cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
publisher@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
historiography.journal@um.ac.id
Editorial Address
Gedung A6, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5, Malang Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Historiography
ISSN : -     EISSN : 27984907     DOI : 10.17977
Core Subject : Humanities, Social,
Historiography: Journal of Indonesian History and Education publish original research papers, conceptual articles, review articles and case studies. The whole spectrum of Indonesian history, historical learning and history education, which includes, but is not limited to education systems, institutions, theories, themes, curriculum, educational values, historical heritage, media and sources of historical learning, and other related topics.
Articles 141 Documents
Pantai yang hilang: Bencana erosi di Desa Bulurejo Kabupaten Lumajang, 1976–2020 Rizky Naufan Haq; Blasius Suprapta; Ronal Ridhoi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1712.368 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i32022p387-408

Abstract

This study describes deterioration of coastline around TPI based on nearby nature and human activities. This study focuses on occurrence and the factors behind erosion on TPI Beach, Lumajang Regency. In order to explain the process, we used historical methods that consist of collecting such as of archives, articles, books, newspapers, and maps. The results showed that environmental damage on TPI Beach in Lumajang regency was the impact of excessive exploitation of sand mining in riverbed suppliers which contribute to form sediment forming the cost, resulting in an imbalance between the supply received by the beach and those eroded by sea waves. Furthermore, the occurrence of high tide contributes to the sedimentation not equal to exploitations and the impact of sea waves.Penelitian ini berusaha mengkaji proses hilangnya garis pantai TPI dengan melihat kondisi alam dan aktivitas manusia di sekitarnya. Studi ini memfokuskan kepada proses terjadinya serta faktor yang menjadi penyebab terjadinya erosi di Pantai TPI Kabupaten Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan melakukan pengumpulan dan pembacaan mendalam terhadap sumber berupa arsip, artikel, buku, berita koran, dan peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan di Pantai TPI kabupaten Lumajang merupakan dampak dari eksploitasi pertambangan pasir secara berlebihan di jalur sungai yang menjadi pemasok material sedimen pembentuk pantai, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pasokan yang diterima oleh pantai dan yang terkikis oleh gelombang laut. Selain itu, terjadinya gelombang tinggi juga menyumbang dalam percepatan erosi pantai tersebut.
PELANGGARAN HAM PADA MASA KEPENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA TAHUN 1942-1945 Indah Suci Natasya
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.617 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i12021p46-51

Abstract

Human rights or human rights are gifts from God that are inherent in humans from birth. Human rights do not look at the differences that exist in humans. Human rights cannot be revoked by any power in this world. However, unfortunately the implementation and development of human rights in Indonesia are still experiencing ups and downs. The existence of elite power that plays human rights is one of the reasons. Although the implementation and development of human rights in Indonesia has existed since 1908. However, there are still many inhuman human rights violations that still occur in Indonesia. One of them was during the Japanese occupation in Indonesia.Hak asasi manusia atau HAM merupakan pemberian Tuhan yang sudah melekat pada diri manusia sejak lahir. HAM tidak memandang perbedaan yang ada pada diri manusia. HAM tidak dapat dicabut oleh kekuasaan apapun yang ada di dunia ini. Akan tetapi, sayangnya pelaksanaan serta perkembangan HAM di Indonesia masih mengalami pasang surut. Adanya kekuasaan elite yang turut memainkan HAM menjadi salah satu penyebabnya. Meskipun penerapan dan perkembangan HAM di Indonesia sudah ada sejak tahun 1908. Namun tetap saja berbagai pelanggaran HAM yang sangat tidak manusiawi masih banyak terjadi di Indonesia. Salah satunya pada masa kependudukan Jepang di Indonesia. 
Merawat ingatan peristiwa genosida dan dominasi VOC di Banda tahun 1621 (dalam perspektif sosial-ekonomi) Nur Isma Lailiyah; Ana Khairunnisaa; Elizabeth Dewi Ekaristiningrum
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.938 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p506-514

