cover
Contact Name
Nathanail Sitepu
Contact Email
psnail21@gmail.com
Phone
+6281321151320
Journal Mail Official
psnail21@gmail.com
Editorial Address
Rukan Mutiara Marina No.40 Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Harvester: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen
ISSN : 23029498     EISSN : 26850834     DOI : 10.52104
Aim dan Scope HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen mencakup sbb: 1. Teologi Biblikal 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Kepemimpinan Kristen
Articles 45 Documents
Peran Gembala Gereja Bethel Indonesia Dalam Mencegah Perceraian Keluarga Kristen Di Tanjung Priok Rima Patintingan; Yanto Paulus Hermanto; Juliana Hindradjat
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 7, No 2 (2022): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2022
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.56 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v7i2.97

Abstract

God Himself is the initiator and creator of the Christian family. Therefore, there is a vision and mission of God in every Christian family. The family is a small church, so families form a local church community. Husband and wife are important factors in forming a family. The role of the pastor is very important in preventing Christian family divorce, among others: shepherding, guiding, and being an example in a healthy Christian family life. The method to answer this problem uses a qualitative method with interviews, a collection of several journals, related literature, and Bible verses that are relevant to the formulation of the problem. Thus, the right answer was obtained as a reference for pastors and local churches of the Indonesian Bethel Church in preventing Christian family divorce. More broadly, it can help pastors who will prepare and assist Christian families in the future in respecting the institution of marriage and are willing to pay the price in maintaining the integrity of their families.AbstrakTuhan sendiri adalah inisiator dan kreator keluarga Kristen. Oleh sebab itu, ada visi dan misi Tuhan dalam setiap keluarga Kristen. Keluarga adalah gereja kecil, jadi keluarga-keluarga membentuk satu komunitas jemaat gereja lokal. Suami dan istri adalah faktor penting pembentuk keluarga. Oleh sebab itu, peran gembala sangat penting dalam mencegah perceraian keluarga Kristen, antara lain: menggembalakan, membimbing, dan menjadi teladan dalam kehidupan keluarga Kristen yang sehat. Metode untuk menjawab masalah ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara, mengumpulkan beberapa jurnal, literatur yang terkait, dan ayat- ayat Alkitab yang relevan dengan rumusan masalah. Dengan demikian, diperoleh jawaban yang tepat sebagai acuan para gembala dan gereja lokal Gereja Bethel Indonesia dalam mencegah perceraian keluarga Kristen. Lebih luas lagi, bisa membantu para gembala yang akan mempersiapkan dan mendampingi keluarga-keluarga Kristen ke depan dalam menghargai lembaga pernikahan dan mau bayar harga dalam mempertahankan keutuhan keluarganya.
Pentingnya Peran Media Sosial dalam Pelaksanaan Misi di Masa Pandemi Covid-19 Yonatan Alex Arifianto; Sari Saptorini; Kalis Stevanus
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.689 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.39

Abstract

The Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) outbreak, or better known as the Corona virus, is spreading rapidly, bringing changes in socializing and communicating in the community. Government regulations require all citizens to participate in breaking the chain of transmission of the virus. This of course also has an impact on the concept and implementation of the mission that has been carried out, namely face to face. As one way the church must continue to take its role in witnessing or preaching the gospel of Jesus Christ to non-believers using social media as the right choice in carrying out missions during the Covid-19 pandemic. This article will describe the understanding of the Church or believers as recipients of God's mission mandate, and the use of social media as a means of carrying out missions during the Covid-19 pandemic, and how the effectiveness and constraints of carrying out missions through social media. The results of the research can be said that the mission can still be carried out in all conditions in the midst of society even though without having to meet face to face with the way the church empowers its people to actively use social media as a means of preaching the gospel.AbstrakWabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) atau lebih dikenal dengan nama virus Corona yang menyebar dengan cepat membawa perubahan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi di masyarakat. Aturan pemerintah mengharuskan semua warga berpartisipasi dalam memutus rantai penularan virus tersebut. Hal itu tentu juga berdampak pada konsep dan pelaksanaan misi yang selama ini dilakukan, yakni dengan tatap muka secara langsung. Sebagai salah satu caranya gereja harus tetap mengambil perannya untuk bersaksi atau memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya menggunakan media sosial sebagai pilihan yang tepat di dalamnya pelaksanaan misi di masa pandemi Covid-19.  Artikel ini akan memaparkan pemahaman tentang Gereja atau orang percaya sebagai penerima mandat misi Allah, dan  pemanfaatan media sosial sebagai salah satu sarana pelaksanaan misi di masa pandemi Covid-19, dan bagaimana efektivitas serta kendala pelaksanaan misi melalui media sosial. Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa misi dapat tetap dilakukan dalam segala kondisi di tengah-tengah masyarakat meskipun tanpa harus tatap muka secara langsung dengan cara gereja memberdayakan umatnya untuk secara aktif menggunakan media sosial sebagai sarana pemberitaan Injil.
Dampak Etis Moral Hamil Dan Melahirkan di Luar Pernikahan Dari Perspektif Etika Kristen Emilia Mude
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 7, No 1 (2022): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2022
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.008 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v7i1.84

