cover
Contact Name
Muhamad Takrip
Contact Email
Ilmuhadis1_uin@radenfatah.ac.id
Phone
+6282230378080
Journal Mail Official
Ilmuhadis1_uin@radenfatah.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No.KM. 3, RW.5, Pahlawan, Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30126
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
ISSN : 28282019     EISSN : 28091744     DOI : https://doi.org/10.19109/elsunnah
el-Sunnah: Jurnal Kajiandan Integrasi Hadis merupakan jurnal berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Tentang hadis
Articles 37 Documents
Tradisi Sedekah Tolak Bala pada Masyarakat Desa Langkan Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 1 No 1 (2020): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.629 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i1.7405

Abstract

Abstract Alms has various forms and virtues with abundant rewards both in this world and in the hereafter. Like the tradition of refusing bala in Langkan Village, alms that is done to reject reinforcements, both those that have not happened and those that have already happened, are by means of charity. For this reason, the formulation of the problem in this study is how the procedures for implementing alms to reject reinforcements in the Langkan Village community. What is the meaning of the tradition of rejecting bala for the people of Langkan Village and how is the relationship between the tradition of rejecting bala and hadith. The type of research is qualitative (field research), with a phenomenological approach. The object of this research is the tradition of alms-rejecting bala in the people of Langkan Village. The data sources were obtained from the people of Langkan Village with a purposive sampling technique and books related to research. Data collection techniques by means of observation, interviews and documentation. The data that has been collected is then described naturally and analyzed. The conclusion of this research is that the tradition of alms-rejecting bala is alms that is held both before a disaster and after a disaster, by asking Allah SWT to keep it away from reinforcements. The process of implementing alms to reject reinforcements is carried out by mutual cooperation, from preparation to implementation. By praying together and ending with a banquet. Then the meanings contained in the sedekah tradition of rejecting bala are a cultural result that cannot be separated from Islamic values. Like helping out, praying to God, strengthening brotherhood and friendship between family and society. The relation between the refusal of alms and the hadith of the Prophet SAW, as the Prophet Muhammad strongly advocated giving alms, because alms have many virtues, one of its virtues is to reject reinforcements. Rasulullah Saw not only recommended, but also carried out alms by giving something that was needed and useful. Keyword: Alms Tradition, Reject Bala, Langkan Village. Abstrak Sedekah memiliki berbagai bentuk dan keutamaan dengan pahala yang melimpah baik di dunia ini maupun di akhirat. Seperti tradisi menolak bala di Desa Langkan, sedekah yang dilakukan untuk menolak bala, baik yang belum terjadi maupun yang sudah terjadi, adalah dengan cara sedekah. Untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tata cara pelaksanaan sedekah menolak bala pada masyarakat Desa Langkan. Apa makna tradisi menolak bala bagi masyarakat Desa Langkan dan bagaimana hubungan tradisi menolak bala dengan hadis. Jenis penelitiannya adalah kualitatif (penelitian lapangan), dengan pendekatan fenomenologi. Objek penelitian ini adalah tradisi menolak sedekah bala pada masyarakat Desa Langkan. Sumber data diperoleh dari masyarakat Desa Langkan dengan teknik purposive sampling dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan secara alami dan dianalisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tradisi menolak zakat adalah sedekah yang dilakukan baik sebelum bencana maupun setelah bencana, dengan memohon kepada Allah SWT agar menjauhkannya dari bala bantuan. Proses pelaksanaan zakat tolak bala dilakukan secara gotong royong, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Dengan berdoa bersama dan diakhiri dengan jamuan makan. Maka makna yang terkandung dalam tradisi sedekah menolak bala merupakan hasil budaya yang tidak lepas dari nilai-nilai Islam. Seperti membantu, berdoa kepada Tuhan, memperkuat persaudaraan dan persahabatan antara keluarga dan masyarakat. Kaitan antara penolakan sedekah dengan hadis Nabi SAW sebagaimana yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad adalah bersedekah, karena sedekah memiliki banyak keutamaan, salah satu keutamaannya adalah menolak bala. Rasulullah Saw tidak hanya menganjurkan, tetapi juga melakukan sedekah dengan memberikan sesuatu yang dibutuhkan dan bermanfaat. Kata Kunci: Tradisi Sedekah, Tolak Bala, Desa Langkan.
Konsep Al-As`Ilah Wa Al-Ajwibah: Telaah Hadis dalam Kitab Al-Jami’ As-Shahih
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 1 No 1 (2020): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.813 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i1.7410