Abstract

This article discusses the Genocide and VOC domination in Banda in 1621 by examining it from a socio-economic perspective. Nutmeg, the main commodity of the Banda Islands in Central Maluku, has become a commodity that is quite sought after by Europeans from the 15th to 19th centuries. The high price and the fall of Constantinople resulted in the exploration of shipping to find sources of spices started by the Europeans which came to be known as the Spice Route and making Banda the axis of the global economy. With such a strong appeal, the VOC ordered Admiral Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) to control the clove and nutmeg commodity areas for the VOC either by negotiation or by force. This study aims to obtain an overview of the socio-economic conditions under the domination of the VOC in the Genocide incident in Banda. With this aim, in writing this article using the method of literature review through searching related historical sources. The results of this study obtained information that the socio-economic people of Banda experienced oppression, trade monopoly, prohibited the Banda people from carrying out a free trade system and the Banda people lived in disrespect of the VOC for their rights.Artikel ini membahas tentang peristiwa Genosida dan dominasi VOC di Banda tahun 1621 dengan mengkajinya berdasarkan perspektif sosial-ekonomi. Pala, komoditas utama Kepulauan Banda di Maluku Tengah ini menjadi komoditas yang cukup dicari oleh Bangsa Eropa sejak abad ke-15 sampai 19. Harganya yang tinggi dan jatuhnya Konstantinopel mengakibatkan eksplorasi pelayaran mencari sumber rempah dimulai oleh Bangsa Eropa yang kemudian dikenal sebagai pelayaran jalur rempah dan menjadikan Banda sebagai poros ekonomi global. Dengan daya tariknya yang begitu kuat VOC memerintahkan Laksamana Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) untuk menguasai wilayah komoditas cengkeh dan pala untuk VOC baik dengan cara perundingan maupun kekerasan. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sosial ekonomi di bawah dominasi VOC dalam peristiwa Genosida di Banda. Dengan tujuan tersebut, dalam penulisan artikel ini menggunakan metode kajian literatur melalui penelusuran sumber-sumber sejarah terkait. Hasil dari kajian ini memperoleh informasi bahwa sosial ekonomi rakyat Banda mengalami penindasan, monopoli perdagangan, melarang rakyat Banda melakukan sistem perdagangan bebas dan rakyat Banda hidup dalam ketidakhormatan VOC pada hak-hak mereka. 
MESSIANISME DALAM GERAKAN SOSIAL-KEAGAMAAN DI INDONESIA Arif Subekti
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.145 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i22021p193-203

Abstract

This article aims to explore inter-connection between messianism and socio-religio movement in Indonesian history. Politics of the past, struggling to gain education, and religion culture shape today’s history, regarding the big man born by those power where has had history driven by. In the name of expression of peripheral area amongst severe pristine and well-known religion: i.e. Hindhu, Buddha, Islam, Protestant and Catholic; the believe of savior coming to save the world were the heart of messianism. The idea of messianism coloured the Indonesian history, until recent era.Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan kelit-kelindan antara gerakan sosial-keagamaan, dengan gagasan messianisme. Dinamika politik di masa lalu, perjuangan untuk mengakses pendidikan, serta tafsir agama sedikit banyak membentuk sejarah masa kini, dengan menempatkan tokoh-tokoh besar sebagai pusat arah sejarah bergerak. Atas nama ekspresi keagamaan di wilayah pinggiran, di antara pusat-pusat agama besar dunia; Hindu, Buddha, Islam, Protestan, dan Katolik; keyakinan akan datangnya juru selamat (messiah) yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran adalah inti dari gagasan messianisme. Gagasan ini mewarnai sejarah Indonesia, bahkan hingga masa kontemprer.
Pengaruh media pembelajaran sejarah film Guru Bangsa Tjokroaminoto terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA A2 SMA Negeri 3 Malang Safira Putri Andriani; Dewa Agung Gede Agung; Arif Subekti
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.443 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p419-429

Abstract

This article aims to evaluate the influence of the use of historical movies as a learning medium on students' critical thinking abilities. The historical movie used in this study is Guru Bangsa Tjokroaminoto. This research is a pre-experimental quantitative study with one-group pretest-posttest design. The samples in this study were 30 students of X MIPA A2 3rd Senior High School Malang. Wilcoxon test results showed improvements and differences in students' critical thinking ability. Students' critical thinking ability increased by 26 percent with an average of 67.33 to 90.67. It can be concluded that use of the Guru Bangsa Tjokroaminoto movie as a learning medium has an influence on improving students' critical thinking skill. Artikel ini memiliki tujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh penggunaan film sejarah sebagai media pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Film sejarah yang digunakan pada penelitian ini yaitu film Guru bangsa Tjokroaminoto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pra-eksperimen dengan desain one-group pretest-post-test design. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 siswa kelas X MIPA A2 SMA Negeri 3 Malang. Dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan dan perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 26 persen dengan rata-rata dari 67.33 menjadi 90.67. Dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan film Guru bangsa Tjokroaminoto sebagai media pembelajaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Narasi militer dalam buku teks pelajaran Sejarah Indonesia SMA kelas XII Shilvi Khusna Dilla Agatta; Kasimanuddin Ismain; Ronal Ridhoi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.4 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i22022p277-289