Abstract

This research is based on phenomenon of moral deviation of the unwed pregrancy and giving birth out of wedlock cases among the younger generations. The research is an effort to analyse “the ethical dan moras impacts of unwed pregnancy and giving birth out of wedlock cases from Christian perspectives.” The aim of this reseach is to search for reasons and answers related to unwed pregnancy and giving birth out of wedlock cases, namely: Firstly, Why the unwed pregnancy and giving birth out of wedlock are always occur in all societies? Seconly, What are the extend of impacts of unwed pregnancy and giving birth out of wedlock cases for the unwed girls, parents, and society at large? Thirdly, What are Christian ethical and moral perspectives of the unwed and giving birth out of wedlock cases in the societies? Methods and methodology that will be implemented are qualitative and literature analysis and descriptive approaches. The findings to these questions will be concluded in propositions to support Christian cause.AbstrakPenelitian ini didasarkan atas fenomena maraknya pelanggaran moral di antara generasi muda, yang mengakibatkan terjadinya kehamilan dan melahirkan di luar pernikahan. Kondisi ini menimbulkan konsekuensi yang kompleks, baik bagi subyek pelaku, keluarga, dan masyarakat gereja. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis “dampak etis moral dari kasus hamil dan melahirkan di luar pernikahan ditinjau dari perspektif Kristen.” Analisis ini bertujuan untuk mencari penyebab dan jawaban yang berhubungan dengan beberapa pertanyaan, antara lain: Pertama, Mengapa kasus hamil dan melahirkan anak di luar pernikahan sering sekali terjadi dalam mmasyarakat? Kedua, Apa dampak dari kasus hamil dan melahirkan anak di luar pernikahan bagi sang gadis, keluarga dan masyarakat? Ketiga, Apa sesungguhnya perspektif Etika moral dari kasus hamil dan melahirkan anak di luar pernikahan di lingkungan masyarakat? Metode dan metodologi digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif, dan metode analisis literature dalam deskripsi temuan kasus. Hasil penelitian atas pertanyaan-pertanyaan di atas, akan disimpulkan dalam suatu rangkuman, yang diharapkan bermanfaan bagi orang Kristen.
Tinjauan Etika Kristen Atas Fenomena Disaster Joke Terkait Pandemi Covid-19 Yohanes Krismantyo Susanta; Daniel Fajar Panuntun
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 1 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.293 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i1.20

Abstract

The focus of this research is to provide an overview from the perspective of Christian ethics on the phenomenon of disaster joke related to the development and spread of Covid-19. The formulation of the problem from this research is how is the ethical view of Critic to disaster joke related to the spread of Covid-19? The purpose of this study is to find a Christian ethical perspective on the spread of disaster jokes associated with the spread of Covid-19. The benefits of this research are: giving contribution to every believer to be able to empathize in every ethical decision making towards disaster joke related to the spread of Covid-19. Using a qualitative approach, this research shows that the golden rule principles taught by the Lord Jesus must be owned and applied by believers. Disaster joke is a despicable act, without empathy for victims of Covid-19 as well as not something to be laughed at. Because attitudes and actions committed against others are a reflection of our attitudes and actions towards God the creator.
Makna Frasa “Orang-Orang Terpilih” Dalam Upaya Mengembangkan Daya Tahan Terhadap Resiliensi: 1 Petrus 1:1-2 Desti Samarenna
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 6, No 1 (2021): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2021
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.097 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v6i1.68

