vol 2, No 2 (2022): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v2i2.79

Abstract

Fertilization is one of the essential interventions in sugarcane cultivation. This research aimed to investigate solid biofertilizer (BF) effectiveness in various doses and combination with inorganic fertilizer (IF) on sugarcane agronomic performance and productivity so that the best dose combination of the two types of fertilizer on sugarcane can be observed. The field experiment was executed in the pattern-B sugarcane planting season/rainy season (October 2020) until the milled sugarcane harvest age at Afdeling Kaliputih, Kendenglembu, PT Perkebunan Nusantara XII, Banyuwangi, East Java, Indonesia. The experiment was performed with a randomized block design with three replicates. The treatment was a combination of doses of BF and IF, i.e., 1) without any fertilization; 2) 0% IF + 500 kg ha-1 BF; 3) 0% IF + 1,000 kg ha-1 BF; 4) 100% IF + 0 kg ha-1 BF; 5) 75% IF + 1,000 kg ha-1 BF; 6) 75% IF + 500 kg ha-1 BF; 7) 50% IF + 1,000 kg ha-1 BF; 8) 50% IF + 500 kg ha-1 BF; 9) 25% IF + 1,000 kg ha-1 BF; and 10) 25% IF + 500 kg ha-1 BF. Observed parameters were: 1) Seed germination (SG) percentage at 1 month after planting (MAP); 2) the number of stalks and tillers/clumps at 3 and 6 MAP; 3) Stalk height at 3, 6, and 11 MAP; 4) Stalk diameter at 6 and 11 MAP; 5) Sugarcane productivity, commercial cane sugar (CCS), and sugar crystal productivity at 12 MAP; and 6) Relative Agronomic Effectiveness (RAE). Results showed no significant difference among all the treatments in sugarcane SG percentage. Applying mixed BF and IF did not significantly affect the number of tiller/clumps, the number of stalks, stalk height, and stalk diameter of sugarcane at 6 and 11 MAP compared to the treatments of 100% IF. Among all the treatments, the highest sugarcane productivity, commercial cane sugar, and sugar crystal productivity were at the treatment 25% IF + 1,000 kg BF (135 ton ha-1), 50% IF + 500 kg BF (9.23%), and 75% IF + 500 kg BF (11.8 ton ha-1), respectively.

Page 2 of 3 | Total Record : 25