Abstract

Textbooks are media that play an important role in learning activities in the classroom. In this research, the textbook that used the object of research was the Indonesian History Textbook for SMA Class XII, especially the military narrative on the material of the struggle to national disintegration. However, there are narratives that have words or sentences that can show understanding of multiple interpretations. Therefore, the purpose of this research is to analyze the discourse in the textbook on military narratives so that they can be understood and avoid negative perspectives. So the method uses critical discourse analysis of the Teun A. van Dijk model, which includes three structures are macrostructure, superstructure, and microstructure to see word choice and sentence structure in military narration in textbooks. This research by using a qualitative design with text analysis methods and literature/document studies as data collection methods. The result shows that the military narrative is shown as the central figure who defends the country.
Peran PT. Perkebunan Nusantara XII Afdeling Sirah Kencong terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sirah Kencong tahun 1995-2015 Ramadani Tri Arianti; Dewa Agung Gede Agung; Arif Subekti
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.969 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p576-587

Abstract

Plantations in Indonesia are quite interesting to discuss, this article is written to discuss one of the plantations in East Java, more precisely in the Blitar area which has a tea plantation called Sirah Kencong tea plantation. Writing this article examines the role of PT. Perkebunan Nusantara XII on the socio-economic life of the Sirah Kencong community. The method used in this paper follows the stages of historical research methods, starting from heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of the research are in the form of a discussion of the early history of plantations, developments that occurred in the plantation environment after the clearing of plantation land such as the construction of public facilities, as well as the construction of health facilities for communities around the plantations.Perkebunan di Indonesia merupakan hal yang cukup menarik untuk dibahas, artikel ini ditulis untuk membahas salah satu perkebunan yang ada di Jawa Timur, lebih tepatnya di daerah Blitar yang memiliki perkebunan teh dengan nama perkebunan teh Sirah Kencong. Penulisan artikel ini mengkaji mengenai peran PT. Perkebunan Nusantara XII terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sirah Kencong. Metode yang digunakan dalam penulisan kali ini mengikuti tahap-tahap metode penelitian sejarah, dimulai dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian berupa pembahasan mengenai sejarah awal perkebunan, perkembangan yang terjadi di lingkungan perkebunan setelah adanya pembukaan lahan perkebunanan seperti pembangunan fasilitas umum, serta pembangunan fasilitas kesehatan untuk masyarakat di sekitar perkebunan.
ANALISIS KARAKTER NASIONALISME DAN TOLERANSI PADA BUKU TEKS SEJARAH KELAS XI: MEMBANGUN JATI DIRI INDONESIA Yohanes Purwanto
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.138 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i22021p115-123

Abstract

History learning aims to create a young generation who is educated and has a wise and wise attitude. Achieve this goal can be realized through education in schools. Textbooks become a reference in learning a subject, including history. The history textbook contains material relating to the past to its implementation in the present. History textbooks refer to the existing national education system and curriculum in Indonesia. One of the important aspects in history textbooks is the inculcation of character values that build a nation to be strong in unity, namely nationalism, and tolerance. The author aims to analyze the value content of nationalism and tolerance characters in the history textbook of class XI chapter on building Indonesian identity. The results of the research that have been analyzed indicate the inculcation of nationalism and tolerance values and in history textbooks in the material of early movement organizations and also the youth oath.Pembelajaran sejarah bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang terdidik dan memiliki sikap yang arif dan bijaksana. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan di sekolah. Buku teks menjadi acuan dalam pembelajaran suatu mata pelajaran termasuk sejarah. Dalam buku teks sejarah memuat materi yang berkaitan dengan masa lalu hingga implementasinya pada masa kini. Buku teks sejarah mengacu pada kurikulum dan sistem pendidikan nasional yang ada di Indonesia. Salah satu aspek penting dalam buku teks sejarah adalah adanya penanaman nilai-nilai karakter yang membangun bangsa menjadi kuat dalam persatuan yaitu nasionalisme dan toleransi. Tujuan penulis adalah untuk menganalisis muatan nilai karakter nasionalisme dan toleransi pada buku teks sejarah kelas XI bab membangun jati diri keindonesiaan. Hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan adanya penanaman nilai nasionalisme dan toleransi dan pada buku teks sejarah dalam materi organisasi pergerakan awal dan juga sumpah pemuda.
Menilik diplomasi pendidikan Agama Buddha oleh Kerajaan Sriwijaya dalam Prasasti Nalanda abad ke-9 M Guntur Adi Putra; Yuliati Yuliati
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.456 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p343-351