Abstract

AbstrakMemahami hubungan dengan Allah secara benar memampukan mengalami pertumbuhan rohani yang benar. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama,orang-orang percaya memahami posisinya sebagai orang-orang pilihan. Kedua, menjelaskan berdasarkan teks 1 Petrus 1:1-2 sebagai orang-orang terpilih mampu bertahan dalam tekanan dalam menghadapi keadaan hidup. Artikel ini merupakan penelitian yang menerapkan metode analisis teks, khususnya 1 Petrus 1:1-2 yang membahas tentang orang-orang terpilih.. Hasil dari pembahasan didapatkan bahwa sebagai orang-orang terpilih memiliki kualitas hidup bertarung dalam dunia menyelesaikan berbagai tekanan dan persoalan yang ada dengan jaminan kasih karunia dan damai sejahtera yang bersumber dari pekerjaan Roh Kudus.
Gembala Sidang Yang Baik menurut Yohanes 10:1-18 Asih Rachmani Endang Sumiwi
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 2 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.187 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i2.16

Abstract

God wants someone who can keep, care, and maintain His people with full responsibility. In the context of today's Christians, this responsibility rests with the pastor. However, not all pastors meet the criteria of a good pastor, so it is necessary to examine how the criteria of a good pastor. This study aims to find out how a good pastor according to John 10: 1-18. With the exegetical method the researcher draws the following conclusions: First in spirituality a good pastor knows God properly based on the written revelation of God, namely the Bible. Second in terms of character, a good pastor is the person who is responsible for the tasks they carry. He is willing to sacrifice as a form of responsibility. Third, in terms of the relationship between the pastor and the congregation, a good pastor knows the congregation he is pastoring. Fourth, in terms of service, the pastor understands and carries out procedures correctly. Abstrak: Tuhan menghendaki adanya orang yang dapat menjaga, memedulikan, dan memelihara umat-Nya dengan penuh tanggung jawab. Dalam konteks umat Kristen masa kini, tanggung jawab ini ada pada gembala sidang. Namun demikian tidak semua gembala sidang memenuhi kriteria gembala yang baik, maka perlu diteliti bagaimanakah kriteria gembala yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gembala sidang yang baik menurut Yohanes 10:1-18. Dengan metode eksegesis peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:Pertama dalam kerohanian seorang gembala sidangyang baik mengenal Tuhan secara benar berdasarkan penyataan Allah yang tertulis, yaitu Alkitab.Kedua dalam hal karakter, gembala sidang yang baik adalah orang yang bertanggung jawab atas tugas yang diembannya. Ia rela berkorban sebagai wujud tanggung jawabnya.Ketigadalam hal relasi gembala sidang dengan warga jemaat, gembala sidang yang baik mengenal jemaat yang digembalakannya. Keempat dalam hal pelayanan, gembala sidang mengerti dan menjalankan prosedur secara benar.
Kajian Pastoral Lansia Sebagai Dasar Pelayanan Pendampingan Terhadap Kaum Usia Emas Di Lingkungan Gereja Kristen Oikoumene Indonesia (GKOI) Jemaat Perumnas II Bekasi Mickhael Hermanto Situmorang; Brian Marpay
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 7, No 2 (2022): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2022
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.989 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v7i2.102

