cover
Contact Name
Managing Editor
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
lembaran-antropologi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Lembaran Antropologi
ISSN : 28280962     EISSN : 28280954     DOI : https://doi.org/10.22146/la
Lembaran Anthropologi aims to promote academic discourses and anthropological analysis on the study of human relations, cultures, and societies in both Global North and Global South. This journal holds the core values of the Department of Anthropology, Universitas Gadjah Mada in advancing ethnographic research and studies which is critical, inclusive, reflective, and emancipative. The journal seeks to establish a balanced perspective on global academic discourse by highlighting the positionality of researchers as post-colonial subjects in interpreting sets of human relations and social phenomena. The focus of this journal includes (but not limited to): - Rituals and Dynamics of Religion - Ethno-Ecology - Adaptation and Strategy - Agricultures and Fisheries - Culinary - Moral & Rational - Commodities - Online Ethnography - Migration and Mobility - Health & Medicine - Body, Sexuality, and Beauty - Arts and Performance - Visual Ethnography - Gender, Youth and Child Studies
Articles 29 Documents
Subjektivitas Imperfek: Perempuan dalam "Second Account" di Instagram Amelia Rugun Sirait
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2395.344 KB) | DOI: 10.22146/la.3486

Abstract

Instagram adalah media sosial populer yang berbasis pada gambar. Penggunaannya memiliki akun yang biasanya untuk profil dirinya sendiri sebagai ruang ekspresi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Seiring berkembangnya fitur di Instagram, seseorang dapat memiliki lebih dari satu akun. Ada akun yang dikhususkan untuk lingkaran pertemanan tertentu disebut dengan second account, sebagai akun privat yang digunakan untuk berekspresi dan berelasi melalui gambar. Mereka memiliki kesadaran untuk menghindari relasi dan tatapan dari akun utama mereka, sehingga mereka membangun subjektivitas yang berbeda dalam second account mereka. Ketika berelasi dalam ruang lingkup yang kecil dan terpercaya, tiga orang perempuan subyek riset menunjukkan diri mereka yang ‘sebenarnya’. Apa yang dimaksud dengan subjektivitas yang mereka tunjukkan ini? Unggahan mereka di second account berupa cerita yang dibagikan kepada orang-orang terpercaya. Dalam ruang yang aman ini, terbangunlah subjektivitas yang tidak sempurna, atau subjektivitas imperfek. Melalui riset etnografi media sosial, saya mengikuti cerita dari tiga orang perempuan mengenai akun kedua (second account) mereka.
Membayangkan Tanah Air di Alam: ‘Heimat’ dalam Relasi Manusia-Hutan di Jerman Selatan Fahmi Rizki Fahroji
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.881 KB) | DOI: 10.22146/la.3493

Abstract

Hal apa yang cocok untuk menjelaskan fenomena keterikatan manusia dan hutan di ruang waktu yang kompleks ini, ketika kehidupan tampaknya tidak lagi menyentuh hubungan yang tradisional? Tulisan ini hendak menjelaskan identitas Jerman dalam representasi wacana kehutanan yang tidak hanya muncul sebagai gejala alam, melainkan juga sebagai sumber kehidupan (anima) yang bermuara pada narasi tanah air. Dalam penelitian ini, data empiris mengenai heimat dikumpulkan menggunakan metode penelitian etnografi yang dilakukan di Waldhaus, Freiburg. Tulisan ini juga akan melihat secara ringkas seperti apa sejarah penggunaan paradigma ke-‘tanah-air’-an dari generasi ke generasi hingga penelitian ini berlangsung dalam relasi manusia-hutan di Jerman Selatan. Melalui konsep tradisional heimat, diskursus dan narasi pelibatan manusia-hutan banyak diceritakan sebagai realitas kultural yang mengakar dari masa lampau. Heimat yang dipopulerkan Svasek (2002) dikaitkan pula pada arkeologi pengetahuannya Foucault (2002) menjadi arena penting dalam menafsirkan gejala hubungan multispesies ini dalam kacamata antropologis. Studi ini penting dilakukan karena sejauh corak kebudayaan bisa dilihat pada aspek multidimensional, seperti hubungan hutan dan orang Jerman, maka ideologis kultural Jerman Selatan di hutan akan menjadi suatu penyempurnaan dalam kajian-kajian sebelumnya yang lebih berorientasi literal, politis, sosial namun apolitis, dan historis.
More Than Serving Food on the Table: Understanding Household Relations of a Woman as a Factory Worker Franceline Anggia
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.88 KB) | DOI: 10.22146/la.3513