Abstract

Abstract There are various rules in hadith as uslub containing wisdom values. One of them is technique as'ilah wa ajwibah (tanya-jawab). The many varieties and forms of questioning in the hadith become a difficulty in understanding the content of hadith, for it is necessary to review the various hadiths of shahîh for dialogical communication, especially the technique of al-as`ilah wa al-ajwibah can be understood correctly. The hadiths al-as`ilah wa al-ajwibah in the book of Jami 'al-Shahih by Imam al-Bukhariy as the hadith book with the highest credibility order among other books of hadith if it could represent similar hadiths in various hadith books. With the understanding of textual and contextual hadiths it is found that sometimes the answers are broader than those asked and vice versa. As for various techniques al-as`ilah wa al-ajwibah done Rasulullah Saw ie; A. Straightforward answers to what is asked, b. Answers in the form of questions that do not require oral answers but enough to mean what they mean, c. The same answer from the same and repetitive questions, d. Different answers from the same questions, e. The answer is returned to God and His Apostle, f. Answers with body language (gesture), g. Answer in the form of a parable, h. Multilevel answers. Keywords: Al-as`ilah wa al-ajwibah, Communications of Rasulullah, Question and answer form in hadith Abstrak Ada berbagai aturan dalam hadis sebagai uslub yang mengandung nilai-nilai kebijaksanaan. Salah satunya adalah teknik al-as`ilah wa al-ajwibah (tanya-jawab). Banyaknya varietas dan bentuk pertanyaan dalam hadis menjadi kesulitan dalam memahami isi hadis, karena perlu ditinjau berbagai hadis syahwath untuk komunikasi dialogis, terutama teknik al-as`ilah wa al-ajwibah dapat dipahami dengan benar. Hadis al-as`ilah wa al-ajwibah dalam kitab Jami 'al-Shahih karya Imam al-Bukhariy sebagai kitab hadis dengan urutan kredibilitas tertinggi di antara kitab-kitab hadis lainnya jika dapat mewakili hadis serupa dalam berbagai kitab hadis. Dengan pemahaman hadis tekstual dan kontekstual ditemukan bahwa terkadang jawabannya lebih luas daripada yang diminta dan sebaliknya. Adapun berbagai al-as`ilah wa al-ajwibah dilakukan Rasulullah Saw yaitu; A. Jawaban langsung atas apa yang diminta, b. Jawaban dalam bentuk pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban lisan tetapi cukup berarti apa yang mereka maksud, c. Jawaban yang sama dari pertanyaan yang sama dan berulang, d. Jawaban yang berbeda dari pertanyaan yang sama, e. Jawabannya dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya, f. Jawaban dengan bahasa tubuh (gestur), g. Jawaban dalam bentuk perumpamaan, h. Multilevel menjawab. Keywords: Al-as`ilah wa al-ajwibah, Komunikasi Rasulullah, Tanya Jawab dalam Hadis.
Aktualisasi Hadis Risywah Dalam Masyarakat Di Desa Suka Cinta Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 1 No 1 (2020): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.577 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i1.7411

Abstract

Abstract This article discusses the understanding of the people of Suka Cinta village, Muara Kuang District, Ogan Ilir Regency, about the hadith of Risywah and how the actualization of the understanding of the hadith Risywah. This research uses qualitative method with the study of living hadith and using sociological theory namely verstehen (understanding). The subject of this research was the community of Suka Cinta village, Muara Kuang District, Ogan Ilir Regency consisting of indigenous leaders, community leaders, village devices, and residents. Data collection techniques use observation, interview, and documentation methods. The results showed that some people already know about the hadith Risywah, and some do not know and understand it. But in the practical order, both people who know or do not know the hadith, generally they still allow to receive the gift given because some think it is commonplace and as a form of help to the party who asked for help / giver of bribes, as long as there is no element of coercion. It can be said from the community's response that some of these people tend to ignore the teaching values contained in the hadiths of bribery. It also shows that the living hadith in society has not been carried out, so this is an effort to live the hadith in society. Keywords: Bribe, verstehen, living the hadith, actualization. Abstrak Artikel ini membahas tentang pemahaman masyarakat desa Suka Cinta Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir mengenai hadis Risywah serta bagaimana pengaktualisasian dari pemahaman hadis Risywah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi living hadis dan menggunakan teori sosiologi yaitu verstehen (pemahaman). Subjek penelitian ini adalah masyarakat desa Suka Cinta Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir yang terdiri atas tokoh adat, tokoh masyarakat, perangkat desa, dan warga. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat sudah mengetahui tentang hadis Risywah, dan sebagian ada yang belum mengetahui dan memahaminya. Namun dalam tatanan praktis, baik masyarakat yang mengetahui ataupun yang tidak mengetahui hadis tersebut, umumnya mereka tetap membolehkan menerima pemberian yang diberikan karena sebagian beranggapan hal tersebut sudah lumrah dan sebagai bentuk pertolongan kepada pihak yang meminta bantuan/ pemberi suap, selama tidak ada unsur pemaksaan. Bisa dikatakan dari respon masyarakat tersebut bahwa sebagian masyarakat ini cenderung mengabaikan nilai-nilai ajaran yang terkandung dalam hadis-hadis suap. Hal ini juga menunjukkan bahwa the living hadith dalam masyarakat belum terlaksana, maka hal ini adalah sebagai upaya living the hadith dalam masyarakat. Kata kunci: Risywah, verstehen, living the hadith, aktualisasi.
Tabarruj dalam Persepektif Hadis: Studi Pemahaman Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 1 No 1 (2020): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.516 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i1.7412