Abstract

This paper is a study that reveals the existence and diplomatic relations between Buddhist religious education established by the Sriwijaya Kingdom and the Pala Kingdom based on the Nalanda Inscription in the 9th century AD. Srivijaya's fame lies not only in its strength as a maritime empire but also in the aspect of religious diplomacy. The Buddhist teachings adopted by the Srivijaya Kingdom were very strong and attracted monks to study in this kingdom. One of the monks who had studied in Sriwijaya was I-Tsing from China. Through this, we can know that Srivijaya was once the center of Buddhism in Southeast Asia. The Srivijaya Kingdom then established diplomatic relations with Nalanda in India to strengthen the skills of its students to learn more about Buddhism. In Nalanda, Maha Vihara Nalanda is also touted as a center for learning Buddhism in Asia. Thus, based on the Nalanda Inscription which was made in the 9th century, it is known that Srivijaya-Nalanda agreed to establish educational cooperation to increase the capacity and spread of Buddhism in Asia. This study uses a literature study with a qualitative approach. In addition, to analyze the content of existing sources, the researcher also uses historical methods consisting of heuristic steps, source criticism, interpretation, and historiography. Tulisan ini merupakan kajian yang mengungkap keberadaan dan hubungan diplomatik antara pendidikan agama Buddha yang dijalin oleh Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Pala berdasarkan Prasasti Nalanda pada abad ke-9 Masehi. Ketenaran Sriwijaya tidak hanya terletak pada kekuatannya sebagai kerajaan maritim tetapi juga dalam aspek diplomasi agama. Ajaran Buddha yang dianut oleh Kerajaan Sriwijaya sangat kuat dan menarik para biksu untuk belajar di kerajaan ini. Salah satu biksu yang pernah belajar di Sriwijaya adalah I-Tsing dari Tiongkok. Melalui ini, kita dapat mengetahui bahwa Sriwijaya pernah menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya kemudian menjalin hubungan diplomatik dengan Nalanda di India untuk memperkuat keterampilan para siswanya untuk belajar lebih banyak tentang agama Buddha. Di Nalanda, Maha Vihara Nalanda juga digadang-gadang sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di Asia. Dengan demikian, berdasarkan Prasasti Nalanda yang dibuat pada abad ke-9 diketahui bahwa Sriwijaya-Nalanda sepakat untuk menjalin kerjasama pendidikan untuk meningkatkan kapasitas dan penyebaran agama Buddha di Asia. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Selain itu, untuk menganalisa isi dari sumber yang ada, peneliti juga menggunakan metode sejarah yang terdiri dari langkah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.
Kesenjangan sosial dan diskriminasi penduduk campuran (Mestizos) di Hindia Belanda dalam kurun abad 18-19 Moch. Dimas Galuh Mahardika; Muhammad Yusuf Efendi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.054 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i22022p160-171

Abstract

When the Dutch came to power in the East Indies Islands, indo-Europeans or mestizo or "anak kolong" were considered a bad image for Europeans. They were born as a result of marital relations between European men and bumiputra women. Europeans think that the mistresses (nyai) are guilty of the birth of Indo-European children. Though the combination of two cultures that enter the life of the community makes them accustomed to coexistence between the two. Classification in colonial societies made the difference even more pronounced, indo-Europeans increasingly marginalized by social gap and discrimination. Discriminatory policies that put Europeans first in terms of jobs, education, create resentment and frustration among Indo-Europeans. Those who are increasingly depressed due to the difficulty of living in the Dutch East Indies take shortcuts by committing criminal acts such as opium smuggling, theft, and prostitution. This article written with historiographical methods attempts to recount the lives of mixed-blooded populations as one of the contributions of the field of social history studies. This presentation is expected to be an alternative to historical discussions that may not be written much in the official historical narrative.Saat Belanda berkuasa di Kepulauan Hindia Timur, orang-orang Indoeropa atau mestizo atau anak kolong dianggap sebagai citra buruk bagi kalangan orang-orang Eropa. Mereka lahir akibat hubungan perkawinan/pergundikan antara lelaki Eropa dan perempuan bumiputra. Orang-orang Eropa beranggapan bahwa para gundik (nyai) bersalah atas kelahiran anak Indoeropa. Padahal perpaduan dua budaya yang masuk dalam kehidupan masyarakat membuat mereka terbiasa hidup berdampingan di antara keduanya. Klasifikasi dalam masyarakat kolonial membuat perbedaan semakin terasa, orang-orang Indoeropa semakin terpinggirkan dengan adanya kesenjangan sosial dan diskriminasi. Kebijakan diskriminatif yang mengutamakan orang-orang Eropa dalam hal pekerjaan, pendidikan, menciptakan rasa dendam dan ketidaknyamanan di kalangan orang-orang Indoeropa. Perempuan yang semakin tertekan akibat sulitnya kesempatan hidup di Hindia Belanda mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminal seperti penyelundupan opium, pencurian, dan prostitusi. Artikel yang ditulis dengan metode historiografi ini mencoba untuk menceritakan kehidupan penduduk berdarah campuran sebagai salah satu kontribusi bidang kajian sejarah sosial. Pemaparan ini diharapkan dapat menjadi alternatif diskusi sejarah yang mungkin belum banyak ditulis di dalam narasi sejarah resmi.  

Page 4 of 15 | Total Record : 141