Abstract

Western modern theorists have long perceived intimate relations as unproductive, irrational, and unrelated to the economy. This kind of approach neglects nuanced ties that might be preconditions of women’s participation in the paid workforce. Consequently, women workers’ perspectives in defining their work have often been overlooked. This study will critically examine an industrial woman worker’s way of defining work-decision by exploring how a desire to maintain intimate relations in the household serves as a crucial precondition for women’s participation in the paid workforce. Though precariousness pervades a woman worker’s work condition, a chance to work as a factory worker also becomes a source of self-esteem and self-confidence. This study shows how nuanced and intimate relations within a household which involve performative acts of gender as a mother and a wife constitute a woman worker’s insistence on working in a precarious condition. This research departs from an ethnographic-based approach relying on participant observation and in-depth interviews with a textile factory woman worker in Yogyakarta. Data analyses are processed based on thematic interpretation of field notes, transcript of the interview, and review of relevant literature regarding feminist theoretical understandings of the economy.
Ketika Pak Pos Tidak Hanya Mengantar Surat: Jasa Pengiriman Pos Indonesia di Mata Pedagang Online Selma Soraya Viollina
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.134 KB) | DOI: 10.22146/la.3531

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan pedagang online terhadap jasa pengiriman barang di era e-commerce saat ini khususnya jasa pengiriman milik PT Pos Indonesia yang sebelumnya memiliki fokus kerja dalam pengantaran surat menyurat. Metode etnografi dilakukan untuk pengumpulan data kualitatif melalui observasi serta wawancara mendalam terhadap lima informan yang merupakan pedagang online, di mana kelima informan tersebut dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang online memiliki pengalaman yang beragam selama menggunakan jasa pengiriman Pos Indonesia, baik untuk kebutuhan berdagang maupun kebutuhan pengiriman pribadi. Dari pengalaman tersebut, terdapat tiga poin utama yang turut membentuk pandangan pedagang online terhadap jasa pengiriman Pos Indonesia, yaitu 1) Pos Indonesia sebagai BUMN, 2) tarif ongkos kirim yang murah, 3) Pos Indonesia dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pertanian Biodinamik: Studi Kasus Sistem Produksi Anggur Alternatif di Ihringen, Jerman Selatan Lara Wilis
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.026 KB) | DOI: 10.22146/la.3533

Abstract

Industrialisasi pertanian di Jerman diwarnai dengan penggunaan input kimiawi, mekanisasi pertanian dengan tujuan produktivitas dan efisiensi. Dampak lingkungan industrialisasi adalah berkurangnya kesuburan tanah dan biodiversitas. Di sisi lain industrialisasi pertanian mendorong usaha tani skala kecil keluar dari sektor pertanian karena tidak mampu berkompetisi sebagai petani industrial. Praktik pertanian berkelanjutan mulai muncul sebagai gerakan tandingan. Sistem ini menolak penggunaan input kimiawi dan menjunjung tinggi keberlanjutan lingkungan dengan harapan juga dapat meningkatkan kemakmuran petani dengan pemotongan rantai komoditas. Di tengah kompetisi paar yang tinggi, di Desa Ihringen, Jerman Selatan, yang dikenal sebagai wilayah penghasil anggur terdapat usaha tani skala kecil biodinamik. Praktik pertanian ini adalah pertanian ramah lingkungan yang dianggap agak mistis karena panduan kalender rembulan dan sistem pertanian yang spesifik dengan preparasi biodinamik (biodynamische präparate) diyakini mampu menghubungkan energi kosmis dengan pertanian. Praktik tersebut dipercayai dapat mengoptimalkan kualitas pangan. Pada praktiknya pengusahaan tani skala kecil biodinamik ini tidak diterapkan secara ideal karena petani masih berhadapan dengan tantangan kompetitivitas pasar.
Menggambar Bintang: Kisah Anak Suku Asmat- Etnografi Sebagai Sarana Edukasi Priyanca Minerva Charillane Soselisa
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.146 KB) | DOI: 10.22146/la.3547