Abstract

Abstract This research is motivated to find out how to understanding of female students towards tabarruj in line with this phenomenon, the reality of a very modern era, it is very difficult not to pay attention to and be influenced by trends, styles, which always appear every day in social media, the environment and so on. As if this is commonplace for adolescents or adults. Tabarruj is defined as a woman who is exaggeratedly decorated, by showing beauty and displaying the beauty of the body and beauty and face, the actions of a woman who reveal her beauty to others. Students' understanding of tabarruj is a behavior that they like and often do, namely, tabarruj decorated with eyebrows, connecting eyelashes, make-up, overdressing, and wearing eye soft lenses. The main factor influencing female students to do tabarruj is their friends around where they hang out, following the times, and the environment in which they lived. Keyword: Tabarruj, hadith, factor. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi untuk mengetahui bagaimana pemahaman Mahasiswi terhadap tabarruj, sejalan dengan fenomena ini, realita di zaman yang sangat moderen, sangat sulit untuk tidak memperhatikan dan terpengaruh oleh tren, gaya, yang selalu muncul setiap harinya di sosial media, lingkungan dan sebagainya. Seolah hal tersebut adalah hal yang lumrah bagi kalangan remaja ataupun dewasa, Tabarruj diartikan dengan seorang wanita yang berhias secara berlebih-lebihan, dengan memperlihatkan kecantikan dan menampakan keindahan tubuh dan kecantikan dan wajah, tindakan seorang wanita yang menampakan kecantikannya kepada orang lain. Pemahaman Mahasiswi terhadap tabarruj merupakan perilaku yang domina disenangi dan sering mereka kerjakan yaitu, tabarruj bentuk berhias dengan cara sulam alis, sambung bulu mata, ber-make up, berpakaian yang berlebihan, dan memakai softlens mata. Faktor utama yang mempengaruhi Mahasiswi melakukan tabarruj yaitu teman-teman sekitar di mana tempat ia bergaul, mengikuti zaman dan lingkungan tempat ia tinggal. Kata Kunci: Tabarruj, hadis, faktor.
Strategi Dakwah di Era Milennial: Kajian Hadis Manra-a Minkum Munkaran
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 1 No 1 (2020): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.877 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i1.7413