Abstract

Many factors are behind the need for pastoral care during the golden age, including the need for assistance to be able to provide spiritual food, give meaning to life, and make the elderly prepare for death. However, the most important factor is how churches and pastors can build a basic ministry of mentoring towards the golden age. This paper is motivated by an interesting fact, it was found that at the Indonesian Oikoumene Christian Church (GKOI) Perumnas II Bekasi Congregation, the elderly did not receive good attention from a pastoral perspective. For this reason, pastors and churches need to prepare strategies and build a foundation in providing mentoring services until the golden age. Where there is a need for assistance during the golden age, so that they feel cared for and cared for. In the crisis and limitations of the golden age they face, they can accept it because of the mentoring role given to them. Therefore, the purpose of this research is how the basic and strategy of mentoring services during the golden age can work well. This paper describes pastoral care for the elderly as the basis for mentoring services for the golden age. By using a literature study, namely digging from the appropriate and relevant literature to answer the struggles of the topic being carried, then it is hoped that later these results can be presented in a descriptive form. Furthermore, from the subject of this discussion, it can be concluded that the type of spirituality of the congregation can be an alternative answer to determine the right model of discipleship in the church. AbstrakBanyak faktor yang melatar belakangi perlunya pelayanan pendampingan pastoral terhadap kaum usia emas, diantaranya ialah perlunya pendamping untuk dapat memberikan makanan rohani, memaknai kehidupan, serta membuat lansia dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian. Namun faktor yang paling penting adalah bagaimana gereja dan gembala dapat membangun dasar pelayanan pendampingan terhadap kaum usia emas. Paper ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan yang menarik, didapati bahwa di Gereja Kristen Oikoumene Indonesia (GKOI) Jemaat Perumnas II Bekasi, kaum lansia tidak mendapat perhatian yang baik dari segi pastoral. Itu sebabnya gembala dan gereja perlu menyiapkan strategi dan membangun dasar dalam memberikan pelayanan pendampingan terhadap kaum usia emas. Di mana perlu adanya pendampingan bagi kaum usia emas,supaya merasa diperhatikan dan dipedulikan. Dalam krisis dan keterbatasan yang kaum usia emas hadapi dapat menerimanya karena adanya peran pendampingan yang diberikan. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah bagaimana dasar dan strategi pelayanan pendampingan terhadap kaum usia emas dapat berjalan dengan baik. Tulisan ini  bermaksud mendeskripsikan pastoral lansia sebagai dasar pelayanan pendampingan terhadap kaum usia emas. Dengan menggunakan studi pustaka, yakni menggali dari literatur yang sesuai dan yang relevan untuk menjawab pergumulan dari topik yang diusung, kemudian diharapkan nantinya hasil tersebut dapat disajikan dalam bentuk deskriptif. Selanjutnya dari pokok pembahasan ini, dapat simpulkan bahwa tipe spiritualitas dari jemaat dapat menjadi salah satu alternatif dari jawaban untuk menentukan model pemuridan yang tepat di gereja.
Penginjilan Sebagai Upaya Meneguhkan Keyakinan Keselamatan Anak Kristian Badai; Kaleb Djeremod; Frets Keriapy
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.622 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.42

Abstract

This objective is to describe how the process of affirming a child's faith to be more firm in Jesus Christ, even though there are other beliefs around the child, even the child's intellect is attacked by the internet, research at school or the environment. The assurance of salvation in Jesus needs to be strengthened, especially in Christian children. Confirming the safety of children in Jesus is done through evangelism. This study uses qualitative research methods and the informants in this study were nine children. Interview method. The results of the study found that three children who believed were saved in Jesus with an understanding because they believed Jesus had saved, while the other six believed they were saved because they did spiritual activities. This can provide evidence that most children have not seen clear reasons why believing in Jesus and Jesus guarantees salvation for every believer because the tutors have not maximized evangelism to children, so that it has not had an impact on confirming the belief in child safety.AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana proses meneguhkan iman anak agar semakin teguh dalam Yesus Kristus, walaupun sekeliling anak terdapat kepercayaan lain, bahkan diserangnya intelek anak oleh internet, pengajaran disekolah atau lingkungan. Keyakinan keselamatan pada Yesus perlu diteguhkan, khususnya pada anak-anak yang beragama Kristen. Meneguhkan keyakinan keselamatan anak pada Yesus dilakukan melalui penginjilan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan informan dalam penelitian ini adalah sembilan anak. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa, tiga anak yang yakin diselamatkan dalam Yesus dengan pemahaman karena percaya Yesus telah menyelamatkan sedangkan enam lainnya yakin diselamatkan karena melakukan kegiatan kerohanian. Hal tersebut dapat memberi bukti bahwa sebagian besar anak-anak belum mengetahui alasan jelas mengenai kenapa harus percaya pada Yesus dan Yesus jaminan keselamatan bagi setiap orang percaya karena para tutor belum memaksimalkan penginjilan pada anak, sehingga belum memberi dampak untuk meneguhkan keyakinan keselamatan anak.
Penerapan Nilai-Nilai Karakter Kristiani dalam Aktivitas Kepemimpinan Kristen Josapat Bangun
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 7, No 1 (2022): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2022
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.616 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v7i1.85