Abstract

Tulisan ini adalah ulasan sebuah novel etnografi dengan judul ‘Menggambar Bintang: Kisah Anak Suku Asmat’ yang ditulis oleh Dewi Linggasari (2020). Novel etnografi ini adalah salah satu cara Linggasari untuk merekam tradisi dan pola kehidupan masyarakat Asmat, juga perjuangan dalam usaha menggambar bintang – menempuh pendidikan. Tujuan utama penulisan ulasan ini, perlu diingat, bukan untuk mengkritik ataupun mengkaji konflik yang Linggasari anggap kerap atau berulang terjadi di kehidupan suku Asmat, melainkan untuk mengulas dan menganalisis posisi seorang etnografer dalam penulisan etnografi fiksi yang dirasa berpotensi untuk menjangkau pembaca non-etnografer yang lebih luas. Hal ini juga dapat mengacu pada potensi sebuah novel etnografi untuk mengedukasi masyarakat umum untuk menyadari isu yang ada di masyarakat sejak masih usia belia. Dengan tujuan tersebut maka ulasan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai definisi dan tujuan umum etnografi juga etnografi fiksi, setelah itu akan dilanjutkan dengan pembahasan isi dari novel etnografi oleh Linggasari, akhirnya akan ditutup dengan analisa akan novel tersebut.
Enam Film Dokumenter dalam Program “Sejarah dan Identitas” Festival Film Papua IV 2021 Michael Don Lopulalan
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.853 KB) | DOI: 10.22146/la.3550

Abstract

Aktivisme Melampaui Laga: Perlawanan dan Gerakan Sosial Ultras di Freiburg Aditya R. Pratama
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.816 KB) | DOI: 10.22146/la.3558

Abstract

Corrillo Ultras dan Supporter Crew SC Freiburg merupakan komunitas suporter sepakbola bergaya Ultras. Di Jerman sendiri, Ultras merupakan format yang populer. Beberapa stereotip dan stigma buruk masih melekat pada kelompok Ultras. Mulai dari suporter yang lekat dengan kekerasan dan vandalisme, hingga keterkaitannya dengan paham sayap kanan dan Neo-Nazi. Bertentangan dengan stereotip yang ada, Corrillo Ultras dan Supporter Crew SC Freiburg malah melakukan berbagai kegiatan sosial yang fokus kepada kritik terhadap perilaku diskriminatif dan rasisme. Muncul beberapa pertanyaan: mengapa Corrillo Ultras dan Suporter Crew SC Freiburg aktif terlibat dalam program sosial? Bagaimana dua kelompok Ultras di Freiburg memersepsikan isu sosial yang sedang berkembang?
(bukan) Batik Papua Albertus Vembrianto; Muhammad Zamzam Fauzanafi
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3699.723 KB) | DOI: 10.22146/la.3802

Abstract

Agar Tidak Menjadi Hantu di Kampung Sendiri Prof. Dr. Pujo Semedi
Lembaran Antropologi Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.16 KB) | DOI: 10.22146/la.3831

Abstract

Page 1 of 3 | Total Record : 29