Abstract

Abstract This study aims to describe how da'wah strategies in the millennial era (study of the hadith manra-a minkum munkaran). This research is a library research or library research. This research method is to find out how to convey da'wah in the millennial era by utilizing technology. The data sources in this study are primary, namely the main data that comes from the text of the Shahih book of Imam Muslim, the work of Imam an-Nawawi, and the secondary data sources in this study are: Hadith books, hadith books, books of ulumul hadith, and scientific literature. related, then the data is collected from various sources, both primary data of the Prophet's traditions and secondary data from related supporting books, then analyzed and analyzed in a qualitative descriptive manner, namely by describing, presenting or explaining clearly and clearly. The explanation regarding all the existing problems is deductively concluded, namely by drawing conclusions from general to specific statements so that the research results can be understood easily. The results of this study are da'wah strategies in the millennial era in the hadiths studied are that there are three ways to apply the first minkum munkaran manra'a using hands such as power, authority or real action. Second by verbally telling in a subtle way or in kind words and the third, namely by heart, is to deny the evil deed. The da'wah strategy in the millennial era is how a preacher delivers his message based on the times by utilizing technological advances such as internet media including social media and electronic media to arrive at the target object of da'wah. Key words: Strategy, Da'wah, Millennial Era, Manra-a Minkum Munkaran. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan tentang bagaimana strategi dakwah di era milennial (kajian hadis manra-a minkum munkaran). Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research. Metode penelitian ini untuk mengetahui bagaimana cara menyampaikan dakwah di era milennial dengan memanfaatkan teknologi. Sumber data dalam penelitian ini primer yaitu data pokok yang bersumber dari teks kitab syarah shahih Imam muslim, karya Imam an-Nawawi, dan sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa kitab-kitab hadis, kitab syarah hadis, kitab ulumul hadis, serta literatur ilmiah yang terkait, selanjutnya data terkumpul dari berbagai sumber baik data primer seperti hadis-hadis Nabi maupun data sekunder yang bersumber dari kitab-kitab penunjang yang terkait, kemudia ditelaah dan dianalisa secara deskriftif kualitatif dengan menguraikan, menyajikan atau menjelaskan secara tegas dan sejelas-jelasnya terhadap seluruh permasalahan yang ada kemudian disimpulkan secara deduktif yakni dengan cara menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum ke khusus sehingga hasil penelitian dapat dipahami dengan mudah. Hasil penelitian ini adalah Strategi dakwah di era milennial dalam hadis yang diteliti ialah terdapat tiga cara dalam mengaplikasikan manra’a minkum munkaran pertama menggunakan tangan seperti kekuasan, wewenang atau tindakan nyata. Kedua dengan lisan memberitahu dengan cara yang halus atau perkataan yang baik dan yang ketiga yakni dengan hati ialah mengingkari perbuatan munkar tersebut. Strategi dakwah di era milennial ialah bagaimana cara seorang da’i menyampaikan dakwahnya berdasarkan perkembangan zaman dengan memanfaatkan kemajuaan teknologi seperti media internet meliputi media sosial dan media elektronik agar sampai pada objek sasaran dakwah. Kata Kunci: Strategi, Dakwah, Era Milennial, Manra-a Minkum Munkaran.
Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 1 No 1 (2020): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.857 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i1.7414

Abstract

Abstract Hadith is the source of the second law of Islam. To be functioned as bayan (explanatory) of the Qur'an and at the same time as a guideline, he must undergo a selection process called hadith keshahihan test or hadith criticism test. This neglect of critical attitudes in turn causes the number of hadiths dhaif (weak hadith) and hadith mawdhu ' (false hadith) spread in the community. Among the groups responsible for the spread of these hadiths are the da'i (khatib and muballigh) who do not equip themselves with adequate mastery of hadith science, where they tend to cite hadiths not from the original sources (the book of hadith mu'tabar). In turn, the result of the phenomenon of the spread of hadith dhaif and mawdhu' itself is the spread of heresy behavior and neglect of the Sunnah of the Prophet. Keywords: Authentication of Hadith, Hadith Dhaif, Hadith Mawdhu' Abstrak Hadis adalah sumber hukum kedua agama Islam. Untuk dapat difungsikan sebagai bayan (penjelas) al-Qur’an dan sekaligus sebagai pedoman, ia harus menjalani proses seleksi yang disebut dengan uji keshahihan hadis atau uji kritik hadis. Pengabaian terhadap sikap kritis inilah yang pada gilirannya menyebabkan banyaknya hadis dhaif (hadis lemah) dan hadis mawdhu’ (hadis palsu) tersebar di tengah masyarakat. Di antara kelompok yang bertanggung jawab terhadap penyebaran hadis-hadis ini adalah para da’i (khatib dan muballigh) yang tidak melengkapi diri dengan penguasaan ilmu hadis yang memadai, dimana mereka cenderung mengutip hadis tidak dari sumber-sumber aslinya (kitab hadis mu’tabar). Pada gilirannya, akibat dari fenomena penyebaran hadis dhaif dan mawdhu’ sendiri adalah merebaknya perilaku bid’ah dan pengabaian sunnah Nabi. Keywords: Uji Keshahihan Hadis, Hadis Dhaif, Hadis Mawdhu’
Kajian Ma'anil Hadis Libas Asy-Syuhrah Perspektif Ali Mustafa Yaqub
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 2 No 1 (2021): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.739 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i2.8107

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman hadis libas asy-syurah dalam perspektif Ali Mustofa Yaqub. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif untuk menganalisa pemahaman Ali Mustofa Yaqub tentang hadis ini. Ali Mustofa Yaqub berpandangan bahwa libas asy-syurah adalah pakaian yang terlihat berbeda secara zhahir dari pakaian yang pada umumnya di pahami oleh masyarakat kebanyakan, Jenis pakaian ini tidak dibatasi oleh kualitasnya, baik atau buruk. Tetapi lebih kepada suatu kondisi dimana jika pakaian tersebut dipakai pada saat dan situasi tertentu, ia menjadi pusat perhatian orang lain sehingga menjadi syuhrah (terkenal dan menjadi pembicaraan orang). Ali Mustofa Yaqub mengatakan bahwa hukum mengenakan pakaian syuhrah ialah Haram.
MUHAMMAD ASAD DAN TELAAHNYA TERHADAP HADITH DAN SEJARAHNYA
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 3 No 1 (2022): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.122 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v3i1.8493