Abstract

The moral scandals of religious leaders, clergy, and religious leaders have occurred since ancient times, the story is recorded and narrated clearly by the biblical writer. The purpose of the biblical writers to write these events is to be useful teaching material for Christian leaders today. But unfortunately, the moral scandals that have occurred in the past are still happening in the history of Christianity to the present in different forms. This research uses a qualitative method approach with a literature review. The findings obtained are that the moral scandals carried out by leaders in their leadership activities are in fact closely related and influenced by the quality of character and spirituality of a leader. In this way, Christian character values sourced from the Bible must be a guideline by a Christian leader in order to avoid moral scandals in carrying out his leadership duties and responsibilities.AbstrakSkandal moral pemimpin agama, rohaniawan, dan pemuka agama sudah terjadi sejak zaman purbakala, kisah tersebut dicatat dan diceritakan secara jelas oleh penulis Alkitab. Tujuan penulis Alkitab menulis peristiwa tersebut untuk menjadi bahan ajar yang bermanfaat dipelajari bagi Pemimpin Kristen di zaman sekarang. Namun sayangnya skandal moral yang pernah terjadi pada masa lampau masih terus terjadi dalam sejarah kekristenan hingga masa kini dalam bentuk yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan kajian studi pustaka. Hasil temuan yang diperoleh adalah skandal moral yang dilakukan oleh pemimpin dalam aktivitas kepemimpinannya ternyata sangat terkait dan dipengaruhi oleh kualitas karakter dan spiritualitas seorang pemimpin. Dengan demikian maka, nilai-nilai karakter kristiani yang bersumber dari Alkitab harus menjadi pedoman oleh seorang pemimpin Kristen agar terhindar dari skandal moral dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya.
Implementasi Penggembalaan Berdasarkan Mazmur 23:1-6 bagi Guru Pendidikan Agama Kristen Andrianus Nababan
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 1 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.964 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i1.25

Abstract

Abstract: Pastoral conducted by Christian religious education teachers is the preaching of God’s word toward every student or a group of students in order to shape their character as Jesus’ disciples. By pastoral, students are also expected to be more aware of the importance of building a good relationship with God. Consequently, this study aims to describe pastoral by Christian religious education teachers. Based on the results of hermeneutic approach, it was found several pastoral matters that may need to be conducted by Christian religious education teachers based on Psalm 23: 1-6, namely: (1) providing students’ needs; (2) guiding; (3) protecting, and (4) take care of students. Through the pastoral, the learning process can be more effective and efficient. Furthermore, students will also experience their life changes, for instance, their behaviours to be better according to Christian values. Abstrak: Penggembalaan yang dilakukan guru pendidikan agama Kristen merupakan penyampaian Firman Tuhan kepada setiap pribadi atau sekelompok peserta didik supaya karakter siswa tersebut terbentuk sebagai murid Kristus. Melalui penggembalan, siswa juga diharapkan semakin menyadari perlu bahwa membangun hubungan yang baik dengan Tuhan dalam kehidupan seharai-hari sangatlah penting. Karenanya, studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara penggembalaan yang seharusnya dilakukan oleh guru pendidikan agama Kristen. Berdasarkan pengkajian dari Nats Alkitab, Mazmur 23:1-6, dengan menggunakan pendekatan hermeneutika ditemukan beberapa hal-hal penggembalaan yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan agama Kristen, yaitu: (1) menyediakan kebutuhan siswa; (2) menuntun; (3) melindungi; dan (4) menjaga para siswa. Dengan adanya metode penggembalaan tersebut,  proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Selain itu, para murid juga dapat merasakan perubahan dalam kehidupan mereka, misalnya memiliki tingkah laku ke arah yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.