Abstract

Makalah ini menyorot fikrah hadith Muhammad Asad (1990-1992) dan kontribusinya dalam pemahaman hadith kontemporer. Ia membincangkan kefahaman asas tentang hadith yang dirumuskan dalam karya-karyanya seperti Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam; Islam at The Crossroads (bab “Hadith and Sunnah” dan “The Spirit of the Sunnah”); This Law of Ours and Other Essays; The Road to Mecca dan The Message of the Qur’an. Pengaruh hadith ini turut ditinjau daripada artikelnya dalam jurnal Arafat dan makalahnya yang lain terkait tema-tema hadith dan sunnah dan pemahaman serta cabarannya di abad moden, seperti tulisannya “Social and Cultural Realities of the Sunnah”. Reka bentuk kajian adalah bersifat deskriptif, analitis, historis dan komparatif. Kajian cuba mengembangkan ide dan fikrah hadith yang dirumuskan Asad dari perspektifnya yang moden dan membandingkannya dengan pemikiran-pemikiran sejarah yang krusial terkait prinsip hadith yang dibawakan oleh pemikir Islam yang lain. Dapatan kajian menyimpulkan bahawa Muhammad Asad telah memberikan sumbangan yang penting dalam pemikiran hadith di abad moden dengan hasil penulisannya yang prolifik dan substantif, termasuk terjemahan dan syarahannya yang ekstensif terhadap Sahih al-Bukhari yang memuatkan komentar-komentar yang baru dan analisis sejarahnya yang mendalam terhadap kitab ini. Ia merumuskan pertentangan-pertentangan hukum dan istinbat-istinbat fuqaha dan muhaddith dalam tradisi syarah hadith yang kritis. Ia turut merespon pertikaian-pertikaian asas yang dibangkitkan oleh golongan orientalis dan intelektual yang skeptis terhadap riwayat-riwayat sejarah dalam tradisi hadith.
Metode Syarah Hadis di Media Sosial: Analisis Grup Whatsapp Just One Day One Hadith (Jodoh)
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 2 No 1 (2021): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1781.093 KB)

Abstract

Syarah hadis merupakan salah satu bidang keilmuan yang sangat penting bagi umat islam untuk memahami al-Qur’an maupun menjalankan ajaran islam. Terobosan dan inovasi selalu berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. salah satunya adalah pemahaman hadis melalui media social WhatsApp. Inovasi ini berbeda dengan kajian hadis di dunia pendidikan sebelumnya yakni di pesaantren atau kajian-kajian di majlis ilmu lainya. Penelitian ini menarik karena media social WhatsApp menjadi trends di semua kalangan masyarakat. Setidaknya masyarakat lebih mudah dalam mempelajari hadis, tidak membutuhkan kitab-kitab yang besar untuk di bawa kemana-mana, dengan kajian hadis di media social WhatsApp masyarakat lebih mudah dalam mempelajari hadis dimanapun dan kapanpun. Secar keilmuan, kajian dalam media social WhatsApp ini merupakan upaya untuk mengaplikasikan pesan rasulullah agar lebih mudah dipahami dan dipelajari di semua golongan masyarakat. Kurikulum didalamnya di atur sedemikian mudahnya dengan hanya memilih tema-tema yang sekiranya di butuhkan masyarakt dan memilih hadis-hadis yang pendek, sehingga masyarakat lebih mudah menghafal dan nyaman untuk memahaminya.
Analisis Hadis Pelestarian Lingkungan Hidup
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol 2 No 1 (2021): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.178 KB) | DOI: 10.19109/elsunnah.v1i2.8899

Abstract

Tujuan penelitian ini membahas penjelasan hadis tentang pelestarian lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dengan analisis isi. Dalam pembahasan penelitian ini meliputi pandangan umum tentang lingkungan, hadis tentang melestarikan lingkungan, dan upaya pelestarian lingkungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa melestarikan lingkungan merupakan hal yang penting bagi manusia sebagai makhluk sosial dan merupakan salah satu bentuk keberimanan terhadap Allah SWT. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pengayaan khazanah pengetahuan Islam. Kata kunci: Hadis; lingkungan; makhluk hidup; manusia.

Page 1 of 4 | Total Record : 37